Thursday, July 16, 2009


Kegilaan Agnes: The best over 24 hours

00.00

Agnes antara sadar dan tidak kertika ia merasa ada sesosok tubuh masuk ke balik selimut yang menutupi tubuh bugilnya, lalu kehangatan tubuh yang juga telanjang terasa melingkupi gadis yang merasa nyaan oleh kehangatan yang datang tiba-tiba ini. Tangan sosok itu memeluk tubuh nya dengan erat dari belakang, hingga Agnes bisa merasakan tonjolan dua bukit payudara yang menghimpit punggungnya.

Tunggu...Payudara?

Tangan Agnes bergerak ke paha sang pemeluk dan...' Damn, ini pinggul perempuan' desah Agnes dalam hatinya, samil mencoba mengenali suara desah sosok dibelakangnya yang kini terangsang oleh jemari Agnes yang telah berpindah ke selangkangannya.

'Mmmmm... kamu nakal, Marni...' desah Agnes sambil menikmati ciuman lembut di tengkuknya dan remasan halus di payudaranya.
'Non, ko' bisa tau?' tanya sosok itu sambil merayapi perut rata Agnes, dan meremasi pinggulnya yang membuat gadis itu mendesah lirih.
'Aku kenal aromamu, Marni, lagi pula body sexy ini siapa lagi yang punya,' desah gadis itu, ketika merasakan jemari Marni bermain di labianya.

Agnes kemudian membalikkan tubuhnya untuk kemudian memeluk Marni. Marni adalah salah satu pekerja di rumah Agnes, umur gadis itu sendiri sudah dua puluh tahun, namun ia selalu santun.
Agnes menyenangi Marni karena selain kebaikan hatinya, Marni juga selalu merawat tubuhnya hingga sebenarnya tubuhnya tak kalah sexy dengan sang nona yang kini, tersenyum nakal padanya dan melumat bibirnya dengan lembut.

'Kamu jail, Mar... kenapa kamu bangunin aku begini?' desah Agnes di sela pagutan bibirnya.
'Aku kangen non, aku pengen ngerasain tubuh sexy non....' lirih Mari sambil mengusap lembut punggung Agnes yang menggeletar karena teangsang.
'Kamu juga sexy, Mar...I like your bodz....' kata Agnes sambil mremas buah pantat Marni, merapatkan pinggul dan tubuhnya, hingga kii payudara keduanya berimpitan, dan puting mereka makin mengeras akibat bergesekan.

Nafas keduanya mulai memburu, gerakan tangan keduanya juga makin liar, jelajah ke duanya makin luas, Agnes menurunkan kepalanya dan dengan gemas melumat payudara Marni yang kian mengeras dan mengacung menantang, punggung gadis itu melengkung hingga payudaranya makin maju dan makin dinikmati oleh Agnes yang dengan gemas, meremas bulatan bokong Marni.
Lidah dan ciuman Agnes menuruni belahan dada Marni, bermain di perut yang rata, lalu dengan lembut menggigiti pinggul Marni juga di lipatan pahanya sehingga membuat gadis itu melejang-lejang kenikmatan.

Jilatan Agnes turun ke paha dalam Marni, yang kini megapit kepala Agnes dengan pahanya, ia menahan rangsangan hebat yang dirasakannya, desahan gadis itu menggila. Namun dengan lembut, Agnes meregangkan paha Marni dan kembali meneruskan permainan lidahnya di paha mulus pembantunya itu, turun ke betis lalu tanpa merasa sungkan, mengisap ibu jari kaki Marni yang notabene adalah pembantunya.

Marni menggeletar hebat, Agnes bisa melihat basahnya vagina gadis itu bahkan sebelum ia melakukan apapun di vagina itu. Dengan lembut Agnes membalikkan tubuh Marni, lalu mengangkat pinggul gadis itu, hingga vagina dan anusnya nampak mencuat dengan indahnya kemudian dengan lembut namun pasti Agnes menggigiti lipatan bokong Marni yang mendesah tertahan menerima rangsangan dahsyat itu, cupangan segera menghiasi lipatan pahanya namun Marni tak perduli, jemarinya memainkan clitorisnya sendiri sementara sebelah lengan lagi meremasi payudaranya.
Marni kembali orgasme ketika akhirnya bibir dan lidah Agnes bermain di vaginanya dengan ahlinya, lidah sang bintang merayapi labia dan menusuk-nusuk vaginanya. Orgasme gadis itu makin menjadi ketika dengan rakusnya, Agnes menjilati lubang anusnya tanpa jijik, bahkan lidahnya ditekan masuk ke dalam rongga anus Marni yang makin kelojotan tanpa daya.

Agnes tersenyum melihat Marni menggeletar kenikmatan oleh permainannya, ia sendiri sama sekali belumon namun orgasme bukan hal yang terutama untuk dirinya. Kepuasan yang diperoleh lawan mainnya itu yang terutama, maka kini dengan tenang, ia menarik selimut menutupi tubuh bugil mereka berdua dan kini, Agnes yang memeluk Marni dengan mesra dari belakang.

Agnes melihat jam
01.00, kemudian ia terlelap.

03.00
Kecupan mesra di bir Agnes mengiringi Marni yang beringsut ke luar kamar sang nona, untuk bersiap melakukan pekerjaannya. Agnes menggeliat malas lalu memutuskan untuk bangun, tak ada gunanya memaksakan diri untuk tidur. Kemudian tanpa jengah gadis itu berjalan santai dalam kamarnya tanpa sehelai benangpun menutupinya sambil mendengarkan musik melalui iPodnya.

Sebuah pelukan ganas mengagetkannya, ia mencoba teriak namun sebuah tangan kekar menahan jeritannya.
'Nnnnnooooon.... maaf.... saya Ujjjaaaaang.' bisik sang penyerang dengan gagapnya.
'Ttttoooollllooong ja..jangan jerit non...tttooollloooong' desak tukang kebunnya lagi.
Agnes mengangguk meyakinkan Ujang, adrenalin gadis itu sudah naik tanpa disadari sang tukang kebun, perbuatannya membuat Agnes on.
Tuang kebun itu perlahan melepaskan bekapan tangannya dan begitu yakin bahwa nona majikannya tak akan teriak, tangannya segera meremas tubuh sang nona dengan kasar dan liar.
'Ssssssaaaayyyya ngga ku kuat pengen ngentot, non. Sa saya liat non ewean sama Mmmmarni.... Sa saya ngga tahan, saya mau nge..ngeheeee.'
Agnes tertawa kecil karena kepolosan tukang kebunnya yang baru berusia tujuh belas tahun itu. Agnes membiarkan saja ujang mencupangi leher jenjangnya, bahunya. Agnes menerima saja remasan kasar sang pemuda di payudaranya. Lalu dengan sedikit kasar Ujang merebahkan Agnes di lantai marmer kamarnya, lalu mulutnya dengan rakus menjilati vagina Agnes yang kini mendesis keenakan.
Gadis itu membantu pergerakan lidah Ujang dengan memainkan clitorisnya sendiri dan meremasi kedua payudaranya yang juga sedang dimainkan Ujang.

Kemudian dengan bernafsunya, Ujang menaikkan betis Agnes ke bahunya dan dengan sekali hentak menghujam vagina Agnes dengan penisnya.
Tubuh Agnes melengkung menerima sodokan itu, desahan kepuasan keluar dari mulut sang gadis yang kini terhentak-hentak seiring sodokan kasar sang tukang kebun.
Lalu Ujang membalikkan tubuh Agnes hingga menungging lalu dengan kasar menghujam vagina Agnes yang mendesah kenikmatan karena merasakan sodokan yang makin dalam di vaginanya. Tangan Ujang sendiri bergerilia di sekujur tubuh sang artis idola yang makin meracau tak jelas. Pemuda itu sendiri tak bisa bertahan lama lagi karena jepitan vagina sang nona seakan meremas penisnya yang pada akhirnya...

Untunglah kamar Agnes termasuk kedap suara hingga lolongan kedua insan yang mencapai orgasme itu tak sampai membangunkan penghui rumah yang lain.
Ujang terduduk kelelahan di lantai yang kini basah oleh keringat dan tetesan cairan cinta mereka berdua, wajahnya menunjukkan kepuasan yang amat sangat. Namun ternyata sang nona masih mempunyai hadiah kecil bagi Ujang yang mampu membuatnya orgasme. Tanpa ragu, Agnes menghisap penis Ujang yang masih setengah loyo, membersihkan sperma yang meleleh di sana.
Ujang mendesah kenikmatan, penisnya yang kini kembali tegang dideepthroath olah sang majikan tanpa ragu. Bahkan tak ada penolakan dari sang gadis ketika dengan kasarnya Ujang menekan kepala gadis itu hingga hidung imutnya tertanam di bulu selangkangannya dengan sukses.
Kepuasan itu begitu hebat dirasakan Ujang ketika dengan sukses Spermanya menyerbu tenggorokan sang gadis yang dengan rakus menghisap habis sperma yang kini meluncur dengan mulusnya ke dalam perut sang gadis.
Agnes tersenyum geli ketka melihat Ujang berjlan tertatih ke luar kamarnya sambil memegagi kedua lututnya yang nampak goyah.

Matanya tertumbuk pada jam di dinding kamarnya, 04.00.

Tanpa repot membersihkan sperma yang melekat ditubuhnya, Agnes membuka laci pakaiannya, mengambil sebuah hotpants putih dan langsung memakainya, hingga lelahan sperma di vaginanya dengan sukses membasahi bagian selangkangan sang gadis dan membuat belahan vagina merekah sang gadis membayang jelas.
Sebuah sportsbra senada menutupi bungkahan payudaranya yang sekal itu dan sebuah hooded sweater dengan belahan samping yang memanjang hingga ke pinggang ikut menambah kesexyan sang gadis yang kini dengan tambahan angkle socks dan sneakers segera keluar dari rumah mewah itu dan mulai berlari kecil untuk memulai jogging paginya.

Jalanan kompleksnya masih sepi, gadis itu berlari dengan santai, butiran keringat mulai membasahi tubuhnya yang berkilat sexy tertimpa temaram lampu jalan.
Agnes berhenti di sebuah pohon besar untuk menarik nafas, ketika gadis itu mendengar langkah kaki menghampirinya. Ternyata tiga orang satpam komplex yang baru saja berkeliling.
Mata mereka jalang melihat Agnes yang berpakaian sangat sexy.
'Eh pecun!' gertak salah seorang dari mereka, 'Ngapain lu jual diri di sini! Sekarang mendingan lu ikut kita ke kantor biar diangkut ke dinas sosial'
Agnes tersenyum binal dan malah berkata,
'Apa bapak-bapak ngga sayang, nyerahin saya ke dinas sosial, dan ngebiarin petugas di sana nikmatin tubuh saya?'
Lalu dengan santai Agnes membuka retsluiting sweaternya, dan membiarkan mata satpam komplex itu menatap perut sixpacknya yang dialiri keringat.
'Gu...gua masih punya iman' kata salah seorang satpam dengan tergagap, Agnes tersenyum dan mendekati orang itu, dan ketika tangannya menyentuh penis sang satpam dari balik celana dinasnya...

'Perek lu..' Jerit sang satpam tak lagi bisa menahan nafsunya. Dengan brutal ia membanting Agnes ke tanah, membuka paksa hotpantsnya, lalu dengan tergesa menurunkan celananya dan dengan ganas mengangkangan paha Agnes lalu menghujamkan penisnya dengan kasar.
'Pecun lu...lonte...gua ento lu...ngghhheeheeee!' racau satpam itu sambil membombardir vagina Agnes, dua satpam lagi tak ingin ketinggalan, dua penis yang sudah ereksi sempurna segera saja berebutan menampari pipi Agnes, yang langsung mengoral kedua penis itu bergantian.
Lalu satpam yang menggenjot Agnes membalikkan posisi mereka hingga kini Agnes berada di atas sang satpam. Sports branya disingkap ke atas, dan segera saja payudara sekalnya menjadi bulan-bulanan satpam itu.

Agnes merasa ada benda tupul yang disodok masuk ke anusnya, Ia menoleh genit dan memberi pandangan binal pada satu satpam yang dengan bernafsunya menyodomi Agnes. Dan kini ke tiga lubang gadis itu penuh dengan penis yang seakan berlomba ingin menghukum sang pelacur yang justru sangat menikmati kebrutalan mereka.
Satpam di vaginanya meledak terlebih dahulu, geletar kepuasannya sangat terasa oleh Agnes yang juga turut orgasme. Satpam itu lalu memberi ruang pada temannya yang mencabut penis dari mulut Agnes untuk kemudian mengaduk vagina sang gadis dengan kasar dan secara sembaragan mengisi rahim gadis itu dengan sperma.
Satpam terakhir mencabut penisnya, ia tersenyum dan mempertontonkan pada Agnes penisnya yang dihiasi bercak kuning kecoklatan hadiah dari anus sang gadis, lalu dengan santai menghujamkan penis itu ke vagina Agnes yang justru orgasme karena pelecehan itu.

Keempatnya duduk kelelahan menikmati hasil pergumulan mereka, lalu Agnes berujar santai, 'Kalau sekarang bapak mau nyerahin saya silahkan, saya sih ngga apa-apa. Tapi bapak bakal kehilangan kesempatan buat ngentotin saya kapanpun bapak melihat saya dan pingin ngentot...'
Ketiga satpam itu saling berpandangan, pikiran mereka kalut. Namun demi melihat Agnes yang dengan santai duduk mengangkangkan kakinya dan memperlihatkan vagina yang mulus tanpa bulu dan merekah mengundang...
'Mulai sekarang, lu lonte kita-kita... Kapan aja kita ketemu lu, dan pengen ngentot, lu harus ngelayanin kita...'seru satu satpam sambil mendesah ketika Agnes mendeepthroath lagi penisnya dengan rakus.
'Kagak peduli lu lagi mens... atau lagi ngga pingin... lu harus layanin kita..' kata temannya sambil asyim menyodomi Agnes
'Dan kita bakal hamilin lu biar beranak dari satpam...' geram satpam satunya lagi sambil dengan kasar menyodoki vagina Agnes....

Agnes melihat jam tangannya. 05.45....

Agnes terkikik geli melihat sepeda motor yang dikendarai ketiga satpam itu berjalan oleng bahkan nyaris jatuh, dan senyum nakal mengembang mengingat keinginan satpam itu untuk menghamilinya. Tak ada yang tau rahasia Agnes kalau dirinya sudah melakukan tubektomi, hingga dirinya aman menerima donor sperma tanpa khawatir hamil.

Gadis itu kembali berlari santai melanjutkan joggingnya, ketika ia melihat seorang penjual bubur ayam sedang melintas. Perut lapar sang gadis mengingatkan dia kalau ia belum sarapan, maka dengan segera ia memakan dengan lahap bubur ayam itu, namun...
'Aduh pak... saya lupa bawa uang...'
'Waaah, neng jangan gitu dong... saya belum dapet penglaris. Masa udah diutangin lagi', keluh pedagang bubur itu sambil memandang kesal pada Agnes
'Gini aja bang, rumah saya di jalan xxx, no xx. Nanti abang dateng aja ke sana dan minta pembayarannya...'
'Sembarangan aja si neng, udang ngga bisa bayar, nyuruh lagi...'ketus penjual bubur yang matanya kini bernafsu melihat kemulusan sang gadis, lalu lanjutnya,'Lagian gimana kalau neng bohong... saya ngga mau rugi dua kali dong...'
'Yaaah, bang... terus gimana dong?' desah Agnes manja...
Jakun penjual bubur itu bergerak tak terkendali ketika ia melihat Agnes sedikit membungkukkan badannya hingga bungkahan payudaranya yang tertutup sports bra terxpose.

'Atau.... saya bayar pake ini aja, ya?' kata Agnes genit sambil menurunkan celana pangsi tukang bubur yang kini tak bisa berkata-kata, terlebih ketika dengan ssantainya Agnes menjilati penis yang sudah sangat tegang itu bagai menjilati ice cream, menjilati buah zakar yang berbulu itu dengan nikmatnya, lalu mengulum penis itu sambil memberi hanj job pada tukang bubur yang blingsatan.
Dan ketika hidung sang gadis bertumbukan dengan selangkangannya, tukang bubur itu tak tahan untuk tidak menekan kepala Agnes sambil menyemburkan sperma yang begitu banyak hingga Agnes tersedak dan sperma itu keluar bagai ingus dari hidungnya.

Dengan santai Agnes menjilati sperma yang terbuang itu, lalu berbisik lirid di telinga tukang bubur yang sekarang terduduk kelelahan, 'baaaaaang, lunas, ya?'
Kepala tukang bubur itu mengangguk-angguk lemah, sambil menarik nafas. Agnes tersenyum dan berlalu dari tempat itu.

Di rumahnya, Agnes berpapasan dengan Marni yang wajahnya tersipu malu dan Ujang yang menatap kemolekan majikannya dengan bernafsu, namun tak bisa berbuat apa-apa karena seluruh penghuni rumah mulai bangun.
Agnes menyiapkan jacuzzynya, dan ketika rasa hangatnya dirasa cukup, gadis itu sgera membenamkan dirinya dalam kehangatan air. Bayangan persetubuhannya membuat Agnes on lagi, tangannya dengan lembut mengusap clitorisnya sambil sebelah lengan meremas payudaranya. Lenguhan panjang menandakan klimaks yang sangat hebat dari sang gadis....

08.00
Hari ini Agnes terbebas dari semua rutinitas latihan vocal dan tarinya hingga dengan santai ia memacu sepeda motornya mengarungi jalanan. Di sebuah pertigaan mendadak seorang polisi menghentikan sepeda motornya.
'Pagi mBak, bisa lihat surat-surat kendaraannya...'
Polisi dengan perut buncit dan kumis baplang itu nampak tidak konsentrasi memeriksa surat-surat karena kemeja tanpa lengan Agnes dan celana jeans super mininya menggoda sang polisi.
'Eeehm... mBa sudah melanggar aturan lalulintas,' kata polisi itu mencari alasan
'mBak akan saya tilang, ayo ikut saya ke pos...' katanya lagi...

Dengan ringan Agnes mengikuti langkah kaki sang polisi dan mereka masuk ke sebuah pos yang agak tersembunyi di mana ada tiga orang polisi lagi dengan tampang sangar menanti.
'Waaah... siapa nih?' tanya seorang polisi
'Biasa, pelanggar lalin.' kata polisi yang membawa Agnes
'Jangan-jangan maling motor nih...'

Polisi tadi menatap Agnes dengan sinis dan berkata, 'Kayanya kamu memang maling...'
Agnes menatap mereka dengan santai lalu berkata, 'Saya bukan maling, pak... lagian, di mana saya bisa nyembunyiin barang curian?' kata Agnes sambil berdiri dan merentangkan tangannya.
Para polisi itu mendadak mendapati selangkangan celana mereka makin sempit, lalu dengan suara dibuat berwibawa, polisi tadi berkata.
'Kami baru percaya kalau kamu sudah digeledah'
Agnes menatap binal, dan mendesah cabul, 'silahkan pak... geldah aku...'

Salah satu polisi memberi perintah, 'Sekarang kamu buka baju kamu...', dengan sensual Agnes menarik kausnya ke atas dan membiarkan mata para polisi melotot melihat payudaranya yang menantang bebas, dan upperbody dengan definisi otot yang jelas.
Dengan parau sebuah perintah kembali keluar, 'sekarang celana mu...', dengan gaya menggoda, Agnes membuka kancing celananya, menurunkan ritsluiting, lalu dengan ringan membalikkan tubuhnya membelakangi para polisi yang menadang takjub punggung sang gadis yang lalu membukkukkan badanya sambil melolosi celananya.

Agnes bisa mendengar dengusan liar para polisi yang melihat keindahan bokongnya yang tak berbalut celana dalam, vaginanya yang rapat dan lubang anusnya menyihir keempat polisi itu yang bagai zombi bangkit dan mulai menggerayangi tubuh Agnes.
Mulai dari ujung rambut sampai ujung kakinya, tak ada satu tempatpun yang terlewat dari 'pemeriksaan' itu dan jejak remasan kemerahan menghiasi paha, pinggul, pantat dan payudaranya.

