Wednesday, June 29, 2011


The Horror of Celine Evangelista: Begin

Celine mengerang, kepalanya serasa pecah, sekujur tubuhnya terasa sakit.
'Di mana aku?' gumam gadis itu sambil mencoba mengingat apa yang terjadi pada dirinya.
Terakhir yang ia ingat, ia baru saja hendak meninggalkan shopping mall, dan sengatan listrik menyerang tengkuknya ketika lengannya baru saja akan membuka pintu mobilnya, dan setelah itu.... gelap.

Celine memandang sekelilingnya dengan pandangan nanar. Ia mendapati dirinya berada dalam sebuah gudang tua, kosong, dan bau. Beceknya lantai yang beraroma pesing itu terasa dingin menyentuh kulitnya. Kulit?
Celine segera membangunkan tubuhnya dengan susah payah. Gadis itu syok demi mendapati tak ada selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya.

Ketika sensor perasanya mulai berfungsi, celine merasakan sakit di bahunya dan ia mendapati kedua lengannya di telikung ke belakang punggungnya, sebuah palang besi diselipkan sejajar antara lengan dan punggungnya, sementara kedua lengannya sendiri diikat dengan kuat bertumpukan dengan rantai ke palang itu.

Celine mencoba berdiri, namun gemerincing rantai yang lain membuat gadis itu reflex melihat ke arah kakinya dan mendapati kedua pergelangan kakinya terikat menyatu dengan ujung rantai lainnya terpatri di lantai gudang.

'Ah.... my bitch finally awaken'
Celine memandang ke arah suara langkah kaki yang menghampirinya sambil menarik sebuah kursi lipat.

'Siapa kamu!' jerit Celine, 'Apa maumu?!'
Lelaki itu mengatur kursinya di hadapan Celine begitu rupa hingga ketika ia duduk, wajahnya tersamarkan.
'Mauku?' tanta lelaki itu dengan nada santai yang melecehkan.
'Well, sebagai permulaan kamu boleh memanggil aku tuan.'
'Fuck you!' sembur Celine, 'Lepaskan aku bajingan!' raungnya lagi.
Penculiknya diam, tampak berfikir...
'Mmmm...No!' ejek penculiknya.

'Bajingan! Pengecut!'
Celine sangat geram, ia meronta sekuatnya sambil mulutnya tetap menyemburkan sumpah serapah.

Penculiknya duduk dengan tenang, pria itu bersiul kecil sambil melihat pemberontakan sia-sia sang gadis yang kini sekujur tubuhnya bersentuhan dengan beceknya lantai gudang.
Pria itu bersenandung kecil, membiarkan Celine menghabiskan tenaga dan suaranya dengan meronta percuma, hingga akhirnya rontaan gadis itu melemah, dan suaranya menjadi parau.

Pria itu memandang Celine yang meringkuk dan bernafas berat.
'Sudah marahnya?' ejek lelaki itu yang membuat Ceine frustasi dan mulai terisak.
'Tolong, lepaskan aku...' hiba celine pada penculiknya, gadis itu beringsut mendekati sang lelaki hingga batas regangan rantai, sejangkauan ke kaki sang penawan.
'Bebaskan aku, aku mohon...' iba gadis itu,'Aku akan membayarmu... dan... dan aku bersumpah tak akan menuntutmu atau melaporkanmu pada pihak berwajib.'.
Lelaki itu tak bergeming.
'lepaskan aku. Aku mohon... berapapun kau minta akan aku usahakan...' isak celine sambil berlutut, memohon di hadapan penculiknya.

Tawa sinis terdengar dari keremangan wajah penculik.
'No! absolutely not. Hehehe...'

Celine meraung, merasa dipermainkan. Gadis itu kembali meronta-ronta dengan liar, sementara mulutnya kembali memperdengarkan sumpah serapah.

Ketika akhirnya gadis itu tersungkur kelelahan, pria itu bergerak menghampirinya, berjongkok di hadapan Celine yang bernafas berat lalu berkata,'Aku akan menghancurkanmu... menjadikanmu mainanku... Dan merusakmu'

Celine menggeliat ngeri dan beringsut menjauh. Lelaki di hadapannya ternyata seorang psikopat.
lelaki itu tertawa geli melihat upaya Celine menjauh dari dirinya. Dengan santai pria itu membuka cowboy boots nya dan melepas kedua kaus kakinya.

Celine meronta. Pria itu menjepit hidungnya sambil menekan kepalanya dengan keras.
Gadis itu berusaha bertahan sekuatnya, namun akhirnya ia menyerah. Paru-parunya serasa terbakar mencari oksigen, dan akhirnya mulut sexy celine membuka.

