Monday, December 22, 2008


celebrity nightmare: Wulan Guritno

Wulan sangat cemas, Shalom putrinya belum kembali dari bermain. Kecemasannya makin meningg keika malam makin larut. Akhirnya dibulatkan tekadnya.
Kerika jemarinya akan menekan nomor polisi. Anna, pembantunya, menghentikan Wulan.

'Sebaiknya, nyonya jangan hubungi Polisi, karena kalau tidak.....'
'Hah... Anna, kamu tahu di mana Shalo? Di mana dia?Di Mana anakku?' jerit Wulan sambil mencekal Anna, dengan kasar Anna menepiskan Wulan, dan berkata

'Anakmu baik-baik saja, dan nasibnya sepenuhnya tergantung kamu'

'Apa maksudmu!' sambur Wulan galak, 'Apa yang kamu minta? Uang?'
'Berapapun aku beri, asal kau kembalikan anakku....Apapun!'

'Kamu pasti berikan hidupmu untukku,' desis Anna dingin, ia menyalakan laptop Wulan, kemudian membuka sebuah chat line, dan...
Wulan kaget, ia melihat anaknya disekap di sebuah tempat yang tampak seperti gudang tak terawat, mata dan mulutnya tertutup, keadaannya berantakan.

Wulan meradang, ia mencoba menyerang Anna,
'Apa yang kamu lakukan pada anakku! Lepaskan dia!'

Namun Anna lebih sigap, ia berkelit dan mengangkat telepon. Lalu ia mengancam,
'Kamu sakiti aku, maka aku akanmeminta temanku untik mengiris anakmu perlahan-lahan, menyiram lukanya dengan asam, hingga ia mati perlahan lahan.'

Langkah Wulan terhenti, tubuhnya limbung dan ia jatuh terduduk. Ia merangkak, dan menangkap kaki Anna, dan memohon
'Tolong Anna... jangan sakiti Shalom... Aku akan turuti semua keinginanmu, tapi tolong ... lepaskan ia, jangan sakiti anakku' hibanya dengan sedih.
'Good start, bitch' desis Anna.
'Aku tak akan melepaskan anakmu semudah itu, karena ia adalah asuransiku untuk kepatuhan totalmu. Shalom akan di rawat dengan baik, tapi kamu harus patuh padaku. Dan jangan tanya kapan anakmu aku lepaskan... It's my decision.!'

Wulan hanya bisa terisak pasrah mendengar semua hal itu, baginya Shalom adalah segalanya, dan ia rela mengorbankan hidupnya demi Shalom.
Maka ketika Anna menyerahkan surat di atas materai yang menyatakan seluruh harta bendanya dan hidupnya sepenuhnya ada dalam kuasa Anna, dan tidak ada unsur paksaaan di dalamnya, Wulan langsung menanda tanganinya tanpa berfikir panjang lagi.

Tawa kemenangan Anna makin menusuk perasaan Wulan Guritno, terlebih ketika kini Anna duduk di sofa mewahnya sementara ia terpuruk bersimpuh di kaki Anna, sepeti budak, bersimpuh di kaku sang nyonya.

'Nah Wulan, sekarang berdiri' perintah Anna. Wulan tahu kalau sekarang ia harus menuruti semua permintaan Anna, dengan lemah ia berdiri, kepalanya tertunduk, dan tetes air mata membasahi lantai marmer rumah mewah yang kini jadi kepunyaan Anna.

'Buka pakaianmu, aku mau melihat tubuh telanjangmu'. Perintah itu membuat Wulan tercekat, namun demi melihat telefon di tangan Anna, dan juga webcam itu, membuat Wulan tek bisa berbuat banyak, Ia melepaskan gaun terusan yang digunakannya. Mata Anna terbelalak, melihat payudara Wulan yang mecuat indah, walau tak disangga oleh Bra, dan kini hanya G-string hitam yang melekat di tubuh Wulan.

'Kamu sexy Wulan, kamu sexy.' kata Anna, sambil memanggil Wulan dan memaksanya bersimpuh di depan selangkangannya yang kini mengangkang lebar.
Wulan tak percaya, di hadapannya kini terpampang vagina seseorang yang tadinya merupakan pembantunya, nmun kini ia harus memuaskan perempuan itu. Perlahan Wulan menciumi vagina Anna, memainkan lidahnya di labianya, menyentil clitorisnya.
Anna mendesah menerima perlakuan itu, ia menggeram kenikmatan, tangannya menggurat punggung mulus Wulan, meninggalkan jejak cakaran di punggung itu.

Kaki Anna melejang-lejang ketika orgasmenya melanda. Ia terpuaskan oleh 'pelayan' barunya, yang sekarang tengah membersihkan cairan cinta yang mengucur deras dari vaginanya.

'Bagus, Wulan, kamu memang hebat.' Kata Anna, melihat Wulan yang dengan patuh menunggu perintah selanjutnya. Anna mendekati Wulan, tangannya dengan lembut bermain di tubuh Wulan, sambil berputar mengelilinginya, membuat ibu Shalom itu bergidig, tangan Anna mencapai G-stringnya, lalu dengan kasar menyentak ke atas hingga putus. Wulan meringis nyeri ketika vagina dan clitorisnya bergesekan kasar dengan G-string itu.

'Wulan, aku akan menjadikanmu pelacur kelas rendahan' bisik Anna dengan suara sexy, 'Aku akan membuatmu jadi pembuangan sperma lelaki bejad yang ada di pinggir jalan.'

Airmata Wulan tertumpah lagi karena ternyata Anna menyimpan dendam yang begitu parah pada dirinya, walaupun ia sendiri tidak menyadari apa yang memicu dendam itu. Namun kini ia sama sekali tak berdaya, terlebih karena nasib Shalom yang ada di tangan Anna. Maka ia hanya bisa menuruti permainan gila Anna, ia dipaksa menggunakan babydoll putih tipis tanpa apa-apa lagi dibaliknya. lalu memaksanya berkendaraan.

Di sebuah perempatan jalan, Anna memerintahkan Wulan untuk menepikan kendaraannya, lalu mereka berdua keluar dari mobil, dan Anna memaksa Wulan untuk berjalan di bawah terik matahari, yang dengan segera membuat tubuhnya berkeringat dan menyebabkan babydoll tadi mencetak jelas lekuk tubuhnya.
Wulan sangat malu karena tubuhnya kini sama dengan telanjang, ia bisa melihat padangan mata penuh nafsu lelaki yang melihatnya, serta pandangan melecehkan wanita yang memang menganggapnya pelacur, dan yang membuatnya makin tertekan, adalah karena ia sangat mudah untuk dikenali, hingga semua orang tahu kalu Wulan Guritno adalah perempuan lacur.

Lalu Anna berbisik padanya, 'kamu harus muasin pengemis di sana'. Mata Wulan membelalak ngeri melihat pengemis yang dimaksud Anna. Seluruh tubuh pengemis itu terkena penyakit kulit, seperti sisik, dan kudis di mana-mana.
'Nyo....nyona Anna... hamba mohon, jangan birkan aku bersetebuh dengannya... Ak....'

Belum lagi tamat perkataan Wulan, Anna menekan tombol redial, dan berkata, 'beri satu guratan, dan buka sumbat mulut anak itu.'
Wulan menahan histerisnya mendengar jeritan Shalom. Ia jatuh tersungkur di kaki Anna dan berkata,
'Aku akan tidur dengan laki-laki itu, tapi mohon, jangan siksa lagi Shalom'

Senyum iblis Anna tertampang jelas. Ia kemudian mengeluarkan sebuah botol dan mengeluarkan beberapa buah pill dari dalam botol tersebut dan memaksa Wulan untuk menelannya.
'Pil itu adalah penyubur kandungan' kata Anna yang membuat Wulan makin lemas tak berdaya
'Aku mau kamu hamil, Wulan, hamil dari benih laki-laki rendahan' tawa sadis Anna terdengar, ketika dengan gontai Wulan mendekati pengemis kudisan tadi yang tak henti-hentinya menggaruk badannya sambil menelan ludah melihat tubuh montok Wulan Gritno berjalan menghampirinya.

Wulan jongkok mengangkang di hadapan pengemis kudisan itu dan berkata, 'mau ngentot sama aku, bang? aku lagi pengen banget' desah Wulan manja, walalupun hatinya menjerit.
'Mau dong, apa lagi lontenya kamu' kata pengmis tadi smbarangan, yang membuat Wulan makin merasa terhina.

Dengan tergesa, pengemis tadi menarik Wulan ke sebuah semak dekat tempat mangkalnya tadi, lalu dengan rakus menyingkap babydoll Wulan dan mulai menggerayang tubuh mulus Wulan.
Tetes air mata mengalir dari mata Wulan ketika merasakan tubuh penuh kudis itu menyentuh dirinya, mneggerayanginya, bahkan bermain di vagina dan anusnya.

Mulut pengemis itu juga tak tinga diam, jilatan ciuman yang dilakukkannya meninggalkan bekas cupangan diskujur tubuh Wulan. Dan Wulan juga dipaksa untuk berfrenchkiss dengan dirinya. Kemudian Pengemis tadi berkacak pinggang, Wulan mengeri apa maunya. Sambil menahan mual karena bau tak sedap yang keluar dari penis penuh kudis pengemis tadi, Wulan mendeepthroath penis itu.

Pengemis tadi merem melek keenakan, merasakan permainan mulut dan lidah Wulan di penisnya. Kemudian Pengemis tadi mendorong Wulan dengan kakinya hingga terjengkang, dan langsung memperkosanya. Wulan mengerang perih karena vagina keringnya di perkosa secara brutal oleh pengemis itu.

Wulan merasa tak percaya karena dirinya diperkosa pengemis kudisan itu di siang hari, di balik semak-semak, sementara ia bisa mendengan orang-orang berlalu lalang di sekitarnya. Ia merasa bahwaia tak lebih dari pelacur yang paling hina, karena ia melakukannya di tempat yang benar-benar tak layak.
Belum habis galaunya, pengemis tadi menunggingkan tubunya, dan langsung menyodominya.

Wulan mati-matian menahan jeritan dari mulutnya, bibir bawahnya berdarah karena ia menggigitnya demi menahan jeritan itu. Ia diperlakukan bagai hewan oleh pengemis itu, ia di paksa menggogong, dan bila ia tak mau, pengemis tadi menghentak anusnya dengan kasar.
Dan pelecahannya berlanjut, pengemis tadi memaksa Wulan membersihkan penisnya setelah puas bermain sodomi. Lalu kembali menghujam vagina Wulan, dan menyakitinya karena gerakannya yang makin liar dan kuat sebelum...

Wulan benar-benar tak berdaya, ia merasakan banyaknya sperma yang ditanamkan pengmis kudisan tadi dalam rahimnya, seperti tak berdyanya ia karena mengingat obat penyubur dan penguat kandungan yang baru saja diminumnya.

Susi tersenyum puas melihat Wulan berjalan tertatih-tatih sedikit mengangkang, setelah pertempurannya dengan pengemis kudisan tadi, dan senyuman itu makin lebar setelah melihat lelehan sperma yang mengalir di kaki Wulan.
'Nah ayo' katanya, 'masih ada yang harus kamu layani, agar sel telurmu pasti terbuahi.'

