Saturday, October 06, 2012

Revenge of a beauty: Cinta Dewi



Suara klakson mobil itu mengejutkan ke tiga lelaki yang sedang asyik bermain gaple di belakang villa besar itu.

'Mampus!' kata seorang dari mereka yang berusia paling tua diantara mereka dengan perut buncit dan rambut memutih yang dipanggil Abah dengan suara keras dan panik.

'Juragan Lu dateng....' kata lelaki satunya lagi yang dipanggil Atep, yang bertubuh ceking dan berwajah setampan andhika 'kangen band' yang semakin parah penampilannya oleh tubuh yang gemetar ketakutan.

'Din, kita-kita cabut dulu ya!' kata orang yang paling tua itu sambil ke dua orang itu lari ke arah tembok belakang dan melompatinya dengan tergesa dan mengeluarkan bunyi debum dan jerit mengaduh....
Udin terbengong dengan wajah pucat pasi.... Keringat dingin mengalir deras dari tubuhnya.

'Udiiiiin!' teriakan perempuan itu melumpuhkan Udin... Kakinya seakan terbuat dari jelly.
Keringat makin deras mengalir dari seluruh pori tubuhnya.

'Kang...!'
Tepukan dan teguran perempuan dipundaknya membuatnya terlonjak... Nafasnya seakan habis menjalani marathon.

'Minah! Kamu bikin aku jantungan...!' katanya dengan suara keras yang ditahan...
Minah sedikit iba melihat ketakutan Udin, namun mengingat kelakuan bejad lelaki itu dulu rasa iba itu hilang.

'Non Cinta manggil... Tau sendiri kan kalau akang telat ngelayanin non...'
Kalimat itu makin membuat Udin lemas... Minah mengelus punggung Udin yang basah...

'Tahan ya kang...' katanya sambil menahan tawa....
Udin melangkah terseok ke dalam rumah, Minah mendengarkan bentakan wanita itu pada Udin... Mendengar perintah wanita itu yang memerintahkan Udin untuk membuka baju, memaksa lelaki itu berjongkok di hadapan selangkang sang wanita yang masih basah oleh keringat setelah seharian beraktivitas, dan memerintahkan Udin untuk mengoralnya....
Minah memejamkan matanya sambil tangannya merangsang vaginanya sendiri, ia melakukannya sambil mendengarkan suara desahan Nona majikannya yang sedang dipuaskan oleh Udin...
Ia terangsang mendengar lenguhan sang Nona dan ia makin melayang dalam masturbasinya... Dan lenguhan dua wanita yang terpuaskan itu mengisi udara yang penuh dengan nuansa birahi itu.

Minah tersenyum, ia membayangan betapa tak berdayanya Udin... Ia yakin sampai saat ini Udin masih tak percaya akan nasibnya sekarang ini di mana ia menjadi budak sex seorang artis terkenal...
Hal yang pastinya menjadi harapan tiap lelaki, bersetubuh dengan Nona majikannya.
Tapi tidak dengan Udin.... Minah tertawa kecil.... Ia tau kalau hal itu tak berlaku buat Udin....
'Salahnya sendiri....' batin Minah sambil masuk ke dalam rumah dan melihat sang Nona sedang mengangkangi wajah Udin dan memaksa lelaki itu menjilati anusnya....
Minah tersenyum dan berlalu ke dapur...'Salahmu sendiri Din, hihihi, salahmu sendiri...'
......

Di kamar Cinta yang indah itu udara terasa pengap. Aroma keringat, sperma dan asap rokok bercampur jadi satu. Udin dan kedua rekannya sedang duduk santai menyusun rencana, mereka tak merasa malu atas ketelanjangan mereka bertiga...
Untuk apa malu? Sementara sebelumnya mereka bertiga menggumuli tubuh Minah dengan brutal, di atas kasur majikannya sendiri. hingga kini gadis itu dalam keadaan yang menyedihkan, nafasnya tersendat, vagina dan anusnya memar merah dan tertutup lapisan sperma sebagaimana juga seluruh anggota tubuhnya yang lain... Payudaranya berwarna keunguan bekas remasan brutal, cupangan di mana-mana, dan bekas tamparan menghiasi pantat montok sang gadis.

'Lu yakin rencana Lu bisa berhasil?' tanya Abah dengan ragu.

'Yakin lah Bah' kata Udin. 'Saya yakin begitu kita peres dia dengan rekaman yang nanti kita bikin pasti dia ngga akan bisa apa-apa selain muasin kontol kita, bang...’

‘Ah, elu kebanyakan baca KBB Din’ sergah si Atep
‘Cara gituan dah basi, tau!’ sergahnya sambil beringsut ke arah Minah yang menggeliat lemah, lalu menjambak rambut kusut sang gadis dan memaksa gadis itu menghangatkan penisnya dengan mulut hingga jauh ke tenggorokannya...

‘Elu yang kebanyakan baca bokep... Cara itu basi untuk para pembaca tau? Mereka perlu cara baru...’ gerutu Udin sambil membantu rekan bejadnya itu dengan membuat Minah melakukan woman on top di atas tubuh Abah.

