Monday, February 22, 2010


Celebrity Nigthmare: Tina Talisa ...

-The preparation-
Ketiga tawanan dengan angan terikat ke belakang itu beringsut ketika pria bersenjata itu mendekati mereka, bersimpuh pada sebelah lutut dan memandang security yang berwajah garang itu.
'good.. kamu tidak takut kematian'

Dua wanita menarik di samping security yang kini terkulai dengan kepala berlubang hadiah tembakan berteriak histeris, terutama ketika percikan darah dan otak pria malang itu menghiasi wajah, pakaian dan tubuh mereka.

Pria itu....
Mendekati wanita yang seorang di antara mereka mampu mengatasi terror itu dan matanya menantang sang pria.
Dengusan nafas memburu wanita itu tertera jelas dari blouse yang bergerak cepat, namun mata sang wanita tetap menantang bahkan ketika laras peredam pistol itu bersentuhan dengan pelipisnya....

'click'...
tawa serak pria itu pecah melihat ekspresi wajah sang wanita dan lonjakan tubuhnya ketika mendengar pelatuk itu bersentuhan dengan body pistol.
'untuk seorang pemberani....'leceh sang pria, 'kencingmu tetap bau...hahahaha'. Dan mata sang wanita bagai ingin melonjak keluar rongganya mendengar pelecehan tentang selangkangannya yang kini basah dan kini dirasakannya membasahi bokong indahnya.
'Now....kamu mau hidup atau...' dan ludah wanita itu yang tak lama terbungkam lakban itu menjawab semuanya.

Dan kini pria itu berdiri di hadapan wanita kedua yang nampak menggigit bibir nya sendiri menahan gairah, dengan tatapan binal ia mendesah...
'I'll do it... let's teach that bitch some lesson...'
Kembali tawa serak berbalut dengus kenikmatan memenuhi ruangan itu ketika pria itu berdiri berkacak pinggang sambil menikmati deepthroath dari wanita yang rela menjadi budaknya itu....

the prep is ready...
Now... show time...
***********

Sirine yang meraung, baling-baling helikopter yang menderu.. ditingkahi pengeras suara polisi yang sibuk mengatur kerumunan masa membuat adrenalin meningkat di udara...

Kaaabooomm!!!!

Ledakan awal di loby gedung itu cukup membuat para penegak hukum berpikir seribu kali untuk mengulangi aksi serbu mereka, dan akhirnya mereka menyadari kalau seluruh gedung sudah dipasangi peledak berkekuatan tinggi.

It's been one whole year... renung pria itu mengingat persiapan yang dilakukan demi terlaksananya hari ini...failure is not an option...
*******

'Lepaskan para sandera... dan kami akan membiarkanmu hidup... kamu sudah terke...shit!'
Mata komandan pasukan itu membelalak melihat sesosok tubuh terjun bebas dari jendela lantai 15...
Dan mayat security garang itu menyentuh bumi....

'Komandan...anda sama sekali tidak berada dalam posisi memerintah...pertunjukkan ini milikku!' gaung suara pria itu memenuhi udara
'Pertunjukan!' raung komandan polisi itu...'Nyawa orang kamu jadikan mainan? brengsek! sekali lagi kamu lakukan itu aku tak ragu-ragu untuk menembak kamu!'

Teriakan seorang manager yang terlempar dari lantai itu membungkam seluruh orang dengan kengerian....
Hening....

'I dare you..', kata pria itu dingin....

Dan kepala polisi itu sadar kalau kini yang dihadapinya adalah orang yang sangat berbahaya...
******

'Now...' seru pria itu memecah keheningan, 'sekarang kita mulai sesi tawar menawar kita....'

'Aha...' pikir kepala polisi itu, 'ternyata pada dasarnya ia punya tuntutan....gotcha'

'Sebutkan keinginanmu, jagoan...kalau masuk akal akan kami penuhi. Namun kalau tidak... berapapun korbanmu...'

Kaaabooooommmm!

Ledakan di lantai dua cukup untuk membuat sang komandan sadar kalau karirnya sudah tamat.....
****
'Apa kita sudah bisa serius?' tanya sang pria sambil memantau pergantian komandan lapangan dengan senyum jahatnya
'Ya, kami siap mendengar tuntutanmu.... maafkan kekasaran kami sebelumnya, cuma kami minta tolong jangan sakiti sanderamu yang lain....' ujar komandan lapangan yang baru.
'Untuk setip kepatuhan akan ada harganya teman...'

'So.. . apa tuntutanmu kawanku?' rayu komandan lapangan itu, 'sebutkan hargamu....'
'Hahaha..my friend' ejek sang pria, 'permintanku sederhana sekali....'

'booom'

'Well at least you've tried' keluh pria itu sambil mengamati komandan lapangan yang nampak geram
'Oke... name it!' sergah sang komandan...
'Aku mau wawancara exclusieve, dengan orang yang saya inginkan... lalu setelahnya maybe, just maybe, aku akan jabarkan tuntutanku.'
*****

Tina Talisa berdiri di antara gedung dan barikade polisi, tangannya bergetar memegang wireless microphone. Ketegangan nyata di wajahnya, menyadari ia yang ditunjuk untuk melakukan 'wawancara exclusieve' itu.
Kilatan blits dan sorot kamera makin memperjelas ketegangan di wajahnya...

Namun keprofesionalannya tergelitik, bahkan jauh di dasarhatinya ada keinginan untuk dapat menaklukkan sang teroris melalui wawancaranya dan menjadi pahlawan.

'Maaf, pak.. sebelum kita mulai wawancara ini apakan bapak berkenan memperkenalkan diri pada para pemirsa sehingga kita bisa lebih saling mendalami satu dengan yang lain...'
'Pangil aku Simon...' suara parau pria itu bergaung kembali dari lantai 15, dan dengan semangat polisi langsung mencari database kriminal yang menggunakan nama Simon...

'Ada... nama terakhir pak Simon?' tanya Tina untuk mengulur waktu...
'Sez'...hehehe...' kekeh pria itu terdengar menjijikkan, dan semuanya tertegun... Tina yang pertama menyadari nama unik itu....

'Pak... anda tidak sedang bercanda kan?' tanya Tina dengan gugup

Tubuh satpam lainnya jatuh berdebum, Tina terhenyak diam...lalu dengan bergetar ia berkata..
'Baiklah Simon...anda sudah menjelaskan niat anda, sekarang apa tuntutan anda..'
'Actually... i'm in the mood of playing.... and I challenge you to win this game.....'
'Dan kalau saya menolak?' tantang Tina dengan lantang, melempar mike dan berbalik meninggalkan lokasi...