Lalu seorang polisi duduk di meja yang ada di pos itu dan berkata, 'Kita mau tes kadar alkohol kamu, sekarang lakukan breathalizer!' sambil mengacungkan penisnya yang sudah tegang itu. Mata Agnes berbinar melihat penis dihadapannya, dan tanpa ragu melahapnya dengan rakus dan melakukan breathalizer, sementara sepasang tangan kekar membuka belahan pantatnya dan sebuah suara berat berkata, 'sekarang internal checking!'

Agnes melenguh keenakan ketika penis itu menyodok lubang anusnya, tubuhnya bergetar menahan kenikmatan itu sementara mulutnya makin liar melakukan deepthroath hingga....
Dengan sensual Agnes menjilat sisi bibirnya yang belepotan sperma, lalu suara desahan bersahutan di pos itu ketika dengan brutal polisi di anusnya bergerak untuk kemudian memuntahkan muatannya...
Dua polisi yang tersisa menghimpit Agnes dari depan dan belakang bagaikan sandwich, lalu polisi yang di depan Agnes mengangkat kedua kaki Agnes...

Erangan keras membahana dari mulut ketiga insan itu, bahkan Agnes sampai mendapatkan orgasme ketika vaginanya dihujam dua penis secara bersamaan. Kenikmatan yang dirasakan Agnes begitu besar, hingga dengan la ia membalas perlakuan kasar dua polisi itu dengan meliukkan tubuhnya dengan sensual, membiarkan tubuhnya dicupangi...

Jam 10.00

Akhirnya pemeriksaan itu selesai...
Tuduhan pencurian tak terbukti, namun Agnes diminta melakukan wajib seminggu tiga kali selama satu bulan di pos itu.
Agnes menyetujuinya dengan wajah berbinar, lalu dengan santainya melanjutkan berkendara meninggalkan para polisi yang kini merasakan linu setelah sperma mereka diperas habis oleh sang gadis...

Dan kini sepeda motor itu kembali meluncur bebas membelah Jakarta, hingga pada sau titik, Agnes merasa panggilan alam membuatnya mencari tempat pembuangan.
Sebuah WC umum seakan sudah menanti Agnes untuk tergopoh-gopoh segera masuk dan menuntaskan hajatnya. Gadis itu tidak menyadari kalau WC itu merupakan tempat mangkal preman, pengamen dan gepeng. Agnes tak menyadari ketika ketergopohannya menarik perhatian para begundal itu, yang kini menanti dengan sabar hingga terdengar suara cebokan dan suara toilet disiram.

Agnes terkejut ketika pintu WCnya dibuka paksa, celana jeansnya masih tersangkut di lututnya. Seorang preman bertampang saram dan mabuk masuk ke dalam toilet itu, lalu dengan membuka celananya dan mulai kencing.
Mata Agnes terpaku pada penis itu, ia lupa kalau kini vagina dan pantatnya terkespose bebas.
'Eh perek, ngapain lu liat kontol gua?' bentak preman tadi menyadarkan Agnes, dan tanpa basa-basi preman tadi menjambak rambut Agnes, memaksanya berlutut di lantai WC yang bau itu lalu dengan sadisnya menjepit hidung Agnes hingga gais itu membuka mulut mencari nafas.
'Nah sekarang lu bersihin kontol gua.. gua males cebok' kata preman tadi dengan santai sambil tangannya menekan kepala Agnes hingga wajah gadis itu tertanam di selangkangannya.

Agnes merasakan ada beberapa penis lagi di sekelilingnya, dan dengan bernafsu Agnes mengocoki semua penis itu sambil meresapi penis sang prman yang dengan kasar memperkosa mulutnya.
Kemudian setelah sperma sang preman masuk dalam perut Agnes, gadis itu ditunggingkan dengan wajah tepat berada di depan lubang toilet.
Desah gadis itu memenuhi toilet yang sempit itu ketika penis demi penis menghujam vagina dan anusnya. Ia bisa merasakan beragai ukuran penis, panjang, pendek, gemuk, besar, super. Selain itu beragam tekstur juga bisa dirasakan gadis itu. berurat, polos, kepala jamur, bersisik, berkutil.
Bahkan mulutnya juga penis-penis yang berdaki dan berjamur untuk dipuaskan.

Agnes mendapatkan multiple orgasme dalam session ini, dan penjaga WC yang juga menikmati Agnes di ketiga lubangnya merasa senang karena pendapatan toiletnya bertambah luar biasa hari itu. Ada sekitar lima puluh orang yang mendadak ingin 'buang air' di dalam 'lubang toilet' yang kini sedang di sandwich dalam posisi berdiri.

Pukul 14.00

Agnes berjalan sedikit sempoyongan setelah tambahan duapuluh lima penis lagi mengisi tiga lubang kenikmatanya. Selruh tubuh dan pkaiannya basah oleh keringat, sperma, dan air seni. Sedikit tertatih ia melangkah melewati geletakan penikmatnya yang terkapar kelelahan.
Senyum genit tersungging di bibirnya sebelum kembali sepeda motornya, membuka bagasi motor, an dengan santai mengganti pakaiannya dengan baju ganti di depan penikmatnya yang melotot liar tanpa sanggup berdiri lagi.

Kemudian dirinya meluncur ke sebuah mall, ia masuk ke sebuah counter pakaian dan memilih beberapa pakaian.
'mBak...'tegur Agnes pada seorang penjaga toko yang nampak memancarkan ketertarikan pada Agnes
'Saya mau nyobain baju... bisa temanin saya?'
Pelayan toko itu tersenyum binal dan membimbing Agnes ke changing booth, yang berada tepat di tengah counter, mereka berdua masuk ke dalam dan menutup tirai itu.

Dengan mesra pelayan toko itu mengangkat kaus Agnes, dan meloloskannya. Desahan Agnes ketika jemari sang pelayan toko memelorotkan celananya cukup mengundang keheranan para pelanggan yang lalu dengan sopan digiring pelayan lainnya untuk memberikan privasi pada Agnes yang kini sedang menjilati clitoris pelayan tokohingga lenguhan yang ditahan mengiringi semburan cairan cinta sang pelayan di mulut Agnes yang bagai kehausan menghisap habis cairan itu.
Lalu dengan kelembutan sama sang pelayan toko mengoral vagina Agnes, sambil jari tegahnya menghujam anus sang gadis. Hentakan kepalan tangan yang menghantam vagina Agnes seiring kocokan jari tengah di anus itu mampu membuat Agnes orgasme panjang...

Pukul 15.30

Agnes keluar dari changing booth itu dengan wajah puas dan pakaian baru, ia cuek saja melewati barisan pelanggan yang merasa jengkel dan heran dengan kelakuan gadis itu yang kini sedang tersenyum nakal pada para pelayan toko yang nampak kegiragan karena di tangan mereka terdapat kartu nama Agnes, dan dibelakangnya terdapat undangan untuk orgy lezbie party bersama Agnes.

Agnes tersadar dari lamunanya ketika dirinya berada dalam section under renovation di mall itu, Ia melihat dua orang pekerja yang sedang melongo melihat tubuh sexy agnes yang terbalut night dress dengan belahan punggung sampai ke pinggulnya dan dengan high heel sexy yang membalut kaki jenjangnya.
Senyum binal tersungging di bibir Agnes yang masuk ke dalam counter gelap itu dan menyapa pekerja itu.
'Abang kerjanya rapi, hebat banget...' desah Agnes sambil bergerak sensual di antara kedua pekerja yang mendadak menjadi sangat kikuk.
'Aku mau kasih abang hadiah' kata Agnes lagi sambil mencium lebut bibir keduanya, yag dengan semangat empat lima, melakukan french kiss dengan gadis yang menjanjikan mereka hadiah.

Liur ketiganya menyatu, Ages tak perduli dengan liur yang berleleran, tangan yang menggerayangi pinngul, pantat, payudaranya, serta bermain di vaginanya.
Agnes menggigil keenakan ketika kedua pekerja itu mengoral vagina dan anusnya bersamaan dan orgasmenya memberikan tanda pada pekerja itu untuk mengambil hadiah mereka.

Dengan senang hati Agnes menduduki penis besar pekerja itu dan dengan binal membuka belahan pantatnya yang segera diisi oleh penis. Agnes mendesah-desah hebat seiring rotasi kedua pekerja itu di seluruh lubang tubuhnya. Mereka juga membimbing Agnes menciptakan gaya baru dalm bercinta yang membuat ketiganya orgasme, orgasme dan orgasme.

Pukul 17.00
Mandor pekerja itu habis-habisan memarahi kedua pekerja yang disangkanya bermalas-malasan dalam bekerja karena menemukan mereka tertidur kelelahan di dalam counter itu, sementara Agnes dengan santainya melenggang ke luar mall. Memanggil taxi dan membiarkan motornya begitu saja di mall.

Pukul 18.30
Agnes tiba di sebuah cafe remang-remang di kawasan kumuh Jakarta.
'Ah Agnes... kamu dateng juga' ujar seorang pria buncit sambil meremas pantat Agnes, 'Aku sangka kau udah ngga mau lagi ke sini.....'
'Tenang aja babah, aku masih senang main ke sini, lumayan buat hiburan...' kata Agnes sambil menyelipkan jemari lentiknya ke balik celan sang pria yang langsung menggiring Agnes ke ruang kerjanya.

Foreplay itu berlangsung singkat karena babah pemilik cafe lebih memilih segera menghujam penis pendeknya ke vagina Agnes dan dalam hitungan menit menumpahkan spermanya ke dalam rahim Agnes yang nampak jauh, sangat jauh dari puas. Namun dengan bakat akting alaminya Agnes menampakkan wajah penh kepasan pada sang babah yang nampak seperti pria perkasa.

Lalu Agnes bersiap di panggung, melakukan check sound sebelum berdandan merapihkan maskara dan lipstiknya yang luntur ketika membersihkan penis imut sang babah.

Agnes memandang para pemain musik dan berkata..'Masih ada waktu... mau ngentot?'

Pukul 22.00
Para pemusik dengan tenaga baru setelah bertempur dengan Agnes yang namak terpuaskan oleh orgasme yang diperolehnya, mulai menghibur pengunjung cafe dengan lagu-lagu beat cepatnya dan dengan lirik yang mengundang birahi.
Para pengunjung yang terutama golongan menengah ke bawah sangat terpukau dengan likan binal Agnes di atas panggung yang tanpa malu melakukan striptease.

Tubuh bugil gadis itu mengunjungi kursi tiap tamu sambil menggoda mereka hingga para pengunjung itu tak tahan untuk mulai mengelusi penis mereka.
Ketika Agnes kembali ke atas panggung gadis itu melakukan hal yang extreme, mulai dari memainkan clitorisnya sendiri, menggesekkan vaginanya ke mike stand, hingga meliukkan tubuhnya hingga.

Para pengunjung tak bisa bertahan lebih lama lagi, mereka segera berebutan naik ke panggung, berebutan merayahi tubuh Agnes, membasahi tubuhnya dengan liur dan minuman keras, lalu tanpa tau siapa yang mengomando, pesta gangbang terjadi di atas panggung itu.
Microphone itu diganti oleh penis yang bergantian merasakan kelembutan tenggorokan sang idola, rahimnya tak lagi mamu menampung sperma yang ditumpahkan dari puluhan penis yang merangsek masuk ke dalam vaginanya, bahakan ada yang sampai masuk ke rahimnya.
Anusnya juga menjadi pelabuhan penis yang seakan berlomba membuka lubang anus yang imut itu. Namun Agnes tak khawatir karena ramuan khususnya akan mengembalikan kondisi vagina dan anusnya kembali seperti perawan.

Babah pemilik cafe sangat senang, jutaan rupiah bertebaran di panggung, menutupi tubuh Agnes yang tertutup sperma. Pesta sex itu baru saja berakhir dengan geraman pengunjung yang tak ingin pesta itu berakhir, namun bahkan untuk berdiri mereka harus dipapah....

Pukul 02.00, waktu cafe bubar...

'Nez... benar kamu ngga mau bayaranmu?' tanya babah yang keheranan karena Agnes menolak sepeserpun hasil keringatnya.
'Aku dapat kepuasan lahir batin, bah... itu yang penting. Trus asal Nez masih boleh main ke sini, Nez udah sangat senang...'
'Pintu cafe ini terbuka buat kamu sayang....'desah babah karena Agnes kembali menghisap spermanya sampai lemas...

Pukul 03.00

Marni membukakan pintu ketika Agnes pulang, gadis itu membimbing majikannya yang nampak mabuk itu ke kamar, membuka pakaian sang majikan sambil menahan nafsu untuk bercinta lagi. Ia akan membiarkan majikannya beristirahat.
Tangan Agnes menahan Marni...
'Maaaar' desah Agnes manja...'temani aku tidur, yaaaaaa'
Marni tersenym nakal, ia lalu membuka pakaiannya, masuk ke balik selimut dan...
'Kamu juga jang... ngga usah nyumput, sini gabung sama kita-kita..' panggil Agnes sambil tersenyum melihat Ujang garuk-garuk kepala karena malu, lalu dengan segera membuka pakaiannya sendiri hingga bugil...

Agnes merasa nyaman karena tubuhnya dipeluk dari depan dan belakang oleh dua orang yang kini bersamaan menberikan kehangatan bagi tubuhnya...
It was a great day adventure....

Damn real good...

Tuesday, July 14, 2009


The Beast Within: Susan Bachtiar

Perempuan cantik itu memandang rumah kumuh di hadapannya dengan perasaan haru.... ia tahu kalau di dalamnya terdapat seorang pria yang sangat membencinya, selalu menghinanya secara verbal, dan merendahkannya lebih dari hewan. Namun entah mengapa, rasa iba dan pengabdian pada pria itu membuat perempuan itu rela diperlakukan secara rendah, bahkan kini ia melakukan apa yang diperintahkan 'suaminya', begitu perempuan itu selalu menganggap status pria itu, pada saat kedatangannya yang lalu.

Andai saja komplex itu sedang ramai, maka mereka akan dapat melihat seorang perempuan cantik, membuka pakaiannya tanpa ragu hingga tinggal celana dalam, lalu mengenakan sebuah daster lusuh yang nampak dijadikan keset di depan rumah itu.
'Heh pelacur!' bentakan keras terdengar ketika kaki perempuan itu baru saja melangkah masuk, dan menutup pintu.
'Siapa yang suruh kamu datang, hah? Kamu mau menghina aku lagi?' sembur sang pria tanpa memperhatikan perasaan perempuan yang selama ini tulus merawat dirinya yang cacad tanpa lengan dan sebelah kaki korengan itu.

Perempuan itu hanya diam, wajahnya tertunduk seakan memang dirinya sangat bersalah.
'Eeeeh pake bengong, lagi! sekarang lu bersihin badan gua pelacur, udah tiga hari gua belum mandi!'
Dengan lembut perempuan itu membuka pakaian 'suaminya', lalu memulai prosesi mandi kucing. seluruh bagian tubuh lelaki itu merasakan kelembutan mulut dan lidah sang perempuan yang dengan halus, kini mengoral penis pria itu dan dengan perasan bahagia menelan semua semburan sperma sang 'suami' dan menelannya.

Sebuah tendangan di dada membuat perempuan itu terjengkang. 'Brengsek luh!, sekarang semua badan gua bau ludah lu, perek! emang gua kucing lu jilatin?' bentak pria yang baru saja menyemburkan sperma di tenggorokan sang perempuan, bahkan dengan sengaja buang angin ketika sang perempuan melakukan anal rimming dengan lidah lembutnya.'

Dengan membungkuk hormat dan perkataan maaf yang terlontar dari mulutnya, perempuan itu menuju dapur yang sederhana itu untuk kemudian menyusun kayu bakar, dan mulai menyalakan api. Wajah cantik sang perempuan kini ternoda oleh debu dan jelaga yang bertrebangan mengisi dapur dengan ventilasi seadanya itu, mulutnya tak henti meniupi bara api hingga air yang dimasaknya cukup mendidih.
Lalu dengan pengabdian penuh, perempuan itu membimbing sang pria yang terus menyumpah-nyumpah tanpa rasa terimakasih, walau kini sang perempuan dengan lembut bagai membersihkan poselen yang tak ternilai harganya, membersihkan tubuh sang pria dengan teliti, tanpa melewati satu inci pun juga.

Kemudian keduanya menuju bili yang menjadi peraduan mreke, sunggh kontras nampaknya ketika seorang perempuan cantik harus berada satu bilik dengan pria cacad yang kini terlentang telanjang di atas lantai yang beralaskan tikar lusuh.
'Kenapa kamu bengong? Nyesel udah dateng ke sini? Nyesel lo mau mengabdi sama orang cacad kaya gua?' Sembur laki-laki itu tanpa perasaan.
'Gua tau lo cuma pura-pura sayang gua, lu cuma mau ngehina kondisi gua, kehidupan gua!'
Perempuan itu tertunduk, terisak dan menggeleng lirih.
'Pake nangis lagi... pelacur itu ngga boleh nangis tau!'
'Sekarang lu naik sini, gua mau make lu....!'
Dengan patuh perempuan itu menaiki tubuh suaminya, ia meraih dasternya, namun...
'Lu mau ngapain? telanjang. Najis gua ngeliat body pereklu itu, gua mau ngentot bukan ngeliat body cungkring.'
Kembali isak lirih terdengar, namun perempuan itu patuh, ia menggeser posisi celana dalamnya, namun kembali hinaan keluar dari mulut sang pria.
'memeklu itu kotor lonte, dan memek lu itu ngga pantes ngedapetin kontol gua. Sekarang lu masukin ke bool lu, cepet!'
Mata sang perempuan memandang langitlangit bilik yang belubang karena lapuk dan penuh sarang laba-laba, matanya mengabur karena pelupuk matanya penuh dengan air mata yang coba ditahannya, selain karena hinaan itu, juga karena pedih yang dirasakan anusnya yang kini menelan penis pria itu.

Mulut pria itu sendiri seakan tak pernah berhenti menghina perempuan yang sekarang sedang berusaha memuaskan sang pria dengan adukan pinggulnya hingga penis sang pria merasakan jepitan anusnya secara maximal walau beberapa posisi itu menyakiti sang perempuan dengan sangat.
'Bool lonte, udah dobol... udah berapa sering laki-laki laen make bool lu perek!' caci sang pria, dan airmata sang perempuan berlinang karena hanya dengan 'suaminya' ini ia rela di sodomi, namun tak ada bantahan yang keluar dari mulutnya, hanya gerakan pinggul yang makin menyakiti anusnya yang dilakukan perempuan itu.
'Aaaaah udah udah udah!' sembur laki-laki biadab itu, 'bool lu ngga enak, mending lu pake mulut lo buat ngebersihin kontol gua. Bau tai lu, kampret!' semburnya lagi.

Dengan patuh sang perempuan mengangkat tubuhnya, bersimpuh dihadapan penis yang memang berbercak kuning kecolatan, lalu menjilati penis tu hingga bersih sebelum mendeepthroathnya hingga sang pria kembali berjakulasi dalam tenggorokan sang gadis.
'Mana terimakasih lu, pelacur! Pejuh gua mahal tau!'
'Te.... terimakasih, kang....'

Kemudian sang gadis menatap punggung sang suami, dan mulai memijatnya. Dengkur sang pria membuat sang perempuan begitu bahagia, karena mampu membuat 'suaminya' terlelap. Kemudian perlahan perempuan cantik itu bangkit, kembali kedapur dan mulai memasak alakadarnya ketika suara ribut terdengar dari ruang depan gubug mereka.
Reflex perempuan itu mematikan tungku dan berlari ke ruang dapan dan mendapati 'suaminya' sedang dipukuli oleh dua pria bertubuh besar, sementara sorang pria botak, berperut buncit, memakai kemeja kembang-kembang dengan rantai emas mencolok di dadanya meludahi tubuh pria yang babak belur itu.