‘Justru cara klasik itu yang ampuh.... Gua yakin buat type mereka, karir nomor satu.... Dan kalau usaha kita sukses, gua dulu yang bakal nyodok boolnya!’ geram Udin sambil menyodomi Minah dengan brutal...
....

‘Inget, Nah. Lu campur obat ini ke minuman dia... Jangan macem-macem atau gua gebukin muka elu sampe bonyok’ ancam Udin sambil menyerahkan bungkusan puyer obat bius itu pada Minah.

Minah memandang Udin dengan pandangan memelas.
‘Kang, tolonglah.... Minah ngga bisa.... Minah sayang sama non Cinta... Mi.... Aaaaaduuuh.... Ampun kang, sakiiiittt!’

Minah meringis nyeri ketika Udin mejambak rambutnya dan mulai menamparinya dengan buas.
Udin lalu mencampurkan puyer itu kedalam syrup lalu kembali mengancam Minah yang terisak ketakutan dan kesakitan....
‘Kamu macam-macam, tanggung sendiri akibatnya...’
.....


‘Minah? Kamu kenapa?’ tanya Cinta memandang pembantunya yang nampak gugup, baki yang dipegang gadis itu bergetar hebat....

Mata Minah berkaca-kaca ketika Nona yang sangat disayanginya mengangkat gelas... Ia tidak bisa...
Minah menepis gelas itu dari tangan sang Nona, denting gelas pecah memenuhi keheningan ruang tengah itu.

‘Minah....! Apa-apaan kamu!’ bentak Cinta sambil terkejut...
‘Maaf non.... Tapi aku tidak bisa nyelakain non... Sebaiknya non panggil polisi....!’ seru Minah sambil memegang erat lengan Nona yang disayanginya itu

‘Kenapa kamu ini Minah?’
‘Non.... Non sekarang dalam bahaya... Tolong non, panggil polisi atau kabur dari sini....’
‘Kamu....’

Belum habis kalimat Cinta, Udin dan dua rekannya langsung menyerbu ke dalam ruang tengah.
Gendut dan Atep langsung menyergap Cinta yang berteriak teriak ketakutan. Sementara Udin menghajar Minah dengan brutal.

‘Anjing kamu Udin, lepaskan kami!’ teriak Cinta

Plak!


Tamparan keras di pipinya membuat kepala sang gadis tersentak, membuat kepalanya pusing dan berkunang-kunang.
Udin berkacak pinggang melihat sang Nona, jakunnya naik turun melihat keindahan tubuh majikannya yang menggunakan tank top dan hot pants yang benar-benar menonjolkan keindahan tubuh mudanya.
Udin lalu berjongkok di hadapan sang Nona, lalu menjambak rambut sang gadis.

‘Kita-kita bakal ngebuat elu nyesel dilahirin...’ kekeh Udin.
Sang Nona meronta sebisanya ketika lengan Udin merayap masuk ke balik tank topnya, meremas payudara telanjangnya dengan kasar...

‘Anjing kamu Udin!’ maki gadis itu lagi sambil meringis kesakitan ketika Udin memuntir puting susunya

‘Aku anjing’ kata Udin ‘Kamu pelacur... Tidak pakai kutang... Sekalian saja tidak usah pakai baju lonte!’ bentak Udin sambil merenggut tank top sang gadis, kini payudara sekal sang gadis terpampang bebas, Atep dan Abah menelan ludah, tangan mereka mulai bergeriliya meremasi payudara indah itu.

Plak!

Sebuah tamparan keras lagi membuat sang gadis menghentikan rontaan kakinya ketika Udin berusaha meloloskan hotpants yang digunakannya.

‘Dasar perek, cangcut kaya benang dipake.’ ejek Udin sambil menarik g-string sang gadis ke atas hingga melesak ke dalam vaginanya yang indah tanpa bulu itu.

‘Aduh! Ajing! Perih bangsat!’ maki sang gadis ketika Udin menggesek g-string itu hingga membuat vagina dan clitoris nya perih.
‘Aaaaaaaahhhhhhh!’ teriak sang gadis ketika Udin menarik g-string itu makin ke atas hingga putus.

‘Makan nih cangcut... Biar mulut kotor lu diem!’ bentak Udin sambil menjejalkan g-string itu ke mulut sang gadis...
Udin membantu rekannya mengikat lengan sang gadis ke belakang tubunya membentuk siku, lalu menjauhi mereka sejenak… memasang tripod dan video cam di tiga psisi yang memastikankan kalau tubuh telanjang Cinta dan Minah akan terekam dengan jelasnya.

‘Ja.... Jangan.... Kang....’ kata Minah terbata ketika melihat Nona yang disayanginya itu terikat tak berdaya dan kedua kakinya dikangkangkan dengan lebar oleh Atep dan Abah hingga vagina Cinta terpampang dengan bebasnya.
Udin menghampiri Minah, menjambak rambutnya lalu menarik sang gadis ke arah sang Nona.