Namun baru saja ia melangkah, seorang ibu setengah baya, bersimpuh memeluk kaki Tina dan menangis sejadi-jadinya..
'Tolong anakku, mBak....tolong... dia ada dalam gedung itu...'
Tina berkata dingin...
'Maaf bu...memohonlah pada psikopat di atas sana...barangkali ia akan melepaskan anak ibu....'

Belum habis gema perkataan Tina....
Dan debuman tubuh seorang wanita muda mebuat Tina shock, terlebih desis kemarahan terdengar dari arah gedung...
'Be careful of what you wish for....'

Tina benar-benar shock, terutama ketika melihat ibu tadi berlari memeluk tubuh anaknya yang sudah tidak bernyawa.... meraung mengutuki Tina...
'Kamu bisa menolong dia.... kamu membunuh anakku!'

Pandangan Tina kabur...air mata menggenangi pelupuknya...namun sempat ia melihat pasangan muda yang berpelukan bertangisan....dan lembar foto yang perlahan terlepas dan terjatuh ke aspal membuat Tina jatuh bersimpuh...foto bayi montok.....
Tina berkata lirih...namun pria itu tetap dapat menangkapnya. Thanks to all TV channel yang meliput kejadian ini....
'You win...apa yang harus aku lakukan?'
'Well anything that I asked you to!' tegas pria itu....

Dengan lunglai Tina bangun dan menghadap gedung itu lagi...
'Name it...'
'Pertama....strip!'

Tina tertegun...pria itu baru saja memintanya telanjang bulat di depan banyak pasang mata...pria itu ingin melecehkannya....namun..
Bergetar tangan Tina membuka kancing kemejanya dan membiarkan tubuh atasnya terbuka terekspose mentari hanya berbalut bra itam berenda yang sexy...
Kemudian celana jeansnya tercampak, dan kini Tina bisa merasakan kalau banyak tegukan liur mulai terdengar...

Komandan polisi maju, menutupi tubuh Tina dengan jaketnya...
'Bajingan...aku tak bisa membiarkan kegilaan ini berlanjut...'

'Hahahaha, I can commander... dan hati-hati...tidak semua orang sesuci kamu...'

Blam...

Tina histeris ketika percikan otak sang komandan bertebaran di wajahnya.....
'Now... shall we continue.... banyak orang ingin melihat ketelanjanganmu Tina...'
Pria itu sama sekali tidak membiarkan Tina pulih dari shocknya, justru menambah beban psikologis sang presenter hingga takluk sepenuhnya...
Tina sadar kalau perkataan pria itu benar...

Banyak orang yang ingin melihat dirinya dipermalukan, ditelanjangi-kiasan maupun harafiah-. Dan Tina sadar kebenaran ucapan pria misterius itu, karena nampaknya hanya sang komandan yang berani bertindak, sementara yang lainnya berekpresi antara takut, dan bernafsu...
Dan Tina bisa merasakan nafas tertahan, ketika sinar mentari menerangi tubuh telanjangnya, tubuh yang dihiasi bercak darah dan otak sang komandan...

Namun degradasi Tina belum berakhir karena entah bagaimana tiba-tiba kaca-kaca gedung di hadapannya mendadak menyadi sebuah screen besar dan ketelanjangan tubuhnya kini menjadi sorotan utama, hingga kini hisapan liur tak tertahan yang keluar dari mulut ternganga terdengar jelas...
Tina hanya bisa berharap mimpi buruk itu segera berakhir...

Namun harapan tinggal harapan... ketika kemudian sorang kakek renta menuntun sebuah speda onthel mendekati Tina.
'Neng...ini sepeda pesanan neng Tina...'

Tina tertegun...pria misterius itu pasti mempersiapkan semuanya dengan matang...dan matanya membelalak melihat dua dildo yang menggantikan sadel di sepeda itu....
Dildo yang dimodifikasi hingga akan bergerak naik turun seiring kayuhan pedal..
Lalu lengan kakek renta itu terulur menyerahkan helm sepeda, hand glove dan sepatu sport...
Tina makin kaget melihat keseriusan pria misterius itu....

Tiba-tiba suara pria misterius itu kembali terdengar memecah keheningan..
'Tina...Tina...Tina...where's your manner? Kakek itu sudah berpeluh membawakan kamu perlengkapan olahraga... where's your goddamn grattitude?'
'Te..terima kasih pak..', lirih Tina dengan wajah memerah sambil mengambil perlengkapan bersepedanya...
'Not enough..dear...'

Tina bingung... apa lagi yang diinginkan Simon?
'Lihat peluh kakek itu... setidaknya kamu lap hingga beliau merasa nyaman...'
Dengan bergetar tangan Tina yang kini terbalut glove tadi mendekati wajah sang kakek
'A...a...a...with your breast sweetheart...your breast....'
This guy is a complete pshyco...

Tina menengadahkan wajahnya sambil menggigit bibir bawahnya...ia mencoba menahan jatuhnya air mata, serta berusaha tidak melihat wajah nikmat sang kakek renta yang kini terbenam dalam kelembutan payudaranya dan melekatkan aroma peluh di payudaranya....

'Now...now...cukup basa basinya...you still have planty to do babe....'

'Makasih neng... toketnya empuk....hehehe' seloroh sang kakek sambil tersenyum binal menjauhi Tina
Bajingan... kakek renta keparat....semua makian teredam dilontarkan Tina karena penghinan sang kakek yang ternyata seperti apa yang diprediksi Simon.. tidak semua orang itu suci... dan airmatanya pun tak sanggup lagi dibendung...
******

'Ready for your firs task, Tina?'
Tina menghapus airmatanya dan berusaha tegar....
'Simon sez....bersepeda ke peternakan kuda di pamulang!'

Tubuh Tina seakan membeku... bersepeda sejauh itu?....
'Tenang saja sayang... kami akan memantau pergerakanmu....atau mungkin rekan-rekan wartawanmu akan senang meliput secara langsung perjuanganmu hahaha....'
'Oh cheer up Tina... seberapa sering seseorang dalam hidupnya memegang kunci keselamatan nyawa orang lain...'

Tina tersentak...pikirannya kembali pada sosok ibu yang merengkuh jenasah putrinya...foto bayi montok itu....