Kemudian Anna membawa Wulan ke sebuah kolong jembatan kumuh, tempat kumpul gelandangan dan pemulung, lalu memaksa Wulan untuk meminum pil penyubur lagi. Dan kembali Wulan menjadi bulan-bulanan , tubuhnya diperlakukan bagai seonggok daging tempat pembuangan sperma. Entah berapa banyak penis masuk ke dalam vagina, anus dan mulutnya, baik sendiri-sendiri atau bersamaan, bahkan malakukan double penetration dalam satu lubang, entah mulut atau vaginanya atau anusnya.

Rahim Wulan benar-benar penuh hingga sperma mereka tak mampu lagi tertampung, dan meleleh bagai air keran dari vagina Wulan. Anna benar-benar senang melihat hancurnya Wulan Guritno, dan ah... masih ada satu hiburan lagi untuk menutup hari ini.

Dan Wulan benar-benar dihina ketika Anna memaksanya melayani lima orang gila, dan itu dilakukan dipinggir jalan, hingga banyak orang yang melihat persetubuhan mereka. Wulan benar-benar sakit, karena tak ada orang yang menolongnya, karena mereka menyangka Wulan sendiri adalah orang gila. Bahkan mereka beramai-ramaimemfilemkan persetubuhan liar itu untuk kemudian ikut serta menikmati tubuh Wulan.

Anna benar-benar puas melihat sosok rusak Wlan yang ada di sebelahnya ketika mereka berkendara pulang, hari sudah malam ketika mereka kembali.
Setibanya di rumah, Anna mamasukkan Wulan ke dalam kandang Herder dan berkata
'Ini kamar barumu, dan itu teman tidurmu', ' kalau dia mau entot kamu, kamu harus kasih. siapa tau kamu hamil sama herder, hahaha'
Tawa iblis Anna terdengar sayup oleh Wulan yang berkunang-kunang, dan makin sayup ketika ia mendengar Anna berkata, 'besok kamu akan ke warung remang-remang', dan makin sayup ketika herder itu menjilati telinga, wajah dan sekujur tubuhnya sebelum memompa tubuh Wulan dengan ganas dan brutal

Tatapan mata Wulan kosong, ia tak tahu lagi apa yang akan direncanakan sang nyonya untuk memenuhi nafsu gilanya. Yang terbayang sekarang adalah bila dirinya benar-benar hamil..... anak siapakan itu?
Pengemis kudis? gelandangan? atau orang gila? atau herder?

Malam makin larut, dan penderitaan Wulan di mulai.
End

Kisah Tragis Andrea Lee V: at the Gym

Pagi itu ketiga tuan dan nyonya Andrea membawanya ke home gym, Dengan balutan sports bra dan mini hot pants, membuat tubuh sexy Andrea makin menggairahkan.

Memang setiap hari tuan dan nyonya Andrea menginginkannya untuk merawat tubuhnya dengan berlatih keras, hingga tubuhnya tetap terawat. Namun hari ini, mereka ingin 'melatih' Andrea secara khusus.

Dan latihanpun dimulai.
'Heh pelacur!' bentak satpamnya yang orang timur, 'ayo latih kekuatanmu di sini!' semburnya lagi sambil menarik Andrea ke arah universal gym machine dan Satpam itu memaksa Andrea berlatih bench press. 'Oke, set pertama.'

Beban itu seberat 60kg, dan Andrea setengah mati mengangkat beban itu, belum lagi bentakan satpam tadi membuatnya makin grogi.
Kemudian 80kg, dan Andrea makin kepayahan, hingga akhirnya terangkatpun, tidak bisa.

'Dasar brengsek! jadi apa hasil latihanmu selama ini, hah?' maki satpam tadi, sambil mengikat tangan Andrea ke handle bar, dan mengikat kaki Andrea ke arah tangan, hingga pantat Andrea mencuat ke atas.

Dengan kasar Satpam itu merenggut hotpants tipis Andrea, membiarkan vagina dan anusnya terekspose jelas, dan mereka tertawa melihat ada jejak kencing dan kotoran di selangkangan Andrea karena menahan beban tadi, dengan santai sang satpam menyendok kotoran itu, menahan rahang Andrea agar membuka, dan dengan kasar menyuapi kotoran itu ke mulutnya.

Andrea mega-megap menahan jijik, merasakan kotorannya sendiri, lalu dengan kejam satpam tadi mengarahkan penisnya yang sudah tegang dan mulai menyodomi anus Andrea yang kembali perawan itu. Andrea menjerit sejadinya karena anusnya kembali merasakan ekspansi penis besar satpam itu.

Satpam itu menekan Andrea hingga kesakitan, tulang keringnya lecet tergesek handle bar, dan satpam itu benar menikmati tiap menit yang ia bisa hingga akhirnya ia ejakulasi dan menyemburkan spermanya di anus Andrea.

Kemudian, tukang kebunnya membawa Andrea ke tengah home gym, merobek sports branya,dan memaksanya untuk melakukan rope jump.
Andrea menangis, namun tamparan keras membuatnya sadar kalau ia tak punya pilihan, belum lagi ketika ia melihat nyonya Susi memainkan remote yang mengingatkan ia akan neck strap dengan racun yang akan membuatnya gatal hebat kecuali bersetubuh dan disiram sperma manusia.

Dengan lemah Andrea mulai melakukan rope jump, ketiga tuan dan nynyanya tertawa melihat payudara montok Andrea berayun , bergoyang seirama loncatannya serta melihat lelehan sperma yang mengalir dan menetes dari anus Andrea. Tukang kebun tadi memaksa Andrea untuk melompat lebih cepat, dan ia memecuti betis Andrea hingga budaknya itu melompat sambil meringis kesakitan.

Akhirnya Andrea tak kuat lagim dan ia tersungkur di lantai.
Nafasnya memburu, dan mulutnya megap-megap mencari udara. hingga tanpa disadari penis tukang kebun itu sudah ada di hadapan wajahnya.

Tanpa rasa kasihan, tukang kebun itu menghujamkan penisnya ke dalam mulut Andrea, memaksanya ber deeptroath. Andrea berkali-kali terserdak karena Tukang kebun itu menghujamkan penisnya hingga jauh ke dalam tenggorokannya. Dan akhirnya Andrea harus berjuang menelan tiap tetes sperma yang disemburkan penis tukang kebun itu.

Andrea masih bersimpuh di matras itu, ketika sepasang sarung tinju untuk karate di lemparkan ke arahnya.
Andrea tertegun, ketika ia mengangkat kepalanya, ia melihat Arman, supirnya, telah siap.
Dengan bergetar Andrea memakai sarung tinju resebut, dan baru saja ia berdiri dengan limbung, Arman merangseknya.

Tinju ke perutnya membuat Andrea terjengkang dan meringkuk menahan sakit, namun tubuhnya dipaksa berdiri oleh nyonya Susi, satpam dan tukang kebun.

Jab-jab cepat di arahkan Arman ke wajah Andrea, membuatnya pening dan sebuah hook ke rusuknya membuat Andrea terjatuh kembali. Ketika tubuh lemah itu di paksa berdiri, sebuah tendangan berputar ke arah wajah Andrea membuatnya tersungkur.

Tanpa belas kasihan Arman menelentangkan Andrea, dan memperkosanya dengan brutal. Andrea hanya bisa mengeluarkan erangan lirih, ketika penis itu mengacak vaginanya dengan brutal.

Andrea hanya berharap siksaan itu selesai ketika Arman berejakulasi di rahim mandulnya, namun salah.
Nyonya Susi masih punya satu latihan terakhir.

Andrea hanya bisa pasrah ketika tubuh remuknya di seret dan dipaksa berdiri di atas treadmill. Tangannya diikat jadi satu dan ujung tali satunya diikatkan pada bagian bawah treadmill.

Tubuhnya limbung, namun ketika ia merasakan treadmill itu mulai bergerak, ia hanya bisa memaksakan kakinya untuk berlari. Andrea merasakan kalau kecepatan treadmill itu makin bertambah dan bertambah, hingga akhirnya ia tak sanggup lagi berlari, dan terbanting di atas treadmill.

Tali pengikatnya menahan laju Andrea namum mengakibatkan payudara, perut, paha depanya tergesek treadmill. Andrea mendesis kesakitan, dan ketika ia terguling bagian punggung dan bokongnya yang tergesek.

Kemudian tubuh Andrea diposisikan menungging di treadmill itu, kedua tanganya diikat menyamping ke pergelangan kakinya, Susi mengenakan dildo panty, satu dildo di sebelah dalam digunakan untuk memuaskan dirinya, sementara dua di sebelah luar, digunakan untuk menyiksa Andrea. Tak lupa, Susi melaburkan balsam spesial buatan profesor kenalan mereka.

Dan Andrea hanya bisa mengeluarkan erangan parau dan menggeliat, ketika anus dan vaginanya di ekspansi dildo super besar dan panas itu, hingga lubang anus dan vaginanya memerah.

Setelah 'berlatih', mereka memasukkan ke dalam sebuah home slim sauna, yang sudah di modifikasi.
Andrea hanya bisa meringkuk dalam kontainer kaca itu, dan uap sauna itu di masukkan, yang semakin lama semakin panas, hingga tubuh andrea menggeliat geliat bagai cacing dalam kontainer itu.

Mereka mengeluarkan Andrea ketika melihat geliatannya makin lemah. Mereka masih ingin bermain dengan budak mereka.
Tubuh Andrea memerah karena panas, peluh mengalir dengan deras dari tubuhnya, dan kondisi itu membuat tubuhnya makin sexy, hingga membuat ketiga tuan dan nyonya nya horny lagi.

Andrea di paksa berwonan on top di atas tubuh Satpam, anusnya disodomi tukan kebun sementara mulutnya mendeepthroath penis Arman. Ketiganya memacu Andrea dengan brutal, tubuh Andrea tak lebih bagai kain usang yang dipermainkan seenaknya, sementara Susi dengan kejamnya memecuti punggung Andrea dengan sabuk kulit.

Ketika mereka selesai, tubuh Andrea jatuh tertelungkup. Di punggunya tercetak jelas bilur-bilur keunguan hasil cambukan Susi sementara sekujur tubuhnya penuh sperma tuan-tuannya. Mereka tertawa malihat kondisi Andrea, meninggalkannya sembarangan di home gym sambil merencanakan permainan berikutnya untuk sang budak.

End

Thursday, October 02, 2008


The Beast Within: Tamara Blezinsky

Sebelumnya saya mohon maaf kalau cerita saya menyinggung profesi terhormat pengejar berita,

saya hanya ingin membagi kondisi ketertekanan seseorang yang bisa membuat khilaf.
Sekali lagi saya mohon maaf
.

Tamara tampak sendirian di tengah keramaian nite club itu, suara entakan musik, teriakan riuh pengunjung, tampaknya tidak masuk ke dalam jiwa Tamara yang tampak kosong.
'Ternyata memang akhirnya aku sendiri', hati Tamara berkata.