'Mmmmmpppphhh!' seru Celine tertahan, karena kini mulutnya tersumpal sepasang kaus kaki yang aromanya sangat memuakkan dan rasanya sangat menjijikkan, membuat perutnya memberontak mual.

'Enak kan?' leceh pria itu sambil mengambil duct tape dari balik jaket kulitnya dan melakban mulut Celine yang kini menitikkan air mata, lalu mengelilingi kepalanya.
Lelaki itu melihat hasil karyanya dengan puas. Ia terkekeh melihat Celine menahan mual,
'Kaus kaki itu sudah satu minggu belum aku cuci... Cocok untuk menyumpal mulutmu yang seperti keranjang sampah itu.'

Pria itu lalu beranjak, sambil berlalu ia berseru,
'Nikmati malammu, bitch! See you tomorrow'

Celine meronta, berontak di balik sumpalan kaus kaki busuk yang kini mengisi rongga mulutnya. Gadis itu meronta dan meronta hingga akhirnya ia letih dan jatuh pingsan.
*****

Celine mengerang, tubuh kakunya meronta kesakitan dalam posisi tertelungkup. Di tambah dengan dinginnya lantai, aroma masam dan terutama rasa tak karuan di dalam mulutnya yang berasal dari kaus kaki kotor yang merasakan kehangatan mulut dan pijatan lidah sang gadis membuat malamnya lebih menyerupai siksa neraka. Bahkan hanya karena pingsan keletihan,dirinya bisa melupakan rasa sakit di sekujur tubuhnya walau hanya sekejap.

'Sudah bangun, bitch?'
Suara itu mengejutkan Celine, ia teringat penculiknya. Pria itu sudah duduk di tempatnya kemarin.
'Mmmmmppphhh....mmmmppphhhh!' seru celine, memohon lemah, memohon dari balik sumbat mulutnya.
'Ah, ya...' kata lelaki itu menepuk keningnya, 'Cucianku...'

Dengan kasar lelaki itu membuka duct tape di kepala Celine, membawa helaian rambut kepalanya yang tertarik paksa.
Celine bernafas lega, memenuhi paru-parunya dengan aroma pesing ruangan yang setidaknya lebih baik dibanding rasa menjijikkan yang menghuni mulutnya.

Lelaki di hadapannya tersenyum sinis melihat liur yang membetuk sulur memanjang ketika dengan sangat perlahan ia menarik kaus kaki busuk itu dari mulut Celine yang sesual itu.

'Please....'desah Celine dalam kesakitannya,'Lepaskan aku.... jangan sakiti aku lagi....'
'Tapi itu tujuannya sayang...' kata sang lelaki sambil mengangkat dagu Celine, menikmati lelehan air mata sang gadis yang kini terisak di hadapannya.

'Kenapa aku?' tanya Celine,'Apa salahku padamu?'
'Salahmu? Kamu cuma seorang korban yang tepat, di waktu dan tempat yang tepat.'

Celine bergidig, ternyata dirinya memang sudah diincar oleh psikopat ini.

'Aku perhatikan sepertinya kamu tak percaya kalau orang sepertiku bisa melakukan ini semua.' kata lelaki itu sambil bangkit dan mengeliling Celine dengan perlahan.
'Kamu nampaknya terlalu banyak baca cerita fiksi tentang perkosaan dari internet.' kata lelaki itu sambil menyebut nama-nama situs dan group yang dikenal sebagai sarana penyalur fantasy penikmatnya.


'Gadis cantik diperkosa supirnya, gadis keturunan diperkosa tukang kebunnya. Artis muda belia dengan sukarela menyerahkan tubuhnya untuk dientot orang yang kelasnya lebih rendah!'
Pria itu memandang Celine yang berusaha beringsut menjauhi dirinya, lalu melanjutkan monolognya.
'Kamu artis? check. Kamu akan merasakan perkosaan? pasti. Degradasi? Yup. Pelecehan? Tentunya.'
'Tapi kenapa? Kenapa pemerkosanya selalu golongan rendah?' Suara lelaki itu seperti berbicara pada dirinya sendiri, 'Kenapa harus selalu supir, preman, kuli, dan lain sebagainya?

Celine meronta menggerakan pahanya dengan liar ketika pria itu berjongkok, melekatkan telapak tangannya ke lantai becek dan bau itu, lalu dengan santai mengelusi pahanya.
'Kenapa sosok pemerkosa itu tidak bisa seperti aku? Orang kamu lirik dengan penuh minat di mall kemarin? Orang yang punya banyak dana untuk menyembunyikan tempat seperti ini?' Lengan sang pria yang berulangkali dibasahi air kotor dari lantai itu merayap makin ke arah pangkal paha Celine yang makin meronta.
'Orang yang punya rencana matang untuk membuat fantasy menjadi nyata?!'
Celine menjerit ketika dengan kasar lelaki itu mengaduk vaginyanya dengan tangan yang kotor itu.