Tina bersusah payah untuk memasukkan dua dildo itu dke dalam vagina dan anusnya.. bahkan dirinya sampai harus melicinkan kedua dildo dengan liurnya., namun tetap vagina dan terutama anusnya merasa terkoyak karena tubuhnya sama sekali tidak siap untuk dmasuki benda asing tersebut.
Namun teringat nyawa sesamanya, Tina berusaha tegar dan dengan erangan dan desisan perih tertahan, Tina mulai mengayuh sepeda onthel itu...

Peluh membasahi tubuh Tina yang terbakar mentari, vagina dan anusnya memar karena gesekan konstan dengan dildo itu... bahkan beberapa kali Tina terjatuh karena orgasme yang tak dapat ditahannya...ya, walau bagaimana Tina berusaha melawan namun syaraf tubuhnya berkata lain, rangsangan konstan itu jelas membuat tubuhnya mengalami orgasme...Namun, hal itu juga menjadi bumerang bagi dirinya yang kini makin sering meringis menahan perih akibat dipaksa orgasme berkali-kali dan gesekan dildo yang jelas membuat vagina dan anusnya iritasi...
*******
Kaca gedung itu menampilkan perjuangan, kesakitan, dan orgasme Tina dengan gamblang....
Semua terkesima....bahkan yang teralimpun tak mampu mengalihkan pendangan dari gambaran tubuh yang berpeluh itu....
Bahkan kini tanpa disadari sebagian mulai menggesek kemaluan mereka sendiri yang masih terbungkus celana, atau rok...

*******
Mulut Tina meringis dan menganga menahan perih ketika ia beringsut melapaskan vagina dan anusnya dari dildo di sepeda itu. Kakinya bergetar, karena letih setelah mengayuh jauh dan karena orgasme berlarutnya....

Kini di hadapannya nampak seorang joki wanita tersenyum menghina.
'Selamat datang Tina Talisa... tugas keduamu sudah menanti....'

Tina menjerit ketika pantatnya disabet dengan pecut kuda oleh joki itu..
Dengan tertatih Tina melangkahkan kakinya menghindari pecutan bertubi ke pantat, paha dan betisnya, hingga meninggalkan jalur-jalur ungu di kulitnya yang mulus itu.
Joki tadi menerenggut helm dan hand glove Tina hingga kini presenter itu hanya berbalut sport shoes...

'Now bitch...start working...'
Tumpukan jerami di hadapan Tina membuatnya kelu....
Tina mengeluarkan tenaga extra untuk menarik tumpukan jerami pertama...

'On your back... bitch!' seru sang joki sambil menyabet punggung Tina...
Tina kini harus menahan beban di punggungnya dan menahan gatal yang diberikan jerami itu.
'You have to feed all herd of our stalions baby...thirty off them..'

Tina benar-benar lemah, sekujur tubuhnya mulai gatal-gatal karena kini jerami itu telah merasai kelembutan kulit sang gadis terutama ketika Tina harus merngkuh jerami dalam pelukannya untuk memberi makan kuda-kuda itu....
Karea hausnya, tanpa ragu Tina meminum air dari ember minum kuda, namun baru satu teguk yang diminumnya....

Pecutan bertubi membuat Tina berguling melindungi diri, terutama karena joki itu dengan bernafsu memecuti payudara, pantat, vagina dan bahkan wajahnya....
'One more drink... and the baby will go boom...boom'
Tina menggigil antara takut dan kesakitan...
'I'll tell you what you can drink bitch... but not untill you clean up the mess....'

Tina merangka mengikuti sang joki yang menjambak rambutnya...
Bau busuk segera menerjang... dan...
'Clean those shit out of this stable...'

Sang joki mengambil shot gun lalu melempar pendorong kayu pada Tina...
'You're lucky... you don't have to use your hand to do that shit.... now clean it!'

Kini tubuh Tina ternodai oleh kotoran kuda di peternakan itu, aroma busuk itu seakan mau merendahkan martabat sang presenter yang terkenal dengan pertanyaannya yang cerdas itu.
Tangan Tina melepuh karena tak pernah bekerja sekeras ini, namun demi mengingat nyawa yang menjadi tanggunannya.....

'Now bitch...are you thirsty?'
Anggukan lemah Tina membangkitkan binar mata sang joki yang dengan santai berkata
'Just suck on the horses baby... and drink their juice...hahahhaha...'
Dunia seakan berputar bagi Tina....

Ia harus mengoral kuda untuk minum? Mulut yang telah mengeluarkan ribuan pertanyaan, membuat banyak ahli tergagap... kini dihruskan mengoral bahkan bukan penis manusia?
Namun rasa dahaga dan keinginannya untuk hidup membuatnya rela merendahkan diri...
Tina merangkan ke bawah perut stalion dan mulai merangsang sang kuda...lalu dengn perlahan mejilati penis besar irtu, untuk kemudian menghisap-hisap kepala penis yang masiv itu
Semburan sperma itu begitu deras hingga tak bisa tertelan seluruhnya oleh Tina hingga membasahi wajah, dada dan perutnya...

'Not so fast bitch...' kata sang joki sambil meninju perut Tina hingga megap-megap.
'Twenty nine more to go...'
Dan mulut serta tangan Tina silih berganti merangsang tiap kuda hingga berejakulasi, hingga seluruh tubuhnya tertutup sperma kuda, dan dirinya mual karena meminum bergalon sperma kuda.....Di depan tubuh limbungnya ada sebuah intercom, suara Simon terdengar....
'Well done...but still a long shot ... Ready for the third one?'
*******

Sepeda itu limbung... Tina memaksakan kakinya yang lemah untuk mengayuh sepeda itu... ke tujuan berikutnya....
******
Tempat pembuangan akhir sampah di kawasan bekasi....

Perintahnya jelas,
Petunjuk untuk menghentikan kegilaan ini, ditimbun di tempat pembuangan akhir sampah tersebut...
Di mana?

'Have fun babe...hahahahaha'
Tawa menjijikan Simon mengiring keberangkatan Tina menuju lokasi yang dimaksud

Dan kembali sambil bertelanjang bulat, terbakar mentari. Dengan vagina serta anus yang diexpansi dildo. Serta iringan kamera. Tina mengayuh sepedanya...
Kini, di hadapannya terbentang lautan sampah. Aroma busuk menyerang pernafasan sang reporter perutnya mual, namun terpaksa ditahannya...
Ia harus segera mencari petunjuk itu...