Memang benar, lalu lalang penikmat musik, seakan tak hiraukan sosok perempuan yang pernah begitu populernya menjadi objek masturbasi tiap lelaki, dan menjadi panutan standard kecantikan para wanita.
Mereka seakan tak mengenalinya, tak memperhatikannya. Kesedihannya bertambah dimaraknya permasalahan hidup yang ia hadapi, terutama kekalahannya dalam hak pengasuhan anak, ditambah lagi gencarnya pemberitaan seputar kehidupan pribadinya yang makin meredupkan cahayanya.

Dan kini, seakan semuanya bertumpuk dalam benak Tamara, sudah tak terhitung banyaknya martini, bloody mary, whisky double, bahkan vodka, jack daniels dan jhonie walker masuk dalam pembuluh darahnya. Ia hanya ingin mabuk....

Dengan terhuyung, Tamara melangkah ke luar Nite Club di bilangan Jakarta Utara itu, 'I need a goddamn fresh air', pikirnya. Tubuh limbungnya berjalan terhuyung, ketika di sebuah gang ia melihat beberapa pemulung, pengemis, preman duduk mengelilingi api unggun sambil main judi.

Mata Tamara memancarkan dendam yang amat sangat, kemarahan dan angkara juga berbaur
dalam tatapan matanya. Dan hatinya sudah bulat.
Dengan langkah terhuyung Tamara mendekati mereka.
'Malam, abang semua....', katanya genit. Para penjudi itu sempat terkaget ketakutan, menyangka ada polisi datang, namun demi melihat di depan mereka berdiri mahluk canting yang berbalut sackdress sexy, mereka justru melongo, dan Tamara tertawa meliat liur mereka yang meleleh karena mulut mereka yang menganga lebar.

Sang preman sadar terlebih dahulu, 'eeee.... maaf non, kita sangka hantu...'
'ah abang bisa aja...'
Pandangan mereka menyelidik, dan kembali mereka terkejut...
'Non kan Tamara Blezinsky?' seru mereka tak percaya...
Tamara mengedip binal, 'ia bang saya Tamara, ngga papa kan saya ikut gabung nemenin
abang main?'
Mereka berebutan mempersilahkan Tamara duduk dekat mereka, dan segera jakun mereka naik turun, karena Tamara duduk dengan bersilang kaki hingga keindahan pahanya bebas dinikmati mereka.

Lalu Tamara berkata, 'bang, saya ikut main,ya biar rame', mereka hanya bisa mengangguk bego,
'tapi saya ngga bawa uang, gimana kalau taruhannya saya buka pakaian saya tiap kalah.'
Preman, pengemis dan pemulung tadi, segera mengangguk tanpa ragu, lalu mereka mulai
bermain, dan tak lama, Tamara menelan kekalahannya pertama, dengan santai ia bangkit, membuka dengan sensual sackdressnya, membiarkan para partner perminanya, melotot hingga mata mereka mau keluar dari rongga matanya.

Tamara hanya memakai g-string transparan, dan payudaranya menantang bebas, ia sama sekali tidak risih.
Ia melihat kalau para lelaki itu sudah tidak konsentrasi, pandangan bernafsu mereka nyata.

Tamarapun mengerti, dengan jari telunjuknya dan senyum binal ia memanggil mereka.
Ketiga pria itu langsung menyerbu tubuh mulus Tamara, ciuman, jilatan, remasan dan rabaan membanjiri tubuhnya, tak ada sejengkalpun terlewat. Tamara dengan liar membalas rangsangan mereka, ia malayani ciuman bernafsu mereka, dan tanpa sungkan ia jongkok, membuka celana lusuh ketiga lelaki tersebut, dan memberikan oral terhebat yang pernah dirasakan ketiganya.

'edaaaaan, sepongan mbak Tamara memang hebat', lenguh sang preman ketika Tamara asyik men deep throathnya, sambil dua tangan indahnya melakukan hand job untuk sang pemulung dan pengemis, 'edan, tangannya mulus banget', desah mereka.

Bergantian tiga penis tadi masuk dalam tenggorokan Tamara, mereka menekankan wajah Tamara ke selangkangan mereka, hingga hidung mancungnya tertanam di bulu kemaluan mereka yang tak terawat itu. Mereka begitu menikmati pelayanan Tamara, mereka tak menyadari titik air mata yang keluar dari mata indah Tamara.

Ia sengaja memilih jalan ini, ia merasa sudah hancur, 'maka biarlah aku sekalian berkubang dalam lumpur kenistaan' batin Tamara, sambil merasakan perihnya kerongkongannya menerima gempuran penis yang dengan kasar membombardirnya.

Lalu mereka membaringkan Tamara di atas hamparan kardus, temapt mereka main kartu tadi, mereka berlomba menjilat, mencium dan menggerayangi tubuh Tamara yang masih sexy itu walaupun usianya sudah lebih 30 tahun.

Vaginanya yang terawat, menjadi bulan-bulanan ketiganya yang bergantian menjilat, mencium dan mengaduknya dengan kasar.
Tamara menyembunyikan ringisan nyeri dengan rintihan manja, yang mebuat ketiganya makin bernafsu, keren merasa bisa membuat seorang Tamara Blezinsky terangsang oleh permainan mereka.

Sang preman sudah tak sanggup bertahan, ia lalu menyampirkan kaki jenjang Tamara, ke
bahunya, dan tanpa basa-basi menghujamkan penisnya ke vagina sang artis idola.
Rasa sakit dan nyeri segera menyengat Tamara, karena vaginanya sebenarnya hanya basah oleh liur pria-pria itu, bukan karena terangsang, namun dari mulut sexynya terlontar, 'aaaaahhh, yesssss, enak banget, mas.... penismu benar-benar muasin aku..., ayo genjot aku sayang', desah Tamara lirih.

Sang preman langsung menggenjot tubuh Tamara tanpa ampun, sakitnya benar-benar terasa, namun Tamara menutupinya dengan mengeluarkan erangan manja, dan bukan hanya
vaginanya, payudaranyapun sakit karena diremas dan digigit dengan brutal, namun expresi sang idola yang seperti menikati, membuat mereka makin brutal lagi.

Lalu mereka berganti posisi, Tamara sekarang melakukan WOT, lalu sang pengemis, mengambil posisi di belakang Tamara.
Anus Tamara sresa terbakar ketika kepala penis sang pengemis menerobos masuk anusnya, dalam lenguhnya yang ditahan Tmara menjerit, 'iiiiiiiyyyyyaaaaaaaaaa, hajar anuuuussss kuuu.... sodomi akuuuu', desisnya menahan sakit. Dan perihnya benar-benar hampir membuat Tamara tak sanggup lagi berpura-pura, terlebih ketika dengan brutal mereka mulai bergerak di vagina dan anusnya.

Pemulung itu juga minta jatah, dan sebuah tontonan erotis tersaji bebas, dimana Tamara sang artis idola, digumuli olah tiga orang kasar, dekil, dan lusuh, di ketiga lubang kenikmatannya. Dan meleka melakukannya bergatian, hingga ketiganya masing masing merasakan semua lubang di tubuh Tamara.
Tamara berada dalam posisi misionaris, ketika ia melihat ada tiga orang gelandangan yang datang mendekat dengan penis teracung, 'biarlah...' seru Tamara dalam batinya, 'biarlah...'

Tamara pasrah bila kemudian akan datang lagi banyak orang-orang pinggiran itu untuk
menikmati tubuhnya, namun ketika para gelandangan tadi ingin melakukan ronde ke tiga, raung sirine membuat mereka lari tunggang langgang. Namun Tamara hanya diam, ia menanti mobil satpol pp itu datang.

Ia membiarkan satpol pp menjaringnya, ia tidak mau mengenakan pakainannya, ia lebih ingin bugil. Tamara melihat puluhan blitz dan cahaya kamera menyoroti tubuh telanjangnya, mengabadikan kesexyannya, dan mungkin sekarang banyak orang menyaksikannya karena ia tau beberapa TV melakukan siaran langsung, Tamara tidak peduli, ia tidak mau menutupi tubuhnya, bahkan ia angkat wajahnya dan membiarkannya terekam jelas oleh kamera.

Sesaat sebelum naik ke mobil patroli. Tamara membalikkan tubuhnya menantang kamera dan berteriak mengeluarkan emosinya.
'Lihat aku, puas kalian semua!', bentaknya.
'Ini kan yang ingin kalian lihat? Tamara yang rusak? Tamara yang penzinah?'
'Ini kan yang ingin kalian lihat? nih payudaraku yang pernah diberi gelar payudara terindah di Indonesia!' serunya sambil membusungkan payudaranya yang memerah akibat remasan kasar orang-orang liar tadi, bahkan putingnya meneteskan darah.

'Ini vagina yang selalu diincar laki-laki', serunya sambil mengangkangkan kakinya,
mempertontonkan vagina yang menganga setelah berkali-kali dihajar penis, dan membiarkan sperma yang berlelehan, turun ke pahanya.
'Ini bokong indahku', katanya sambil nungging ke arah kamera.

'Puas kalian? Puas!' Bentak Tamara, sebelum berbalik ke arah mobil patroli, Ia merasakan keheningan, tak ada bunyi blitz, cahaya kamera mendadak padam, bahkan tak ada satu orangpun merubungnya memintanya berkomentar.

Tamara menolak duduk di muka, ia memilih duduh di bak belakang, mengangkangkan kakinya menantang. membiarkan tubuhnya menjadi tontonan banyak orang.
Dan ketika mobil itu akhirnya melaju. Tak ada satupun pengejar berita yang mengejarnya, semua terdiam, tercenung.

Benarkah mereka yang menjadikan Tamara seperti itu?
Ataukah Tamara memang sudah hancur?

Sunday, September 28, 2008


Sophia dan Eva: Teasing Michael.


Michael bingung, Sophie, istrinya dan Eva anak tirinya sedari tadi tersenyum penuh arti, terkadang saling berpandangan, untuk kemudian terkikik geli.
Ia bingung melihat ada sedikit perubahan dalam kedekatan ibu dan anak itu. Mereka jadi lebih sering berdekatan, hangout bersama....'good thing actually', pikir Michael, karena dengan demikian ia berharap Eva bisa jauh dri pengaruh buruk pergaulan remaja masa kini.

Pandangan Michael makin berat, 'damn, I feel very sleepy' pikirnya sebelum pandangannya gelap.
Gemeretak perapian dan hangat nyala api menyadarkan Michael, Ia membiasakan matanya terhadap remang nyala perapian, dan matanya terbelalak, melihat Sophie dan Eva, keduanya memakai baby doll sexy, tipis transparan. Nyala perapian mengembangkan siluet tubuh keduanya, yang sedang meliuk erotis diiringi balutan lagu jazz yang menjadi kesukaan Sophie.

Michael mencoba bergerak, namun ia terkejut mendapati tubuhnya terikat kuat di kursi, sementara mulutnya ditutup silver duct tape. Ia hanya bisa melihat kedua malaikatnya, menari erotis, saling bersentuhan lembut.
Ia melihat Sophie membelai lembut wajah sang putri, yang dengan lembut membelai pinggang sang mama dan meremas lembut pinggulnya.
Michael coba meronta, namun ikatan itu begitu kuat, matanya jalang melihat dengan lembut Sophie mengangkat dagu sang putri, dan dengan sensual keduanya berciuman mesra, tanpa rasa risih, dan jengah. Bibir yang berpagutan, lidah yang bertautan, sementara tangan keduanya lembut saling menjelajah.

