Thursday, September 06, 2007

Sebenarnya saya sempat ragu untuk mempost kisah ini, karena unsur total exposurenya yang sangat sedikit, dan alurnya yang sangat melankolis, mungkin akan banyak yang kecewa. Saya bisa maklum.

Dan bila ada kritik, saran atau ide cerita, jangan ragu untuk mengungkapkannya.

So... Enjoy...

Erotisme Catherine dan Indah (Final Chapter)

Setelah pemerkosaan brutal selama tiga hari yang dialami Indah, keadaan berbalik. Keket memaksa Indah pindah ke apartemen yang disewa Keket dan menjadi budaknya. Di dalam apartemen itu Indah hanya diperkenankan menggunakan sport bra dan hotpants yang jelas menunjukkan kesexyan tubuh Indah.
Indah dipaksa melakukan semua pekerjaan di apartemen itu, mulai dari menyapu, memasak, mencuci bahkan memandikan Keket.
Keket juga merendahkan Indah dengan menyuruh menceboki dirinya setelah buang air besar atau kecil, membiarkan Indah tidur kedinginan di ruang tengah apartemen itu, atau tak jarang bila Keket merasa tidak puas akan pelayanan Indah, memaksanya tidur dalam sebuah lemari yang hanya muat bila Indah dalam posisi meringkuk, serta memaksa indah untuk makan bersimpuh dilantai dengan lauk sisa dan seadanya sementara keket dengan angkuhnya duduk di meja indah dengan lauk mewah. Isak tangis lirih Indah menjadi musik merdu di telinga Keket.

Namun ternyata semuanya tidak berakhir begitu saja. Keket bingung.
Dendamnya sudah terbayar, Indah sudah dalam genggamannya dan dapat diperlakukan sehina yang ia mau. Tapi ada suatu Perasaan yang masih mengganjal. Perasaan yang ia yakin dulu sempat terpercik namun padam oleh kebiadaban Indah.

Sampai pada suatu hari, Keket memandang Indah yang sedang mengolah makanan di dapur. Keringat yang membasahi tubuh Indah membuat kesexyannya makin nampak walaupun terganggu tetesan air mata yang mengalir dipipinya dan sesekali terjatuh ke dalam adonan.
Perasaan galau berkecamuk dalam hati Keket, rasa iba itu mendadak datang. Akhirnya ia sadar akan arti perasaan itu.

Dengan lembut Keket menggengam tangan Indah, membasuhnya, dan membawa Indah ke ruang tengah apartemen. Keket mendudukkan Indah di sofa yang nyaman, meloloskan hotpantsnya, merentangkan kaki Indak, dan membenamkan kepalannya ke selangkangan Indah.

Indah hanya terdiam, hatinya galau. Ia masih merasa hancur, ia merasa ini merupakan bagian siksaan Keket. Tangan Indah meraih pisau buah yang ada di meja samping sofa. Ia tau semuanya bisa diakhiri saat itu juga, walau konsekuensinya sangat berat.

Namun pisau itu tak kunjung juga melakukan tugasnya. Tangan Indah berheti di udara, gemetar. Hatinya berontak....
Suara lirih Keket mengejutkannya. 'Kenapa tidak kau lanjutkan...'
Mata keduanya bertemu....
Denting pisau memecah kesunyian...
Lama keduanya terdiam, memastikan perasaan itu, dan kemudian dengan ledakan tangis keduanya berpelukan, melepaskan perasaan yang selama ini mereka pendam. Perasan cinta antara keduanya, ternyata mereka saling mencinta dan saling memendam perasaan itu, dan rasa tidak dapat memiliki menyebabkan benci, dan benci berakhir pada tragedi. Namun akhirnya cinta bertahta dan rasa itu membara.

Setelah tangis mereda, perlahan wajah keduanya bertemu, bibir berpagutan, lidah beradu. Tubuh mereka merapat, pakaian sudah tidak lagi menutupi kepolosan mereka. Penjelajahan erotis meledakkan semua nafsu yang selama ini terkurung. Dan ketika mereka selesai, mereka berpelukan erat, seakan tak mau terpisahkan lagi.