Dengan menahan jijik Tina mulai membongkar tumpukan sampah yang menggunung itu, tak lama sebelum tubuh terutama tangannya dinodai sampah-sampah yang bertebaran, bahkan bekas muntahan dan bekas-bekas makanan yang mulai membusuk dan berbelatung. Maka tak lama kemudian Tina mulai sibuk mengusir lalat-lalat hijau yang mulai merubung.

Namun ternyata perjuangan sang reporter masih jauh dari selesai.
Jambakan di rambut panjangnya membuat sang reporter terbanting, ia melihat seorang pemulung perempuan berdiri mengangkanginya.
'Brengsek lu, ya... ngapain lu ngacak-ngacak lapak gua!' bentak sang pemulung...
'Ma...ma..maaf bu... saya mencari sesuatu...saya harus menyelematkan nyawa orang...to....'

Bugh...

Tendangan pemulung tadi menghentikan hibaan Tina...
'Emang gua pikirin.. gua lebih peduli nyawa gua dibandingin nyawa orang', ketus sang pemulung sambil mennedang perut Tina, hingga sang reporter menringkuk kesakitan.
Tina menahan sedih dan pedih, terutama ketika ia melihat rekan-rekan sesama wartaannya tidak membantunya sama sekali malah asyik merekam kemalangannya, bahkan ada yang nekad bermasturbasi sambil melihat penderitaannya..

Tanpa kasihan pemulung itu menginkan wajah kepala Tina hingga terbenam di tumpukan sampah dan berkata...
'Lu pasti nyari tempat buat aborsi, kan?..lonte kaya lu, udah hamil, mau aborsi di sini!' hina sang pemulung...
'Dari pada lu aborsi...mending lu gua kuatin kandungannya, ya...hahahahaha'

Ketika kaki sang pemulung terangkat dari kepalanya, Tina menoleh dan terkejut karena banyak pemulung pria yang menatapnya liar, celana mereka sudah terbuka, penis mereka mengacung...

Tina coba menjauh, namun dirinya sudah terkepung... seorang pengemis menarik kaki Tina yang berbalut sports shoe yang warnanya sudah kusam itu, membentangkan pahanya dan...

Tina menjerit sejadinya ketika penis itu menghujam vaginanya yang masih kering...namun teriakannya tak berlangsung lama, karena ada pemulung lain yang dngan seenaknya menduduki mulut Tina dan memaksa sang reporter menjilati anusnya.
Tina hampir muntah...pemulung itu belum cebok.....

Kemudian pemulung lain memaksa Tina menaiki penisnya... dan jeritan kembali terdengar dari mulut Tina kaetika anusnya disodomi dengan brutal oleh pemulung lainnya. Dan dalam hitunga detik, mulut Tina dipaksa melakukan deepthroath...
Entah berapa banyak dan berapa lama Tina melayani para pemulung itu, yang bahakan dengan kejamnya melakukan double vaginal dan double anal pada dirinya ingga lubang vagina dan anusnya membuka lebar...

Tawa kemenangan samar para pemulung mengiringi kaburnya pandangan Tina yang tertutup sperma dan sampah, serta aroma kencing yang disiramkan pemerkosanya sembarangan di wajah dan sekujur tubuhnya.
Lalu pandangannya teduh...pemulung perempuan tadi kembali menghampirinya...
'Kamu kuat juga lonte.... sebenarnya aku ingin menyimpan kamu untuk hiburan di sini cuma sayang tuan Simon berkehendak lain...'
Tina terperangah... persiapan Simon sampai sejauh ini...
Bahkan di tempat ini...

'Ini tujuanmu berikutnya' ujar pemulung tadi melemparkan sebuah kertas lusuh pada Tina...
'sebaiknya kamu bergegas... waktumu hampir habis... bayi montok.... nyawa dalam gedung....'

Dan dengan tertatih Tina bangkit dan mulai berjalan menjauhi penampungan sampah itu... dan sayup terdengar...'nanti ke sini lagi, ya lonte..hahahaha...kita bikin anak lagi hahahahahaha.'

*****
Aliran kali ciliwung menanti Tina yang sudah setengah sadar berdiri terhuyung. Petunjuk berikutnya jelas.. ia harus berenang menyusuri kali yang terkenal kotor, dan gudang sampah itu sampai ke pintu air dan mengambil petunjuk berikutnya...
Mata sang reproter nanar karena melihat kotornya sungai yang sebentar lagi akan membasuh tubuhnya...

Menguatkan diri, Tina melompat ke sungai dan mulai berenang... dirinya harus mengelakan beragam sampah yang dibuang ke sungai itu, mulai dari samaph rumah tangga, limbah industri, batangan kayu, hingga bangkai anjing, kucing dan tikus....
Belum lagi ketika ia berenang di bawah jamban, kepala dan punggungnya terkena tinja warga sungai yang mendadak berlomba-lomba buang hajat.

Mulut sungai sudah nampak, kini kembali gunungan sampah yang tersangkut di pintu air menghalangi tujuannya meraih sebuah tabung yang terdapat di atas pintu air... bersusah payah Tina melalui gundukan sampah itu...

Tugas terakhir.....

Akhirnya....

Namun....

Mata Tina terbelalak....

******
Rumah sakit jiwa terkenal di Jakarta

Seorang pria berpakaian perawat menyambut kedatangan Tina yang kuyu itu...
'Nona Tina... ternyata gangguan jiwa anda sudah parah...'
Tina hanya terdiam menyadari keadaannya yang memang tak karuan itu, dengan tubuh telanjang...berbalut kotoran beragam sampah dan kotoran manusia yang melekat di tubuhnya, rambutnya....
Bahkan Tina hanya diam ketika perawat itu mengenakan rantai di lehernya dan menarikn bagai hewan ke tengah lapangan menyiramnya dengan selang, memandikannya dengan detergen, bahkan menggunakan sabun colek...

Tina hanya pasrah dengan perlakuakn tak senonoh para perawat yang merabai tubuhnya, mengaduki vagina dan anusnya dengan kasar, lalu menyeretnya ke sebuah bangsal dan berkata...
'Be a good bitch, okay... ujian terakhirmu ada di ujung lorong ini... selamat berjuang!'

Dan dengan semena-mena, perawat tadi menendang pantat montok Tina hingga reporter itu terjengkang.
Di kejauhan Tina melihat kalau di ujung lorong itu terdapat sebuah pilar, dan di atas pilar itu terdapat sebuah remote...