Dengan mesra mereka saling meloloskan badydoll mereka, membiarkan kulit mulus mereka terpapar lembut panas dari perapian, dengan ringan mereka saling mendekat, berpelukan, dan dengan ringan sang putri Eva, menjilati lingkar luar kedua payudara sang mama yang dengan lembut membelai mulus tubuh putrinya.

Desaha lirih keluar dari bibir Sophie ketika sang putri menghisap lembut puting payudaranya, menggigitnya lembut, membuat putingnya mengeras dan membangkitkan gairahnya. Keduanya merebahkan diri, dengan leluasa, Eva memainkan lidahnya menelusuri uluhati Sophie, yang membusungkan punggungnya hingga membentuk busur, membuat dadanya mencuat menantang.

Lidah sang putri bergerak lembut ke arah perut sang mama, untuk kemudian dengan lembut mengigit pnggang dan pinggul sang mama. Rontaan Michael yang meledak-ledak tak menyurutkan mereka.
Sensual liuk Sophie ketika ia membalikkan tubuhnya, menumpukan tubuhnya di kedua siku, melengkungan punggungnya, meninggikan bongkahan indah pantanya, dan menekukkan kakinya ke atas.

Eva mengambil botol aroma terapi, membalurkan ke punggung sang mama, dan dengan lembut memijat sang mama, yang meliuk erotis mengimbangi gerak lembut sang putri.
Kembali Eva mendaratkan ciuman-ciuman ringan, dimuali dari tengkuk sang mama, turun ke punggung, ke pinggulnya, lalu ke belahan pantatnya.

Sophie mendesah hebat ketika lidah sang putri melakukan anal rimming pada dirinya, gairahnya memuncak, tubuhnya mengejang, , tangan sang putri bergerak lembut di selangkanangannya, mengelusi paha dalamnya, memainkan vaginanya, memijat lembut clitorisnya.

Sang mama melenguh-lenguh kenikmatan, memaju mundurkan pantat indahnya, membiarkan seluruh titik rangsanganya tersapu lidah dan bibir sang putri, dan merasakan permainan tangan sang putri di selangkangannya yang kian basah. Dan ketika rangsangan itu begitu tak tertahankan, desah Sophie yang panjang menghantar dirinya ke puncak kenikmatan.

Michael mengentak-hentak kursinya, ia ingin berontak, namun tak bisa, matanya memerah, nafsunya menggelegak. Kini sofie berbalik, dengan sensual ia menghisap jemari sang putri yang basah oleh cairan cintanya, kemudian memagut bibir Eva, tanda terima kasih atas kenikmatan yang diperolehnya.
Lidah sang mama bermain lembut di cuping telinga sang putri, lalu ke rahangnya, membiarkan desah Eva memenuhi telinganya.

Sophie merebahkan sang putri, tubuhnya seakan melindungi sang putri. Tangannya merayapi wajah Eva, mengusap halus bibir indah sang putri, membiarkan jemarinya dihisap, sambil merasakan tangan sang putri kembali menggerayanginya.
Lalu sang mama mengambil madu, mengulasnya ke tubuh Eva, dan dengan lembut menelusurkan bibir dan lidahnya di tubuh sang putri.

Lenguhan dan desahan lirih Eva, membuat Michael makin meronta di kursinya, matanya jalang memerah, pembuluh darah tercetak nyata di dahinya, kemejanya telah basah oleh peluh.

Eva bergetar merasakan rambut sang mama yang memulas tubuhnya sambil sang mama, menciumi tubuhnya, turun ke vaginanya yang muda itu. Pinggul sang gadis mengentak-entak, merasakan permainan lidah sang mama, kakinya disampirkan ke bahu sang mama, sementara tangan Sophie, meremasi sekujur tubuh sang putri.

Dalam siluet perapian, geliat kedua wanita tersebut begitu menggairahkan, kilat tubuh bauran peluh, dan madu, memberi nuansa erotis dan eksotis.
Michael berharap ia bisa lolos, deru nafasnya bagai kuda pacu ingin berlomba. Tatap matanya gabungan nafsu, ketakberdayaan dan kepasrahan.

Tak lama, Eva mendapatkan puncaknya...sang mama menghirup cairan cinta yang mengalir deras dari vagina sang putri. Dengan lembut Eva membimbing wajah sang mama, memeluknya mesra dan memagut bibirnya, rasa bahagia karena mamanya telah memberinya kenikmatan itu.

Kemudian keduanya memandang Michael yang merana tersiksa birahi. Kedua wanita itu tersenyum binal. Mereka bangkit dari depan perapian, mendekati Michael, yang sangat berharap.

Eva berdiri di sebelah kanan sang papa, sementara Sophie di sebelah kirinya. Mereka duduk di pangkuan Michael, yang sekarang bagai seekor singa yang bersaha lepas dari jerat. dengan perlahan kedua wanita itu membelai dahi Michael yang mengeluarkan butir keringat yang begitu besar.

Mereka mendekatkan bibir mereka ke telinga Michael, membiarkan desah nafas mereka membuat bulu roma pria itu berdiri, lalu mengecup dan menjilat ringan cuping telinganya.
Kepala Michael bergerak liar, ia ingin mengulum bibir keduanya, melumatnya, namun silver duct tape itu menghambatnya.

Lalu ke dua wanita itu secara seirama, membelai dada Michael dari balik kemejanya yang sudah sangat basah itu, memainkan putingnya, membelai torsonya. Michael berharap kalau ia bisa menjadi hulk dan menaklukkan wanita-wanita yang begitu menyiksa birahinya.

Sophie dan Eva beranjak dari pangkuan Michael yang meronta tak ingin ditinggalkan. Kedua wanita itu bersimpuh di samping kursi, dan tangan keduanya membelai mesra perut Micahel, sebelum sang mama melepaskan kepala gesper yang dikenakan Michael sementara Eva membuka retsleting celana sang papa.

Keduanya kemudian bersama-sama menurunkan celana dalam Michael, dan melihat betapa keras ereksi sang pria yang sudah tak tertahankan itu, tampak jelas pre-cum yang membasahi kelelaikan Michael.

Sophie dan Eva bagaikan binatang lapar melihat penis Michael, Desah nafas mereka menghangatkan penis itu, wajah keduanya begitu dekat. Keduanya membelai lembut kelelakian itu, dan menggosokkan ke wajah masing-masing.

Nafas Michael tertahan ketika secara bergantian Eva dan Sophie mengulum penisnya, bahkan sampai ke pangkalnya, sementara kedua bola kejantanannya di belai lembut oleh ibu dan anak itu, bahkan sapuan lidah keduanya bermain di sana.

Michael hilang kendali, ia tak sanggup lebih lama menahan. Dan dengan satu erangan kuat, kelelakiannya menyemburkan benih yang sudah sedari tadi tertahan, dan siraman benihnya seakan menggila karena Sofie dan Eva dengan binal membiarkan cairan itu menerpa wajah, dan tubuh mereka. Dan ketika semburan itu berakhir, Sophie dan Eva saling meratakan sperma di tubuh mereka bagaikan memkai hand body lotion, sambil melihat kepala Micahel yang terkulai ke depan, nafasnya yang berat berubah normal.

Keduanya mencium Micael yang jatuh pingsan, lalu menuju ke arah perapian, saling berpelukan, menutup tubuh mereka dengan selimut bulu hangat, dan menikmati sisa malam.

Friday, September 26, 2008


Sophie and Eva

Sudah pukul 01 dinihari, Sophia merasa cemas. Eva, anaknya, belum menampakkan batang

hidungnya, gadis itu sudah mekar dan mengundang banyak kumbang untuk datang mendekat.

Ibu muda itu hampir jatuh tertidur, ketika pintu kamar terbuka perlahan, kamar itu sengaja digelapkan. Siluet tubuh Eva, tertangkap mata sang ibu.
Eva terkejut melihat ibunya dalam kamar menantinya, dan sang ibu terkejut melihat anaknya dalam keadaan mabuk berat dan acak-acakan.

'Eva, what the hell do you think the time is now?' bentak Sophie,
Dengan acuh Eva menyahut, 'ah, fuck off, I'm dizzy okay, I need rest.'

'Eva! apa begitu caramu menjawab mama?'
Jari tengah sang anak teracung, sambil santai, Eva meloloskan tanktopnya, Sophie kaget melihat putrinya tak mengenakan bra. Tak lama, leather mini skirt itu lolos dari pinggul Eva, balutan mini panties sexy, menunjukkan siluet gadis muda yang ranum itu.

Sophie merenggut bahu Eva, mambalikkannya,dan berkta gusar, ' Eva, aku ibumu, mana sikap...'
plak...
satu tamparan mendarat di pipi Sophie, ia tertegun. Eva menamparnya! Belum hilang
tertegunnya, degan keras Eva menjambak rambutnya, dan melemparkan tubuh ibunya ke atas tempat tidur.

Sophie benar-benar kaget, dan hal itu benar-benar dimanfaatkan Eva, dengan sigap ia mengikat pergelangan tangan dan kaki ibunya, mengikatnya ke ujung-ujung tempat tidur, membentuk huruf x.
Dengan santai, Eva naik, mendekatkan wajahnya ke wajah sang ibu. Sophie dengan jelas dapat mencium aroma miniman keras dari mulut Eva.

'A...apa-apaan kamu Eva..' kata Sophie dengan terbata, 'lepasin mama...kamu....'
Sophie benar-benar bergidig ngeri. Anaknya berbeda sekali, dengus nafasnya menerpa bibirnya, jarak bibir merka sangat tipis, dan dengan gerakan menggoda, Eva menyentuhkan bibirnya ke bibir sang ibu, memberikan kecupan ringan, lalu mengangkat wajahnya kembali, matanya yang merah menelusuri wajah sang ibu.

Sophie bergetar, pikirannya berkecamuk, dan tubuhnya mengejang ketika Eva mendekatkan bibirnya ke tlinganya, desah nafas sang anak yang hangat membutnya menahan nafas menanti perbuatan anaknya.
Dengan lembut, Eva mencium telinga sang ibu, dan memainkan lidahnya dengan sensual, lalu berbisik, ' you are, one hot momma, kind of mother i like to fuck....'

Perkataan tak senonoh itu benar-benar membuat Sophie tergagap, ia seperti tak percaya, kalau anaknya mampu berbicara sekotor itu. Kembali tubuh Sophie bergetar, Eva menciumnya lembut, lidahnya bermain nakal di sudut bibirnya, hingga bibirnya terbuka merekah, dan dengan ahli, Eva memainkan lidahnya di dalam mulut Sophie, lidah mereka berpaut, berpagutan.

Sophie tersadar, ia tak boleh terhanyut, ia menggeleng-gelengkan kepalanya melepaskan ciuman liar mereka, Lepaskan mama, Eva....', Sophie berusaha tegar, ia mencoba sadar. 'Aku mamamu....' desis nya sambil meronta berusaha melepaskan ikatan di tangan dan kakinya
'Shhh..' sahut Eva, mendiamkan mamanya, ia berbisik, 'mama makin sexy kalau marah...'