‘Denger Lu bedua... Gua bisa bunuh Lu pada, lalu gua kubur di septic tank.... Ngga bakal ada yang tau’ ancam Udin. Sang Nona nampak murka caciannya terbungkam celana dalamnya, sementara Minah nampak ketakutan, dan khawatir akan keselamatan sang Nona.

‘Kang.... Jangan.... Kasian non Cinta, kang...’ iba Minah..

‘Kalau gitu Lu nurut... Mungkin gua bakal berbaik hati sama Lu berdua...’ kata Udin sambil mengelus kepala Minah, dan menghapus airmata sang gadis.

‘Nah…’ lanjut Udin, ‘Kalau lu mau nona kesayanganlu ngga gua bikin cacad mendingan lu ikutin apa mau gua….’

‘I… ya kang… saya turutin mau akan, tapi tolong jangan sakitin non Cinta….’

Udin tertawa sinis,’Nona lu bakal kesakitan bego’ katanya sambil menoyor kepala Minah, ‘Cuma gua ngga akan bikin muka cantiknya rusak itu aja…’

‘Sekarang pilihannya di elo… nurut atau gua sayat muka cantik nona lu… toh kita-kita masih bisa make memek ama pantatnya sebelum lu bedua mati….’
Minah menangis tersedu-sedan… ia menganggukkan kepalanya lemah dan pasrah…. Kepalanya tertunduk… menanti perintah yang akan datang…


‘Sekarang mendingan lu ngerangkak kearah nona lu, terus lu jilat memeknya’ perintah Udin dengan santai, seakan menyuruh Minah melakukan pekerjaan rutinnya.
Minah terenyak, ia tak menyangka kalau Udin akan memintanya mengoral vagina majikannya sendiri….
‘Bang… silet muka tu pecun biar ni babu mau nurut…’ Kata Udin karena Minah tak juga beranjak…

‘Tidak! Jangan! Aku turuti…. Tolong jangan silet non Cintaaaaa!’ Jerit Minah bagai orang gila demi melihat cutter taham yang ditekan oleh si gendut ke tulang pipi Cinta yang kini menampakkan horror itu.

Ketiga jahanam itu tertawa penuh kemanangan dan nafsu melihat Minah yang menyerah dan demi melihat dada montok Cinta yang bergerak naik-turun melepaskan adrenalin rush yang melandanya akibat terror bilah cutter yang sedikit menggores pipi mulusnya.

Minah merangkak kea rah vagina sang nona yang terkangkang lebar, dengan mata tulang kering yang diikat ke paha. Mata keduanya beradu… Cinta bisa melihat air mata kesedihan yang keluar dari mata sembab Minah….

Minah mengucapkan kata dalam sunyi ‘maafkan aku….’
Cinta mengangguk…. Ia mengerti taruhannya…….
Minah menutup matanya dan mulai menjilati vagina indah sang nona yang bersih tanpa bulu dan merekah mengundang itu… Minah merasa sangat berdosa karena merasa dirinya telah turut dalam proses pendegradasian sang nona… serta turut berperan dalam perbudakan yang akan dialami sang nona seperti apa yang ia jalani sekarang.

‘Jangan dijilat doang’ Bentak Udin, ‘Lu masukin lidah lu ke memek dia… isep itilnya… lu kocok tuh memek pake jari lu, goblok!’ lanjut bajingan itu sambil menginjak kepala Minah hingga kepala sang gadis tertanam makin erat di selangkangan sang nona yang beringsut tak nyaman.

Minah tak bisa menolak keinginan gila Udin, ia kini memasukkan jari telunjukknya ke dalam vagina Cinta dan mulai mengaduk pelanvagina yang masih kering itu.

‘Heh… ngocok yang bener…. Mana berasa kalau Cuma pake telunjuk!’ bentak Udin… ‘Masukin jari lu yang lain!’ perintahnya lagi.
Perlahan Minah memasukkan jari tengahnya… Cinta makin menggeliat tak nyaman… ringisan kesakitan makin nyata di wajahnya ketika Minah menghujamkann jari manisnya ke dalam vaginanya yang kini terasa sesak oleh tiga jari sang gadis.
Udin kemudian memerintahkan Minah untuk menjilati clitoris sang nona yang memerah tergesek tiga jarinya yang ketat, melekat dan memenuhi vagina sang nona.

Udin kemudian berjongkok di samping kepala Cinta, menjambak rambut panjang sang gadis dan menyentak keluar g-string yang memenuhi mulut sang gadis.

‘Lu mungkin berani. Tapi apa lu mau menanggung nyawa babu yang rela ngorbanin nyawanya biar lu tetep hidup?’
Cinta terdiam…. Desah erang ertahan dan ringisan perih mengiringi kepalanya yang tersentak sentak, tertahan jambakan, seiring adukan jari Minah di vaginanya.