Semangat tina muncul lagi... dia berlari secepatnya ke arah remote itu, namun mendadak, pintu-pintu sel yang berada di sepanjang jalur itu terbuka... Tina berusaha tak meperdulikan itu semua. Namun cekalan di kakinya membuat sang reporter terjungkal. Kaki Tina menyepak sembarangan mencoba melepaskan diri, namun tangan-tangan itu semakin banyak... kini kedua pergelangan kakinya sudah tercekal, Tina berusaha meronta...

Para penghuni ruah sakit jiwa itu, dengan keadaan mengenaskan dan telanjang bulat jelas tidak merasai cakaran, tendangan, dan rontaan Tina, terlebih ketika mereka semua disuntik perangsang dosis tinggi hingga birahi mereka menggelegak...
Tina panik, orang-orang gila itu menguncinya erat, dan mulai menggerayangi tubuhnya, mebasahi tubuhnya dengan liur mereka yang bau... menggigiti payudaranya hingga meninggalkan bercak merah dan ungu....

Tina berusaha meronta, dengan beringsut merangkak ia mencoba mendekati pilar yang nampak makin jauh... terlebih ketika tubuuhnya kembali ditarik dalam keroyokan orang gila yang mulai mengaduk-aduk vagina dan anus sang reporter...
Namun Tina tetap bertahan...nyawa bayi itu...nyawa para sandera...

Tangan Tina beara dekat sekali dengan pilar itu... sementara tuuhnya sudah habis dikerubuti orang gila, yang mulai memaksakan penis mereka masuk ke anus dan vagina sang reporter...

Aku pasti bisa.... selamatkan mereka Tina....selamatkan mereka....

Tangan Tina terulur....

Menyentuh pilar dan....

Bunti desis....

Jebakan....

ubin di bawah pilar itu terbuka dan pilar itu jatuh ke dalam lubang yang ada di bawah ubin.....

'Nooooooo.....' lengking Tina pilu, ketika remote itu ikut jatuh ke dalam lubang....

Bayangan bayi...sandera....bom...nyawa.....

Semuanya berkelebatan di hadapan mata Tina yang terdiam karena shock....
Tak perduli lagi dengan jamaahan tangan... tak perduli lagi vagina dan anusnya diisi penis orang gila...tak perduli lagi ketika mulutnya mulai sibuk mendeepthroath penis-penis menjijikan itu....

Jiwa Tina sudah kosong... ia sudah kalah... dan kini nyawa sandera itu tak tertolong lagi....
Tina tetap diam....sementara pemerkosanya makin banyak...makin liar...makin brutal...
*****
Big screen di gedung itu menampilkan adegan terakhir dengan dramatisnya sebelum...

Semua kaca menjadi putih... dan di tengah display tertera hitungan mundur...
5...4...3...2...1...

Semua panik... mencoba lari semua mencoba berlindung....

dan...

Hahahahahahaha.....

Tawa nyaring sang teroris terdengar....

Semua terdiam, heran, memandang ke arah gedung...

Sebuah kalimat tertampang.....

WHY SO SERIOUS......
*****

Epilog...
Gedung itu ternyata kosong...
Korban yang dibunuh sebenarnya ama dengan julah korban yang ada di gedung...tak ada sandera lain....
Tak ada bom yang lain....

Pasangan yang menangis berpelukan menjelaskan kalau mereka hanya sepasang kekasih... belum menikah... belum punya anak....
Lalu foto itu? foto keponakan mereka.... mereka menangis karena terharu...dan tanpa sadar foto itu terlepas....

Siapakah Simon?...
Kenapa kalimat itu yang digunakan?
Dimanakan dia?
Apakah tujuannya?...

Tak ada penjelasan...
Tak ada kejelasan...

Mungkin benar kata Alfred...
Some People Just Want to See the World Burns...

Sementara di rumah sakit jiwa....
Tina tetap terdiam... membiarkan penis demi penis mengisi vagina, anus dan mulutnya....
Tubuh telanjangnya tetap terawat, karena selain sebagai penampungan sperma para pasien rumah sakit jiwa, terkadang masih ada pelanggan lain yang ingin merasakan nikmatnya tubuh sang mantan presenter kondang, walau mereka datang dalri kalangan rendahan....

Namun tak ada yang berniat membebaskannya
Tak ada yang peduli...tak ada yang iba....
Sang reporter terlupakan.....

End
****

Thursday, February 11, 2010


Nasib Tragis Andrea Lee - Finale: New Slave Chosen

Kepala gadis itu terkulai lemah, tangannya terentang terikat di atas kepala dengan tambang rami ke arah langit-langit ruangan, pergelangan tangan gadis itu memar memerah dan tampak tergores dan rembesan darah membasahi pergelangan tangannya.
Posisinya berlutut di atas marmer, dengan lutut terbuka selebar bahu. Nampak genangan sperma tepat di bawah selangkangan sang gadis, sementara di pahanya nampak lelehan sperma yang mengering yang bersumber dari vagina dan anusnya yang memar dan menganga....

Sayup-sayup gadis itu mendengar suara sepatu yang menghampirinya dan samar dari mata yang tertutup lapisan sperma kering yang memenuhi wajahnya kini ia melihat sepasang high heel boot. Perlahan kepalanya mengangangkat ke arah tubuh yang berbalut gangster girl wardrobe, kepala gadis itu kembali terkulai, namun matanya berusaha menengadah ketika sosok itu berjongkok di hadapannya.

Ia merasa dagunya diangkat. Kini ia bisa, walau dengan samar, melihat sosok wanita di depannya.
'tolong....aku...' desis gadis itu dengan suara parau, tenggorokan dan kerongkongannya terasa panas, karena serbuan penis yang menginginkan deepthroath darinya.
Wanita di depannya memandangnya dengan mimik tertarik, dan dengan senyum iblis yang tak kentara ia berkata
'kamu kenapa sayang.... kenapa kondisimu seperti ini?', desah wanita itu dengan keprihatinan yang dibuat-buat....
Suara parau gadis itu kembli terdengar...
'mereka....memperkosaku...menyakitiku...menyiksaku...'
'siapa mereka sayangku...?'
'entah...entah...demi Tuhan... tolong aku... lepaskan aku...' suara parau itu bercampur dengan histeria....
'shhh...tenangkan dirimu.... kau tak mau mereka datang dan memperkosamu lagi kan?'
Peringatan wanita berambut pirang itu cukup dapat menenangkan gadis itu...
'ceritakan apa yang mereka lakukan padamu...'