Ibu muda itu frustasi, ikatan itu begitu kencang, dan anaknya makin menjadi. Dengan lembut Eva membelai wajah mamanya, memulas bibir sexy sang mama dengan jarinya, turun ke leher jenjang sang mama, bermain di tulang belikat sang mama, ia menarik putus tali daster sutra sang mama yang menerawang, menampakkan siluet tubuh Sophie yang memang indah itu.

Lalu dengan perlahan Eva memainkan jemarinya di leher sang mama, menurunkannya ke arah dada, ke perutnya, memberikan sensasi geli pada sang mama yang tana sadar mendesah, mengikuti jejak jari sang putri.
Kembali, kecupan lembut sensual di lakukan Eva, lidahnya bermain lembut di pinggir bibir sang mama, yang mulai tergerak dan membuka bibirnya, membiarkan sang putri memagut bibirnya lembut.

'Mmmmpphhh.... Eva.... No!', seru sang mama, mencoba menahan birahi terlarang ini.

'Sssshhh....' desis Eva, sambil perlahan menjilat telinga sang mama, turun ke lehernya, ke dadanya dan menjilati sekeliling payudara sang mama. Ia merasakan tubuh sang mama bergetar.
'Mmm, mom, dadamu masih kenyal..., i like it' desah Eva, sambil mengulum puting sang mama.

Tubuh Sophie mengejang, melengkung ke atas, memberikan akses bebas pada sang putri untuk, mengulum, memainkan dan menggigit lembut putingnya yang sensitif.
Eva benar-benar membuainya, lidah lenik sang putri membuat putingnya keras, lidah itu kemudian turun menelusuri uluhatinya, bermain lembut di perutnya, kemudian Eva menciumi pinggulnya, menggigit lembut pinggangnya.

Erangan Sophie makin nyata, geliatnya makin tak teratur, ia menggerakkan tubuhnya, ingin sang putri memuaskan titik-titik birahinya, namun Eva ingin mempermainkan sang mama. Ia menjilati paha dalam sang mama, lidahnya dengan lembut menggelitik sang mama, turun ke betis, lidah itu melingkar di sana, sebelum turun dan dengan lembut, Eva menghisap ibu jari sang mama, yang melenguh kencang menerima serangan sensasi kenikmatan dari sang putri.

Dengan sensual Eva mengulum ibu jari kaki sang mama, lalu dengan lembut bibirnya mengecup telapak kaki sang mama, yang kini melejang-lejang minta dipuaskan.
Perlahan eva menciumi betis, paha dalam, dan kemudian lidahnya bermain liar di seputar vagina sang mama...

'Evaaaaaaaa, puaskan mamaaaaa', Sophie yang sudah tak tahan akhirnya melepaskan suaranya, dan Eva memenuhinya dengan membenamkan wajahnya di selangkangan sang mama.
Lidahnya bergerak lincah, menerobos vagina sang mama yang terawat, menjilat, mencium, dan menggigit ringan vagina itu, clitoris sang mama menjadi permainan sang putry yang memperlakukannya bagai puting susu, dikulum, dijilat, dihisap, serta sesekali melakukan anal rimming pada sang mama.

Pinggul Sophie, bergerak liar menghentak hentak wajah sang putri, yang semakin rakus
menyeruput vagina sang mama, yang tak lama kemudian mengejang hebat.
'aaaaaaaarrrrrrgggghhhhh, evaaaaaaaa', lenguh sang mama yang mencapai orgasmenya
yang dahsyat.

Dan putrinya sepertinya sangat mengetahui kelemahan sang mama, dengan lembut ia masih bermain dengan vagina dan anus sang mama, membuat Sophie mengalami multi orgasme, yang merontokkan staminanya.
Keringat membanjir di tubuhnya, Sophie benar-benar lemas, tak berdaya. Ia hanya pasrah ketika Eva menjilati keringat di sekujur tubuhnya, memberikan orgasme-orgasme kecil.

Kemudian Eva melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki sang mama. Sophie hanya bisa pasrah ketika Eva, menyeretnya turun dari ranjang, menelungkupkannya di sebuah dipan, dan kembali mengikat tangan dan pahanya di dipan itu.
'ssssuuudah sayang', lirih Sophie, ' aaaampun... mama cape...'

Namun sang putri hanya diam, ia berjalan ke arah meja rias, embuka laci, dan mengeluarkan beberapa barang yang membuat sang mama tertegun, kare tak menyangka sang putri ternyata begitu binal.
Eva mengambil sebuah egg vibrator, dan berjalan mendekati sang mama, yang dengan lemah berusaha menggerakkan pinggunya, minta belas kasihan sang putri.

Tanpa kesulutan berarti, Eva melekatkan egg vibrator tadi di clitoris sang mama, dan
merekatkannya dengan silver duct tape, kemudian menyalakannya dengan kekuatan penuh.
Mata sang mama membeliak merasakan rangsangan hebat di clitorisnya, rintihan, erangan desahan menjadi satu keluar dari mulut Sophie yang melejang-lejang, pandangannya kabur, secara samar ia bisa melihat Eva membawa twin dildo panties, dengan ukuran besar
'Lick this rubber, bitch' perintah Eva, dan Sophie, yang sudah setengah sadar, menjilati dildo tersebut hingga basah.
Sophie melihat dengan santainya Eva, memasukkan dildo seukuran 30cm itu ke dalam vaginanya, dan mengencangkan strapnya.
Kemudian ia berjalan ke belakang sang mama, yang memohon mintabelas kasihan.
'pleeeeeaaaassseee, sweeet heart.... enough..... don't rape me'

Tapi permohonan tinggal permohonan. Dengan santai Eva, membimbing dildo itu ke vagina sang mama yang sudah sangat basah, dan menghentaknya.
Erangan, desahan dan rintihan kembali keluar dari mulut Sophie, rangsangan di clitoris dan kombinasi dildo besar membutanya kembali mengalami multi orgasme.
'Like it don'tcha, bitch?' ejek Eva, 'Bigger than Michael little dick, right'

Sang mama hanya bisa mendesah tak konsentrasi mendengar kalimat Eva. Termasuk ketika sang putri berkata.
'I'll let you feel, something new, bitch'

Sophie mengejang, jerit teredam keluar dari mulutnya yang di sumpal sang putri, yang dengan liar kini menyodomi sang mama dengan dildo itu.
Namun tubuh yang terangsang hebat itu segera melupakan rasa sakit yang menyengat dan mulai dapat menikmati genjotan dildo di dalam anusnya.

Kepala Sophie hanya bisa terkulai di tepi dipan, liur mengalir keluar dari mulut sexynya, dan hanya bagian putih matanya yang nampak.
'Say thay you're my bitch seru Eva pada sang mama
'Say it' bentak sang putri yang juga menuju puncak orgasmenya.
Sang mama terhanyut dan menjerit
'I'm your Bitch... I'm your biiiiiiiiiii......'
Dan mereka berdua terlempar dalam puncak orgasme yang maha dahsyat...

Sebuah lenguhan terlontar, ketika sang putri mencabut dildo dari anus sang mama, Eva kemudian menggiring dildo itu dan memaksa sang mama men deep throath dildo tersebut hingga bersih.

Eva kemudian mencabut egg vibrator dari clitoris sang mama, dan menjejalkan dua vibrating dildo ke anus dan vagina sang mama, dan memainkannya dengan kekuatan penuh, lalu Eva membaringkan tubuh telanjangnya di springbed, sambil mendengar musik berupa desahan dan rintihan sang mama yang menahan rangsangannya sampai keduanya tak sadarkan diri dan membiarkan tubuh mereka terlelap, hingga mentari pagi datang. Dan mengubah Sophia Latjuba menjadi sex partner sang putri Eva Celia, dan sang mama betul-betul menikmatinya.

End

Thursday, July 31, 2008


Nasib Tragis Andrea Lee IV: Petualangan di desa

Hari itu, ketiga tuan dan nyona besar, berbaik hati untuk mengajak 'budak' mereka, Andrea...
Mereka merasa kalau mereka harus memberi sedikit hadiah atas kepatuhan budak mereka yang telah melayani mereka dengan sepenuh hati.

Mereka membawa Jeep, ke luar kota, Arman, dan Susi duduk di depan, dan beringkah mesra layaknya kekasih, sementara satpam dan tukang kebun duduk di jok belakang, mereka menyamankan diri karena ada interior baru di mobil itu, yaitu Andrea yang mereka letakkan sebagai keset mobil.

Andrea hanya mengenakan sport bra dan hot pants sexy warna hitam, running sneakers senada. Wajahnya dan dadanya terhuni kaki sang satpam, semantara perut dan selangkangannya dihuni kaki sang tukang kebun, dan ketika mereka bercanda, mereka dengan suka cita menghentak-hentakkan kaki mereka....

Perjalanan itu lumayan jauh, mereka beberapa kali harus berhenti untuk istirahat, dan budak mereka dengan 'suka cita' melayani mereka
Sang nonya berkata
'Eh budak, aku pegal, pijit aku..., dan sang budak dengan patuh mulai memijat sang nyonya dengan kepatuhan.
'mmmm,boleh juga pijatanmu...' kata sang nyona, sambil kemudian menedang rusuk Andrea sebagi tanda kepuasan...Andrea megap-megap menarik nafas, rongga dadanya sesak...

Belum lagi nafas Andrea normal... ctar...ctar...ctar..., sabetan ikat pinggang Arman mengingatan kalau ia belum melayani ketiga tuannya, dengan terhuyung ia menghampiri mereka. Andrea mengambil sebuah paha ayam, memgigitnya, kemudian dengan patuh menyuapkannya ke mulut Arman, yang dengan rakus mengunyah bibir sexy itu, kemudian, ia beringsut.... menerima kepala tukang kebunnya dipangkuannya, membelai rambutnya sambil menyuapi anggur, sementara mulutnya mengoral penis satpamnya.

Mereka tertawa mendengar perut Andrea yang berbunyi....
'hahaha.... lapar, ya?' ejek Susi
Andrea terdiam, dan par....
'Jawab kalau ditanya, lonte...' bentak Arman sambil menampar Andrea
'I.... iya nyonya, saya.... saya lapar' kata Andrea demi melihat sabuk kulit Arman, mengayun kejam....

Kemudian Susi nampak membawa sebuah jagung bakar, tampak jelas Andrea menelan liurnya.... sedari tadi yang dapat ia makan adalah sperma satpam dan tukang kebun, serta remah-remah ayam dari mulut Arman.
'Kalau kamu mau makan, kamu harus turunkan hotpants kamu' perintah susi
Andrea yang kelaparan hanya bisa menuruti perintah gila tersebut, hingga kini ia hanya berbalut sport bra, dan running sneakers, ia meregangkan kakinya lebar-lebar dan mengaitkan telapak tangannya di belakang kepala.

Susi mengedip, dan tukang kebun, melepaskan kaus kakinya yang dekil, menyumpalkannya ke mulut Andrea, dan merekatnya dengan lakban silver.
Susi lalu berkata,'mulutmu ada tiga, ngga adil kalau cuma satu yang dikasih makan', sambil perlahan mendorong jagung bakar panas itu ke dalam vagina Andrea.
Andrea berusaha mati-matian menahan posisinya. Tubuhnya menegang, nafasnya cepat, wajahnya menengadah menahan sakit dan air mata.
Susi kemudian mengaduk vagina Andrea dengan jagung panas itu, mereka dapat melihat vagina Andrea memerah, terlebih karena Susi memilin clitoris Andrea dengan ganas.