Perempuan itu bergerak melindungi tubuh sang suami, membiarkan dirinya sendiri menerima beberapa tinjuan dan tendangan, sampai pria buncit itu bergerak dan menjambak rambut sang perempuan. Matanya melotot melihat kecantikan perempuan itu walau noda jelaga memenuhi wajahnya.
'Siapa kamu, cantik? Kenapa kamu ngelindungin bajingan ini?'
'Sa... saya istrinya.. pak....'
'Istri?' seru pria buncit tadi tak percaya, dan segera pria tak tau terimakasih itu berseru
'Dia bukan istri saya, najis saya punya istri dia... dia lonte...dia...'
Sebuah tendangan keras ke rusuk pria itu membungkam mulutnya.
'Bajingan tengik, ngga tau diuntung!' sembur pria buncit itu., 'Lu harusnya bersukur ada yang masih mau ngebela, monyet!'
'Ampun pak...' hiba sang perempuan, 'jangan siksa suami saya lagi.....'
'Ya ampun, kenapa sih kamu ngebela bajingan ini terus? Eh neng, mendingan lu jadi gundik gua. Pasti lu bahagia....'
'Saya.... saya tidak bisa pak.... saya sayang suami sa....'
'Anjrit luh lonte...!' sembur pria cacad itu tanpa rasa terima kasih, 'Ngga sudi gua lu panggil laki... naj...' kembali sebuah tinju di mulutnya membungkam pria tak tahu diri itu.
'Lu denger, kan? Laki lu aja kaga ngakuin elu, kenapa lu terus bela dia?' kata pria buncit itu dengan gusar.
'Dia sedang kalut, tuan...' perempuan itu malah erendahkan diri dengan memanggil pria buncit itu tuan.
'Eh denger ya, neng. Laki lu itu punya utang satu juta sama gua dan dia kaga pernah bisa bayar. Nah gua rugi dong, jadi ya gua hajar ajah laki lu' kata si buncit dengan santai
Perempuan itu bersimpuh di kaki pria buncit dan berkata, 'Tuan... tolong kami tuan... kami orang susah... '
'Semua orang juga susah neng,' sergah si buncit, 'Gua juga bakal susah kalo semua orang model suami lu ini.'
'Kasih saya kesempatan untuk bayar tuan....'
'Emang lu bayar pake apa neng? gubug ini aja harganya kurang dari sejuta.'
Perempuan itu nampak kalut, ia tak tega melihat suaminya dihajar begitu rupa... hingga ia nekad mengambil keputusan... ia hanya berharap suaminya akan memaafkan dirinya...
'Tuan.... sudikah tuan menerima tubuh saya sebagai pembayaran?'
Sejenak hening....
'Tuuuuhhhh kaaaaan, memang lonteeee!'sembur pria cacad itu
'Pelacur, lonte, pecun! Sekarang lu ngehina gua dengan ngejual memek lo. Dasar Lon....', tendangan di perut pria itu membuat nafasnya megap-megap.
Pria buncit itu tersenyum,
'Wah neng... abang sih seneng aja ngentot cewe cakep model neng... tapi satu juta? dengan duit kurang dari itu saya bisa puas ngentot cewe cakep, bukan bini orang lagi....'
'Tuan.... tolonglah....' hiba perempuan itu di kaki sang rentenir, hingga...
'Gini ajah, gua masih kasian sama lu yang udah mau berkorban buat kroco ini.... lu layanin gua dan kedua anak buah gua sampe puas, baru gua lunasin hutang lu.'
Permempuan itu tercekat, ia melihat anak buah sang rentenir yang bertubuh besar dan sangar tersenyum liar...
'Gimana?' tanya sang rentenir, 'Lumayan kan, lagian lu hebat bisa dapet kurang lebih tiga ratus ribu perorang. Jarang ada lonte yang dihargain segitu....'
Akhirnya perempuan itu mengangguk...
Ketiga penagih itu tersenyum senang, sementara si pria cacad itu...
'Lonte.... pelacur...'
'Aaaah, brisik, heh iket dia di kursi dan sumpel mulutnya pake ni gombal, kita bikin dia ngeliat kita entot bininya.'
'Nah, sekarang neng, mendingan lu mulai buka tuh daster, ngerusak suasana ajah.' perintah rentenir itu,

Dengan sedikit kikuk karena harus bertelanjang di hadapan 'suaminya' sang perempuan cantik meloloskan daster kumal itu melalui bahunya, dan...
Mata ketiga penagih itu bagai hendak keluar dari rongganya, mereka tak menyangka kalau dibalik daster itu, sebuah tubuh putih mulus, dengan payudara montok mengundang, serta kaki jenjang tersembunyi menunggu untuk dinikmati.
Dan ketika celana dalam itu tercampak, liur ketiganya mengalir deras. Vagina mulus tanpa sehelai rambut dan nampak sangat terawat tersaji dihadapan mata mereka pasrah untuk dinikmati.

'Dasar cacad ngga tau diri!' maki rentenir itu, 'bini cakep gini ngga diaku, sekarang lu liat gimana dia muasin kita-kita!'
Rentenir itu meminta sang perempuan untuk membuka celananya, dan mulai mengoral penisnya. Pria itu nampak menikmati sekali lembutnya bibir sang perempuan yang menggesek lembut penisnya, dan memebri sensasi seru dengan melakukan deepthroath yang jarang dinikmati pria itu. Remasan lembut di zakarnya, jilatan nakal membuat pria itu makin blingsatan.
Karena sudah tak kuat menahan nafsunya, rentenir itu mendorong sang perempuan hingga terlentang di tikar lusuh di ruangan itu , dan langsung menghujamkan penisnya ke vagina perempuan itu yang masih kering.

Ringisan kesakitan sang perempuan tidak dihiraukan sang rentenir yang kini menghentak-hentak pinggulnya dengan kasar, selain itu tangan gempal rentenir itu meremasi payudara dan bokong perempuan itu dengan kasar hingga meninggalkan jejak kemerahan. Perempuan itu sendiri merasa sesak, karena berat tbuh pria itu serta aroma tubuhnya yang asam.
Sekitar tiga puluh menit perempuan itu berjuang menahan gepuran penis sang rentenir sebelum....
Geletar sang rentenir mengiringi semburan sperma yang meluncur masuk tak tertahankan ke dalam rahim sang perempuan yang terisak karena kini tubuhnya sudah 'ternoda'.
Matanya tertumbuk pada sang suami yang memandang jalang dengan gumaman makian yang teredam, maafkan aku kang.... maaf. Desahnya dalam hati...

Kedua anak buah sang rentenir sudah tak tahan lagi. Tubuh besar hitam legam penuh tattoo segera merangsek maju. Seorang dari mereka tidur terlentang dan memaksa sang perempuan melakukan WOT, perempuan itu berjuang mati-matian memasukkan penis sang preman yang memang besar itu hingga sang preman sedikit tak sabar, mencengram pinggul sang perempuan dan menghentak pinggul seksi itu sekuatnya. Jerit tertahan keluar dari mulut sang gadis ketika penis itu tertanam sepenuhnya, bahkan terasa menjebol masuk ke rahimnya.

Belum lagi perempuan itu beradaptasi, tubuhnya ditelungkupkan hingga berhimpit dengan sang preman dan.
'Aduuhhh, aduhhhh, ampuuun, ampuunnn...' perempuan itu menjerit-jerit kesakitan ketika penis yang sama besarnya merangsek masuk ke dalam anusnya, walau belum lama ia melakukan sodomi namun kini situasinya berbeda, tak ada kepasrahan, hingga proses penetrasi itu sangat menyakitkan.
Dan ketika kedua preman itu bergerak, sang perempuan hanya bisa merintih-rintih kesakitan. Sementara bekas gigitan, remasan dan tamparan mulai menghiasi sekujur tubuh sang perempuan.

Perempuan itu benarbenr tersiksa, stamina preman itu benar-benar luar biasa, mereka sudah beberapa kali ganti posisi, dan ketiga lubang ditubuhnya terpakai melayani penis mereka, namun tanda orgasme belum juga nampak. Perempuan itu terus berusaha dan bertahan hingga akhirnya setelah lewat satu jam...
'Addduuuuuuuhhhh, ampuuuuuunn!', bahana jerit kembali keluar dari mulut sang gadis, ketika dengan kejamnya kedua penis itu dihujamkan ke dalam vagina sang perempuan yang kini menggigil menahan sakit. Dan perlu perjuangan sekitar lima belas menit lagi sebelum rahim sang perempuan disiram oleh dua penis secara bersamaan.

Namun mata sayu sang perempuan kembali tertumbuk pada penis sang rentenir yang kembali bangun. Mulut sang gadis kembali mendeepthroath penis yang tak lama bersarang di anusnya. Tubuh gadis itu kembali tersentak-sentak, sementara payudaranya yang menggantung bebas diremas dedengan kasar bahkan ditarik dengan sangat kuat seakan rentenir itu ingin merenggut payudara sekal itu dari tempatnya.
Bahkan kini ide gila muncul diotak sang rentenir yang memberi tanda pada kedua anak buahnya, yang lalu maju merubung sang perempuan.
Tubuh lemah itu diangkat dan kembali tubuh bagian bawah sang gadis mengalami double penetration di vagina serta anus. Dan ketika gadis itu membuka mulutnya hendak berteriak, penis besar yang lain merangsek dan memborbardir tenggorokan sang perempuan yang kini kelabakan karena bulu selangkangan sang preman melekat erat di hidungnya.

Selama satu jam berikutnya kembali gadis itu mengalami siksaan sexual yang sangat menyakitkan, karena ketiganya melakukan rotasi dan ketiganya selalu memposisikan penis-penis mereka hingga sang perempuan menggeletar kesakitan. Dan puncak kegilaan mereka, ketiganya mendesakkan penis mereka dalam vagina sang gadis dan menyemprotkan sperma mereka ke dalam rahim sang perempuan.

Kemudian ketiganya duduk santai sambil merokok, mereka melihat sang wanita yang menggelpar menahan sakit di sekujur tubuhnya, terutama vagina dan anusnya. Rentenir itu kemudian bangkit dan berkata.
'Mendingan lu tinggalin laki lu yang brengsek itu, dia ngga pantes buatlu.' katanya sambil mereka membenahi pakaian, lalu tambahnya.
'Janji gua, gua pegang. Utang bajingan itu lunas, walaupun sebenernya lebih baik kalau dia mampus.'
Dan keheningan hinggap di gubug itu ketika ketiga penagih itu pergi.

Sambil merayap, sang perempuan mendekati 'suaminya' yang nampak seperti didekati penyakit. Bahkan ketika akhirnya ikatan tubuh dan bungkaman mulutnya terlepas.
'Pelacur sundal, lonte, pecun, perek!' hujan cacian ditambah tendangan liar mendera tubuh lemah sang wanita yang hanya bisa meringkuk mempertahankan diri sebisanya.
'Lu bukan gundik gua lagi, ngga sudi gua make pecun bekas orang! Liat tuh memek ama bool,lu. Udah dol, dower!' maki si cacad sambil menghujam vagina si gadis dengan kakinya yang penuh debu dan koreng.
'Lagian memek lu udah diisi pejuh tu orang, gua ngga mau nanggung anak haram yang ada di perut sudel lu itu!'
'Mulai detik ini, gua ngga mau liat muka sundel lu itu di rumah ini lagi. Kalo lu masih nekat dateng, bakal gua jual lu ke temen-temen gelandangan dan pengemis gua!'
'Pergi lu, lonte!' bentak si cacad, sambil menendang wajah sang perempuan, yag akhirnya dengan berat merayap ke luar gubug itu.

Hati sang perempuan sangat terpukul... memang semua kesalahannya, tak seharusnya ia menjual diri demi menutup hutang, 'suaminya' tentu bisa menyelesaikannya. Namun kini nasi sudah jadi bubur, tubuhnya sudah cemar dan rahimnya sudah cemar...'suaminya' pantas membuangnya.
Dengan rasa sesal yang mendalam perempuan itu bersujud di depan gubug itu, sinar temaram bulan menyinari punggung dan pantat sexy sang perempuan yang kini menangis di depan gubug itu.

Lalu dengan gontai ia memakai pakaiannya yang teronggok di depan gubug, dan melangkah lunglai meninggalkan gubug itu.
'Ah setidaknya suamiku bebas dari hutangnya...' keluh gadis itu dalam hatinya, kemudian ia menyetop sebuah taxi dan...

*********
Dua minggu kemudian, Bandara Soekarno Hatta

Seorang pria tampan nampak menjemput sang perempuan yang baru datang dari Singapura...
Sang perempuan nampak hambar dalam menyambut kecupan mesra sang pria, yang lalu mengawalnya ke sedan mewah mereka.
'San... kemana saja kamu selama ini..., ada lebih seminggu kamu menghilang.... Aku rindu kamu... Aku khawatir....Aku....'
Perempuan itu berkata datar dan dingin, 'Ko... ingat sumpah koko...'

Dan hanya alunan musik lembut yang mengisi kesunyian mobil yang terus melaju, sang pria nampak berusaha menelan kegalauannya sendiri... ia teringat sumpahnya yang tak akan mempertanyakan apapun yang diperbuat istrinya yang kini nampak tercenung sedih demi melihat komplex perumahan kumuh di daerah Jakarta Utara yang jelas terlihat dari overpass yang mereka lalui.
'Ah setidaknya, istriku kembali dalam pelukanku...'
Mobilpun terus melaju.

*********
Siang itu di komplek pelacuran murahan di kolong jembatan.....
Pria cacad itu merem melek menerima oral sex dari pelacur murahan yang sudah tua, gemuk dan berdandan sangat menor. Matanya terpaku pada acara Jelang Siang di salah satu TV Swasta, ia melihat pebawa acara wanita yang nampak anggun itu. Seketika wajahnya nampak jijik dan meludah...
'Dasar pelacur!' dan kata-kata itu ternyata membawa bencana, karena pelacur yang merasa terhina itu memanggil preman setempat dan lalu menghjar pria cacad itu habis-habisan

******
Di rumah rentenir...

Mata ketiganya memeblalak tak percaya, ternyata dua minggu yang lalu mereka telah menggumuli salah satu artis papan atas ibu kota dengan sangat brutal dan liar.
Dan ketiganya serempak tertawa...

Mereka mentertawakan keberuntungan mereka yang bisa menikmati tubuh artist itu untuk harga yang kini dirasa sangat murah, terlebih ketika mengingat kekasaran mereka pada perempan itu.

Mereka juga mentertawakan kebodohan mereka yang tidak segera mengenali sang perempuan, hingga mereka sama sekali tidak memiliki bukti persetubuhan itu, hingga kini tak ada satupun cara mereka untuk memeras sang perempuan untuk melayani mereka kembali.

Ketiganya berpandangan dan...

Tawa pecah di rumah itu....

********
'And Cut!' teriak sang suradara sambil mendekati pembawa acaranya.

'nice job as always mBak, anda benar-benar pembawa acara yang hebat!'

Perempuan itu hanya tersenyum lalu melangkah ke dalam ruang ganti privatnya, pintu itu menutup dan sebuah tanda menunjukkan pemilik ruang itu.

Susan Bachtiar.

End

Monday, July 13, 2009


Nasib Tragis Andrea Lee IX - Back to school (in transition)

Andrea kini merasa nasibnya menjadi lebih baik, semenjak ia berhasil memenggal kepala susi-bahkan ia tak perlu repot lagi memanggil nyonya- yang kini kepalanya menjadi hiasan dinding villa megah itu, ketiga tuannya memperlakukannya sedikit berbeda. Tetap kasar, tetap liar, tetap brutal. Namun ada respek dalam tiap hujaman penis mereka, kegairahan dalam tiap hujaman, bahkan dalam tiap gaya yang menyakitkan Andrea terdapat penghormatan di dalamnya.

Arman juga masih sering mengikat tangannya ke atas kepala, dan mengikat kedua kakinya dalam posisi mengangkang membentuk huruf Y terbalik, untuk sekedar mencambukinya dengan cemeti, rotan maupun sabuk kulit. Semuanya agar Andrea tidak merasa besar kepala namun selalu menyadari siapa dirinya yang tak lebih dari budak peliharaan tuan-tuannya dan lubang penampungan sperma bagi mereka.

Terkadang sesuatu seperti ini terkadang masih terjadi....
'Eh lonte...' Arman tak pernah merasa perlu mengubah panggilannya pada gadis yang kini sedang asyik mendeepthroath penisnya yang terimaksih pada profesor kini sepanjang 30cm dan diameter 5cm. Mata gadis itu memandang sayu namun bergairah ketika tuannya itu memanggil.
'Kita akan buat rekaman gangbang baru untuk situs kita... dan aku punya peran yang cocok buat kamu.'
Andrea yang mendengar itu merinding, wajahnya jelas memancarkan kesedihan karena tuannya belum bisa menerima dirinya seutuhnya hanya untuk menjadi milik pribadi, gadis itu sedih karena ia belum mampu memuaskan sang tuan hingga ia masih harus menerima hukuman ini.

Namun dalam kepatuhannya gadis itu tetap mengulum penis sang tuan, ditambah dengan rangsangan lambut di buah zakar sang tuan hingga.... glup...glup...glup...
'Terima kasih tuan,' desah Andrea setelah seluruh sperma sang tuan bersarang dengan nyamannya dalam perut sang gadis, lalu keduanya berjalan menuju halaman belakang kemudian Andrea memposisikan dirinya bagai seekor kuda tunggangan dengan menggenakan accesories yang memang tersedia dirumah itu, membiarkan tuannya menaiki punggunya, dan dengan sukacita membawa sang tuan berkeliling kemanapun kekang sang tuan menghendakinya.

Di sungai itu mereka berhenti, dengan sepenuh hati Andrea membersihkan sekujur tubuh sang tuan dengan telaten, seperti membersihkan guci dari dinasti Ming yang tak ternilai harganya, dan begitu tinggi nilai tuannya dimata Andrea, sebelum air sungai itu menyentuh sang tuan, lidah sensualnya terlebih dahulu membersihkan seluruh tubuh sang tuan, hingga ke lipatan ketiak, lipatan paha, lubang anus, penis, hingga ke sela-sela jemari kaki.

Bagai raja, Arman bersandar pada Andrea yang duduk mengangkan bersandar pada pinggiran sungai yang berbatu dan membiarkan tangan sang gadis menyeka tubuhnya, memijatnya, memanjakannya. Andrea sendiri entah mengapa tak ingin melepaskan diri dari sang penjajah, walau kesempatan itu ada. Namun ada rasa ketergantungan yang amat sangat dari sang gadis yang sudah meneyerahkan seluruh hidup dan dirinya untuk memuaskan sang tuan. Selain itu, gadis itu juga takut pada dua tuannya yang lain yang nampak iri dan ingin menyiksanya dengan brutal itu, terlebih dua remote yang selalu berada di pergelangan tangan Arman, membuatnya tak berkutik.
Mandi sore itu diakhirri dengan siraman kencing Arman di wajah Andrea, yang dengan tulus berterima kasih pada sang tuan karena begitu perhatian pada dirinya. Kemudian kembali nampak Arman menunggangi 'kuda betinanya' ke arah villa, dan pesta sex dan siksa untuk sang gadis di mulai....

************

Beberapa pemuda STM nampak duduk santai di gerbang sekolah sambil asyik menggoda perempuan muda yang lewat dan memalak beberapa anak yang bernasib sial.
Mendadak semuanya terdiam mata mereka memandang tak berkedip melihat seorang wanita dewasa cantik dengan menggunakan pakaian terusan ketat, blazer putih dan sepatu high heel datang menuju gerbang sekolah mereka, rambut wanita itu du gelung dan ditusuk dengan sumpit berhias, dan kacamata sexy mempermanis wajah oriental sang wanita yang kini berdiri di hadapan mereka, dengan memegang buku di tangannya.

'Aku Andrea Lee, guru pengganti yang dijanjikan...' aku yang akan mengajar ka...'
'Horeeeeee, akhirnya datang juga....'riuh murid STM itu tanpa membiarkan gadis itu menyelesaikan kalimatnya...

Mereka lalu setengah menarik Andrea ke dalam komplek sekolah dan menutup gerbang besi di belakang mereka.
Andrea lalu di bawa ke tengah lapang upacara di mana ratusan anak STM yang ada di sekolah itu berkumpul dengan liur yang berleleran.
Andrea melihat ada seorang anak yang duduk di kursi empuk, gadis itu segera tahu kalau pemuda itu adalah ketua rombongan STM yang beringas itu. Mata gadis itu memandang liar berusaha mencari guru lain atau siapapapun yang dapat memabantunya.
'Percuma lu cari guru di sini lonte' seru pemuda itu santai. Telinga andre jengah mendengar ucapan anak itu mukanya memerah
'Semua guru di sini udah pada ngacir dari kemaren. Begitu di kasi libur seminggu mereka semua langsung kabur, hahahaha....'
Hati Andrea mencelos mengetahui dirinya berada dalam kepungan begundal tanggung itu, aroma tubuh STM yang pekat membuatnya sedikit pusing. Namun kalimat lanjutan ketua geng itu membuat mata Andrea membelalak ngeri dan membuatnya bergetar histeris..
'Kami tau siapa kamu. Andrea Lee, presenter, artist. Budak sex, top three BDSM download.... Selama liburan ini... You're ass is ours!'
Ketakutannya nyata, mereka mengenalinya sebagai sex slave. Kini ia berharap mereka tak menyakitinya berlebihan.