‘Lu…’ lanjut Udin lagi, ‘Layanin gua ama temen-temen gua, kapanpun, di manapun. Body telanjang lu sudah gua rekam… adegan lesbi lo juga udah terekam… belon lagi acara ewe mengewe kita nanti, hahahaha!’ Tawa Udin dengan menyebalkan.
‘Jadi… daripada rekaman ini kesebar dan karir lu tamat, mending lu pasrah aja… yah… sakit-sakit dikit wajar toh?’ kata Udin lagi dengan memuakkan.

Cinta melotot, namun ia sadar saat ini tak ada yang bisa ia lakukan, jika hanya ia sendiri mungkin ia akan memilih melawan, namun ia tak mau kalau Minah yang ternyata sangat menyayanginya menjadi korban.
Maka ketika lelaki tua gendut yang dipanggil abah itu mengangsurkan penis bulat pendeknya itu ke mulutnya, Cinta, dengan sedikit mengernyit karena bau asam kemaluan abah, membuka mulut sexynya dan membiarkan penis itu tertanam penuh ke dalam mulutnya, membiarkan penis itu menikmati kehangatan rongga mulut dan tenggorokannya, membiarkan bau asam bulu kemaluan abah menutupi saluran pernafasannya, membiarkan lelaki tua itu menyetubuhi mulutnya…

Udin tertawa terbahak melihat kedua korbannya pasrah dan jatuh dalam genggamannya… rencananya berhasil. Sekarang ia punya seorang artis yang menjadi budak sex pribadinya, maka senyuman iblis makin tampak di wajahnya ketika ia merekam dengan teliti orgy sepihak itu, orgy dimana abah menikmati lembut, hangat dan basahnya mulut Cinta, Atep si kururs menikmati vagina Minah dalam posisi doggy style, sambil tiga jemari minah tetap memborbardir vagina Cinta yang mulai basah hingga memudahkan jemari itu merasakan jepitan vagina sang nona.
Udin tak perlu terburu buru… ia sudah menguasai Cinta… seluruh hidup sang gadis sudah ada di tangannya.
Bagai sutradara professional Udin merekam persetubuhan brutal itu menyorot wajah Cinta yang meringis menahan sakit dan gairah yang tak bisa dilawannya, merekam tubuh mungil namun sexy sang nona yang terguncang-guncang, hingga dirinya sendiri merasa kalau sudah waktunya ia menikmati sang nona.
Ia lalu meletakkan kembali video-cam itu pada tripodnya, lalu mendekati keempat insan yang bergumul itu.

‘Abah… bukannya abah mau ngerasaain memek artis?’ kata Udin yang langsung di sahut abah dengan anggukan, lelaki buncit itu tak bisa menjawab di antara deru nafas yang memburu dan desahannya demi merasakan penisnya yang memperoleh kenikmatan dari mulut artis yang tak berdaya terhenyak-henyak di selangkanyannya itu.

Udin mengangukkan kepala pada Atep, memberi tanda.
Atep memegang pergelangan tangan Minah yang sedang mengaduk vagina Cinta, lalu menyentakknya keras hingga membuat Cinta menjerit terdam, dan membuat Abah makin mengerang nikmat karena penisnya menerima vibrasi dari jeritan Cinta.

‘Bangke lu Din. Gua hampir bucat tau.’ Maki abah sambil menarik penisnya dari mulut Cinta, Udin dan Atep terbahak menyebalkan.
Atep sendiri lalu membalik tubuh Minah hingga terlentang, menaikkan bahu sang gadis di bahunya dan kembali memperkosa sang gadis dengan brutal. Sementara itu Udin yang cukup kuat itu mengangkat Cinta di kedua pahanya hingga mengangkang, mendekati Abah yang tidur terlentang , lalu menghujamkan vagina Cinta yang tak bisa meronta karena tanganya yang masih terikat ke belakang punggunnya, ke atas penis Abah yang menanti, tegak mengacung.
Udin medorong Cinta hingga payudara sekal sang gadis melekat erat ke gumpalan lemak Abah, Udin tersenyum penuh kemenangan, ia meludahi tangannya lalu megoles penisnya…..

Cinta menjerit dan menjerit…. Anusnya terasa sangat sakit…. Udin menyodominya dengan liar…. Airmata mengalir deras di pipi sang gadis demi merasakan sakit yang amat sangat di saluran pembuangannya itu.
Sementara Udin dan abah dengan brutal dan tanpa belas kasihan serentak menggenjot tubuh lemah Cinta, berusaha menikmati lubang-lubang kenikmatan sang gadis yang meringis menahan sakit dan rasa sesak di bagian selangkangannya.
Kedua lelaki buruk rupa itu merasakan surga dunia, impian terliar mereka menjadi nyata. Menyetubuhi seorang artis, menerdahkan dan menghancurkan harga diri sang idola, dan menjadikannya budak sex mereka.
Mereka berdua makin gencar menyandwich Cinta yang terguncang-guncang tak bisa berontak, merasakan selangkannyanya bagai tersobek diekspansi penis yang sebenarnya tak punya hak bersarang di sana, dan rasa sakit itu makin terasa ketika kedua pemerkosanya menyentak makin kuat… dan….