Kemudian dengan sekali sentak Susi mencabut Jagung itu, tubuh Andrea tersentak dan kehilangan keseimbangan, hingga ia jatuh tersungkur dalam posisi merangkak. Dan segera sabuk Arman, satpam dan tukang kebunnya silih berganti menyapa kulit indah Andrea....
Andrea menggeliat kesakitan, berguling menahan sakit, sambil mencoba kembali bangkit dan kembali pada posisinya.

Lalu dengan perlahan, kembali Susi menghujamkan jagung tadi ke anus Andrea. Tubuh Andrea bergetar hebat, keringat dingin mengucur di sekujur tubuhnya dan membasahi sports branya, pengaruh obat yang membuatnya selalu perawan benar-benar permanen, ia merasa anusnya yang begitu rapat dan sempit dihajar jagung besar itu.

'Nah sekarang buka lakbanmu, pelacur' bentak Susi....
Dengan tangan bergetar Andrea membuka lakban yang sangat rekat itu, meninggalkan jejak kemerahan di bibirnya, ia mengeluarkan kaus kaki busuk itu dari mulutnya.
Badannya masih bergetar,
'Sekarang jongkok' perintah Susi lagi, 'tangan tetap di belakang kepala'
Dengan lemah Andrea menuruti perintah itu....
'Ngeden! Keluarin tuh jagung pake kekuatan perutmu!'

'Ngggggghhhhh!!' Andrea mengejan setengah mati, ia mati-matian menuruti perintah gila itu. Tuan dan nyonyanya tertbahak-bahak melihat jagung yang keluar masuk dalam anus Andrea karena sulitnya gadis itu mengejan.
Akhirnya...'plop'.. jagung itu akhirnya berhasil dikeluarkan....
'Nah...', seringai Susi, 'makan tuh jagung, dan bersukur kamu sudah kami kasih makan...'

Andrea memandang miris, jagung yang berlumuran pasir, dan bercampur 'bumbu-bmbu lainnya, termasuk 'bumbu coklat' yang ikut menghiasi jagung itu....
Namun lapar, dan takut atas ancaman mereka, membuat Andrea memungut jagung itu, dan memakannya dengan rakus, berusaha melupakan rasa yang tak karuan pada jagung itu.
Ketiga tuannya menghampiri Andrea, mereka mengocok penis masing masing, menjejalkan penis mereka jauh ke dalam kerongkongan Andrea, dan memberi gadis itu 'minum'....

Hari sudah beranjak siang, mereka melanjutkan perjalanan, namun sebelumnya, mereka mencopot spotrs bra Andrea, membiarkannya hanya menggunakan sneakers, mengikatnya di atap mobil jeep itu, dan mulai berkendara.

Mereka melalui sebuah padang tandus, tubuh Andrea terpanggang mentari yang menyengat ganas, keringat deras mengalir, matanya silau, tubuhnya memerah terbakar matahari.....
Kemudian mereka melalui sebuah hutan kecil, tubuh Andrea terhantam dahan-dahan kayu, memecuti tubuhnya meninggalkan jalur merah dan luka-luka cemeti alam di sekujur tubuhnya.
Akhirnya mereka kembali berhenti, di sebuah sungai dangkal, Arman memarkirkan mobil di sungai, dan melepaskan Andrea.

Mereka meaksanya mencuci mobil dekil itu hingga bersih, sementara keiga tuan dan nyonyanya, memasang tikar di tepi sungai dan melihatnya bekerja, dengan tubuh telanjang, kemerahan terbakar mentari dan penuh luka. Dan nafsu mereka menggelegak....
Satpam dan tukang kebun maju, Andrea nampak ketakutan, ketika ke dua lelaki telanjang itu maju, tubuhnya gemetar ngeri....

Bibir indahnya langsung di ajak french kiss oleh satpam, sementara lelher jenjang dan telinganya dipermainkan tukang kebun, tubuhnya yang perih dn terluka diremas, dan digerayangi dengan kasar...
Andrea hanya bisa mengerang sakit, ketika vagina dan anusnya diaduk dengan kasar oleh keduanya. Dan Andrea menjerit putus asa ketika kedua putingnya yang sensitif digigit kasar, payudaranya dilumat dan diremasi....

Dalam posisi berdiri, Andrea di sandwich dari dua arah, jerit liar keluar dari mulutnya, kakinya melejang-lejang, tubuhnya mengejang, menggeletar. Kembali darah mengalir dari vagina dan anusnya yang terluka akibat hujaman brutal penis-penis pemerkosanya. Tubuhnya terhentak-hentak, Andrea pasrah, kepalanya terlempar ke sana ke mari, desis liar keluar dari mulutnya, liur berhamburan.

'Edan nih pecun, memeknya seret....' teriak satpam sambil kemudian menggigit payudara Andrea,
'Boolnya juga peret, .....' , dengus tukang kebun, sambil dengan brutal menyodomi Andrea dan menghujamkan giginya di tengkuk mulus sang gadis,
Kecipak air menambah liar suasana perkosaan itu.... dan disela-sela siksaan itu, Andrea melihat Arman dan susi sedang bercinta dengan liar di tepi sungai.

Kedua pemerkosanya ejakulasi hampir bersaan..., kemudian menjatuhkan Andrea begitu saja di sungai itu, mata Andrea nanar, ia meliha Arman dan Susi datang menghampirinya.
Andrea takjub melihat tubuh telanjang Susi yang ternyata sangat terawat bahkan seindah tubuh - Kate Beckinsale -.
Tubuh Andrea sediri sangat indah, semua rutinitas 'olahraga' yang dilakukannya membuat tubuhnya seindah - Jessica Biel-,
Susi tersenyum sinis dan berkata, 'memang hanya kamu yang punya body sexy?'

Kemudian ia duduk di sungai, air setinggi pinggangnya, sementara Arman mendorong Andrea hingga terjengkang merangkak.
Susi menjambak rambut Andrea, dan berkata, 'Sekarang kamu jilatin vaginaku sampai aku orgasme', dan kemudian, membenamkan kepala Andrea ke seleangkangannya. Andrea gelagapan, ia tak bisa bernafas, di bawah air, tubuhnya meronta.

Susi mengangkat kepala Andrea dan berteriak, 'Jilat memekku, pelacur...., puaskan aku....' dan kemudian kembali membenamkan kepala Andrea ke bawah air, Andrea kembali megap-megap, terlebih karena Arman memperkosanya dari belakang.
Arman merasakan kenikmatan jepitan vagina maupun anus Andrea yang berkontraksi ketika sang pemilik tubuh menggelepar kehabisan nafas...

Ketika hari menjelang magrib, mereka melanjutkan perjalanan, hingga mereka tiba di sebuah villa di tempat antah berantah.
Tubuh Andrea limbung, di punggngnya terdapat carrier 120 liter, di dadanya ransel 60 liter, dua tangannya membawa travel bag dan banyak lagi barang kecil milik tuan-tuan dan nyonyanya, dan ia harus merapihkan itu semua.

Di ruang tengah Arman mengalungkan sebuah strap di leher Andrea, gadis itu merasa seperti ada empat buah jarum halus menusuk lehernya.
Arman berkata, 'Ini buat penjagaan. Di lehermu terdapat empat jarum mikro berisi racun buatan profesor yang memberikan ramuan perapet vaginamu.'
'Racun dalam kalung itu akan membuatmu gatal di sekujur tubuh, dan hanya bisa disembuhkan kalau kamu bersetubuh dengan manusia'
Andrea merinding mendengarnya, ia teringat sosok tua yang memberinya ramuan pemandul, pembuat dada dan tubuhnya montok permanen, serta membuat vagina dan anusnya kembali 'perawan' bila dalam satu jam tidak merasakan penis

Lanjut Arman, 'Rasa gatal itu tak akan tertahan, kamu akan menggaruki seluruh tubuhmu hingga terluka, dan hanya sperma manusia yang bisa menyembuhkannya.'
'Jadi kalau kamu mencoba lari, silahkan, jarak dari tempat ini ke tempat berpenduduk sekitar seratus kilo, hanya ada hutan dan binatang di sini, silahkan bersetubuh dengan seluruh hewan hutan, atau menggaruk tubuhmu dengan pohon, biar tubuhmu hancur, dan kamu mati perlahan.'
'Dan kalaupun kamu bisa bertemu manusia, tubuhmu sudah begitu rusak, bahkan kamu akan dianggap orang gila hingga tak ada sorangpun yang mau menyetubuhimu.'

Ketiga tuan dan nyona Andrea tertawa, sementara sang gadis meratapi nasibnya... dan ia melihat Arman menekan sebuah tombol, dalam lima detik ia merasa tubuhnya panas, dan menjadi sangat gatal...
Arman serius....
Itu bukan gertakan...
Andrea menggaruk tubuhnya, bersukurlah kuku jarinya pendek, namun tetap gurat garkuan mulai terlihat, Andrea sampai berguling-guling di lantai, ia berteriak-rteriak kesakitan.

'Tuan Arman, entot saya.... tolong entot saya.... Ampun tuan, saya sangat kesakitan, entot saya tuan!, Andrea menjerit-jerit
'Aku budak kalian, tolong ampuni hamba......., setubuhi hamba.... perkosa.... entot.....' Andrea sampai meracau karena sakit dan gatalnya tubuhnya.

Arman berkata, 'kalau kamu mau di entot, ambil sendiri'
'Terima kasih tuan... terima kasih....' lengking Andrea sambil maju tergopoh-gopoh, dndengan rakus ia mendeepthroath penis Arman, sambil mengocok penis Sapam, dan tukang kebu, sebelum bergantian mengoral ketiga penis itu.
'Uuugh, penis yang indah... penis gagah.... penis perkasa' racau Andrea yang, sudah seperti orang gila....
Lalu ia menelentangkan Arman dan langsung ber woman on top, Andrea tak perduli perih di selangkangannya, penis Arman serasa es yang menyejukkan vaginanya,
Ia lalu meminta satpam menyodominya, dan dengan rakus ia mengoral tukang kebun.

Penis itu seperti hujan di tengah kemarau, Andrea menggelinjang liar, menggelinjang hebat. Ia menggelepar-gelepar minta dipuaskan, bahkan dalam histerisnya gadis itu menjerit 'Aaaaakuuuuuu looooooonteeeeeeeeeee!!!!!!!'. Dan ketika ke tiga lubang cintanya dipenuhi sperma, ia merasa gatalnya berkurang, tubuhnya menjadi sangat nyaman....
Mereka tertawa melihat Andrea yang orgasme hebat.....
Andrea sendiri ketika tersadar menangis sejadinya, karena ia bisa orgasme oleh ketiga tuannya....belum lagi ketakutannya, karena masih ada tiga jarum yang belum digunakan.....