Pemuda itu melanjutkan, 'Sekarang waktunya perkenalan, mendingan lu berdiri di tengah-tengah lapangan.'
Dengan langkah bergetar Andrea memposisikan dirinya di tengah lapangan yang panas, lalu entah siapa yang mmasang dentum lagu house menghentak, gadis itu mengerti apa yang diinginkan murid-murid STM itu, maka dengan perasaan galau gadis itu mulai mengimbangi dentum house music yang mengalun cepat.
Gerakan erotisnya membuat para siswa berseru riuh dan mengomentarinya dengan keterlaluan, dan kemudian ketua geng itu berteriak, 'striptease bodoh, kita mau liat body lu telanjang bulat....' dan gemuruh setuju segera membahana , 'buka...buka....buka!'

Andrea tak punya pilihan, ia mulai meloloskan blazernya, kemudian dengan liukan maut, gadis itu mengangkat pakaian terusannya ke atas kepalanya dan kemudian mencampakkannya begitu saja di lapangan itu.
Kini tubuh mulusnya hanya tertutup G-string karena payudara montoknya sama sekali tak tertutup sehelai benang. Mata gadis itu bisa melihat tonjolan penis di selangkangan para siswa. Liur yang menetes, mata yang melotot. Dan kini denga santaiya gadis itu menurunkan Gstringnya dengan posisi membungkuk hingga pantat indahnya mengacung jelas, memampangkan vagina dan liang anus yang selamayan akan rapat dan 'perawan' itu, thanks to the professor.
Dan kini terik matahari mulai menjamahi tubuh putih Andrea yang kembali menari binal, dengan sepatu higheel model stripper dengan hak sol transparan dan temali yang melilit hingga ke batas lutut. Peluh mulai deras mengalir di tubuh mulus itu, yang kini mulai kemerahan karena terpanggang matahari.

Lalu ketua geng itu mendekati Andrea, mengelilingi tubuh gadis itu, lalu dengan santai pemuda itu membuka celananya dan berkata, 'sekarang lu jongkok, lu kobel memek lo sendiri sampe bucat. Sementara mulut lo....'
Pemuda itu tak menyelesaikan kalimatnya, ia hanya memaksa Andrea berjongkok dan mulai mengaduk vaginanya sendiri, dan tanpa disangka Andrea, ketua geng itu menekan wajah sang gadis ke belahan pantatnya dan memaksanya menjilati anusnya.

Andrea gelagapan, ia merasakan kotoran sang pemuda yang sepertinya sengaja tidak cebok. Ketua geng itu tertawa terbahak bahak, 'kenapa? enak, ya? kebetulan air di sekolah lagi mati, ntar juga banyak yang pengen lu 'cebokin'. Hahahaha'
Airmata mengalir dari mata sang gadis yang segera merasa sangat terhina karena dalam waktu yang sangat singkat dirinya sudah dianggap toilet papper oleh para siswa. Dan contoh yang diberikan ketua geng itu benar-benar melecehkannya kare dengan kasar pemuda itu memaksa Andrea membuka mulutnya dan...

Gadis itu gelagapan menahan laju air seni yang menyerbunya, bahkan sebagian besar tertelan oleh dirinya. Dan segera saja para siswa yang lain maju dan mulai menjadikan sang gadis sebagai standing toilet.
Andrea tak bisa apa apa kecuali berharap penghinaan ini cepat selesai, tubuhnya kini sudah kuyup oleh air seni, dan lidahnya seakan sudah mati rasa, 'menceboki' banyak anus yang kotor itu.

'Wah... wah... wah, badan lu bau pesing, mulut lu juga bau tai,' hina pemuda-pemuda itu, ' lu sekarang harus di mandiin, karena kita udah pengen ngentot sama elu.' sambung pemuda lainnya, lalu mereka membawa Andrea ke sebuah tong yang berisi tampungan hujan. Gadis itu melihat banyak cacing, jentik dan berudu dalam tong itu.
'Ngga apa-apa, anggap aja sperma,' ejek salah seorang pemuda, yang kemudian beramai-ramai menceburkan Andrea ke dalam tong itu, bergantian mereka membenamkan kepala gadis itu dalam air hingga megap-megap, namun pelecehannya masih jauh dari selesai. Ketua geng itu menjambak rambut Andrea dan berkata, sekarang lu berendem dulu biar adem, dua jam lagi lu mulai ngajar.

Andrea menjerit panik ketika melihat mereka membawa tutup tong , kemudian dengan kejam menutup tong itu tanpa mengindahkan gedoran panik sang gadis yang kini meringkuk dalam kegelapan, dengan posisi air tepat berada di bibirnya. Dan kini selam dua jam Gadis itu berjuang menahan dingin, claustrophobia, dan serangan jentik serta berudu yang seakan ingin berlomba memasuki vaginanya.

Ketika dua jam berlalu, tubuh Andrea membiru menahan dingin namun hal itu sm sekali tak mengurangi kekejaman para pemuda itu, yang kini kembali menyeret ke tengah lapangan yang semakin panas. Lalu ketua geng itu berkata , 'sekarang lu harus praktek olah raga, lu kan guru. Lu harus contohin ke kita-kita, sekarang lari keliling lapangan!' bentak sang pemuda sambil mencambuk tubuh Andrea yang menggigil dengan sabuk yang dimodifkasi khusus untuk tawuran dengan gear menjadi kepala sabuknya.

Andrea menyeret kaki lelahnya untuk mulai berlari mengelilingi lapangan itu, tawa liar, suitan heboh dan kata-kata penghinaan mengiringi ayunan payudara montok Andrea yang bergerak seirama larinya, demikian juga pinggul dan bulatan pantat sang gadis yang mengayun seirama.
Gadis itu tersungkur karena tak sanggup melanjutkan larinya diputaran ke tigapuluh.
'Dasar guru lonte' geram sang ketua geng sambil mencambuki Andrea yang berguling-guling mencoba menghindar, 'Lu ngga pantes ngajar kita bitch... Sekarang lu push up, gua mau badan lu rontok.'

Tubuh gadis itu berjuangmati-matian menahan sakit yang mendera sekujur sendinya, perutnya yang kram, bisep dan trisepnya yang bekerja keras.
Dan tepat dihitungan ke seratus lima puluh gadis itu ambruk tak berdaya, namun para siswa itu nampak belum puas, mereka memasa Andrea melakukan pull-up tanpa lupa meletakkan beban berat di pinggang gadis itu, yang kini tanpa menahan diri, menjerit histeris dan mengucurkan airmata karena frustasi, namun justru cambukan bertubi yang menyerang sekujur tubuh sang gadis terutama di bagian vagina, anus dan payudaranya yang kini berubah keunguan.
Dan pandangan gadis itupun mengabur.....

Andrea mendapati dirinya berada dalam aula besar yang digunakan sebagai empat olehraga, dan ia melihat semua siswa berkumpul sambil mengocok penis mereka masing-masing, menanti dirinya untuk sadar.
Ketua geng kemudian memberikan pengumuman, 'Lonte kita sudah bangun, sekarang kita ancurin memek ama boolnya, serbuuuuuuu!' serunya sambil menerjang Andrea yang gelagapan menahan serbuan mendadak itu. Jerit kesakitan kelar dari mulut sang gadis ketika penis sang ketua geng menjebol vaginanya yang rapat itu.
Pemuda itu bergerak sangat kasar, seakan ingin menyiksa the best three BDSM download girl itu, dan kini pemuda itu berguling hingga Andrea berada dalam posisi woman on top, dan tanpa menunggu lama, jeritan kembali membahana keika satu penis besar mengaduk anusnya dengan kasar, bahkan kini jeritannya teredam oleh penis yang merangsek jauh hingga ke tenggorokannya.

Kemudian mereka mengikat paha Andrea ke tulang keringnya dan mengangkangkan paha gadis itu, dan kembali penisdemi penis mengisi vagina, anus dan mulutnya, Kemudian mereka mengikat pergelangan tangan Andrea menggantungnya ke atas, dan dalam posisi tergantung dua baris pemuda secara bergantian mengisi vagina dan anus gadis itu.
Lalu serangan satu lubang dua batang.... gadis itu tak berhenti menjerit menahan sakit dan perih ketika dua buah penis merangsek vagina dan anusnya, bahkan kemudian bergantian kepalan tangan para pemuda merangsek masuk ke vagina dan lubang anusnya.

Andrea hanya bisa terdiam lemah di tengah aula ketika bergatian mereka melakukan bukake hingga kini tubuhnya tertutup oleh lapisan sperma.
Bahkan dengan kejam mereka meninggalkan oleh oleh berupa stick baseball di vagina dan baseball di anusnya.
Dengan lemah Andrea mencoba bangkit, dengan tangan bergetar ia mencabut tongkat baseball yang dihujam sangat dalam hingga mentok ke rahim mandulnya, lalu dengan mengerahkan tenaga yang tersisa, Andrea mengejan mengeluarkan baseball itu dari anusnya yang memar memerah.. dan ketika bola itu keluar, noda darah dan kotoran menghiasinya.
'Bersihin tu bola, lonte... lu udah bikin kotor, sekarang lu bersihin...'
Mata Andrea nanar memandang ketua geng yang ternyata dari tadi memperhatikan dirinya, dan kini dengan pikiran hampa, gadis itu menjilati bola itu hingga bersih.

Kemudian ketua geng itu, mengambil rantai dan memasangkannya di leher Andrea. 'Nah, elu emang cocok kaya begini,', lalu dengan santai pemuda itu memaksa Andrea merangkak dalam posisi doggy menuju kamar mandi yang kumuh dan pesing. Kemudian pemuda itu mengikat tangan Andrea di sekeliling toilet duduk hingga kepala sang gadis berada tepat di atas lubang toilet yang berisi penuh kotoran yang belum di flush.
Andrea panik, sang pemuda menurunkan celananya. Namun sang gadis sedikit bersukur ketika sang pemuda menjambak rambut indahnya, memaksanya mendongak sebelum dirinya duduk ditoilet itu, lalu sambil memaksa Andrea mendeepthroatnya, sang pemuda mengeluaran deposit yang tersimpan di perutnya. Setelahnya teror itu terulang karena sang pemuda ingin merasakan lidah sang gadis untuk menceboki anusnya, dan mendadak wc itu menjadi tempat favourite para pemuda. Ketika pemuda terakhir selesai, hidung gadis itu berada hanya sekitar dua centimter dari onggokan kotoran, dan Andreapun hanya bisa pasrah ketika rambut indahnya mendapat higlite alami berwarna kuning kecoklatan.

Andrea berada antara sadar dan tidak ketika tengah malam, ia merasakan ada sesosok orang yang merabai punggungnya, meremasi payudaranya dan bokongnya... Tangan itu....
Ah tuan... desah sang gadis dalam hatinya, bahkan tanpa melihatpun Andrea tahu siapa yang menyentuhnya itu, tubuhnya menggeletar hebat menikmati jamahan itu, dan desah kepuasan menyerang sang gadis ketika penis sang tuan memasuki relung vaginanya yang sempit itu, Andrea memberikan pelayanannya yang terbaik, pinggulnya bergoyang, mengaduk, memutar, membuat sang tuan mendesah kenikmatan. Bahkan Andrea sendiri mendapat multiple orgase ketika dua ibu jari sang tuan membuka lubang anusnya untuk kemudian mengganti jari dengan penisnya.

Gadis itu serasa berada dalam surga, rasa masih dibutuhkan, rasa tidak ditinggalkan, rasa penyerahan diri seutuhnya membuat Andrea mendesah sangat hebat dalam ultimate orgasm yang menerpanya seiring benih sang tuan yang mengisi rahim mandulnya. Dan Andrea tersedot dalam pusaran kenikmatan yang membawanya ke alam mimpi...

Dan dorongan kasar dikepala gadis itu menyadarkan Andrea dari mimpi indahnya, wajahnya tertanam di onggokan kotoran.
'Bangun lonte..... kita mulai lagi hari kita!' desis ketua geng sambil tersenyum liar mendengar tegukan di teggorokan Andrea.
'Itu sarapan pagi elo' Kata sang pemuda sambil menjambak Andrea, dan membebaskan ikatannya,
Kembali sergapan dingin air tong menyerang tubuh Andrea, sebelum akhirnya tubuhnya di bawa ketengah lapangan untuk kemudian.

'Engkong gua paling seneng ngejemur burung pagi-pagi,' celoteh ketua geng dengan santai, 'Gua ngga tau apa serunya, sekarang gua mau tau...'
Andrea mendesis nyeri, ketika tubuh kedua tangannya diikat, dan kini terangkat jauh ke atas kepalanya seiring tubunya yang makin terangkat tinggi hingga ikatan tangannya mentok di ujung tiang bendera.

'Wah, pantesan engkong gua seneng banget, ternyata emang seru, ' kata begundal itu sambil tertawa, dan meninggalkan tubuh Andrea tergantung menahan sakit di pergelangan tangan dan bahu, serta sengatan mentari dan serangga yang merubung.
Dan ketika gadis itu diturunkan, rombongan penis sudah menanti, dan di lapangan itu kembali Andrea menerima perkosaan masal dari para siswa yang kesetanan itu.

Dan selama satu minggu Andrea menjadi 'guru pengganti yang baik' bagi para siswa, ia menjadi objek penelitian para siswa, yang pernah membawanya ke bengkel mereka, mengikatnya di atas blok mesin, dan membiarkan gadis itu menjerit ketika merasakan sengatan listrik mengaliri tubuhnya.
Atau ketika mereka mendudukkannya di sebuah thigh master yang sudah dimodifikasi dan menregangkan paha sang gadis selebarnya hingga sang gadis kesakitan dan kemudian memerkosanya bergatian.
Atau ketika ketua geng yang sadis itu mengaduk vagina dan anus sang gadis dengan kunci inggris, dan dengan santainya memaksa Andrea bermasturbasi dengan kunci-kunci itu selama dua jam hingga Andrea kepayahan.
Belum lagi Andrea harus membersihkan sekolah, mengepel menggunakan tangan, membersihkan kakus, memotong dahan pohon mangga yang penuh semut rangrang.

Ketika akhirnya Arman datang, Andrea langsung tersungkur, menciumi sepatu sang tuan sambil menangis tersedu-sedu, seakan ingin mengadukan kejahatan para siswa yang nampak terkekeh riang itu.
Memberanikan diri ia memandang mata Arman, dan tatapan tajam mata sang tuan membuatnya tertunduk kembali dan berkata lirih...
'Aku budak tuan... Apapun yang tuan inginkan, akan hamba laksanakan tanpa penolakan......'

Arman mengangat lengan Andrea, dan....
Dalam mobil itu ledakan tangis bahagia Andrera terdengar seiring mobil yang melaju meninggalakan sekolah terkutuk itu.
Kini Andrea duduk di sebelah tuannya.... maka dengan rasa syukur yang tinggi...
Mobil itu melaju sedikit tersendat, karena kini hidung imut Andrea tertanam di selangkangan sang tuan, penuh rasa syukur dan suka cita....

Waktu transisi sudah di mulai....
Waktunya mencari budak baru....

End....

Monday, June 29, 2009


Celebrity Nightmare: Aura Kasih - Under the Spell

Terinspirasi kisah - aku istri yang dihipnotis..

Aura sedang asyik ber window shopping di depan sebuah butik ternama di mall itu, matanya tertuju pada sebuah baju

yang sexy dan pakaian itu membuat gadis itu melangkahkan kaki menuju bagian dalam butik itu ketika ia merasakan

bokongnya yang berbalut rok jeans mini itu diremas dengan kasar.
Kontan gadis itu berbalik dengan tangan teracung ingin menapar dan ribuan kata-kata makian yang siap ke luar dari mulut sexynya.

Namun tatapan mata pria yang meremas bokongnya membuat Aura kaku. Gadis itu coba berontak namun tubuhnya sama

sekali tak bisa di gerakkan, bahkan di luar kehendaknya, tangannya malah terulur dan..
'Tidak....' jerit Aura yang tak keluar dari mulutnya. Tangannya kini memeluk erat pria yang menghipnotisnya itu,

bahkan tanpa bisa ditahannya, gadis itu ber cium pipi kanan, dan cium pipi kiri dengan pria itu.

Pengujung mall yang memperhatikan tentu merasa heran, ada seorang gadis sexy berpelukan mesra dengan seorang pria dengan tampang alakadarnya bahkan tampak sedikit terbelakang dengan pakaian lusuh, bahkan sang gadis tampak seperti merinduan pemuda itu.
Tanpa sungkan Aura mengajak pemuda itu menuju cafe termahal di mall itu, memesan minuman termahal, dan bercengrama dengan mesranya dengan pemuda yang secara fisik bagaikan langit dan bumi.

'Tidak..., kenapa aku..., tubuhku.... tubuhku melawan aku... si...siapa lelaki ini....Anyone.... Heeeeelllllppppp!!!'
Namun semua teriakan itu tak keluar, yang dilihat pelayan yang tampak kagum itu ialah wajah kangen Aura Kasih yang sangat sensual namun juga bernafsu.
Dan tak ada seorangpun yang mendengar bisikan 'mesra' sang pemuda di telinga Aura Kasih..
'Aku tau kamu ada di dalam sana dan mendengar aku. Kamu ada dalam pengaruh peletku, lonte.... kamu sekarang ada dalam genggamanku. Dan aku akan menjadi tuanmu.'
Dan sebuah kecupan mendarat di pipi mulus Aura yang nampak merasa sangat tersanjung.

Keduanya lalu beranjank dari cafe itu sambil bergenggaman tangan erat, seolah tak ada hari esok dan seolah tak ada orang di sekeliling mereka tingkah keduanya membuat sebagian pengunjung mall jengah dan memandang melecehkan...
'Tolong aku.... aku diguna-gunai... aku di jerat... tolong....'

Namun hana pandangan sinis yang diperoleh gdis itu, karena kini dengan manja tangannya bergayut pad pemuda yang lebih cocok jadi kacung dibanding kekasihnya.
Kembali pemuda itu berbisik lirih di telinga Aura...
'Aku akan membuatmu menjadi sangat hina... rendah... tanpa harga diri...'
Senyum manis merekah di bibir Aura, bagai menerima pujian yang lama dinantinya.

Dan kini keduanya sedang menikmati temaram lampu bioskop yang memutar 'asmara dua diana', well tepatnya pemuda kita sedang meresapi nikmatnya mulut Aura yang bagai kehausan menghisap, mengulum dan membiarkan penis pemuda yang bau itu menjelajahi nikmat kerongkongannya yang bagai mengalami dehidrasi dan hanya bisa dipuaskan penis pemuda itu.

Jemarinya sendiri asyik mengaduk vagianya yang sangat basah itu, g-stringnya sendiri sudah tergeletak entah di mana.

'Jangan liat... tolong.... jangan pandang aku begitu... aku tak ingin... penis ini menyiksaku... aku tak bisa bernafas...'

Sepasang kekasih memandang jijik pada keduanya, dan segera keluar dari ruang gelap itu sambil berbisik sinis. ' Memang pelacur...'

'Tidak... aku bukan pelacur... mmmmphhhh, penis ini bau... penuh daki dan apek... tolooooong...aaaarrrggghhh.'
Dan kini dengan rakus Aura menghisap habis sperma yang dimuntahkan sang pemuda bagaikan harta yang tak ternilai harganya, sementara vaginanya sendiri tak hentinya mengeluarkan cairan orgasmis yang sangat dahsayat hingga lenguhannya terdengar oleh seisi bioskop yang dengan senang hati merekam perbuatan mereka dengan cameraphone.

'Matikan... tolong.... matikan.....'

Namun malah senyum binal yang keluar .....

Pemuda itu lalu mengamit lengan Aura dan membawanya keluar mall, dan kini keduanya melintasi terik Jakarta dengan berjalan kaki seakan sang pemuda berniat membakar tubuh Aura yang berkeringat sangat deras.
Namun gadis itu nampak sangat berbahagia sekan ingin menikmati momment yang sangat indah ini.