Lelaki itu kemudian berdiri, memandang Celine yang meringkuk merintih.
'Apa beast itu berarti berwajah buruk? Berkulit hitam? Giginya tonggos?

Lalu dengan gerakan tiba-tiba lelaki itu menjambak rambut Celine dan menekan wajah cantik sang gadis ke lantai yang kotor, dan membuatnya seperti lap kumal, sambil berteriak , 'Why can't I be the Beast!!!'

Celine menangis karena takut dan ngeri, psikopat ini benar-benar ingin menyakitinya.
Lelaki itu bangkit sambil terengah, memandangi gadis yang terisak di kakinya, merintih....

'Why...?' isak Celine
'Karena aku bisa.' kata lelaki itu datar.

Dering telepon menggema dalam ruangan, Sang lelaki menjawab panggilan kemudian setelah mematikan teleponnya, sang lelaki memandang ke arah Celine.
'I'll see you soon, bitch. ada bisnis yang harus aku bereskan.'
Lelaki itu mengambil mangkuk anjing, melemparkannya sembarangan di hadapan Celine lalu mengambil sekaleng dog food dan menuangkannya ke dalam mangkuk.
'Enjoy your meal.' katanya sambil mendorong mangkuk menggunakan kakinya ke arah celine yang memandang dengan perasaan mual dan jijik.

Wrong move.

Psikopat itu meradang, 'Anjing! Sudah bagus aku sudi memberimu makan! Kamu pikir kamu masih berhak makan enak, hah?!' maki sang lelaki sambil menjambak rambut celine dan mengguncang kepala gadis itu dengan kasar.
'Ampun...Ampun...' hiba Celine, ' Aku makan...Aku makan...'
'To fuckin late, bitch!' maki lelaki itu sambil membuka celana, meloloskan celana dalamnya, mengusap celana itu ke lantai kotor lalu dengan brutal menghujamkannya ke mulut Celine.

Gadis itu kembali tersedak, meronta. Aroma pesing dan busuk kembali mengisi rongga mulutnya, serta duct tape kembali mengelilingi kepalanya, demi memastikan mulutnya tertutup rapat, tak membiarkannya memuntahkan celana busuk itu.
Celine hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang sudah kehilangan harga diri.
Dan kini hanya isakannya yang terdengan menggema di dalam gudang setelah penculiknya membanting pintu, meninggalkan Celine dalam keremangan gudang, kedinginan, dan rasa lapar yang merayapi maagnya, hingga untuk terlelappun sudah sangat sulit, selain karena tangannya yang terbelenggu di belakang punggungnya, perut yang lapar dan dingin sangat menyiksa gadis itu.
*****

Entah sudah berapa lama, celine tak tau lagi. Yang kini menyentaknya dari hayalan ialah suara sepatu boot yang mendekatinya. Terror akan kembali di mulai.

Lelaki itu menjambak rambut Celine. Ia nampak sangat senang melihat wajah pucat, kusam dan lusuh masai sang gadis yang nampak makin kehilangan semangat hidup.
dengan santai ia mengeluarkan celana dalam yang menyumpal mulut sang gadis.

Dengan suara parau Celine bertanya,'Apalagi yang akan kamu perbuat pada diriku?'
Dengan santai lelaki itu menjawab,'Well, I want to shove my dick to your throath, abuse your ass, and things that so called pussy,okay?'

Celine tersedak ketika lelaki itu mengeratkan ring gag ke mulutnya hingga membuka lebar.
'Aku ngga mau kamu gigit kontolku, sayang, hehehe'

Tubuh Celine kembali meronta, lelaki itu mulai memperkosa mulutnya dengan brutal. Dan yang membuat rontaannya makin menjadi adalah hentakan keras penis sang pria di tenggorokannya, serta tertutupnya hidung sexynya oleh perut bawah sang pemerkosa yang memiliki gurat six-pack yang nyata.

Suara kocokan penis, berbaur suara tersedak sang gadis yang dalam posisi berlulut berusaha menerima hentakan demi hentakan pinggul sang pemerkosa yang membuat hidungnya terluka dan meneteskan darah.
lelaki itu kemudian mendorong tubuh Celine hingga tersungkur tertelungkup, lalu dengan kasar lelaki itu menuggingkan sang gadis yang dengan tangan terikat seperti itu tak dapat menyangga tubuhnya hingga payudara montoknya langsung tertekan di lantai kotor itu, begitu pula dengan wajahnya, bahkan percikan air kotor sesekali masuk dalam mulut celine yang terbuka oleh ring gag itu.