Belum habis letihnya, Andrea sudah harus melayani keempatnya, ia menyiapkan makanan, menyiapkan air panas buat mandi, ia harus menadikan majikannya satu persatu sambil memberikan kepuasan sexual pada mereka, memijiti mereka, menghibur mereka dengan tarian erotis.
Bahkan mereka memaksa andrea dalam posisi merangkak, dan punggungnya menjadi meja permainan kartu, dan jadi asbak.
Sundutan rokok membekas di tubuh Andrea, yang hanya bisa menjengit nyeri, dan menahan posisi agar permainan kartu tersebut berlangsung dengan baik.

Hari telah tengah malam ketika permainan itu selesai.....
Dan rasanya baru saja mta Andrea memejam ketika sengatan cemeti menyapa tubuhnya....
Ia melihat nyonya Susi berdiri menantang sambil memegang cemeti besar. Andrea segera duduk bersimpuh, 'Maaf nyonya, hambamu telah lalai melayani nyonya, jagan hukum saya... hamba siap diperintah....'

Susi berkata garang, 'ikut aku... dan buka seluruh pakaiannmu', Andrea segera melepas sport bra, hotpants dan sepatunya lalu mengikuti nyonya Susi, ke luar villa.
Andrea menggigil kedinginan, sementara sang majikan mengenakan pakaan super tebal yang membuatnya nyaman.
Susi kemudian memerintahkan Andrea membawa pikulan dengan dua ember besar, lalu mereka berjalan ke salah satu sisi Villa yang berbatasan dengan sungai.

Jalannya curam dan licin, Susi memaksa Andrea turun ke sungai, memerintahkan gadis itu untuk mengambil air dan mengisi penampungan air villa itu.
Andrea tertegun, memandang curamnya tebing, ia memandang majikannya dengan pandangan memelas, namun demi melihat remote racun di tangan Susi, Andrea melangkah.

Dan karena licinnya, baru sepuluh langkah, Andrea harus merasakan tubuhnya bergesekan dengan bebatuan seiring luncurannya ke sungai. Airnya begitu dingin, Andrea mengigil, dan berusaha sekuat tenaga untuk bertahan.
Andrea sudah putus asa, tiap kali usahanya naik selalu berakhir dengan luncuran, namun siluet Susi dengan remote itu, membuatnya berusaha, beban berat itu dipanggulnya, tapak kakinya luka namun langkah demi langkah dijalaninya demi mempertahankan hidup.

Tiga jam yang berat dilalui Andrea hingga penampungan itu penuh, lalu Susi menyeretnya ke dapur, memaksanya menyiapkan makanan, kemudian ke toilet untuk membersihkan tempat itu. Andrea hampir muntah melihat kotoran yang sengaja dibuang sembarangan, dan ia harus membersihkannya. Lalu mengepel seluruh villa, membersihkan tiap sudutya.
Susi berbisik di telinga Andrea yang sangat keletihan,'Ini rasanya jadi pembantu.....'

Baru saja Andre menarik nafas, ketika Susi menarik diri. Sang satpam bangun dan langsung menyodominya, lolongan Andrea menjadi beker bagi kedua tuannya yang lain.
Dan pagi itu Andrea menjadi sarapan hidup tuan-tuannya, belum lagi kembali ia harus menyuapi ketiga tuannya, memandikan mereka dan menhibur mereka,

Jam tujuh, tukang kebun, mengikat leher Andrea dengan tambang rami dan menariknya ke sisi lain villa itu. Dan Andrea berhadapan dengan sebidang lahan pertanian luas. Tukang kebun, memasang kuk di leher Andrea, memasang kekang kuda, dan memasang bajak di kuk tersebut.
Tukang kebun duduk di atas bajak, lalu memecut Andrea, dengan tertatih, gadis itu menarik bajak itu dengan tubuh telanjangnya, lumpur menodai tubuh montok yang berkilat karena keringat yang mengalir deras.
Ketika mentari meninggi, tukan kebun mengijinkan Andrea beristirahat sejenak di kubangan lumpur, hanya memperoleh sekeping tempe goreng, tahu dan daun bayam untuk makan, dan air ang mengalir di tepi sawa sebagai air minum dan sperma sebagai penutup.

Ketika senja tiba, Satpam membawa Andrea masuk ke arah hutan, merengkuh tubuhnya, menempelkan punggungnya ke pohon besar, dan meperkosanya dengan brutal, hingga menyisakan lecet di punggung Andrea. Lalu ia memaksa Andrea memanggul tumpukan kayu bakar yang ada di hutan itu. Lutut andrea serasa copot karena beban seberat itu yang dipanggulnya, tinggi tumpukan itu menjulang dari atas kepala turun hingga ke pantatnya.

Tiba di villa kembali Susi sudah bersiap menyambut dengan setumpuk pekerjaan rumah tangga buat Andrea....

Ketika malam, mereka mengadakan barbeque di halaman villa, Andrea hanya bisa menelan ludah karena melihat lahapnya majikannya makan hasil barbeque yang ia buat, sementara ia hanya memakan sisa-sisa mereka, sementara ia dibuat sibuk, memanggang, dan memasak serta melayani majikannya. Tubuh indahnya memerah di terpa api unggun yang dipakai memasak.

Lalu kembali Andrea menjadi bulan-bulanan sexual mereka, kembali ketiga lubang kenikmatan Andrea menjadi penampungan sperma, juga cairan nyonya Susi, bahkan terakhir meteka menggantung Andrea mendatar membentuk huruf X, menambah kayu dan melihat tubuh andrea mengeliat-geliat merasakan bunga-bunga api unggun
menerpa punggungnya. Dan membiarkannya semalaman di luar, tergantung demikian.... rasa panas berganti sejuk kemudian dingin seiring padamnya api unggun, dan seperti manambh derita Andrea, langit mendadak gelap, dan hujan hangin mengguyur tubuhnya semalaman....

Jam dua subuh, tubuh Andrea terbanting ke tanah, ia mengerang, ia mencoba meringkuk, namun dera cemeti menyakitinya, ia melihat Nyonya Susi berdiri, berkacak pinggang....
'Jangan malas pelacur....Liburan kita masih lama....'
Prosesi itu dimulai kembali.....
Air mata mengalir dari mata Andrea, dengan tertatih ia berjalan ke arah sungai, ditambah attachment baru, vibrating dildo panties untuk anus dan vaginanya, yang dipastikan menyetrumnya ketika bersentuhan air...

Hari masih jauh dari siang.....
Hari masih sangat panjang....

Thursday, July 24, 2008


Kegilaan Agnes VII: Jakarta-Surabaya

Supir truk itu terkejut, mendengar ketukan di pintu kendaraannya.
Seorang gadis keturunan muda dengan tubuh indah membawa tas gendong, hanya mengenakan you can see shirt ketat, bercelana jeans mini sexy berdiri di samping truknya yang sedang parir. Topi yang dipakai miring menambah kesexyan gadis itu, serta sepatu kets imutnya serta gelang emas di engkel kakinya menambah sensualitas gadis misterius itu.

Ahmad, sopir itu pucat terdiam sampai sang gadis berkata,
'tenang bang, saya bukan hantu, saya hanya ingin tanya apa abang akan menuju surabaya?'
Ahmad terbangun dari kagetnya..
'e... iya non, abang mau ke surabaya, memang kenapa?'
'saya mau ikut, saya ngga punya ongkos buat naik kendaraan umum... saya hanya bisa mengharap dari belas kasian abang' rayu gadis tadi...

Takut di otak Ahmad berganti nafsu menggelegak demi melihat tubuh sexy dengan paha jenjang memohon padanya.
'wah... neng, abang sih mau aja... tapi abang takut resiko ketauan, kan ngga boleh bawa penumpang lain' kata Ahmad sambil mengetuk kaca mobilnya dengan jari telunjuk.

'lagian abag bawa si Toing, kenek abang, kan kasian desek-desekan...'

Gadis itu memohon..
'tolong lah bang, saya akan sangat berterima kasih, kalau abang mau menolong saya....., dan saya tidak akan melupakan kebaikan abang'

'wah neng... kalau abang tolong, emang neng mau kasih apa? uang aja ngga punya...' jawab Ahmad ketus

Gadis itu ragu sejenak, namun kemudian, tanpa di duga Ahmad, gadis itu menurunkan celana jins mini yang dikenakannya, ia memandang Ahmad dan berkata..
'apa ini cukup sebagai pembayaran?'

Mata Ahmad melotot melihat vagina pink gadis itu yang tak ditumbuhi sehelai rambutpun....
Nafsunya menggelegak.....
'Oke deh neng.... abang bantu....' kata Ahmad, ia lalu membangunkan Toing, yang juga terkaget-kaget melihat bidadari turun dari khayangan ada di depan matanya
'siapa tuh, bang? ' tanyanya kagum
'perek baru gua..' kata Ahmad kalem, ia bisa melihat telinga dan wajah gadis tadi memerah, ia tak perduli.... penisnya sudah tegang dari tadi...

Ahmad menyuruh Toing pindah ke belakang kemudi, ia lalu membukakan pintu buat gadis itu, mempersilahkannya duduk di tengah.
'Eh, neng, mending tuh celana di buka aja... abang mau ngobel memek neng...' perintah Ahmad tanpa tendeng aling-aling.

Gadis itu menyunggingkan senyum dan meloloskan celana sexy itu, mata Toing hampir keluar dari rongganya, vagina gadis itu sungguh terawat. lalu Ahmad berkata,
'neng, kita minta uang mukanya dulu, baru kita jalan....'

Gadis itu menganguk sambil tersipu-sipu
'nah, sekarang lu sepong kontol si Toing, sampe dia puas,....'

Toing tak bisa berkata-kata... ia hanya terbengong belihat gadis cantik rela diperlakukan seperti itu... Ketika tangan gadis tadi mau membuka celana pendek Toing, Ahmad berkata...

'ngga sopan amat sih,lu... udah minta tolong juga, dasar perek... ijin dulu dong sama, yang punya kontol... main serobot aja, dasar lonte gatel...' bentak Ahmad...
Namun gadis itu tetap tersenyum, malah senyumnya makin sensual...

'kang Toing....' desah gadis tadi manja...'boleh saya sepong kontol, akang?'... katanya sambil tangannya menelusup ke balik celana pendek Toing dan menari di sana.
Toing tak bisa menahan lelehan ludahnya, ia hanya bisamengangguk bego.

Dengan lembut gadis tadi menurunkan celana Toing, dan segera penis tegang Toing mencuat, dengan tanpa ragu gadis itu memasukkan seluruh penis itu dalam mulutnya, dan melakukan deepthrath....

Toing hanya bisa melenguh keenakan tak percaya, mendapatkan pelayanan maximal dari gadis cantik yang baru dikenalnya. Tangannya meneyetak topi sang gadis, rambut ikalnya tergerai dan segera menjadi sasaran tangan Toing, dengan nafsunya ia menekan kepala gadis itu di sekangkangannya dan memaju mundurkan pinggulnya denagn liar.
Sementara vagina dan anus gadis tadi menjadi sasaaran jemari gempal Ahmad yang dengan liar mengorek-ngorek vagina dan anus gadis itu yang rapat, terawat dan wangi itu. Ahmad merasa bahagia seperti medapat durian runtuh.