Mereka kemudian menghampiri sebuah gerobak minuman pinggir jalan yang dihuni sekitar lima orang preman yang nampak terkesima melihat seorang pemuda kucal menggandeng seorang wanita sexy.
'Oh shit, jangan... please...' alam sadar Aura terus berteriak mengharap ada keajaiban untuk melepaskannya dari guna-guna ini.
Namun dengan langkah ringan Aura duduk di kursi itu dengan posisi menggoda

'Wah...wah..wah..., ceweknya nih bang', cetus seorang preman sambil menunjuk Aura dengan bibirnya.
Pemuda itu cuma cengengesan sambil berkata,'dia lonte... dan dia nurut apa yang elo pada minta...'
'Ah becanda nih... mana mungkin cewe cantik gini mau ama kita.. '
'Mau bukti...?'

'Oh tidak... tolong jangan hina aku.... jangan rendahkan aku.....' keluh Aura, yang merasa nasibnya sangat tragis ini...

'Eh lonte...' perintah pemuda itu, 'sekarang lu angkat rok, dan duduk ngangkang'

Mata para preman itu membelalak melihat vagina mulus Aura yang tanpa bulu, serta paha jenjang sang gadis, yang dalam alam sadarnya menangis namun sedikit bersyukur karena posisi duduknya terhalang gerobak hingga vaginanya tak terekspose langsung ke jalan raya.
Namun kini kelima preman dan penjual minuman itu jelas mengharapkan lebih dari sekedar melihat.

'Gua bisa minta lonte ini ngapain aja?' kata seorang preman dengan nafas berat memburu.
Pemuda itu berkata, 'lonte sekarang lu bua celana nih orang dan lu masukin kontolnya ke pantat sapi lo itu.'

'Jangan bergerak... jangan... tidaaaaaaaaak'
Tubuh Aura bergeliat genit meliuk erotis sambil membuka celana sang penjual yang melotot bagai mendapat durian runtuh, lalu Aura melakukan deepthroath pada penis yang nampak kotor itu hingga basah oleh liur lalu dengan santai duduk dipangkuan sang penjual bagai seorang anak manja dan membiarkan anusnya diekspansi penis besar itu.
Desah kepusasn keluar dari mulut keduanya, 'walau...'Aaaaaaaaaahhhh..saaaaakiiiiiiiit....' Alam sadar gadis itu merasakan betapa sakitnya disodomi.

Aura mulai mengaduk penis penjual minuman yang nampak kelojotan karena nikmatnya, sementara lima begundal lain mengusap penis mereka dari balik jeans lusuh mereka, tatapan buas tertera dengan jelas.
Setelah sang penjual minuman itu menembakkan spermanya dalam anus Aura, gadis itu bangkit dan melakukan servis terakhir pada penis yang kini juga ternoda dengan darah dan kotorannya sendiri.

Alam sadar Aura meraung sejadinya karena ia bisa merasakan busuknya kotoran dan amis darah itu, namun fisiknya seakan menganggap kotoran itu sebagai fla yang menghiasi puding. Dan kini pemuda pemelet itu berkata, 'sekarang lu ngerangkak ke belakang pilar itu, lima tuan elo mau ngentot, elo tau.'

Dengan gerakan erotis Aura merangkak ke balik pilar penyangga jebatan, di sana ia mendapati hamparan kardus bekas dan ia juga melihat gundukan-gundukan kecoklatan sisa pembuangan manusia serta aroma pesing yang menyengat, namun tubuh hampa itu malah tersenyum seakan menemukan peraduan terindah.

Segera lima preman tadi ingin merangsek Aura, namun pemuda kita berseru... 'Tunggu sebentar...eh lonte, sekarang angkat kaki lu, dan kencing di tembok itu seperti derajatmu....'
Preman itu bingung sejenak, sebalum akhirnya tertawa memebahana penuh hinaan dan ejekan karena melihat Aura mengangkat pahanya kirinya dan masih dengan keadaan merangkak, mengencingi tembok pilar itu.

Dan segera setelahnya para preman itu menyerbu sang gadis. Kaus longgar dan rok jeans nya tercampak entah di mana, Aura sendiri nampak seakan menanti untuk di kasari.
Jamahan kasar, cupangan, remasan dan gigitan segera memberi warna tambahan pada tubuh bening Aura.
'Ampuuunnn...sakiiitttt...toloooong...tooollloooong...', jerit alam sadar sang gadis yang secara fisik malah menikmati perlakuan kasar dan melecehkan yang dialaminya.
Dengan senang hati gadis itu menjilat anus-anus para begundal hingga bersih, mendeep throath penis-penis mereka, memberikan thai massage, juga tanpa ragu menjilati sekujur tubuh para begundal yang bau itu, terutama pada ketiak mereka yang kini dijilati oleh fisik Aura yang dalam alam sadarnya sudah sangat ingin muntah karena mual yang teramat sangat dari kekotoran yang ia jalani.

Bahkan kini fisik sang gadis meregangkan pahanya hingga melekat di payudaranya, membuka vaginanya hingga lebar dan meminta untuk segera dihujam oleh penis.
Begundal-begundal itu segera mengabulkan permintaan sang gadis.
Penis demi penis bergantian menyerbu mulut vagina dan anus Aura, yang secara fisik malah mengingkan lebih dan lebih lagi.
Kemudian pemuda pemelet itu berseru, 'Lu pade jangan ngecret di mana-mana, lu kudu semprot memeknya biar dia hamil. Lu mau kan punya anak dari lonte cantik?'

'akuuuuur.....' seru para begundal kegirangan sambil dengan sukacita menghujam vagina Aura dengan penis yang berasal dari menyodomi anus gadis itu dan...

'Tidaaaaaaaaaakkkk....aku tak mau hamiiiiiilllll, jangan hamili akuuuuu....'

Pemuda itu senang melihat lelehan sperma yang tak tertampung vagina Aura hingga meluber ke selangkangannya. Lalu pemuda itu menyuruh Aura mengenakan pakainannya yang kini sudah acak-acakan dan bernoda oleh urin dan kotoran, lalu kembali mengajak Aura berjalan kaki meninggalkan para begundal yang bergeletakan karena puas yang tak terbayangkan.

Langkah kaki keduanya tiba di sebuah tempat yang nyata dari baunya merupakan tempat pembuangan sampah.
'Ampuuuunnnn... apa lagi yang akan aku alami', keluh Aura demi melihat pemuda itu menggiring tubuhnya ke sekumpulan pengemis dan pemulung, yang sekarang menghentikan kegiatan mereka memilah sampah maupun yang sedang duduk bercanda.

Mata mereka mendadak jalang demi melihat Aura yang walau tubuhnya kini banyak noda namun tetap memancarkan kesexyan.

Pemuda pemelet itu membisikksn beberapa perintah ke telinga Aura yang mengangguk dan tersenyum genit, lalu mendekati pemulung dan pengemis itu lalu berkata, 'siapa yang pengen ngentot cewe ini?'
Semua tertegun, seakan tak percaya mendengar perkataan itu. Dan mata mereka makin membelalak demi melihat Aura dengan santai mengangkat kaus kumalnya ke atas kepala, lalu mencampakkannya ke gundukan sampah yang sedang dibakar diikuti dengan rok jeansnya yang kini juga ikut hangus menjadi abu.

Gadis cantik, sexy, telanjang bulat, penuh dengan bekas pergumulan sexual jelas membuat bahkan yang teralim di antara mereka mendadak menjadi liar dan buas.

'oh tidak... mereka sangat kotor... itu... ada yang penuh koreng, penuh daki... ada yang pincang... tidak... mereka akan menikmati tubhku, dan itu... aduh... kudis di sekujur tubuh...oooh....tidaaaaak.'

Namun kaki jenjang Aura malah mendekati kerumunan itu, dan membiarkan tangan-tangan kasar itu berlomba meremasi tubuhnya, mengaduk vagina dan anusnya dengan jemari dan tangan yang penuh dengan kotoran.
Desah sensual terucap dari mulut gadis itu, yang membuat penikmatnya makin brutal, mereka lalu memaksa Aura berjongkok dan mengoral penis-penis mereka.

'Ampuuuuun, bau.... kotoooor, jijik...' jerit alam sadar gadis itu, demi menyadari lidahnya kini sedang menjilat sebuah penis penuh sisik, penuk kotoran penis dan bau minta ampun milik pengemis kudisan itu. Untuk kemudian menmbersihkan penis dengan koreng yang mengeluarkan nanah milik pemulung yang merasa seakan di sorga karena
menerima deepthroath dari gadis sexy itu.

Kemudian seorang pengemis berbaring terlentang untuk kemudian penisnya merasakan jepitan vagina Aura dalam posisi WOT, dan dengan genit Aura meminta anus dan mulutnya untuk segera diisi dan dihujam.
Bahkan bibir sang gadis berseru liar, 'perkosa aku.... kasari aku.... jahanami aku... hamili akuuuuuuu....!'
Dan alam sadar Aura mengutuki nasibnya demi kembali merasa semburan-sembura sperma yang berlomba mengisi rahim, anus dan mulutnya.
Sementara pemuda pemelet itu malah meminta para pemulung memanggil semua teman mereka, hingga makin banyak penis yang merasakan kehangatan lubang-lubang Aura serta jepitan payudaranya.

Ketika pesta orgy itu selesai, tubuh aura bagaikan kantung sperma. Tak ada satu bagian tubuhnya yang masih mulus, selain itu jejak merah maupun ungu hasil remasan, cubitan, bahkan tamparan dan cambukan menghiasi tubuh Aura, yang secara fisik malah tersenyum dan mulutnya tak henti berterima kasih atas perlakuan mereka.
Sementara alam sadar sang gadis hanya bisa terisak tak henti merasakan semua pelecehan dan sisaan mereka.

Namun hari itu masih lagi panjang, pemuda pemelet itu dengan kurang ajarnya mengambil sebuah karung plastik besar bekas sampah makanan yang sudah bau, membuat tiga lubang di kantung itu, dan menjadikannya 'pakaian' buat Aura, yang segera bersujud dan berterima kasih pada sang pemuda, dan kakinya juga kini di bungkus dua kantung plastik bekas sebagai alas kakinya.

Dengan keadaan meneydihkan itu Aura dibawa ke daerah lampu merah terpadat yang bisa dijumpai, lalu dengan bisikan singkat kini Aura berjoget dan bernyanyi dengan suara parau, karena tenggorokannya memar, di perempatan ramai itu hingga mengundang banyak perhatian orang yang anehnya tak ada yang iba, justru terhibur oleh tingkah 'wanita
cantik, gila' itu.

Alam sadar Aura menangis sejadinya melihat dirinya direndahkan seperti itu, dengan kantung plastik yang hanya menutupi sampai batas pinggul, hingga jelas vagianya terekspos, dan bokongnya menjadi tontonan gratis.
Dan bekas persetubuhan yang nampak nyata, membuat semua penontonya makin bernafsu.

'Oooh tidak... jangan lagi.... jangan....' jerit alam sadar Aura ketika ia melihat beberapa orang melompat dari sebuah truk tebuka yang penuh dengan rekan-rekan mereka dan mendekati Aura.

'Wah, bener, sexy abis.' kata yang seorang
'Iya, kayanya juga gilanya baru, bodynya masih bersih.' kata yang lainnya
'Makanya kita bawa ajah, kita mandiin trus kita jadiin lonte kita di markas kita, lumayankan ngentot gratis'

'Tidak.... tidak.... tidaaaaaaaaak' jerit alam sadar Aura ketika tubuhnya dengan ringan dan riang ikut menaiki truk tanpa paksaan, bahkan lalngsung membuang plastik penutup tubuhnya dan mulai mengoral penis- penghuni truk.

Pemuda pemelet itu melihat dari kejauhan dengan senyum puas, lalu ia membaca sebuah mantra....

Truk itu makin menjauhi keramaian kota ketika Aura merasakan pikirannya mulai kembali mengusai dirinya, kini seluruh rasa sakit itu benar-benar dirasakannya, dan keinginan berontak mulai ada, namun terlambat. Truk itu makin menjauh... sementara para penculiknya malah makin beringas dan makin kasar karena rontaan Aura justru memacu birahi mereka, dan kini gadis itu bisa menjerit...

'Tidaaaaaaaaaaaaak!'

********

Epilog:

Pemuda itu kembali ke gubugnya yang jauh dari keramaian, dalam rumahnya ia mendapati 'pasien'nya sedang menunggu dalam keadaan telanjang bulat sambil menatap perigi di hadapannya dengan raut penuh kepuasan dan kemenangan.
Pemuda itu terkekeh melihat selangkangan sang 'pasien' yang sangat becek, tanda gadis itu orgasme berkali-kali.

'Kamu sudah lihat sendiri hasilnya' kata sang pemuda sambil memperhatikan perigi yang menampakkan seisi truk sedang memperkosa Aura dengan brutal sambil masuk ke sebuah gudang besar yang di dalamnya terdapat ratusan orang lagi.
'Iya, mBah' kata gadis itu dengan nada penuh penyerahan.
'Berarti sekarang waktunya kamu membayar,' kata sang pemuda, 'kalau kamu menolak, aku bisa membuat kamu lebih menderita dari sainganmu itu...'
Gadis itu sedikit bergidig, namun memang tak ada niatan dalam dirinya untuk melalaikan janjinya. Maka dengan rasa penuh terima kasih, gadis itu merangkak ke arah sang pemuda dan mulai mengoral penis besar itu.

Tak lama kemudian keduanya bergumul dengan liar, menumpahkan semua nafsu mereka demi meraih puncak orgasmik dengan maksud berbeda, sang pemuda karena nafsu memperoleh kesempatan bersetubuh dengan gadis catik itu selama satu minggu penuh, sementara sang gadis sebagai rasa kepuasan karena saingannya kini telah menjadi onggokan daging penampung sperma. Maka waktu seminggu bukanlah harga yang mahal bagi sang gadis yang telah berjanji menjadi budak sex sang pemuda yang kini asyik menyodominya.

Sayup, jeritan Aura Kasih bergaung dalam gubug itu...

Ya... harga yang sama sekali tidak mahal....

end

Wednesday, June 24, 2009


Celebrity Nightmare – Acha : Potret Artis Masa Kini

Sebuah Karya Bersama Pimp Lord & Diny Yusvita.
Original Idea by Diny Y.
Storyline & Opening by Pimp Lord.
Additional Hardcore Scene by Pimp Lord.
Editing & Finishing by Diny Y.


Dentuman musik menghentak jantung setiap pengunjung cafe itu. Beat kencang sang DJ terlebih dengan beragam campuran alkohol ataupun psikotropika membuat pengunjung Trance atau Nighters semakin fly high. Kebanyakan pengunjung adalah kumpulan gadis-gadis belia yang masih berusia belasan tahun, mereka dan beberapa temannya tampak menikmati betul suasana itu, dan seperti pada umumnya pengunjung Nightclub, pakaian yang dikenakan benar-benar mengundang birahi, rok yang sangat mini dan sebatang ‘menthol’ pada bibir sensual yang membuat diri semakin merasa seksi dan gaul.

Beberapa pengunjung Café tersebut adalah para artis, baik itu yang sudah terkenal maupun yang baru naik daun, bahkan beberapa hanya seorang foto model yang berniat mencari om-om produser maupun seorang sutradara, agar bisa menaikkan karir hingga melambung tinggi. Tentu dengan semakin naik dan terkenal namanya, bayaran atas profesionalismenya pun akan semakin berlipat ganda.

Adapun pengunjung lainnya berprofesi sebagai Paparazi, yang kerap kali mencari berita untuk di dramatisir dalam sebuah tabloid atau harian, dengan foto sebagai objeknya. Seperti halnya pria yang bernama Paimin ini, dia berasal dari kampung. Pekerjaan Paimin sebelumnya adalah fotographer kampung, jadi dengan modal itulah dia nekat untuk mengadu nasib di Jakarta kota Metropolitan ini. Dia punya kenalan di Jakarta ini, teman sekampungnya bekerja di salah satu tabloid yang sudah terkenal, lebih bonafit dibanding perusahaan yang mengolah tabloid tempatnya bekerja.

Pada temannya itu sementara dia menebeng untuk Kost dan belajar mendalami keahlian pekerjaan yang diburunya dan juga disenangi olehnya. Pendalaman keahlian itu tidaklah memakan waktu lama dikarenakan Paimin bisa dikatakan ‘otak encer’, walaupun dari kampung. Oleh temannya ini pula Paimin dimodalkan Kamera mini digital, pemilik tabloid hanya cukup membayar Paimin dari hasil jepretan, memberikan uang saku untuk keperluan di luar serba-serbi, uang transport juga uang makan, tetapi tidak gaji tetap.

Teman Paimin ini bernama Asep, orangnya kurus tinggi jangkung. Dia lebih dahulu melancong ke Jakarta dari Cirebon, mencoba mencari-cari pekerjaan, menetap dan mapan lebih dahulu dari Paimin. Di kampungnya dulu, Asep seringkali mendapat hinaan dengan dilempari batu karena tubuhnya yang kurus seperti lidi itu dan dilengkapi dengan wajah buruk rupa, tak jauh dari Paimin sebenarnya, sehingga sering diledeki dengan julukan ‘tengkorak hidup’. Paimin sering kali membelanya, maka dari itu Asep merasa berhutang budi pada Paimin.

Walaupun Asep kurus dan wajahnya kampung, tetapi dia berbakat dalam hal fotographi. Semua hal yang difotonya menjadi bagus, karena bakat dalam cara pengambilan foto. Seperti foto-foto contoh makanan yang terdapat dijalan, seringkali terlihat enak, besar juga banyak. Padahal sewaktu kita cicipi tidaklah demikian. Jadi Asep juga dulu mantan Fotographer kampung, ketika dia lebih dulu pergi ke Jakarta, dia mewariskan pekerjaan itu pada Paimin, itupun Paimin tak puas. Menurutnya jika ingin kaya memang harus merantau dan mencari pekerjaan di Jakarta seperti Asep.

Paimin masih teringat ketika redakturnya mulai berteriak dan marah-marah seperti orang kebakaran jenggot, memberikan komando kilat ketika deadline sudah mendekat. Paimin sedikit shock, karena dia baru saja bekerja untuk tabloid gosip itu, untung saja Paimin orang yang cepat beradaptasi, karyawan sebelumnya mengundurkan diri tanpa mau mengajarkan sedikit-sedikit karena mendapat tawaran yang lebih baik lagi, dan resign dalam waktu yang sangat singkat. Sedangkan Asep temannya tak bisa selalu mengajarkan dirinya, karena berada dalam wadah atau tempat kerja yang berbeda. Paimin memang beruntung ketika itu, karena Asep teman sekampungnya itu kenal dengan salah satu orang dalam, sehingga dia bisa mendapatkan posisi tersebut, walaupun bayaran yang didapatnya kurang sepadan.

Setelah mendapat pekerjaan ini barulah Paimin mandiri, dia sewa Kost dekat kantornya itu, agar tidak ada biaya ongkos yang dewasa ini melonjak tinggi. Sekarang, di Café inilah Paimin sedang mencari-cari sasaran. Sambil menggaruk-garuk kepala karena uang sakunya habis dipakai menyogok security di pintu masuk tadi, itupun dia sebisa mungkin berdandan tidak seperti reporter pencari gossip. Mata Paimin liar mencari-cari sasaran, mengabadikan beberapa tubuh sexy dengan kamera digitalnya yang mini, dan pada akhirnya pandangan Paimin tertumbuk pada seorang gadis.

Sang gadis jelas berusaha mengeluarkan sex appeal terbaiknya, mencoba menarik banyak perhatian pria untuk memandangnya, namun sungguh sangat disayang, dengan pengaruh alkohol yang terkandung di dalam tubuhnya, gadis itu jelas-jelas kurang memperhatikan ‘letak’ pakaiannya yang terlalu berlebihan, segelas vodka on rock yang membasahi tenggorokannya itu juga membuatnya serasa bagai artis terkenal seperti yang berada di sekitarnya.