Seperti bendungan yang jebol... tanpa menyadari kondisi tubuhnya yang masih berantakan, gadis itu menceritakan apa yang menimpanya...
'entah siapa mereka.... aku bahkan tak sempat mengenali mereka...mereka menyergapku dalam taxi yang aku tumpangi....'
gadis itu terisak, elusan di rambutnya yang kusut masai dan lengket oleh sperma menenangkannya...
'mereka... mereka membawaku ke gedung ini....aku coba melawan.... namun mereka bertiga terlalu kuat buatku.....'
'mereka begitu kejam... mereka sama sekali tak memperdulikan diriku.... aku dianggap penampungan sperma.....'
kembali isak sang gadis mengisi hening ruangan itu.
'mereka menelanjangi aku, membakar pakaianku.....dan tanpa peduli memperkosaku....mereka melecehkan aku...menyamakan aku dengan pelacur bahkan merendahkan aku lebih dari pelacur... mereka buat aku bagai binatang....'

Wanita itu bergetar... kenangan masa lalunya kembali hadir......she knows....
'sakit sekali....' keluh gadis itu menghiba....
'mereka mengoyak-ngoyak vaginaku dengan penis-penis mereka, memaksaku menelan penis mereka....bau sekali bulu selangkangan mereka, masam.....dan mereka... mereka memaksaku menelan sperma mereka...'
mimik mual gadis itu nyata, terlebih menyadari perutnya terisi semprotan sperma yang berulang menyerbu lambungnya...
'dan anusku...mereka membuatku benar-benar bagai binatang.... mereka menyodomiku, lagi dan lagi dan lagi.... sakit sekali... dan mereka memaksaku membersihkan penis mereka....'
'aku....aku....aku makan kotoranku sendiri!'

ledakan tangis itu tak tertahan...
sang wanita berusaha tegar...walau getaran di tubuhnya makin jelas...memory yang mengerikan itu bersliweran....namun seketika itu ia mampu menghentikan sentimentil momment di pikirannya dan dengan sinisme yang tak dapat dideteksi gadis yang tersedu itu, sang wanita mampu membuat gadis itu kembali bercerita...

'dan mereka...mereka sepertinya tak ingin aku merasakan secuilpun kenikmatan... mereka menampari aku, mencambuki aku... meludahi aku..., bahkan mereka mengencingi aku....'
'oh...tolong aku... lepaskan aku....' kembali sang gadis berada dalam histeria....
'sakit sekali....perkosaan ini...hinaan ini....sakit sekali....'

Wanita itu berujar...
'perkosaan bukan untuk dinikmati sayang.... tak ada kenikmatan dalam tiap hujaman penis... perkosaan diciptakan untuk menyakiti....'
'aku tau...aku sakit... tolong.. lepaskan...lepaskan' gadis itu meronta, melupakan sakit di pergelangan tangannya yang makin tersayat....
'shhhh sayang....tenang....atau mereka akan kembali....'
'tolong aku.... selamatkan aku...' lirih sang gadis.....

Tangan wanita itu menelusuri leher jenjang sang gadis, turun ke dadanya yang memerah dan berisi jejak sabetan ikat pinggang... turun keperut hingga berada tepat di atas bibir vagina sang gadis yang masih saja mengeluarkan lelehan sperma....
Wanita itu berbicara bagai kepada dirinya sendiri....
'banyak sekali...bisa hamil...'

'tidak...ooh tidak... demi tuhan tidak.... aku tak mau... tolong keluarkan sperma ini dari dalam rahimku... aku tak mau hamil oleh mereka...' gadis itu panik menyadari fakta yang jelas...walau ini perkosaan, pembuahan tetap bisa terjadi... kembali gadis itu menatap penuh permohonan pada sang wanita....
'i'll do anything... just get this cursed seed off my body....'

Wanita itu tersenyum...
'kenapa? bukankan keindahan wanita dan keutuhan wanita bila bisa memberikan keturunan?'
'damn...' sergah sang gadis yang makin menjadi dalam kegalauannya....
'lebih baik aku mandul daripada hamil benih terkutuk ini, aku....'
'beware of what you're asking for....semuanya bisa terjadi...'

gadis itu menggolak....
'i'll do anything for you if you can make that happen.....'
mata sang wanita berkilat penuh kemenangan....
'oh you will sweetheart....you will...'

Lalu sang wanita melepaskan belenggu sang gadis, dan memapah tubuh lunglai itu menuju sebuah ruangan putih bersih, dengan sebuah meja periksa dokter kandungan.
wanita itu merebahkan tubuh lemah sang gadis, memposisikan penyangga lutut hingga kaki sang gadis mengangkan dan mengekspose vagina dan anus yang memar memerah dan menganga itu dengan bebasnya.
'ini untuk keselamatanmu sendiri' kata sang wanita sambil mengeratkan strap di paha, pergelangan tangan, pinggul dan di atas buah dada sang gadis yang nampak bertanya-taya namun terlalu lemah bahkan untuk menggeliat sekalipun.

Kemudian wanita itu menarik sebuah meja dorong dengan beberapa buah suntikan besar di atasnya, kemudian wanita itu mengambil sebuah suntikan, memandang sang gadis dan berkata...
'kamu benar-benar menginginkan ini?'
anggukan lemah sang gadis menjadi jawaban....
'siapa kamu....sebenarnya' desah sang gadis...
'aku Andrea, Andrea Lee....kamu mungkin tak kenal siapa aku...'
'aku....kenal...'
'shhhhh..'potong Andrea, 'tak usah bicara, aku tau siapa kamu Julie...., tapi kamu tak kenal aku....', lalu Andrea menyelipkan bantalan karet di gigi Julie hingga gadis itu tak lagi bisa bersuara.
Andrea meremas payudara kiri Julie, dan menyuntikkan cairan obat itu tepat melalui putingnya. Julie berjengit, dan membelalak ketika Andrea mengambil suntikan kedua dan meremas payudara kanannya...
Andrea meneruskan monolognya...
'aku tidak menolongmu sayang... aku justru akan menjadikanmu budakku....dan ucapanmu yang menyerahkan hidupmu dalam tanganku sudah menjadi segel...', kembali Julie berjengit karena payudara kanannya menerima injeksi...
'aku sudah melalui semua yang kamu rasakan tadi... itu belum sebeberapa sayang... kamu akan menerima lebih banyak lagi penis dan siksaan....'