Celine bergidig ngeri, lelaki itu mengorek lubang anusnya dengan kasar. Gadis itu menjerit-jerit kesakitan, namun pemerkosanya tak perduli.
Dengan kasar ia meregangkan lubang anus Celine yang menggigil menahan sakit, lalu...

Jeritan tertahan membahana dalam ruangan itu. Penis sang pria bergerak liar, menghancurkan anus Celine dengan gerakan kasar dan brutal. Mata Celine mendelik kesakitan, liur bertebaran dari mulutnya.

Selang beberapa lama, pria itu mencabut penisnya dari anus sang gadis yang bersyukur terror di pantatnya berakhir.

Namun horror baru saja dimulai.

'Kontolku banyak kotorannya' kata sang pria sambil menegadahkan wajah Celine, 'Ayo cebokin...'leceh sang pria sambil menghujam penisnya yang berlumuran darah dan kotoran dari pantat Celine, ke dalam mulut sang gadis yang tak dapat melawan karena tertahan ring gag. Mulut yang megap-megap berusaha menolak, mulut yang dipaksa merasakan darah dan hasil pembuangan dari pantatnya sendiri.

'Nah, sudah bersih' kata sang pria sambil melihat penisnya yang bersih berkilat oleh liur Celine yang menahan mual diperutnya.

Jemari lengan Celine yang terbelenggu kembali mengepal erat demi merasakan penis sang pemerkosa yang kembali membombardir anusnya yang terluka.

Celine menggelengkan kepalanya dengan lemah, ketakutan karena penis yang kotor kembali dipertontonkan di depan wajahnya.
'Relax, bitch' kata sang pria sambil menjatuhkan kembali kepala Celine ke lantai dan memposisikan dirinya kembali di belakang bongkahan pantat sang gadis yang menjulang tinggi,'Ini untuk memekmu'


Celine kembali menangis karena pelecehan ini. Vaginanya disumbat penis kotor, yang memungkinkan vagina dan rahimnya terkena penyakit. Namun gerakan brutal penis di vaginanya menunjukkan kalau sang pemerkosa sama sekali tidak perduli.

Dan ketika semburan sperma memenuhi relung rahimnya, Celine hanya bisa menjerit pilu, melepaskan rasa frustasinya karena sang pemerkosa sama sekali tak perduli kalau dirinya bisa hamil karena perbuatannya.

Pria itu berdiri mengangkangi tubuh Celine yang meliuk lemah terlentang di bawah kedua kakinya. Seringai puas terpancar dari wajah iblisnya, dan seringainya bertambah lebar karena desakan bawah tubuhnya mulai terasa.

'Drink this bitch... I'm gonna pee in your face.... arrrrgghhhh!' desah lelaki itu sambil penisnya menyemburkan air seni yang membasahi wajah terhina Celine, dan masuk ke dalam mulut dan tenggorokan sang gadis yang terbuka lebar oleh ring gag.

Lelaki itu duduk terengah di kursinya. Memandang gadis yang menderita itu.
Permainannya masih jauh dari usai.Bahkan apa yang sudah terjadi dianggapnya baru ujung dari permulaan...
Namun untuk sementara semua rencananya harus ditunda, karena topeng sosialnya memerlukan kehadirannya.

Pria itu merah sebuah suntikan lalu menginjeksi pantat Celine,'Belum waktunya kamu bunting...Belum saatnya.'
kemudian lelaki itu melepaskan ring gag sang gadis, memindahkan dan mengeratkan ring gag itu ke leher celine, dan mengeratkannya menjadi strap, lalu melepas rantai yang membelenggu pergelangan kaki Celine yang membengkak berwarna keunguan dan lecet akibat rontaannya, lalu memasangnya pada starp di leher Celine.
Kemudian lelaki itu menyodorkan mangkuk dog food yang kini mulai menebarkan aroma asam karena semalaman terexpose udara.

'The choice is yours' kata lelaki itu sambil melangkah ringan meninggalkan celine. dan ketika pria itu hendak meutup pintu gudang, seringai iblisnya kembali berkembang demi melihat celine merangkak dengan lututnya yang limbung, mendekatkan wajahnya ke mangkuk itu dan mulai mengisi maagnya yang kosong.

hanya ada satu kesamaan antara Celine dan pemerkosanya.
Kesamaan yang sangat bertolak belakang.

Pikiran di kepala mereka yang bertanya

-Apa lagi yang akan terjadi selanjutnya?-


Cheers