Sang gadis malah melempar senyum pada seseorang dengan slim digicamnya, sang gadis berwajah imut itu malah bangga dan bergaya pada orang yang mengabadikannya, padahal sang gadis kini sedang dalam posisi sedikit mengangkang, sebatang menthol terlepit di jari lentiknya dan underwear hitam ter-expose jelas karena roknya terlalu mini. Tiba-tiba seorang gadis cantik berumur belasan seperti dirinya berdandan menor menghampirinya dengan tergesa-gesa, wajahnya sudah sering terlihat di beberapa sinetron.

“Cha..cha…tuh Om Sutanto..!!”kata temannya yang sedang naik daun, ketika itu tingkat ketenaran sang gadis masih berada di bawah temannya itu.

Mata sang gadis langsung saja mengarah pada sosok seorang pria dewasa berperut buncit layaknya om-om. Dia mengacuhkan pria yang baru saja mengabadikan pose nakalnya, si gadis benar-benar lugu, kenakalan disebabkan karena pergaulan dan ingin tenar saja. Dia tidak memikirkan efek dari dandanan nakalnya, dimana sang gadis sebenarnya dikenal sebagai gadis alim dan baik-baik oleh keluarga dan juga teman-temannya di sekolah.

Om-om yang dimaksud dua gadis itu tampak banyak disapa semua pengunjung disitu, baik itu pria maupun wanita, semua berusaha ‘menjilatnya’, agar bisa main sinetron ataupun layar lebar Indonesia yang dipertanyakan mutunya itu. Karena takut didahului yang lain, maka teman sang gadis itu menarik tangannya agar dekat dengan si Om.

“Om Sutanto…”sapa teman sang gadis pada si Om.

“Eeehh…Cacha…wah…lagi disini juga toh..?!”tanya si Om sok ramah.

“Iyaa…sama temen-temen sih“jawab gadis yang bernama Cacha itu.

“Eh…film yang kamu bintangin kemaren, ratingnya bagus loh…selamat yah !”

“Iya Om…makasih juga, kan berkat Om Sutanto hihihi”tawa teman si gadis tersenyum manis. Sang gadis yang berada di sebelahnya masih kikuk namun ikut tersenyum juga.

“Ha ha ha…bisaaa aja kamu !”balas si Om sambil mencubit pipi Cacha yang mulus menggemaskan itu.

“He he he…o iya Om..inii..Cacha mau kenalin temen…dia foto model majalah G****, tapi karirnya mentok gitu deh…kasian padahal cantik kan ?!”kata teman sang gadis yang seperti germo saja, mempromosikan barang baru. Si Om langsung melempar pandangan ke arah si gadis, walaupun dari tadi dia sudah tahu ada gadis cantik disebelahnya, hanya saja si Om tentunya ‘Jaim’. Sang gadis memberanikan diri menegarkan hati, karena si Om menatap tajam ke arahnya dari ujung kaki sampai ujung rambut hitam panjangnya.

“Wah wah…punya bakat nih…”kata si Om, otaknya yang ngeres itu langsung mode on. Padahal belum jelas bakat apa yang dimaksud, bakat enak digarap di ranjang iya betul, tetapi bakat acting di perfilm-an belum tentu. Sang gadis jelas belum memperlihatkan kemampuan acting padanya.

“Iya kan…”kata teman si gadis yang bangga, karena tidak salah membawa barang baru ‘selera’ si Om.

“Siapa namanya…??”tanya si Om mengajaknya berjabat tangan berkenalan mendahului si gadis.

“Mm…Je..Jelita…Jelita Septriasa !!”sang gadis pun menyambut perkenalan begitu senangnya. Yaph, itulah namanya, Jelita Septriasa atau kerap di panggil Acha saat ini. Acha pun langsung membayangkan dirinya akan bermain Film dan banyak uang.

Mereka pun larut dalam perbincangan yang semakin akrab, mencari lokasi tempat duduk yang lebih privacy, tertawa-tawa dan minum bersama, tak sadar ada dua buah mata terus mengintai dengan slim digicamnya. Paimin terus mengabadikan kegiatan mereka, entah kenapa ia merasa kalau suatu saat gadis ini akan menjadi besar nantinya. Tentu dengan dekatnya seseorang dengan si Om produser tersebut, sebuah ketenaran sudah di tangan. Paimin mencoba mendekat dengan gerakan yang sebisa mungkin tidak mencurigakan, dia mencuri-curi dengar pembicaraan.

Tak lama si Om dan Acha pun tampak bangkit seperti hendak pamit pada Cacha yang mempertemukan mereka, Cacha dan Acha bertemu pipi serta melambaikan tangan. Si Om produser pun juga tampak berpamitan dengan beberapa relasinya di Café tersebut dengan Acha di sampingnya. Banyak yang terlihat iri terhadap Acha saat itu. Paimin mengabadikan kejadian itu sebisanya, dan meneruskan perburuan photonya terhadap model dan artis lainnya yang ada disitu. Setelah itu pulang ke kostnya setelah merasa cukup mendapatkan bahan pekerjaannya.


<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Kost-kostan #

Paimin beristirahat menghela nafas sejenak, dia baru saja sampai disitu sekitar jam 3 pagi, memindahkan foto-foto hasil surfingnya di café ke computer. Agar file aman, Paimin membuat Back Up di CD atas file-file tersebut. Setelah itu baru dia melihat semua hasilnya, redaktur tabloid memintanya untuk mendapatkan foto Cacha teman Acha, karena sedang hot-hotnya dan pasti laris jika dijadikan bahan gosip. Tetapi diantara semua foto, Paimin malah terpaut pada sebuah foto Acha yang menantang dan mengundang gairahnya. Ya, foto itu adalah fotonya yang sedang duduk tanpa mengindahkan roknya yang terlalu pendek, ditambah sebatang menthol ciri khas ‘gadis extravaganza’.

Paimin terlihat lebih antusias dan lebih bernafsu pada foto Acha itu, menurutnya gadis cantik seperti Cacha dengan dandanan seronok itu lusinan, tetapi yang seperti Acha ini masih bisa dibilang langka, saat itu memang Acha masih terlihat seperti gadis yang baru terpengaruh pergaulan, namun belum masuk ke dunia artis sesungguhnya yang hancur itu. Wajah Acha masih lugu sekali, sampai-sampai Paimin sayang jika foto itu juga jatuh ke tangan redaksi walaupun ditukar dengan uang. Paimin terobsesi pada Acha !! Paimin memutuskan untuk menyimpan beberapa foto yang terdapat Acha berposisi mengundang gosip, dia menggunakan foto Acha yang seperti itu hanya untuk bahan Onani saja, tidak lebih.


<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Di sebuah Apartemen mewah di selatan Jakarta #

Om Sutanto sedang meresapi nikmatnya mulut dan tenggorokan Acha, yang dengan ahli mendeepthroath penis si Om, lidahnya lembut menggelitik serta meremas pelan buah zakar itu. Kemudian Om Sutanto menjambak Acha dan melemparkannya ke lantai kamar itu, rupanya produser itu sudah bosan dengan seks konvensional, seks sang produser itu cenderung kasar.

Dia mengangkangkan kaki Acha yang mulus itu lebar-lebar dan, “Hiiiihh !!”geramnya. Zreeekh !! penis Om Sutanto langsung mendobrak paksa masuk ke vagina Acha tanpa merangsang Acha terlebih dahulu. Sehingga penis itu meluncur di vagina Acha tanpa lendir pelumas. Acha berteriak, persetubuhan ini sebenarnya lebih menjurus ke perkosaan dan sadisme.

Remasan di payudara, jambakan di rambut, gigitan di leher dan tamparan di pipi, semua silih berganti diterima tubuh Acha. Namun Acha yang ingin sekali ketenaran dan banyak uang mencoba bertahan, sebagaimana artis-artis lainnya yang pernah digarap Om Sutanto, harus menerima derita seperti ini olehnya dan beberapa rekan Pejabat yang juga menaruh ‘minat’ pada artis, baik itu artis lama maupun artis pendatang baru.

# Pada saat yang sama, di lokasi yang berbeda #

“Siaaal…siaall…siaaa…Aaakh…Aakh…Ooohh”desah pria tersebut, dia adalah Paimin yang sedang onani di kamar kost-kostannya sambil memandangi foto Acha yang seronok itu di komputernya. Paimin tak sempat menyelesaikan kalimatnya, sekarang tangannya sudah lengket belepotan sperma yang ditumpahkannya, hal itu bersamaan dengan masuknya sperma Om Sutanto yang ejakulasi dan memuntahkan sperma dalam rahim Acha di apartemennya. Bagi Paimin, malam itu sudah usai, dia melampiaskan nafsu cukup dengan onani dari foto Acha akibat obsesi yang begitu tinggi.

Namun bagi Acha, malam ini hanya sebuah permulaan, Om Sutanto mendekati dengan sebuah strap leher lengkap dengan rantainya. Yaph, Acha akan menjadi budak seks Om Sutanto setiap hari, baik itu hari libur maupun pulang sekolah karena saat itu Acha masih SMU. Acha akan menjadi budak seks sampai Om Sutanto bosan dan menemukan ‘barang baru’ untuk disalurkan menjadi artis.

“Om..jangan Om…Acha mau diapain ?!”

“Lhoo…kan kamu mau jadi artis kan ?”

“I.iya..”

“Yaa kalo kamu mau jadi artis..kamu musti jadi piaraan Om dulu…Cacha sama artis lain dulu juga begini…enak aja mau langsung main film ! engga ada yang gratis Non di dunia ! harus berjuang mati-matian ! penuh pengorbanan !!”doktrin Om Sutanto tegas. Acha diam seribu bahasa, kata-kata Om Sutanto ada benarnya juga, perjalanan hidup tidaklah mudah, apalagi ketenaran dan banyak uang, tentu ada ‘Harganya’ untuk ditukar.

“Naah..jadi Om tanya lagi, terserah…kalo Acha mau pulang Om engga melarang, tetapi selamat tinggal ketenaran dan mandi uang…gimana ?!”kata Om menakut-nakuti Acha.

Dia tahu betul gadis macam Acha ini ingin sekali tenar, kenal banyak artis ganteng, banyak uang dan naik kendaraan roda empat. Acha bimbang, tetapi bayang-bayang ketenaran dan mandi uang lebih menggodanya. Om Sutanto yang melihat Acha tak bereaksi, langsung memasang strap leher berantai yang segera menjadi hiasan leher Acha.

“Jangan kasar-kasar ya Om…pliss ?!”pinta Acha, dia tidak mengatakan jangan, hanya meminta belas kasihan dengan sebuah siksaan yang lebih ringan.

“Lhoo…terserah Om dong ehehehe”
Om Sutanto berlalu sesaat mengambil sesuatu dan mendekatinya lagi dengan cambuk dan penis yang terbungkus kondom bergerigi. Om Sutanto memegang rantai dari strap itu agar Acha tidak bisa lari.

“Jangan Om ampuun…!”

“Lhoo…sinetron itu kan adegannya cuma nangis aja, nah biar engga susah…Om mau bikin kamu terbiasa…kaya artis-artis yang udah ngetop, biar kamu menjiwai aktingnya hihihi !!”terang Om Sutanto sambl menyeringai mesum.

“Anak-anak sekarang…cuma mau ngetop bersedia jadi pelacur hina..Hiiihh !!”geram Om Sutanto melayangkan lecutan cambuknya. Berikutnya terdengarlah lengkingan Acha yang penuh derita, Acha yang tadinya pamit dengan orang tua untuk menginap dan bersenang-senang dengan teman-temannya, pada kenyataannya malah menyiksa diri untuk sebuah ketenaran dan banyak uang.

Om Sutanto lalu memaksa Acha bersila, kemudian menarik rantai strap itu hingga posisi Acha menekuk lalu mengkat erat kedua pergelangan kaki Acha dalam posisi bersila itu dengan rantai itu. Acha menjerit-jerit kesakitan, namun siapa yang akan mendengar? Lalu Om Sutanto mengambil tambang plastik, menekuk tangan gadis itu dan mengikat tangan Acha di belakang punggungnya, lalu menjambak rambut Acha hingga gadis itu meringis, kemudian pria tambun itu mengikat ujung tambang yang lain ke rambut Acha yang dijambak hingga posisi kepala gadis malang itu mendongak dan mulutnya membuka.

Pria tambun itu tertawa puas melihat Acha sekarang bagai hewan buruan yang tertangkap, pasrah untuk dibantai. Lalu dengan kejam pria itu menendang Acha hingga terjengkang, Om Sutanto tertawa terbahak melihat vagina dan anus gadis itu yang mencuat menantang, dan melihat liur yang mengalir dari bibir sang gadis yang tak bisa menutup rahangnya.

Acha meraung sebisanya ketika penis dengan kondom duri itu merangsek vaginanya dengan brutal.
Dengan suara menjijikkan Om Sutato berkata ‘Om Cuma mau basahin kondom ini, saying…. Sekarang partai utamanya.’

Dan Acha sama sekali tak bisa bersuara karena sakit yang dideritanya. Anusnya jelas berdarah, dan gesekan kondom duri itu benar-benar menyakiti seluruh syaraf di tubuh gadis malang itu.

Tawa keji Om Sutanto mengiringi penderitaan Acha… bagi gadis itu, malam masih lagi jauh dari usai…

<><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Nasib baik #

Keesokan hari ketika masuk pagi ke kantor tabloidnya, Paimin menyerahkan foto-foto hasil jepretannya. Redaktur tampak cukup puas dengan pekerjaan Paimin, ada beberapa foto Cacha bersama dengan Acha, tetapi tampaknya tidak menjadi perhatian khusus para redaksi. Mereka malah focus pada foto Cacha yang berduaan dengan artis senior pria, ataupun ketika berbicara dengan Produser-produser atau Sutradara terkenal. Perusahaan tabloid Paimin memberikan bonus lumayan padanya walaupun tidak banyak.

Hari-hari berikutnya dia menerima perintah yang sama dengan artis yang berbeda, Paimin sudah terbiasa dan tahu harus apa yang dilakukan dan harus bagaimana dalam pekerjaannya. Dia berkeliling kota dan ‘nongkrong’ di tempat yang kira-kira banyak artis untuk mengumpulkan bahan, dan bos Paimin pun puas dengan hasil kerja Paimin. Lama kelamaan Paimin semakin besar menerima hasil bonus, dan berhasil menabung hingga bisa membeli sepeda motor, walaupun butut dan tua, setidaknya senada dengan wajahnya yang jauh dari tampan itu.

# Nasib buruk #

Suatu ketika, Paimin sedang senang-senangnya karena mendapat banyak hasil jepretan yang diluar biasanya, membayangkan bonus yang akan di dapatnya. Paimin melaju dari lokasi terakhir perburuan dan hendak kembali ke kantor untuk membuat tagihan jasa atas foto-fotonya, namun dari kejauhan dia melihat api menjulang tinggi, asap mengepul dan suara sirine meramaikan. Bayak orang berkumpul dan berlarian mengambil air tertampung ember untuk mencoba membantu memadamkan, mobil pemadam kebakaran sedang sibuk bekerja keras agar kebakaran tidak merembet, Paimin terkejut !! Ia menyaksikan kantor tabloidnya terbakar dilalap si jago merah.

Menurut rumor persaingan bisnis, tetapi entahlah…tidak ada yang tahu menahu penyebabnya. Memang tidak ada korban nyawa pada peristiwa kebakaran itu, semua terselamatkan, tetapi tempat bekerja, piranti computer, data-data maupun alat-alat lain untuk bekerja, semuanya dimakan api. Paimin sempat melihat atasan-atasannya menangis karena kehilangan bisnis untuk mengeruk uang dari hasil gosip, begitu juga teman-temannya, walaupun jabatannya rendah dan bergaji UMR.

(Siaall…!!), keluh Paimin kesal. Apes sekali nasib Paimin ini, baru saja dia mendapatkan pekerjaannya tak lama, dan baru saja bekerja beberapa bulan, tetapi harus menelan kenyataan dengan kembali menjadi seorang pengangguran. Paimin kembali ke kostnya berniat melampiaskan masalah dengan Onani pada foto Acha di komputer.

ZZztt…!! LOG IN…ENTER USER NAME AND PASSWORD !!
SUCCESS, PLEASE WAIT…! Klik…!! Klik..!! Paimin hendak masuk ke foldernya dan,
READING ERROR !! FILE BROKEN…!!

(Bangke…sialan nih Virus…!!),kata Paimin kesal dalam hati.

Braaakk !! Braaakk !! “Komputer sialaan…Virus bangsaat !! Anjing !!”omel Paimin.

Lengkap sudah penderitaan Paimin, baru saja hendak melampiaskan ketidak beruntungan nasibnya dalam pekerjaan pada Onani, tetapi gagal pula. Sudah jatuh tertimpa tangga namanya, Paimin lupa bahwa dia sudah membuat Back Up datanya di CD.


<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Ke-esokan hari, di kostan #

Lama Paimin termenung memikirkan nasibnya, dia menjadi pemarah dan seperti orang sinting karena Stress berat. Dia jadi sering mabuk dengan meminum minuman memabukkan yang murahan, tentu dia bingung harus bagaimana. Kemarin saja dia beruntung karena ada kandidat yang mengundurkan diri tiba-tiba. Tentu keberuntungan tidak selalu hadir setiap saat, bisa dikatakan jarang untuk orang sepertinya. Paimin sudah mencoba beberapa kali untuk melamar ke beberapa tempat, tetapi nihil karena memang belum ada lowongan.

Beberapa temannya ada yang sudah mendapat pekerjaan tetapi tetap tidak dapat membantunya, begitu pula teman sekampungnya Asep. Dia mencoba menghubungi nomor HP-nya, tetapi sering tidak aktif, otomatis SMS tidak masuk dan tidak terbalas. Paimin Stress, wajah buruk rupanya yang berkulit hitam itu semakin menyeramkan.

Dia mulai putus asa dengan hidupnya, dia berpikir keras bagaimana dia membayar uang kost ?? haruskah dia menjual sepeda motor bututnya yang harganya tak seberapa itu ?? haruskah dia kembali ke kampungnya ?? bisa-bisa ditertawakan dia. Paimin memang punya sedikit tabungan dari hasil bonusnya, tetapi tidaklah bisa menampung segalanya selamanya, kebutuhan pokok sangatlah mahal dewasa ini. Paimin menangkup wajahnya dengan kedua tangannya, dia bingung dan pusing.

Paimin menyalakan Tv untuk menghibur diri…, Zzzztt !!

(Pemirsa…per Film-an Indonesia rupanya telah mendapatkan artis pendatang baru yang berbakat…!!), suara Reporter Tv.

(Jelita…atau panggilan akrabnya Acha…bagaimana kesan anda ketika membintangi film pertama anda…??), tanya suara Reporter Tv.

(Waaahh…seru abis !! deg-degan and bangga banget !! seru pokoknya !!), jawab suara gadis ABG itu yang baru saja menjadi artis terkenal bernama Acha.

(Gadis itu...!!), mata Paimin tertuju pada acara Tv itu, dia tak percaya.

(Gilaaa…udah ngetop aja nih cewe…!!), dalam hati Paimin.

Gadis yang menjadi obsesi seksnya itu, sekarang telah menjadi artis. Paimin kemudian teringat dengan hasil jepretan yang selalu digunakan olehnya sebagai bahan onani sudah di Back Up-nya di CD, dia mengobrak-abrik kamar kostnya dengan penuh emosi, dia lupa menaruh dimana, saking kesalnya dia membalikkan meja yang biasa untuk menaruh tabloid tempat kerjanya hingga menimbulkan suara gaduh.

Gubraaaggkk !! Bruggk…!!

“Woi…Oiii !! Apaan tuh !!,omel suara itu sedikit serak.

Tap ! Tap ! Tap !!, orang tadi menaiki tangga. Tok !! tok !! tok !!.

“Miin…suara paan tuh ?? jangan berisik dong !! gua tahu elo Stress !! tapi jangan rusakin barang gue yang ada disitu…kalo barang lo sih terserah !!”, tegas Bapak itu.

(Naaah…ketemu asik !!), Paimin tampak senang karena berhasil menemukannya. Diapun berlalu menuju pintu. Cekleek !! Kreeett...!!, pintu terbuka.

“Maaf Pak Andang berisik…saya lagi nyari barang penting Pak Maaf !!”kata Paimin tak enak hati, melihat wajah pemilik Kost itu marah dan sangar walaupun berumur.

“Ya nyari barang silahkan…tapi jangan berisik ampe kedengeran ke bawah gitu !!”kata Pak Andang yang terganggu tiduran santainya.