Suntikan ke tiga
'kamu akan melayani banyak gelandangan....pengemis...orang-orang terpinggirkan....dan mereka hanya akan membuatmu jadi penampungan sperma.
Julie coba menggoyang tubuhnya dengan percuma ketika buah pantat sebelah kirinya diinjeksi....

'mereka juga akan menyakitimu, karena entah kenapa mereka makin terangsang ketika kamu kesakitan...namun akhirnya aku tau... rontaan tubuh, teriakan teredam. Semuanya menyebabkan kontraksi otot tenggorokan, mulut, vagina dan anus...and damn! they love that...'
Injeksi ke empat...

Kini tangan Andrea bermain di lubang anus Julie yang membuka lebar...
'anusmu tidak hanya akan menerima penis, lubang pembuanganmu ini akan merasakan benda asing lainnya seperti kayu, besi, sayuran, bahkan fisting....'
Andrea nampak sangat menikmati expresi kalut sang gadis ketika injeksi kelima dilakukan pada dinding dalam anusnya...

Julie menggelengkan kepalanya dengan frustasi ketika jemari Andrea membelai vaginanya yang perih itu dan membuka labianya...
'bahkan hewan-hewanpun akan menikmati vaginamu, tubuhmu... kamu akan jadi betina mereka...and that include stalion horses baby....'
Andrea merasakan tubuh Julie menegang ketika daging vaginanya ditembus jarum suntik....

'dan kini, aku memberikanmu berkah sekaligus kutukan. Berkah dan kutukan yang sama yang diberikan padaku....'
'suntikan di payudara dan bokongmu akan membuat keduanya padat dan sekal, tidak akan turun walau diremas, dibetot atau digigiti. sementara di anus dan vaginamu akan membuat kedua lubang penampungan spermamu itu akan rapat seperti perawan lagi bila satu jam kamu tidak menerima penis....'
Julie merasa pusing, pikirannya kacau... bagaimana bisa ia jatuh dalam genggaman wanita psycho ini

Seakan mengerti pikiran Julie, Andrea berkata...
'I'm the one who select you to be our sex slave.... to replace me...hihihi...' kikik Andrea geli...
'Jangan tanya salah kamu apa atau kenapa kami pilih kamu... murni karena ingin... nothing special, anggap saja ini nasib burukmu....'

Andrea lalu beringsut mundur menjauhi Julie yang mulai menggeliat merasakan sensasi kram disekujur tubuhnya...
'ahhh...efek obat mulai bekerja... enjoy...oh by the way... kamu ngga usah takut hamil lagi... semua cairan injeksi tadi mengandung sterilizer terkuat yang pernah ada....'
Suara Andrea mulai sayup dan tak terdengar oleh Julie yang merasakan kesakitan disekujur ubuhnya....
'indung telurmu sudah mati... kamu akan seperti aku Julie....mandul....'
'enjoy your life as slave bitch....'

Gaung tawa Andrea menggantung ditingkahi lenguhan kesakitan Julie yang makin tersiksa hingga tak sanggup lagi bertahan untuk kemudian jatuh pingsan....
********

Ketika Julie tersadar ia mendapati dirinya masih terikat di meja periksa itu, matanya nanar memandang sekeliling dan ia melihat banyak layar monitor yang kini mengekspose tubuh telanjangnya dengan bebas...
Benar... ia melihat vagina dan anusnya kembali rapat seperti saat dia perawan dulu..tapi apa inin yang diinginkannya? Juga bentuk pinggul, pantat dan buah dadanya yang sekal itu...Andrea benar... ini berkah sekaligus kutukan....

'ready sweet heart?'
Julie tersentak, Andrea yang kini telanjang hingga tubuh sexy bagai atlit aerobik profesional itu masuk dalam ruangan bersama tiga orang pria berwajah sangar dan dengan senyum penuh kepuasan dan nafsu....
'Perkenalkan tiga orang yang kemarin ber jam-jam menikmati tubuhmu...kekasihku Arman, dan ini kedua temannya... dan kini mereka akan menjadi tuanmu....'
Keempat orang itu mendekati meja periksa, dan melihat tubuh Julie yang menggeletar antara ngeri, tak percaya dan ketakutan....

Ketika mereka memperkosanya sebelum ini Julie tak menyadari sosok pemerkosanya, namun kini dalam ruangan yang terang benderang itu ia bisa melihat penis-penis tegang dan besar yang beberapa saat lalu merobek tubuhnya teracung dengan jelas...
Sedangkan Andrea tubuh moleknya hanya berbalut straped high heel, dan menggunakan gothick make up serta sebuah bullwhip digenggamannya.
Julie berusaha berontak, namun ikatan tubuhnya sangat erat...

Ketika penis Arman berada di bibir vaginanya, Julie tau kalau horor itu akan berulang kembali.....
'by the way slave...'kata Andrea dingin, 'kamu panggil aku nyonya...'
Jeritan teredam keluar dari mulut Julie ketika Arman menyentak penisnya ke dalam vaginanya yang masih kering itu...
Sakitnya bagai petama kali ia diperawani pacarnya dulu... bahkan lebih sakit karena sekarang ia diperkosa, tanpa cumbuan, hanya hujaman penis....
Benar-benar kutukan, terlebih ketika kedua teman Arman, satpam dan tukang kebun itu meremasi payudara Julie dengan kasar

Dengan tenang Andrea mendekati kepala Julie, ia benar-benar menikmati expresi wajah Julie yang bercampur antara takut, benci, sedih dan pasrah. Andrea menikmati linangan airmata keputusasaan Julie membasahi wajah gadis yang kini terhentak-hentak oleh sodokan Arman...
Andrea lalu menurunkan tingkap meja di bawah kepala Julie, hingga kepala sang gadis terjuntai...

Andrea merenggut gum shield Julie, lalu dengan kasar memasang dental gag di mulut gadis yang dengan lemah coba meronta.
Jerit kesakitan kini terdengar jelas dari mulut Julie yang merasakan mulutnya dipaksa membuka hingga maksimal, sementara vaginanya tetap disodoki dengan brutal...
Andrea tersenyum binal dan berbisik di telinga Julie....
'sekarang kita latih lagi tenggorokanmu....', lalu Andrea melirik tukang kebunya dan mengedip binal.