Lolongan kemenangan keluar dari mulut Udin dan Abah yang dengan sukses mendepositkan sperma mereka ke dalam anus dan vagina Cinta….
Abah lalu memaksa cinta membersihkan penisnya yang belepotan sperma dan cairan vaginanya sendiri. Cinta mengeryit merasakan penis kotor yang menuntut pembersihan total dari mulutnya. Dan kini penis yang lebih kotor terpampang di hadapan wajahnya, penis yang baru saja mengaduk anusnya….

‘Jangan…. Akang… Jangan!’
Minah merayap mendekati Udin,
‘Jangan kang…. Mulut non Cinta terlalu bersih untuk membersihkan akang…. Aku saja kang…. Aku saja…’

Cinta tertegun, ia tak menyangka kalau Minah begitu saying pada dirinya, apakah gadis itu mencintainya?
Udin menatap Cinta dengan tajam… ‘Lu liat gimana sayangnya perek itu sama elu kan?’
Cinta memandang benci pada Udin, ‘Kemarikan kontolmu…. Jangan ganggu Minah’
Udin tertawa penuh kemenangan, Minah menangis tersedu demi melihat sang nona harus membersihkan penis yang baru saja bersarang di anus sang nona, dan melihat ada jejak coklat ke kuningan yang menempel di penis bajingan yang masih tertawa penuh kemenangan itu.
Namun ia tak bisa berlama-lama meratapi sang nona yang nampak tersedak ketika mendeepthroath penis Udin. Abah dengan garangnya membanting dirinya terlentang lalu dengan kasar menimpa tubuh mungilnya, membuatnya megap-megap kesulitan bernafas, lalu memperkosanya dengan kasar.
…………

Cinta sendiri tengah berjuang keras, penis kotor Udin kembali menegang dalam mulutnya…
‘Anjing… bangsat ini ngaceng lagi….’ Keluh Cinta, ia sadar kalau perkosaan dirinya dan Minah masih jauh dari usai.
Dan kini dirinya kembali di hadapkan dua penis yang ereksi sempurna, milik Udin dan Atep.
‘Din… sekarang gua yang ngebool ‘ni pecun, ya?’ pinta Atep seenaknya tanpa memperdulikan perasaan Cinta yang sangat terhina dianggap hanya onggokan daging penampungan sperma.
‘Yoi… yang penting gua udah ngedapetin bool perawannya, hehehe…’ kekeh Udin, ‘Eh kita entot berdua, ya? Gua mau ngebuntingin ‘ni lonte….’ Katanya lagi.

Cinta membuka mulut untuk memaki, namun tamparan keras Udin membuat kepalanya terlempar ke belakang, dan membuatnya pening.
‘Jangan ngebacot, nikmatin aja nasib lu… bunting! Hahahahaha….’
Cinta kemudian dipaksa memasukkan penis Atep yang terlentang di bawahnya dalam posisi reverse cowgirl, kemudian Udin merebahkan Cinta ke arah dada ceking Atep lalu mengangkangkan kaki jenjang sang gadis lalu dengan brutal memperkosa vagina Cinta.
Kembali Cinta di sandwich orang-orang yang sejatinya tak pernah punya kesempatan untuk menikmati dirinya, kembali anus dan vaginanya sesak dijejali penis-penis yang seakan berlomba menghancurkan dua lubang kenikmatan di selangkangannya.

Udin nampaknya benar-benar ingin menghamili Cinta, ia menggenjot vagina Cinta yang meringis dan menjerit kesakitan dengan brutal, ia ingin sekali spermanya keluar, ia menggenjot, menggenjot….
‘Aaaaaahhhhh… Anjiiiiinggggg…. Bunting luh lonteeeeee!’ teriak Udin sambil menyemburkan spermanya dalam vagina Cinta….
Lelaki itu bernafas berat, ia mencabut penisnya dan tersenyum penuh kemenangan melihat lelehan spermanya yang tak tertampung vagina sang gadis. Ia lalu mengangkat paha Cinta hingga pinggul sang gadis melengkung, dan membuat spermanya tak bisa keluar dari dalam rahim sang gadis….
Dan setelah ia rasa kalau setidaknya sebagian besar spermanya sudah masuk ke dalam rahim sang gadis, ia melepaskan paha sang gadis, membiarkan paha sang gadis terjatuh lunglai ke lantai…

Atep kemudian menggulingkan tubuh Cinta hingga berdebam menyamping ke lantai, lalu ia berkata pada Udin, ‘Din, gimana kalau gua setor peju gua jug adi memek nih pecun, biar kalu lahiran, oroknya mirip elu, gua sama abah? Hahahaha…’
Tawa memuakkan ketiga pemerkosa itu membahana di ruang tengah yang kini seperti sauna itu. Udin menyetujui ide gila Atep, sambil melangkah ke arah MInah yang terkulai lemas di lantai, lalu menjambak rambut sang gadis, kemudian memaksanya membersihkan penisnya. ‘Rasain tuh memek majikan lu…’

Atep kemudian menelikung tubuh Cinta yang menggeliat kesakitan, tubuhnya kini hanya bersangga pada bahunya. Cinta sangat kesakutan, karena tanganya yang terikat membuat bahunya serasa akan lepas dari engselnya.
Namun Atep tak perduli, dalam posisi itu ia lalu meperkosa vagina Cinta yang memar memerah setelah dihajar penis Abah dan si maniak Udin.
Cinta tak bisa menolak penis yang baru saja menghajar anusnya itu kini menikmati lorong vaginanya, seluruh tubuhnya remuk redam… ia hanya bisa membiarkan penis itu ‘membersihkan’ dirinya sendiri, dan membiarkan pilik penis itu memuaskan dirinya… dan mendepositkan sperma jahanamnya ke dalam rahimnya yang sudah penuh dengan sperma dua pemerkosanya yang terdahulu.
…….