“Maaf Pak Andang…saya enggak berisik lagi deh..Maaf ya Pak sekali lagi !!”

“Ya udah…nyari apa sih kamu Min, sampe gaduh gitu ?!”tanyanya iseng.

“Oo…ini Pak, CD Musik…ya udah Maaf ya Pak, permisi !!”kata Paimin menunjukkan CD itu sebentar tak ingin si tua itu tahu terlalu banyak, lalu berniat menutup pintu.

“Oo CD musik doing toh…ampe rebut banget, ya udah jangan berisik lagi ya !!”tegas Pak Andang sekali lagi.

“Iya Pak permisi…”Paimin pun menutup pintu, dan Pak Andang berlalu ke bawah.

(Aaah, rupanya nasib mempertemukan kita kembali sayang hak hak hak) gumam Paimin dalam hatinya dan tertawa cekikikan sendiri seperti orang gila, tanpa terasa penisnya kembali keras mengacung, kini dia sudah mengetahui nama gadis itu. Akhirnya keberuntungan pun berpihak padanya. Paimin mendapatkan sebuah ide dan menyeringai jahat, tahu apa yang harus dikerjakannya.

Paimin kembali mencoba untuk menghubungi Asep melalui telepon di kost-kostannya, tetapi tidak ada yang mengangkat juga. Paimin berpikir untuk langsung mendatangi kostnya saja. Tetapi sebelumnya dia pergi ke toko komputer untuk memperbaiki komputernya yang rusak, setelah mempretelinya dia pun berangkat dengan sepeda motor bututnya.


<><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Rental komputer #

Paimin memijakkan kakinya di sebuah rental ketik computer tak jauh dari tempat kost-annya itu, kebetulan disitu juga melayani perbaikan hardware, bongkar pasang, rakit maupun penginstalan software. Tempat itu tidaklah besar, tetapi juga memiliki usaha sampingan seperti Voucher Pulsa Handphone dan Alat Bantu Sex disampingnya yang tersekat pisah. Penjaga sekaligus pemiliknya yang bermulut tebal dengan bergigi sedikit maju menghampiri Paimin.

“Ehm...Bang permisi, ini rental komputer ya ?!tanya Paimin berbasa-basi.

“Iyalah Mas…masa iya warung remang-remang hehehe “jawab si Abang berkelakar.

“Hehehe…bisa aja si Abang, bisa perbaikin HardDisk saya ga??”tanya Paimin.

“Tergantung kerusakan..perbaikin gimana mas maksudnya ? error gitu gak mau ngeload ya ?”tanya si tukang rental itu balik.

“Oo…begini…file-file saya engga bisa kebuka gitu..tulisannya si broken, kayanya sih kena virus, tolong diback up aja data saya yang masih bisa terselamatkan di Hard Disk ini, terus format aja dan pasangin anti virus !!”terang Paimin.

“Waah…susah juga nih masalah nyelametin data yang kena virus…gak janji yah Mas…saya coba dulu, tinggalin aja gak usah kasih DP, nti aja kalo emang saya nyerah paling cuma ongkos periksa aja ceban !”kata si tukang rental.

Paimin sebenarnya sedikit keberatan, dia ingin melihatnya langsung proses itu, jadi waktu bisa terbuka bisa langsung di-Cut ke Flash Disk tanpa diketahui olehnya File apa itu.

“Engg…ga bisa saya liat ya Mas prosesnya…soalnya data perusahaan…emm rahasia gitu deh !”kata Paimin sedikit tak enak.

“Wah…saya engga bisa Mas kalo kerja diliatin gitu, lagi juga ini udah malem saya mau tutup..kalo Mas mau buru-buru cari rental lain aja deh !!”kata si bibir maju sewot karena dicurigai. (File apaan sih…paling-paling gambar porno !!”, keluh tukang rental dalam hati.

“Bukan gitu Mas aduh…ya udah saya tinggal deh kalo gitu, kapan rampung ?!”tanya Paimin karena ingin melanjutkan perjalanan ke kost Asep.

“Tinggalin aja alamat sama no. telp rumah, atau HP kalo ada malah lebih bagus !”.
Paimin yang tak mau ribut-ribut lagi tak enak langsung menulis Alamat dan No. HP, lalu kembali mengendarai motor bututnya dan pergi ke Kost.


<><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Kost-an Asep #

“Woi…Sep…apa kabar fren ?!tanya Paimin lantang sok akrab.

“Woy…elu Min hehehe kemana aja lu gak pernah maen lagi ??”sahut Asep.

“Yaah…lu tau pan tempat kerja gue kebakaran dan gue jadi pengangguran gitu!”katanya dengan nada sedih.

“Iya gue tahu..gue liat beritanya…cuma gue kan tau elu…pasti ngamuk-ngamuk gitu deh kaya orang gila ehehe makanya gue sengaja jaga jarak dulu…takut hihihi !!”ledek Asep. Paimin memang terkenal galak, nekat dan pemberani di kampung mereka.

“Hehehe sialan lu…pantes aja gue telp ke HP ga diangkat-angkat”sahut Paimin tertawa ringan disambut tawa Asep.

“Eh, omong-omong gak ada lowongan di tempat lo…ato dimana gitu ??”sambung Paimin lagi.

“Wah..belum ada tuh Min…ntar deh ya kalo ada…!!”jawab Asep sekenanya.

“Pssstt…Sep !! gini…gw sebenernya ada perlu nih sama lo…rahasia banget !!”tolong gw ya !!”bisik Paimin.

“Boleh bantu apaan…jangan yang illegal aja”jawab Asep.

“Yah elo…ya udah..gini, lo tolong print-in gambar ini deh buat gw !!”kata Paimin seraya mengeluarkan sesuatu berbentuk CD dan memberikannya ke Asep.

“Apaan nih…lo mao ngeprint gambar bokep di CD ini buat dijualin..??”tanya Asep menerima CD itu.

“Bukan…udah Load aja dulu ke DVD ROM lo !!”suruh Paimin. Asep pun memasukkan CD itu dan, “Anjriiiiitt…!!”gelo lu Min !! ini kan si Acha artis ABG fav gue..!! dapet dari mana lu ?!”tanya Asep antusias.

“Hihihi…gue...siapa dulu..!”bangga Paimin.

“Gilaa…walah, ada yang pake rok mini gini lagi !! di Tv Innocent banget nih cewe !”kata Asep antusias.

“Itu dia maksud gua…ini foto mau gua minta tolong lu print-in buat gua !”terang Paimin.

“Wah..jangan-jangan lo buat meres lagi yak ?!”tanya Asep.

“Ya gitu deh hehehe gimana lo mau ikutan gak ?!”ajak Paimin.

“Waduh, gak ngikut deh Min, gue gak mao urusan polisi…udah punya kerjaan tetep !!” tegas Asep.

“Alaah..banci lu !! ya udah deh gue aja sini, tolong print-in beberapa lembar ya !!”sahut Paimin tak keberatan teman sekampungnya itu tidak ikutan acaranya. Asep pun melakukan apa yang disuruh Paimin karena tak enak juga.

“Nih…lu kalo ada apa-apa jangan bawa-bawa nama gua lu yak !!”kata Asep sedikit takut, sambil mengeluarkan CD dan mengembalikannya ke Paimin.

“Iya bawel…takut amat lu jadi orang ! btw thanks ya print-an gratisnya hehehe yo gua cabut dulu fren !!”kata Paimin.

“Walah sialan lu..kesini perlu itu doang hehehe, Ok deh…Min, c u ya !”sahut Asep, setelahnya dia hanya menggelengkan kepala atas apa yang akan dilakukan teman sekampungnya pada artis pendatang baru itu nanti.

Paimin keluar dari kostan Asep dengan rasa senang, dia kembali mengemudikan sepeda motor bututnya ke kost-kostannya untuk istirahat sebentar dan makan malam, setelahnya dia keluar menuju suatu tempat yang dirasanya akan ada Acha disana. Tetapi na’as, dia lupa mengunci pintu kamarnya karena terlalu bernafsu ingin bertemu Acha dan memerasnya habis-habisan.

Ada seseorang bertubuh gempal memasuki kamarnya, dia adalah Pak Andang Bapak pemilik kost Paimin. Tadinya dia hanya ingin meminjam CD lagu Paimin, karena di kost itu Paimin yang paling ramai kamarnya dengan musik atau full music. Bapak itu mencari-cari dan, dia melihat bungkus CD yang pernah ditunjukkan Paimin sekilas waktu itu. Dia meraihnya karena dia pikir isinya toh sama lagu. Pak Andang pun memasukkannya ke DVD Player dan ternyata malah file extension JPG atau gambar yang terbaca.

(Waah…i.ini kan artis ngetop…kok bisa ?), tanya Pak Andang dalam hati. Dia buru-buru mematikannya, mengganti isinya dengan CD lain dan kembali menaruh barang itu ke tempat semula, si Bapak senang karena bisa melihat pemandangan. Sementara di tempat lain, ada pria bermulut maju sedang mengotak-atik isi Hard Disk Paimin. Dia sudah curiga bahwa isinya berbau hal mesum, diapun sama senangnya dengan Bapak pemilik kostan. Mereka berdua mengembangkan senyuman jahat.


<><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Café tempat Paimin melihat Acha pertama kali #

“Siaall…sial banget gue !!”, gerutu Paimin.
Sudah beberapa kali dia datang ke Café itu, dengan harapan bisa menemui gadis itu dan memerasnya, namun percuma. Bartender di sana bilang kalau gadis itu sudah tak pernah lagi main ke cafe itu, mungkin sudah dapat tempat hang out yang baru. Persediaan uang di kantongnya menipis dan kritis.

(Benarkah dia tidak pernah ke Club malam ini lagi ?), tanya Paimin dalam hati. Paimin berpikir, tampaknya dia harus mencari alamatnya dan menyaru sebagai reporter untuk mewawancarainya, mencari alamat Acha tentunya masih bisa dibilang mudah, karena koneksi Paimin yang masih terjalin hangat dengan beberapa temannya, mempunyai jaringan yang cukup luas, untuk sekedar mencari info alamat seorang artis itu mudah saja. Akhirnya Paimin pun mendapatkan alamat rumah Acha dengan usaha menghubungi teman-temannya.


<><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
# Kediaman Acha di Jakarta #

Berrrmm…!!

“Ya..ya..kiri dikit..bales kanan…cukup !!”suruh suara itu yang tak lain Ibunda Acha.
Acha keluar dari mobil yang dikendarainya, ketika itu saudaranya Juwita Septriasa tidak ada di tempat, pembantunya juga sedang ke pasar, hanya ada Acha dan Sang Ibunda.

“Cha..Acha…Mamah duluan yah ngantuk nih…!”kata Sang Bunda.

“Ok Mah…aku juga kedalem nih abis nutup garasi !!”katanya sambil mengetik SMS. Ibu Acha pun langsung berlalu ke kamarnya meninggalkan Acha di garasi.

“Non Acha…maaf Non..boleh saya ganggu sebentar..!!”kata seorang Pria berperawakan bengis, berkulit hitam dan bertubuh kurus itu. Acha tertegun, entah kapan Pria ini sudah ada di dekatnya. Kalau boleh jujur Acha sebenarnya sedikit takut dengan sosok pria misterius yang muncul tiba-tiba itu. Mata Acha pun merujuk ke arah Name Tag yang menggantung di leher hitamnya, dimana Acha berpikir pria ini salah satu Wartawan. Hati Acha pun senang bukan main, hal yang lumrah dirasakan oleh artis baru bangga karena terkenal. Padahal pria ini adalah Paimin yang bermaksud buruk dan mesum terhadapnya.

“Mmm..siapa yah ??”tanya Acha sambil tersenyum semanis mungkin ke arahnya.

“Perkenalkan…nama saya Paimin…dari tabloid P******!! bermaksud mewawancarai Non Acha sebentar jika tidak mengganggu..”kata Paimin sok ramah. Acha sempat berpikir bahwa dia tidak pernah dengar nama tabloid ini, Acha tidak mengikuti berita bahwa perusahaan yang memproduksi tabloid itu sudah terbakar habis, karena saat itu Acha dalam tahap ‘penggojlogan’ Om Sutanto untuk menjadi artis. Tapi satu hal yang pasti, pada saat ini perasaan Acha sedang melambung tinggi, senang dan tak peduli siapa..maupun tabloid mana yang akan mewawancarainya. Asalkan wajahnya bisa terpampang di tabloid dan membuat namanya semakin tenar dan berkibar.

“Ooh..tidak tidak…silahkan duduk...maaf kalau berantakan !!”sambut Acha ramah.

(Rumah lo rapih kok…paling Memek lo ntar yang gue bikin acak-acakan hihihi !),tawa Paimin mesum dalam hati.

“Waah…ini sih rapih Non…bagus rumahnya !!”pujinya, lain dengan kata hatinya.

“Ahahaha..bisa aja Mas Paimin ini !”sahut Acha seraya tertawa renyah.

“Jadi…ada hal apa yang mau ditanyakan mengenai saya ?”kata Acha serasa artis besar.

Paimin langsung menyeringai mesum ke arahnya, Acha sempat merasakan perasaan tidak enak melihat ekspresi wajah Paimin yang tiba-tiba berubah 180 derajat itu. Paimin mengeluarkan sesuatu dari tas buluknya, yang rupanya beberapa foto dirinya. Acha langsung terkejut, mimik wajahnya yang tadi tenang dan manis berubah juga 180 derajat, gadis itu serasa tersambar petir di siang bolong saja, yang jelas-jelas saat itu tidak hujan.

“Pak…apa-apaan ini…Bapak dapat ini dari mana…Haah ?!”tanya Acha panik dan kalut.
Jantungnya langsung berdegup kencang, mata jelitanya serasa ingin meneteskan air mata. Baru saja namanya naik daun, masa harus jatuh dan hancur gara-gara sebuah foto berpose nakal di sebuah Café, mana ada fotonya juga bersama Om Sutanto.

"Ooh..begini Non, waktu itu saya kebetulan lagi nyari-nyari bahan buat tabloid, lagi nyari artis buat di foto, pas kebetulan ada Non Acha saya lihat lagi ngerokok di pojokkan pake rok mini lagi ehehe iseng aja sih waktu itu, ‘gak nyangka foto ini bakalan berguna suatu hari gitu hihihi"jawab Paimin sambil tertawa.

(Bodoh…bodoh sekali aku ! kenapa, kenapa aku begitu ceroboh membiarkan orang asing mengabadikan aku sembarangan, dengan dandanan seperti ini…aku kira orang ini hanya iseng saja waktu itu !!), pikir Acha dalam hati. Pikirannya kalut sekali, dia bingung.

"Baik, kalau begitu…Mas Paimin mau berapa Juta !! aku kasih, tapi kasih aku Master foto ini lalu cepet pergi dari sini !!"Acha menegarkan hatinya, mengeluarkan ultimatum yang ketus.

"Wah wah…galak tenan hehehe…yo wis, saya minta 5 Juta..plus…pelayanan Non Acha seperti yang dirasakan Om Produser"sindir Paimin sambil menyeringai mesum.

"Apa…gak! nggak mau ! aku tambah 5 Juta lagi tapi aku gak mau digituin !!"jawab Acha menolak permintaan disetubuhi Paimin.

"Wah…saya sebetulnya memang suka uang, tapi..saya lebih penasaran dengan nikmatnya rasa tubuh Non Acha hak hak hak"sahut Paimin tertawa sinting.

Acha ingin rasanya berlari meninggalkan pemerasnya itu, tetapi dia semakin lemas ketika tangan pria itu melambaikan fotonya yang memakai rok mini dan sedang merokok, yang bisa-bisa merusak image yang sudah dibangunnya susah payah melalui pelayanan tubuh hancur-hancuran ke Om Susanto serta beberapa relasinya yang beberapa adalah pejabat penting negara.

Acha langsung merebut foto itu dan mengoyaknya menjadi serpihan dan melemparkan ke wajah Paimin, artis ABG berwajah manis itu menangis. Namun dengan santai Paimin berkata, “Robek aja Non sesukanya…nanti saya robek juga Memek Non kaya gitu hak hak hak !!”ancam Paimin sambil tertawa menang.

Acha pucat pasi, sosok pria di hadapannya sungguh membuatnya ketakutan, wajah buruk rupa ditambah stress keuangan. Tak terasa Acha yang tadinya duduk, dia bangkit dan mundur ketakutan. Acha terbayang karirnya, karir yang akan ditukar dengan siksaan birahi yang diterimanya. Karir yang memberikan kemewahan baginya, yang mempertemukannya dengan Irwansyah kekasihnya, yang juga belum tahu tentang keadaan dirinya.

”Ja..jangan Mas…ada..ada Ibu saya di dalam !!” kata Acha ketakutan, dia mundur masuk ke ruangan depan. Pagar rumahnya juga belum sempat ditutup olehnya, karena tidak menyangka kejadiannya menjadi seperti ini.

”Ya…itu sih pinter-pinternya Non Acha aja gimana nahan teriakan hihihi”kata Paimin.
Acha terus mundur, tak terasa dia terpojok ke kamarnya sendiri. Pintu itu masih terkunci, Paimin melihat di atas pintu itu ada tulisan “ACHA”, yang berarti kamarnya. Paimin lantas menyeringai, Acha yang sedang panik ketakutan itu tak sadar bahwa di belakangnya kamar dia sendiri.

“Non, pas bener…ya udah ayo masuk ke kamer Non aja !! kalo di ruang tamu nanti Ibu Non tahu kan ?? ayo..!!”suruhnya.

Acha yang dari tadi menutupi kedua payudara yang masih berpakaian lengkap itu, gara-gara pandangan ‘lapar’ Paimin, membalik tubuh indahnya. Dia membuka kunci, dan memutar handel pintu perlahan, karena tak rela akan disenggamai makhluk sejelek Paimin. Semesum-mesum wajah Pejabat atau Produser yang memakai tubuhnya, tidak separah wajah Paimin. Saat masih memutar handel pintu itu, Acha risih merasa pantatnya diremasi tangan kurus Paimin.

“Non..montok banget !! artis sering fitness sih ya !!”leceh Paimin. Akhirnya pintu pun terbuka, dan ruangan mewah, kasur springbed dan boneka-boneka terjejer. Acha segera menutup pintu agar Ibunya tidak tahu kejadian ini. Paimin dengan menyebalkan duduk di kasur Acha. Acha benci sekali dengan orang yang memerasnya ini, dia berpikir kalau terlihat takut dan tunduk di depan orang seperti ini, hanya membuatnya senang. Acha membusungkan dada, dia masih tak berdaya namun mencoba tegar.

“Ok, Non Acha pasti tau apa yang saya mau...pertama, panggil saya Tuan !!”perintah Paimin.

”Baik..Tuan ! tapi sebelum kita mulai, gw cuma mao bilang, ini semua cukup hari ini! lo musti janji ngembaliin barang itu, gue pasti hari ini nurutin semua yang elo mao plus gw kasih 5 Juta, kalo lo nekat maksa besok gw masih harus layanin lo dan seterusnya lagi, gw juga nekat lapor polisi, gak peduli sama karir artis gw, jadi cukup sekali ini aja OK !!”tegas Acha.

“Hmmm…OK !!”jawab Paimin singkat. Tak masalah baginya asal bisa mencicipi Acha seharian penuh ini.

“OK kita lanjut, berikutnya...hmm, buka semua pakaian Non sampe bugil gil gil hak hak hak”perintahnya seraya tertawa sinting.

“Baik Tuan…!!”jawab Acha singkat dan ketus.

Acha yang tak punya pilihan langsung menuruti perintah Paimin, si cantik itu melepas satu persatu pakaiannya, Paimin meminta Acha melempar Bra dan Celana dalamnya ke arahnya, Paimin menikmati pemandangan itu sambil menghirup harum pakaian dalam Acha, penisnya semakin mengacung saja, wajah Paimin langsung Mupetot (Muka pengen ngentot) melihat Acha telanjang. Beruntung Paimin, Acha suka sekali menjaga kemaluannya bersih, dia mencukur bulu kemaluannya.