Suara kumur terdengar dari mulut Julie yang kini tenggorokannya menjadi batu asah untuk penis tukang kebun yang dengan kejam menghujamkan penisnya dalam tenggorokan sang gadis..
Julie gelagapan karena sang tukang kebun dengan sengaja menahan penisnya dalam-dalam hingga buah zakarnya menutup lubang hidung Julie hingga sang gadis kehabisan nafas dan tubuhnya berkontraksi liar yang malah memberikan kenikmatan lebih pada Arman, yang merasaka perasan vagina sang gadis di penisnya.
Tukang kebun itu juga dengan buas merojoki mulut sang gadis hingga sang gadis tersedak dan muntah hingga mengotori wajah cantiknya yang nampak sangat mengibakan...

Kemudian mereka melapaskan tubuh lemah Julie dari meja periksa namun bukan berarti perkosaan itu usai. Masih dengan penis Arman di vaginanya, kini Julie dipaksa berwoman on top dan kembali mulunya di jejali penis tukan kebun, hingga kini bukan buah zakar melainkan bulu kemaluan yang lebat dan masam yang menutupi hidung sang gadis yang nampak frustasi itu...

Dan teror itu bertambah ketika Julie merasakan penis sang satpam berada di mulut anusnya...
Jeritan teredam itu kembali memberikan sensasi kenikmatan bagi penis Arman yang bagai diperas, dan penis sang tukang kebun yang memperoleh bonus vibrator alami di tenggorokan Julie yang kini terasa perih akibat gesekan penis dan teriakan yang konstan terlontar.

Sementara Andrea dia nampak sangat gelisah... nafsunya menggelegak...tangannnya tak henti meremasi payudara dan vagunanya, bahkan melakukan fisting. Namun tetap ada yang krang, dan rasa itu membuatnya frustasi...
Tampak olehnya bullwhip yang kini teronggok di lantai, pandangannya beralih kepergumulan liar dan brutal di hadapannya....
Fuck....
Andrea sangat frustasi... ia ingin sekali merasakan memperkosa Julie... namun ia tak punya penis....
Ah... pantas saja dulu Susi menyiksanya dengan brutal.... itu semua pelampiasan, karena ia tak bisa merasakan sensasi para pria itu...
Memang, ia bisa meminta Julie untuk mengoral vagana dan anusnya hinga ia orgasme. Tapi... it's not the same...
Pantas saja Susi begitu membencinya, menyiksanya dengan kejam... memasukkan beragam barang dalam vagina dan anusnya....bahkan hewanpun menikmatinya...

Dari balik tubuh Julie, Arman memandang Andrea yang nampak bernafas berat, dengan bullwhip yang kini tergenggam erat di tangannya, dada sekalnya naik turun dengan liar...
Arman tersenyum sadis melihat transformasi Andrea...dan dengan anggukan persetujuan darinya...

Julie nyaris pingsan ketika cambukan itu datang, kemudian lagi dan lagi dan lagi....
Punggunya kini tak berbentuk lagi dihiasi jelujur merah ungu, bahkan kulit mulus itu mulai mengeluarkan darah akibat goresan cambuk...
Andrea betul-betul meluapkan emosinya, rasa dendam yang tertahan selama ini dilimpahkannya di tubuh Julie yang kini hanya bisa menggeliat lemah dan hanya sedikit berjengit bila cambukan Andrea mampir ke payudaranya...

Hentakan penis yang makin liar dan cambukan yang makin tak beraturan makin membawa julie ke ambang batas ketahanan dan kesadarannya, hingga akhirnya satu sentakan massal membuat gadis itu pingsan diiringi semburan sperma dan lolongan orgasme empat orang penyiksanya.....
*******
Julie terbangun dengan rasa sakit disekujur tubuhnya... tubuhnya meringkuk membentuk bola hanya untuk sekedar meringankan sakitnya...
Kemudian telinganya mendengar suara desahan, jeritan, siksaan...
Reflex matanya memandang sekeliling dan betapa terkejutnya ia mendapati adegan perkosaan yang dialaminya diputar di depan matanya sendiri...
Julie histeris...

'nice show eh, bitch?'
Julie menatap jalang pada Andrea yang berdiri bersandar di pintu sambil bersilang tangan di dada dan bersilang kaki...
Melupakan sakit ditubuhnya, Julie menerjang Andrea yang dengan mudah mengelakkan serangan sang gadis, malah balas membalas dengan hantaman dan tendangan bertubi-tubi, yang membuat Julie terkapar tak berdaya...

Bayangan Andrea tepat berada di atas tubuhnya...
'perlu seribu tahun sebelum kamu bisa mengalahkan aku, pelacur... terlebih lagi... apa kamu pikir aku tak punya persiapan lain untuk mengalahkanmu?'
Julie melihat remote yang dipegang Andrea dan...

Julie berkelojotan ketika arus listrik menyerang tubuhnya....
'aku sudah meminta agar dalam tubuhmu dipasang konduktor listrik....'
'it will be fun, bitch... i'l enjoy breaking you down and make you my bitch...'
Julie meraung-raung mohon pegampunan...

'relaks bitch... party just nearly begin....' kata Andrea sambil undur diri dari Julie yang bernafas berat mencoba melupakan sengatan listrik tadi...
'you'll lick my pussy...you'll lick my ass hole... and boy' i'll enjoy making you my toilet...really enjoying it...hahahahahaha'

Julie hanya bisa menangis mengingat kini dirinya sudah tak punya harga sama sekali, dan tangisnya makin keras demi melihat satpam dan tukang kebun masuk dengan penis teracung siap mengoyak tubuhnya.....
*****

Andrea memacu tubuhnya di atas penis Arman. Permainan keduanya liar dan brutal, karena kini Andrea hanya bisa merasakan kenimatan melaui sadomasochist...dan untuk tuannya Arman, Andrea ingn sekali merasakan kekasaran sang tuan demi memuaskannya.....
Dan persetubuhan itu makin liar dan brutal sambil ditingkahi raungan Julie yang mereka saksikan melalui layar yang terpasang di sekeliling kamar mereka...
Raungan frustasi ketika Julie diperkosa habis-habisan oleh satpam dan tukang kebun....
Raungan frustasi karena Julie melihat ada labrador, doberman dan herder yang siap menikmati tubuhnya...

Raungan frustasi karena Julie tau...sekarang ialah sang budak.....

End