Ketiga bajingan itu tertawa terbahak sambil duduk di sofa demi menyaksikan Minah merayap kea rah sang nona, lalu memeluknya dan menangis…
‘Maafin MInah, non…. Maafin Minah… Minah ngga bisa nyelamatin non…. Minah ngga berguna…’, sedu Minah memohon pengampunan.

‘Min… kamu ngga salah’ desah Cinta, sambil meringis kesakitan.

‘Kang…’ kata Minah pada Udin yang sedang asyik merokok di sofa, ‘Tolong lepaskan ikatan non Cinta, non Cinta kesakitan sekali… Tolong, kang…’

‘Tergantung, Nah….’ kata Udin santai sambil menghembuskan asap rokoknya

‘Maksud akang!?…. Apa akang ngga puas sudah ngotorin non Citra? Udah ngejahanamin non Citra?’

Udin menghampiri Minah, dan menampar keras gadis itu hingga terjengkang.
‘Lonte! Denger ya, gua baru mau ngebebasin ‘ni jablay kalau dia mau ngelakuin apa yang gua mau! Kalau ngga, biar tanganya mati rasa, biar cacad! Biar dunia liat Cinta Dewi, Cacad, Bunting!’ Bentak Udin kasar sambil menjambak dan menampari Minah dengan keras.

‘Anjing kamu Udin!’ maki Cinta… ‘Jangan sakiti Minah… Oke… apa yang kamu mau aku turutin!’

Udin tertawa penuh kemenangan. Ia lalu membuka belenggu Cinta kemudian kembali duduk di sofa ditemani Abah dan Atep yang duduk manis sambil mengemil makanan ringan.
Cinta sedikit lega karena kini darah mengalir ke tangannya yang sudah sangat kebas dan sakit itu untuk kemudian beringsut mendekati Minah yang terisak sambil memegangi pipi yang terasa panas oleh tamparan itu.

‘Nah, sekarang lu bedua mendingan kasih kita tontonan yahud, ya’ perintah Udin.
Cinta mendelik mendengar perintah itu… namun kini ia hanya ingin menyelamatkan Minah, gadis yang telah membelanya mati-matian itu. Ya… Cinta menetapkan bahwa ia tak akan lagi menganggap Minah sebagai pembantunya…. Tidak akan lagi.

Ia merengkuh gadis yang masih terisak itu, mengelus punggungnya. Minah berbalik, Ia memeluk Cinta sambil menangis. Cinta menenangkan sang gadis walau hatinya sendiri mendidih mengingat perlakuan Udin pada mereka berdua.

Ketika Minah telah tenang, Cinta mengangkat dagu sang gadis. Mata keduanya bertemu… bibir mereka mendekat, nafas keduanya saling menghangatkan wajah masing-masing. Dan keduanya berpagutan… lembut, penuh hasrat… lalu ciuman mereka makin bergairah, lidah mereka bertalian, liur berleleran menambah sensualitas frenchkiss yang mereka lakukan.

Lengan kedua gadis itu saling menjelajah, meremas payudara sekal masing masing yang kini bertabur cupang dan kemerahan akibat perkosaan brutal yang merka alami sebelumnya.

Minah kemudian menciumi leher sang nona yang mendesis menikmati bibir lembut dan permainan lidah Minah yang merayap turun ke payudaranya. Ia membuarkan dirinya dibimbing Minah untuk berbaring terlentang, menikmati usapan rambut MInah di tubuhnya seiring turunya jilatan basah lidah sang gadis kea rah perutnya.
Cinta menggelinjang ketima minah menggigit lembut pinggulnya, lipatan paha dalamnya, dan…

Erangan sang gadis makin nyata, punggungnya melenting ke atas… Minah emanjakan vaginanya yang memar itu dengan sangat lembut, Cinta merasa perih yang berbalur kenikmatan ketika lidah Minah merejok ke dalam vaginanya, dan menghisap kuat-kuat lorong vaginanya seakan ingin menghirup semua sperma yang bersarang di dalam rahimnya untuk mencegah benih haram itu membuahinya.