Di sebuah tempat permaian sky di suatu negara Eropa, nampak Keket dan Indah sangat menikmati bulan madu mereka. Ya, mereka sengaja ke luar negeri untuk mengesahkan hubungan mereka, sekarang keduanya adalah sepasang 'suami-istri'. Dan Indah tapak begitu manja, menggelayutkan dirinya pada Keket.
Ketika Indah melihat anjing penarik kereta salju tubuhnya bergetar, keceriaanya pudar.
'Kenapa cinta....?' tanya Keket
Indah menyelusupkan wajahnya ke dada Keket dan berkata lirih 'maafkan aku, karena membiarkan mahluk-mahluk itu menghina tubuhmu...'
Memori itu kembali...
'Memang menyakitkan cinta...., but i've forgive you completely. Dan kau boleh memandangku rendah, namun mahluk itu memberikan sensasi berbeda, walau jelas kebersamaan kita jauh sangat membahagiakan dan menggairahkan.'
'Tidak sayang...'desah Indah...' aku tetap merasa bersalah...dan aku mau kau menghukumku... biar aku merasakan apa yang kau rasakan...'
'Honey'... kata Keket.
'Please....' isak Indah.

Maka malam itu, Keket membawa seekor white fang ke pondok mereka, dengan mesra Keket menelanjangi Indah, menelusuri semua lekuk tubuhnya dan memberi Indah orgasme yang sangat hebat. Lalu Keket merebahkan tubuh Indah di depan perapian, kemudian membimbing white fang itu.

Tubuh Indah menggeletar merasakan lidah hewan itu bergerak liar disekujur tubuhnya, dan orgasme yang baru didapatnya dari Keket membuat gairahnya cepat tinggi. Kemudian Keket membalikkan tubuh Indah, dan menaikkan pinggul dan pantat Indah hingga mencuat menantang. Dengan halus Keket membimbing hewan itu, dan membimbing penis hewan itu masuk ke dalam vagina Indah untuk kemudian memompanya dengan buas.

Indah menjerit kenikmatan, ia kini mengerti perkataan Keket tentang sensai berbeda, walau itu diterima Keket dalam keadaan terpaksa dan terhina kala itu. Keket sediri sudah sangat terangsang. Ia memposisikan tubuh telanjangnya di depan wajah Indah.
Dengan rakus Indah segera menerkam vagina Keket, Indah ingin membagi kenikmatan yang ia rasakan. Tubuh ketiganya begitu menyatu, keringat mereka membuat siluet tubuh yang sangat sexy tertimpa temaram perapian. Dan ketiganya orgasme bersamaan, dua teriakan dan satu lolongan memenuhi ruangan pondok itu, dan berulang, berulang, berulang.

Kembali di Jakarta....
Kamar apartemen itu sudah bagai kapal pecah... speri berantakan, pakaian berceceran tercabik-cabik, beberapa model dildo berserakan.
Sinar mentari membangunkan mereka, gumaman penuh cinta saling terucap.
Keket menyandarkan tubuhnya, membiarkan dada telanjangnya menjadi sandaran kepala Indah. Lalu Keket meraih remote TV yang tertanam di vaginanya dan menyalakan TV. Sebuah acara fashion show nasional sedang berlangsung.

Indah berkata, 'aku benci pecun itu, ia mengalahkan kita sayang.' sambil menunjuk sosok yang sedang berjalan anggung di catwalk, lalu lanjutnya 'aku mau dia hancur!'. Ada nada dendam dalam suara itu.
Keket membelai rambut Indah, ia memandang sosok itu.
'aku bisa minta kontakku untuk menghancurkannya, dan menjualnya ke suatu daerah pedalaman yang semua penduduknya adalah lelaki pemerkosa.'

Indah tertegun mendengarnya, ia beringsut dari dada Keket, lalu ia memegang lututnya dan mulai terisak. Ia sadar bahwa sebenarnya dirinyalah yang sejatinya akan dijual oleh Keket.
Dengan lembut Keket meraih tubuh Indah, mendekap kepalanya dan menenangkannya bagai seorang ibu menenangkan anaknya.

'Memang tadinya engkau. tapi sayangku, semuanya sudah berubah... tak mungkin aku menghianati perasaan ini. Aku 'suamimu', tak mungin aku menghancurkanmu, aku mencintaimu lebih dari segalanya...dan aku akan menjagamu dengan segenap jiwa ragaku.'
Dekapan itu makin kuat dan mesra
'yang aku pikirkan, bagaimana kalau kau menjebaknya hingga aku bisa menghubungi kontraknya dan menjualnya sebagai pelacur.'
'Benarkah?' tanya Indah
Sebuah anggukan menentramkan hati Indah. Keduanya berpandangan, senyuman iblis tersungging di wajah keduanya.
dan kembali kamar apartemen itu menjadi saksi keliaran nafsu dan cinta mereka berdua.

Sementara itu di TV... Mariana Renata sedang berlenggok dengan gemulai di catwalk tanpa menyadari sebuah rencana sedang disusun, rencana yang akan segera mengubah takdirnya dari seorang top model papan atas menjadi wanita yang jauh lebih hina dari pelacur. hanya menjadi seonggok daging dengan tiga lubang sebagai tempat pebuangan sperma...

End