Paimin menarik tubuh Acha agar mendekat dan, Hap…!! Paimin langsung menjilat dan melahap vagina Acha sambil duduk di pinggiran ranjang. Acha merem melek keenakan juga sambil meremas rambut keriting pemerkosa yang dibencinya itu. Mulut hitam Paimin sangat rakus menyedot vagina Acha, seperti orang kelaparan, sampai-sampai Acha juga tak tahan untuk menolak orgasme pertama bersama pemerkosanya. Tubuh Acha bergetar hebat sambil menutup mulutnya, dia mencoba sebisa mungkin meredam suara karena takut terdengar Ibunya. Tersiksa sekali Acha orgasme yang seharusnya dilepas dengan erangan nikmat keras dan panjang terpaksa diredam dengan tangannya.

“Sluurrpphh…Shrepph cep cep Aah…enyaaak…gurih Memeknya artis hihihi !!”ejek Paimin sambil tertawa menyebalkan. Acha kelelahan dan duduk di lantai sesaat, Paimin membiarkan pelacur artisnya itu istirahat sebentar sambil memandanginya dengan pandangan melecehkan, sementara Acha menatap balik dengan pandangan marah penuh kebencian, walaupun tidak menampik bahwa Paimin memberikannya kepuasan yang tidak pernah diberikan Irwansyah. Menurut Irwansyah, Oral sex itu kotor. Baik itu dari Acha ke dia, atau dia ke Acha

“Naah sekarang…saya yakin Non pasti punya stocking bokep yang biasa dipake Striper iya kan ?! nah pake itu sekarang, yang warna hitam !!”suruh Paimin.

Acha mengerti, yang dimaksud Paimin adalah Fishnet (jaring ikan), memang Acha dan artis harus punya ketika dia disuruh striptis Bos-bos jadi lebih hot dan seksi. Dia bangkit dan membuka lemari pakaiannya yang tersembunyi, untuk pakaian-pakaian yang seperti ini Ibunya memang tidak tahu menahu. Acha selalu seperti malaikat di matanya dan di mata pemirsa. Selagi mencari dia merasakan tangan Paimin meremas pantatnya dari belakang dengan gemasnya.

“Hhmmm..gimana Non…ketemu ?!”katanya sambil menggerayangi tubuh Acha.

Deg…!! Acha kaget, ketika Paimin memeluknya, dia merasakan penis Paimin yang panjang itu di pantatnya. Acha sebenarnya kaget akan dua hal, yang pertama dia kaget Paimin telah bugil, yang kedua batang penis Paimin yang panjang. (Mustahil !!), dalam hati Acha. Setelah berusaha terus mencari, perjuangan keras mengacuhkan kehadiran Paimin yang menempel ketat di belakang tubuhnya, akhirnya ketemu juga.

“Nih..ya udah, Tuan tunggu dikasur dulu dong ! mau liat gw striptis kan pake ini ?!”kata Acha sebal seraya menunjukkan jaring ikan hitam itu. Paimin tersenyum mesum, pria berkulit hitam itu mencium pipi Acha yang mulus lalu kembali ke kasur.

“Kayanya Non Acha udah biasa yah…Ok lah sok !!”kata Paimin.

Acha mengenakan stocking hitam seksi bak pemain blue film itu, lalu menyetel musik untuk meredam suara permainan seks mereka. Lagu ‘Maps of the Problematique’ dari Muse pun mengalun, lagu yang berirama beat itu menambah goyangan Acha yang memang sudah Hot menjadi tambah Hot saja. Acha terpaksa harus merasa seksi di depan pemerkosanya itu, agar dia cepat menyetubuhinya, habis spermanya dan melepaskan dirinya secepatnya. Acha meliuk-liukkan pinggul padatnya, tangannya satu menekuk ke atas dengan seksi, bahkan menyentak kakinya ke arah Paimin lalu berbalik dan menghadapkan pantat sekal putihnya persis di depan wajahnya.

Paimin onani karena tak tahan dengan gadis obsesinya itu striptis di depan matanya, dengan dandanan Hot pula, mulut orang kampung itu langsung bergerak melahap, tetapi Acha sengaja nakal dengan mengelak, seperti kebiasaannya di depan Bos-bos. Paimin yang sudah tak tahan merasa dipermainkan langsung mendekatkan penisnya ke pantat Acha yang sedang bergoyang nakal itu, mengocoknya sebentar dengan cepat dan menekan kepala penis hitamnya, “Oookh…!!”kejan Paimin.

CROOOTTT !! BLAARR !! JROOTT !! CROTT !!

“Aaaanghh…Aaaaaaanngghh…”desah Acha seksi, dia tidak menyangka Paimin akan menyiram body seksinya yang sedang berputar itu. Kontan saja pantat Acha mandi sperma Paimin, Acha sudah terbiasa walau tak suka. Paimin puas dengan ejakulasi pertamanya. Nafsunya kembali naik cepat melihat pantat Acha yang belepotan sperma dia sendiri. Paimin melempar tubuh Acha ke ranjang hingga menungging di pinggir ranjang, dia menarik kakinya agar berpijak di lantai tetapi setengah badannya tetap di ranjang, Acha hanya menjerit pasrah menungging. Paimin menampari pantatnya hingga terceplak merah bergambar telapak tangan karena pantat Acha berkulit putih. Sambil menampar dia juga getol meremasnya, bahkan menelusuri halusnya paha Acha yang sering mandi susu itu centi demi centi.

“Tuan…pelan-pelan Tuan…nanti kedengar.Aaaaakkh !!”

Belum sempat Acha menyelesaikan kalimatnya sudah mendarat tamparan keras di pantat berkulit putihnya. Acha mulai resah gelisah, selain karena takut ketahuan, tubuhnya juga mulai terangsang oleh jari Paimin yang kini bermain dibelahan vaginanya. Sekarang Acha harus bekerja extra keras menahan lenguhan, desahan dan erangan. Acha menggigit sprei ketika jemari Paimin mengocok vaginanya dengan brutal diselingi tamparan di pantat sekalnya. Tangan gadis itu mencengkeram pinggiran ranjang dengan kuat, matanya mendelik dan tubuhnya menegang. “Aaaangghh…!!”

Crrrtt…!! Creett !! Serrr…!! Acha orgasme.
Dia mendapatkan orgasmenya dari orang kampung yang memerasnya dan sangat dibencinya itu, sungguh kontra sekali. Acha hanya bisa menurut ketika Paimin menyuruhnya untuk menjilat jemarinya yang berlumuran cairan orgasmenya sendiri.

“si Non, Artis juga Perek juga…!!”. Plaaakk…!!, sebuah tamparan telak mendarat di pipi mulusnya. Paimin menjambak dan meludahi wajah Acha. “Cuiiihh…!!”.

Acha menangis karena tamparan itu bukan saja menyakiti pipinya, namun juga ‘menyakiti’ harga dirinya. Terlebih lagi liur Paimin yang bau itu, yang kini bersarang antara hidung dan bibirnya membuatnya sangat terhina, karena pria bajingan itu dengan santainya memerintahkan Acha untuk menjilati liur itu dengan expresi yang menikmati aromanya.

Tubuh gadis itu lemah akibat orgasme yang dialaminya, dan kini ia tak bisa menolak ketika Paimin menyepak kedua kaki Acha agar meregang lebar, penisnya yang sudah bangun dan menuntut persenggamaan melalui vagina Acha sudah mengancam di depannya. Paimin nampak ingin mendoggy Acha, Zreeekk !! penis Paimin mendobrak paksa vagina Acha untuk menerima dan menjepitnya. Mulut Acha terbuka dan menjerit kecil lalu buru-buru menggigit sprei kencang, untung saja musik yang keras membantu meredam jeritan singkatnya tadi.

“Oookhh…enaknya Memek artis…emang laen rasanya..Eeenggh !!”celoteh Paimin.

Paimin tampak menikmati jepitan dinding vagina Acha, tapi dia tak berlama-lama dan langsung bergerak brutal menyetubuhi Acha, sodokannya semakin lama semakin cepat dan kasar, tubuh Acha terpental-pental. Kaki jenjangnya yang berdiri tegak sudah mentok ke pinggir ranjang, karena terus menerus tersentak-sentak. Paimin menjambak rambut Acha dan menggenjotnya dengan lebih bertenaga, diselingi tamparan-tamparan di pantat Acha hingga menimbulkan bilur-bilur kemerahan. Tubuh Paimin serasa lebih hangat mengeras dan bergetar nikmat, dia mendekati ejakulasi dan menyodok Acha lebih sinting.

Paimin mengangkat kedua kakinya dan naik ke ranjang Acha, dan menumbuk-numbuk artis ABG cantik itu hingga menungging tengkurap. Spring bed empuk dengan Per kualitas tinggi itu memudahkan penetrasi Paimin, sehingga waktu Paimin menekan penisnya dalam-dalam, tubuh Acha tertekan ke bawah lalu membal kembali ke atas. Sprei putih tempat tidur masih diremas dan digigitnya menahan birahi serta erangan nikmat dirinya. Tangan kanan Paimin mencengkram pundak Acha sekaligus menekan tubuh Acha agar tidak bisa bergerak dan bangun, tangan kirinya lanjut menjambak rambut kemerahan boundingannya, sehingga wajah cantiknya sedikit mendongak kebelakang menyamping, bertatap-tatapan dengan pemerkosanya. Acha sebenarnya ingin muntah melihat wajah Paimin. Buruk rupa, berkulit hitam, tubuhnya sedikit kurus, rambut kumal cocok dengan keadaan stressnya, liur dari bibir hitamnya yang bau menyengat hidung, hembusan nafas yang tak sedap menerpa wajah, melengkapi penderitaan yang menyelimuti Acha.

Sedang asyik-asyiknya Paimin mendoggy Acha, tiba-tiba handphone Acha berbunyi.

Deg…!!, jantung Acha berdegup. Disaat tersiksa birahi seperti ini, ada siksaan tambahan.

“Aduh !! siapa sih…?! ganggu orang ngentot aja ! inget Non jangan coba omong macem-macem awas yah, kalo mau Master foto Non kembali, paham ?!”ancam si Paimin sambil menjambak rambut Acha, wajahnya kembali mendekat dipaksa menatap wajah jeleknya yang menyeramkan.

Acha hanya mengangguk ketakutan, masih dengan penis melekat ketat di vagina, mereka bangkit perlahan untuk mengambil HP yang berbunyi di meja rias kamar itu. Acha sungguh bersusah payah berjalan dari tempat tidurnya ke meja rias itu, padahal jaraknya tidaklah jauh. Tentu saja dengan penis Paimin yang panjang dan sedang meraja di liang senggama miliknya, membuat Acha kesulitan menahan kenikmatan dikerjai Paimin. Paimin sendiri sedang merasakan nikmat di penisnya yang terjepit vagina Acha, sambil berjalan.

Bahkan karena Paimin sedikit lebih tinggi dari Acha, ditambah panjang penisnya itu, memaksa Acha untuk berjalan sedikit menjinjit. Jarak yang dekat terasa jauh, waktu yang sebentar serasa panjang. Tak terasa pelecehan itu membuat vagina Acha kian banjir oleh lendirnya. Akhirnya, dengan perjuangan penuh..Acha berhasil sampai di dekat HPnya. Artis cantik itu menundukkan badan untuk mengambil HPnya, kontan posisinya menungging seksi. Jari lentik yang kukunya sering dihias kutek itu meraih HPnya, Acha melihat siapa yang menelpon, disitu tertera ‘Irwansyah My Love !!’. Acha bingung harus bagaimana. Ketika sedang bingung-bingungnya, Acha merasa tubuhnya yang sedang berposisi menungging itu tertarik kebelakang sedikit, dengan gerakan cepat dan tiba-tiba Paimin menyentak dan melesakkan penisnya dalam-dalam.

“Huuungghh…!!”geram Paimin.

Zreeeekk !! “Aaaaaakkh…!!”erang Acha refleks.

Artis cantik itu tidak bisa meredam suaranya, karena dia takut terjeduk cermin rias di di depannya dan refleks memegang pinggiran meja rias, sebelahnya masih memegang HP. Acha merasa sodokan penis Paimin itu serasa menjebol vaginanya di kedalaman yang belum pernah terjangkau oleh penis-penis sebelumnya, karena begitu panjang penis orang kampung tersebut. Setelah tertancap sempurna, mereka kembali melenguh nikmat.

“Heh…ayo jawab Perek !! Eeeenggh !”suruh Paimin dengan nada galak sambil melenguh nikmat karena penisnya menancap mantap di vagina Acha.

(Sialan lo…gw juga dari tadi pengen jawab kalo elo ga nyentak gw kaya tadi !!), omel Acha dalam hati.

“Ha..halo..Sayang..AMmppphh !! Acha langsung menutup mulut dengan tangannya dan menutup lubang bicara HP, karena Paimin mendudukkan diri tiba-tiba di meja rias itu. Paimin menjulurkan lidah karena merasakan betapa nikmat penisnya terjepit dan tertumbuk vagina Acha yang sangat legit itu.

(Acha Sayang…mau aku jemput ato gimana ??), suara Irwansyah keluar dari HP.

“E.eng..engga..usah.Aaaaaakkhh !”erang Acha yang kali ini tidak menutup lubang bicara HP, sulit karena Paimin dengan sengaja menyentaknya ke atas sambil memegangi tangan kiri Acha, sementara tangan kanan Acha memegang HP di telinganya.

“Cha…Acha…kenapa kamu ?!”tiba-tiba Ibunya bertanya di depan pintu. Acha panik, dia pikir Ibunya masih tidur. Paimin sendiri juga kaget, dia tidak ingin sampai Ibunya Acha tahu. Ibunya pasti lebih memilih lebih baik foto itu tersebar, Paimin tertangkap dan Acha gagal diperkosa. “Jangan omong sembarangan Non..!!”ancam Paimin dengan wajah yang menakutkan. Acha yang masih haus ketenaran dan berpikir betapa memalukannya foto tersebut, terpaksa berbohong.

“Eng..gapapa Mah…cuma kecoa…udah pergi !”dusta Acha.

“Ooh, kirain kamu kenapa-napa…udah dua kali Mamah denger kamu teriak…bikin Mamah jantungan aja kamu, ya udah..“sahut Mamahnya.

Geraman Paimin tidaklah sekeras erangan Acha, karena Paimin cenderung mendehem dan memfokuskan pada sodokan penis. Berbeda pada Acha yang posisinya sebagai receiver atau penerima sodokan, tentu kadar kerasnya erangan dari kasar atau dalamnya sodokan penis di vaginanya.

(Halo..halo Sayang !! kenapa kamu teriak..??), tanya Irwansyah di Handphone.

“E.engga apa-apa kok Yang…makasih ya !! oya aku berangkat sendiri aja, Dadah !”kata Acha buru-buru menutup pembicaraan untuk lepas dari derita birahi.

(Oh ya udah, kirain kamu kenapa-napa..Ok..dadah…Muach !!”), ucap sayang Irwansyah.

“Muach juga dadah…!!”balas Acha menutup pembicaraan di HP.

“Acha Sayang, Mamah mau arisan dulu ya di sebelah..kamu jangan lupa nanti sore ada syuting…Mamah engga bisa nganter, Bi Ijah masih Mamah suruh belanja bentar lagi pulang…kalo Bi Ijah belum pulang kamu mau jalan, ya kamu gembok aja, Mamah, Bi Ijah sama Juwita ada kunci serep kok Ok !! istirahat yang cukup ya Dadah…!”kata sang Ibu.

(Damn…gue lupa !! masa gw harus bawa orang aneh ini ke tempat syuting ?), pikir Acha dalam hati. “Daaah…!!”sahut Acha lantang, sementara pikirannya masih kalut.

“Chaa…kok kamu belum nutup pintu garasi sih ?? untung aja engga kemalingan mobilnya !!”marah sang Ibunda Acha.

“Iya Mah maaf…Acha ngantuk ! tolong ya !”dusta Acha lagi.

“Ya udah, ngantuk sih ngantuk !”gerutu sang Ibu, sambil menutup pintu garasi.

Setelah yakin Ibunya sudah keluar, Paimin menyeringai.

“Non…ternyata acting Non bagus yah…saking bagusnya bisa dipake bohongin orang tua sendiri hak hak hak hak”.

(Gw bohong terpaksa, karena lo maksa gituin gw sialan !!), maki Acha dalam hati.

“Nah Non, bisa lanjut nih entotan kita”kata Paimin seraya menyeringai.

Acha memandangi Paimin di kaca rias itu dengan penuh kebencian dan jijik, Acha tidak pernah membayangkan dapat disetubuhi oleh orang macam Paimin. Paimin menangkup kedua payudara Acha, meremasnya kencang dan menaik turunkan tubuh Acha dengan gencar. Vagina Acha dipaksanya menumbuk-numbuk penisnya yang mengacung. Paimin mencengkram kedua lengan Acha agar lebih mudah membetotnya menumbuk ke bawah, dimana tangan Acha masih menggenggam HP-nya.

Paimin yang menyenggamai Acha sambil menikmati wajah cantiknya di kaca rias, tidak bisa bertahan lama karena terlalu legit vagina Acha. Paimin mencengkram pundak Acha, menaik turunkan tubuhnya, Paimin menceracau jorok dan menggeram tak karuan menuju ejakulasinya.

“Gila Memek lo…gila Memek loo…Gilaaaaaaaaaaakkkhhh !!”geram Paimin.
Sambil menekan pundak Acha sehingga menumbuk penisnya yang terjepit dalam-dalam.

Jleeeebbh !! “Iyyaaaaaaaahh…!!”erang Acha.

CROOOOOOOTTTTSS !! CROOOTTT !! JRUOOOTTTT !! CROTT !!

Tubuh hitam Paimin memeluk tubuh molek Acha yang berkulit putih sambil menembaki spermanya, Acha pun menyambut dengan sebuah lengkingan panjang, Paimin mengejat-ngejat berdehem nikmat di punggung mulus Acha, dia pasrah vaginanya dipenuhi sperma Paimin. Cairan putih pekat dan kental itu terasa hangat sekali dirasakan vaginanya.

Acha masih bersender di tubuh hitam Paimin yang masih meresapi kenikmatan ejakulasi dari tubuh artis obsesinya. Ketika nafas Acha masih senin kamis, handphonenya kembali berbunyi walaupun kali ini hanya bunyi SMS.

Tinutt !! Tinutt !!. Artis ABG Favorit pemirsa yang cantik jelita itu membaca isi SMS.

Deg…!!, jantung Acha serasa terhenti, tangannya yang memegang HP gemetar, matanya yang jelita terbelalak. SMS itu dari Irwansyah.

(Acha Sayang, sorry aku ada yang lupa ngingetin kamu ! nanti malam kamu abis syuting ditunggu makan malam sama keluarga aku, kamu engga lupa kan nyokap aku Ultah ? dan juga jangan lupa…ade sepupu aku sukanya sama boneka babi, dia seneng juga sih waktu kamu beliin boneka beruang…ya itu kalo kamu mau beliin hadiah, engga beli juga engga apa apa…aku sengaja SMS takut kamu lagi nyetir di jalan Ok ?! ya udah dadah Muah !), isi SMS tersebut.

Beberapa hal yang ditakuti Acha Pertama, dia syuting terpaksa membawa Paimin. Kedua, merayakan Ultah Ibu Irwansyah ikut membawa Paimin. Ketiga, dia membeli boneka di Mall juga terpaksa membawa Paimin ikut serta. Tentu hari ini dia berjanji penuh untuk melayani Paimin, tentu Paimin tidak perduli apapun kepentingan Acha hari ini. Acha bertambah kalut pikirannya, dia semakin ketakutan mendengar suara serak dari belakangnya.

“Waah…asik nih gw bisa jalan-jalan ke Mall, ikut ke tempat syuting dan ngerayain Ultah bareng Artis sambil ngentot !!”kata Paimin menyeringai mesum ke arah Acha melalui media cermin, Acha menatap Paimin balik dengan wajah memelas di kaca rias itu. Siksaan Acha semakin bertambah saja mendengar Paimin berkata.

“Naah…sebelum berangkat pergi, tentu tubuh kita musti bersih kan Non…kalo begitu, yuk kita mandi dulu berdua ehehehe mumpung rumah Non sepi …!!”saran mesum Paimin dengan wajah menyeringai cabul.

Acha menggeleng-gelengkan kepala, (Tidak…Tidak..Tidaaaaaakk !!), dalam hati Acha. Kemudian terdengarlah suara “Hak hak hak hak...!!” yang merupakan tawa menyebalkan Paimin.




End for now....