Lalu Cinta mengambil kendali, Ia menelungkupkan Minah. Ia lalu memberika pijatan lembut di punggung sang gadis yang penuh bilur bekas sabetan sabuk, kemudian menjilati tengkuk sang gadis, turun ke punggung sang gadis, Cinta lalu memposisikan pinggul Minah hingga kini tubuh gadis itu angat sensual, tangan yang terentang ke arah depan, pinggul yang mencuat hingga tubuh MInah melengkung sexy ke arah bokongnya, dan kedua kaki sang gadis membuka, mempertontonkan vagina dan anus sang gadis ke arah tiga bajingan yang sedang asyik mengocok penis mereka masing-masing. Mereka nampak berusaha mati-matian agar tidak merangsek dua gadis itu. Mereka mau rekaman adegan lesbi ini menjadi senjata pamungkas mereka untuk mengusasi Cinta.

Minah mengerang kenikmatan…. Lidah Cinta mengoreki anusnya…. Memberikan sensasi yang sangat dahsyat. Membuatnya diambang orgasme….
Minah berbalik cepat, kembali berpagutan lalu mereka saling meregangkan kaki, paha mereka saling bersilangan dalam posisi gunting. Vagina mereka bertemu dan….

Ledakan orgasme dahsyat terdengar di ruang tengah itu….
Dan dua bidadari yang terpuaskan itu rebah…..
…….

Cinta dan Minah bersimpuh di lantai di depan sofa di mana tiga pemerkosa mereka tersenyum penuh kemenangan.

‘Nah sekarang denger baik-baik, ya….’ Kata Udin.
‘Sekarang, lu Cinta. Lu itu udah dalam kekuasaan kita-kita… memek lu, bool lu itu punya kita-kita. Lu musti nyediain body lu untuk nampung peju gua, Abah dan Atep… ya.. mungkin orang-orang lain yang kita mau, hehehe…’

Cinta mendelik marah, namun ia tetap diam sementara Minah tertunduk sedih demi mengetahui nasib sang nona sudah disegel.

‘Gua bakal edit rekaman ini biar orang ngeliat kalau lu itu perek murahan yang doyan ngentot, doyan dikasarin dan lesbi kelas berat’ ujar Udin lagi, ‘Jadi mendingan lu nurut ama kita… ngga bakal ada yang nolongin lu dan Minah…’

‘Termasuk mereka?’
Udin, Abah dan Atep serempak berbalik ke arah belakang, ke arah yang ditunjuk Cinta, sambil tersenyum penuh kemenangan, melalui pandangannya.
…….

Ketiga lelaki itu kini bagai mayat…. Tiga buah pistol mengarah ke kepala mereka, dan pemegang senjata itu mengisyaratkan kalau mereka bersiap untuk menembak mati mereka di tempat. Mereka adalah Eka, Olivia dan Felicia!

‘Kamu ngga apa apa?’ tanya Eka pada Cinta, yang mengamit tangan Minah, membantunya berdiri dam berjalan teratih dan mengangkang ke arah para polwan itu.

‘Sakitlah, kak…’ kata Cinta ‘Pantat aku perih banget, memek aku juga…’

‘Kamu juga sih yang gila, buat jebakan model gini’ ujar Felicia sambil memborgol tangan Udin, Abah dan Atep hingga lengan mereka masing-masing terbelenggu ke belakang, lalu memaks mereka bertiga bersimpuh di lantai.

Citra duduk di sofa mengangkat sebelah kakinya ke meja di hadapannya…. Tetap bertelanjang bulat, menantang. Tangannya memegang hasil rekaman.

‘Udin…Udin… jebakan lu itu udah basi tau!’ bentak Cinta ‘Kayanya lu banyak ambil ide dari KBB yah? Lu ngga tau? Bahkan di sana aja metode lu itu udah di anggap paling basi! Kreatif dong!’

Cinta menumpahkan kekesalannya pada Udin yang hanya bisa tertunduk, sementara Abah dan Atep melirik kea rah Udin dengan pandangan mengutuk.

‘Lu pikir dengan nyebarin rekaman ini karir gua bakal hancur? Denger ya, dengan polesan yang pas, rekaman ini bakal bawa gua ke jenjang ketenaran yang lebih tinggi…. Rekaman ini bakal jadi bukti penyiksaan lu, perkosaan lu…’

‘Sementara kalian? Kalian bakal masuk penjara… dan penggemar gua di dalam sana bakal nyodomi pantat kalian sampai kalian ngga bisa jalan lagi… terus kalau kalian pulang ke kampung, kalian bakal terusir!’

Setiap kalimat Cinta membuat tubuh ketiga lelaki itu bagai menciut menjadi debu…. Rencana mereka berantakan….

‘Tapi gua masih baik hati…. Gua ngga bakal ngebawa masalah ini ke pengadilan.’ Kata Cinta lagi.
Ketiga lelaki itu mendongak tak percaya.

‘Bahkan gua ngga bakal ngurusin Abah sama Atep… kecuali kalau kalia mau coba-coba!’
Abah dan Atep menggeleng kuat-kuat… mereka benar-benar ketakutan setengah mati.

‘Tapi elu, Udin… ngga ada maaf buat lu.. lu mau memperbudak gue? Ha! Sekarang hidup lu di tangan gua… Lu musti nurutin apa maunya gue… ngerti!’
Udin tertunduk makin dalam…. Hidupnya sudah hancur….

Cinta kemudian bangkit, berjalan ke arah dapur. Ketika ia berdiri sejajar dengan tiga polwan itu ia berbalik. ‘Kalian akan tetap dihukum…. Kakak sekalian… silahkan hajar bajingan-bajingan itu’, katanya samil menuju dapur menghampiri Minah yang duduk di dekat meja makan di dapur itu.

Ketiga polwan itu menyeringai buas, mereka lalu menghampiri ketiga tahanan mereka yang bergetar ketakutan.

Cinta menyeduh dua bungkus coklat panas, memberikan satu cangkir pada Minah….
Untuk beberapa saat mereka berdiam diri, keheningan mereka ditingkahi bentakan, tamparan, makian tiga polwan itu pada tahanan mereka.
…..
Minah memandang Cinta seakaan tak percaya…
‘Non… ngejebak mereka?’

‘Iya Min…. Kamu inget ketika kita datang ke villa ini dan ngedapetin kalau perhiasan aku ada yang hilang?’
Minah mengangguk.

‘Nah, aku ngerasa kalau Udin ada dibalik pencurian itu, tapi aku ngga punya bukti… dan perlu waktu lama sampai aku bisa memasang CCTV dengan baik di villa ini… dan aku tau kalau kamu mereka aniaya… maka aku segera merancang jebakan ini, terlebih setelah aku tau rencana Udin…’

Minah menangis… ‘Nona berkorban buat saya….’ Isaknya. Cinta bangkit dan merengkuh Minah…

‘Sudahlah… jangan menangis lagi… kamu sudah selamat.’
‘Tapi non Cinta bisa hamil….’
Cinta tersenyum, perhatian Minah begitu besar pada dirinya.
Ia menuju kotak obat dan mengambil sebotol obat berisi pil.
Obat pribadi sang Nona.

‘Minum ini…’ Kata Cinta sambil memberi dua buah pil pada Minah sementara dirinya juga meminum dua buah pil.
‘Ini obat anti hamil, dan peluntur…. Aku ngga munafik Min… kamu tau kan, apa yang harus aku korbankan untuk mendapat ketenaran seperti ini….’

Minah memeluk sang nona…. Seakan mereka berdua benar-benar terikat oleh nasib yang sama….

‘Ayo… kita lihat hukuman buat bajingan-bajingan itu… kakak-kakak polwan itu bisa jadi sangat ganas kalau ngehadapin bajingan model mereka.'

Minah tersenyum simpul lalu mengikuti sang nona ke arah ruang tengah.
Mereka melihat ketiga polwan yang masih dengan seragam lengkap itu itu sedang mengoral penis ketiga bajingan yang kini dalam posisi rebah terlentang. Minah bingung dengan apa yang dilihatnya.

‘Tenang Min… hukumannya akan kamu lihat.’ Kata Cinta demi melihat Minah yang terbengong-bengong melihat kelakuan tiga polwan cantik itu.
…..

Tiga bajingan itu melolong kesakitan… ketiga polwan itu menjepit pangkal penis mereka dengan karet hingga aliran darah ke penis mereka tersumbat.
Lalu dengan santai mereka mengangkat rok masing-masing… dan vagina merekah para polwan tertampang jelas, mereka ternyata tak memakai celana dalam… namun bahkan pemandangan yang sangat mengundang birahi lelaki normal itu menjadi mimpi buruk bagi ketiga tahanan itu.

‘Kamu senang pantat, hah! Nih makan Pantat!’ bentak Felicia sambil ia menduduki wajah Udin, memaksanya menjilati lubang anusnya. Abah dan atep tak benasib lebih baik, walaupun yang mereka oral adalah vagina inah milik Olive dan Eka, namun posisi selangkangan kedua polwan itu yang menduduki wajah mereka membuat tubuh ketiga bajingan itu melejang-lejang, megap-megap mencari nafas.

Ketiga polwan itu kembali mengoral penis bajingan-bajingan itu, membuat ketiga lelaki sial itu mengernyit kesakitan, lalu ketiga polwan sexy itu merayap ke atas tubuh bajinga yang menggigil ketakutan dan kesakitan, lalu memegang penis yang berwarna makin gelap karena aliran darah yang tidak lancar, lalu menghujamkan vagina mereka ke arah penis-penis itu.

Ketiganya kembali menjerit-jerit kesakitan… mereka tak bisa ejakulasi…. Saluran sperma mereka tertahan karet, sementara para polwan itu dengan buas meliukkan pinggul mereka dalam posisi woman on top… memeras, memuntir, menyiksa penis-para bajingan yang kini melolong-lolong minta ampun….

Minah menyeringai puas… ia bersandar pada sang nona… merasa lega….
Cinta lalu mengamit lengan Minah… mengajaknya ke arena pembantaian….

Ketiga bajingan itu membelalak ngeri…. Penyiksaan mereka masih akan berlanjut….

Revenge is sweet
…..

End