Lima belas menit kemudian, Toing menekan kepala gadis itu dengan kuat ke selangkangannya dan berejakulasi, tanpa gugup, gadis itu menghisap, menelan dan meminum semua sperma tanpa sisa, ia profesional sekali dalam melakukannya.
Kemudian Ahmad membaringkan sang gadis di tempat kecil di belakang kursi mereka yang biasa dipakai untuk tidur, dan menyuruh Toing untuk mulai mengemudi.
Ahmad sendiri yang sudah kalap, segera menyampirkan kaki gadis tadi ke bahunya, dan langsung mencoba gaya kesukaannya, sodomi.

Tubuhnya mnghentak-hentak gadis tadi yang mengerang-ngerang kenikmatan, tangan gadis itu bermain lincah di clitorisnya untuk menambah rangsangan yang diterimanya, tangan gepal Ahmad sibuk menjelajah ke sana dan kemari, sembari meremasi payudara sekal sang gadis, dan menarik-narik puting susunya dengan gemas.
Ahmad dengan liar melipat kaki gadis itu ke samping telinga sang gadis, ia mengeluarkan penis yang berlumur kotoran dari anus gadis itu dan dengan santai menghujamkannya ke vagina sang gadis yang nampak horny dengan pelecehan itu, lalu mulai menggenjot tubuh gadis itu. Desah dan erangan mereka teredam deru mesin, bising kendaraan, dan gerinjal jalan menambah hentakan persetubuhan liar tersebut.

Di lampu merah, mereka berhenti, Ahmad pindah ke belakang kemudi, sementara Toing pindah ke belakang, Ia lalu menunggingkan sang gadis, mengarahkan torpedonya, dan langsung menggoyang sang gadis dengan liar, ia sama sekali tak perduli kalau sang gadis terantuk-antuk didning kabin, Toing hanya semangat mengaduk vagina sang gadis. Tangan kasar Toing menampari pantat sang gadis sampai memerah, meremasi dadanya dengan liar, membuat sang gadis merintih nyeri berbaur nikmat, erangan erotis keluar dari persetubuhan brutal itu.

Ketika malam kembali turun, mereka berhenti di sebuah warung remang, Ahmad danToing meminta san gadis untuk tinggal dalam mobil, dan membiarkan mereka membawa makanan.
Namun merka terkejut, ketika gadis itu dengan santai melenggang masuk ke dalam warung. Ada sekitar lima belas supir dan kenek sedang asik.
'Wah ada cewe nyasar, nih...'
'Eh.. neng lonte, ya?
'ngentot yu, neng..'
'Sialan, lu Mad, punya barang bagus diembat sendiri'

Sang gadis hanya tersenyum, Ahmad dan Toing tak bisa berbat banyak, kecuali membiarkan tubuh gadis itu digerayangi rekan-reannya yang kalap, dalam hitungan detk, gadis itu sudah polos, hanya tersisa septu ketsnya, mereka merebahkannya di meja panjang yang hanya dapat menyangga punggungnya, hingga kepala, dan penggulnya tergantung leuasa di pinggir meja.

Segera saja, mulut, anus dan vaginanya menjadi sarang penis yang dihujamkan bertub-tubi dengan brutal secara bergantian maupun bersamaan, tangan mungilnya sibuk mengocok penis, sementara tubuh sexynya mbasah dan lengket karena keringat, liur, sperma. dan memerah akibat remasan brutal dan lar. Tubuhnya tak berhenti menampung penis, dan sperma. Gaya bercinta lia, brutal dan barbar yang dilakukan malah mebuat gadis itu makin bergairah, makin liar makin horny gadis yangseperti tak pernah kehabisan tenaga itu.

Satu dari pengeroyoknya berkata sambil menggenjot anus yang seakan tak pernah lebar itu,
'neng, mau jadi bini abang, ntar kita ngentot siang malem, sepuasnya.'
Sambil terengah, sang gadis berkata, 'ah, abang, mending kaya gini aja....'
'kalau saya jadi bini abang, pasti abang bakal cari memek lain, mending abang entot saya sampe puas, dan besok abang udah bisa cari memek lain, ya,kan?'

Mendengan itu, sang supir makin brutal menyodomi, menggenjot vagina dan menyetubuhi mulut sang gadis, karena ingin merasakan memori ini sebanyak dan seama mungkin.
Dan mereka bercinta semalam suntuk, supir berganti supir, kenek berganti kenek merasakan tubuh nikmat sang gadis, yang degan suka rela melakukan seluruh permintaan mereka, yang terkadang sangat melecehkan.

Matahari sudah jauh tinggi keteka persetubuhan itu berhenti ketika semuanya tak sanggup bangun lagi.
Sang gadis beringsut meninggalkan tubuh penggemarnya, yang sudah tak berdaya. Ia keluar dari warung itu, ia membiarkan kaus dan celana hotpants pengganti jins sexynya basah oleh sperma, liur dan keringat.
Ia tersenyum binal ke arah Jupri, supir yang memintanya kawin, dan menyetubuhinya dengan brutal, naik ke kabin truknya, dan menutup pintu.

Truk Jupri perlahan berjalan dengan sedikit tersendat karena penis sang pengemudi berada jauh dalam kerongkongan sang gadis, dan truk pun terus melaju....

Setelah seminggu, sang gadis baru tiba di Surabaya, ke tempat tujuannya. Ia mengetuk pintu rumah sderhana itu.

'Aduh, Nez... makasih, ya kamu mau datang.... tante kira kamu ngga mau tolong tante. Soalnya tante tau kamu super sibuk, dan banyak show...', kata sang tante sambil mempersilahkan sang gadis masuk ke dalam rumah itu.

'Tenang, tante... Nez, sudah bikin berita kalau Nez mau persiapan album baru selama tigaminggu sebelum masuk dapur rekaman, jadi tante boleh pake Nez, untuk pleasure suntuk waktu yang cukup lama, ya,kan?'

'Tapi... tante bingung, kenapa kamu tidak pilih-pilih pelanggan, malah makin kumal, makin brutal dan makin kejam, kamu makin senang, kamu ngga takut tubuhmu rusak? dan kamu ngga pernah mau mereka pakai kondom. Kamu ngga takut hamil? Ngga takut kena penyakit?

Gadis itu hanya mengedip, tersenyum nakal, membuka pakaiannya sembarangan, lalu berdiri telanjang menantang di depan pintu rumah itu, menghisap dalam dalam rokok mentholnya.

Dan tak lama gemuruh girang tedengar...

'Hore...! Agnes sudah datang....'

Dan sontak selama Agnes di sana, dia menjadi primadona tak terbantahkan di Gang Dolli, Surabaya.

Monday, July 21, 2008


Celebrity Nightmare: Luna Maya

Luna tengah bersiap untuk melakukan photo session. Untuk kali ini ia bekerja sama dengan orang-orang yang benarbenar baru, ia menyanggupinya, karena team ini benar-benar memohon kerjasamanya demi kemajuan karir mereka. Luna tergerak karena ia sendiri merasakan yang namanya merintis karir dari bawah.
Namun sayang, Luna tidak tau kalau kalau photo session ini merupakan jebakan yang sudah dirancang dengan matang.

Luna tiba di villa megah yang menjadi tempat pemotretan, lalu Luna berkenalan dengan para crew. Ia sedikit heran karena semua crew nya laki-laki, tak ada seorangpun perempuan, dan semuanya bertampang menyeramkan. Luna merasakan bahaya, dan coba lari. dan betapa terkejutnya ia mendapati mobilnya terbakar hebat. ia sadar sudah di jebak. Ia mencoba lari, namun sebuah tackle keras menghentikan usahanya.

'Nona sudah ada di genggaman kami, nyawa nona, tubuh nona, semuanya dalam kekuasaan kami', kata pemimpin mereka.

Luna pucat pasi, tubuhnya lemas, badannya mengigil, ia benar-benar tak berdaya, tempat ini jauh dari mana-mana dan ancaman mereka bukan main-main.
Luna hanya teisak menangis ketika membawa peralatan foto dan audio visual lainnya ke luar villa, dan di atur mengelilingi tubuhnya yang bersimpuh di tanah.

'Nah sekarang kita mulai' bentak sang pimpinan
'Buka baju, pelacur!'

Luna merinding, dengan menggigil ia bangkit, di pikirannya hanya ada satu. Keluar dari neraka ini hidup-hidup.
Dengan perlahan ia membuka pakaiannya sendiri, air matanya tak henti berderai karena prosesi penelanjangan dirinya direkam dan diabadikan, kemulusan tubuhnya segra membangkitkan gairah para penawannya.

Pakaian pertama di serahkan....

Luna tertegun, namun pecut kerbau yang menghantam payudaranya membuatnya tersentak dan segera mengiba....
tak lama Luna Maya siap

Sebuah topi polisi, bersandar di kepalanya, dan dengan rambut yang digelung, menampilkan leher jenjang Luna.
Rias mata gothic dan lipstick hitam senada, serta blush on kental, menambah exotis wajah Luna.
High heel boots sampai paha, menghias kaki jenjangnya, dan sebuah hotpants hitam super sexy mengiasi tubuhnya.
Sarung tangan hitam dan sebuah pentung menjadi accesorris.

Dan pemotretan di mulai, berbagai gaya erotis, vulgar dan merangsang di peragakan Luna, yang menahan mati-matian tubuhnya yang menggigil kedinginan dan ketakutan.
Kemudian mereka memaksa Luna membuang hotpants itu, dan sebelum mereka memaksanya berbuat lebih lanjut, salah satu dari merka mendekati Luna dan berkata.
'Ini tambahan aksesoris'. Lalu ia menancapkan badge polisi di puting sebelah kiri Luna yang membuat gadis itu melolong kesakitan
Mereka kemudian memaksa Luna mengoral pentungannya, dan memperkosa vagina dan anusnya dengan pentungan itu.
Luna menahan jeritnya ketika anusnya ditembus pentungan besar itu. dan setelah itu, lima orang 'model pria' maju dengan menggunakan topeng ala bang napi dan make up seram lainnya.

Mereka memaksa Luna berlutut di tanah, lalu mengoral penis mereka sambil tangan lembutnya sibuk menghand job penis lainnya.
Lalu Luna mengalami hal yang ditakutkannya, Ia dipaksa berwoman on top, anusnya di sodomi, mulutnya mengoral penis sementara jemari lentiknya menghibur dua penis lainnya.
Mereka memperkosanya dengan brutal, menyiksanya, melecehkannya.

Ketika sesi itu berakhir, tubuh Luna sudah babak belur, maskaranya luntur, wajahnya belepotan sperma, anus dan vaginanya membuka lebar, puting kirinya sobek, karena badge yang ditarik paksa.

Namun siksaan itu belum lagi berakhir
Mereka membersihkan tubuh Luna dengan air comberan, dan mengeringkan tubuhnya dengan kertas koran.
Mereka kemuian memaksa Luna mengenakan korset merah, sexy transparan, mereka mengabadikannya berlenggak lenggok, ke dalam villa.

Di depan perapian telah menunggu puluhan 'pemeran pria' dengan keliaran yang sama. Mereka menggunakan beragam pecut ke tubuh luna, yang mebuat korset sutra itu tak bertahan lama di tubuh remuk Luna, dan segera warna merah korset berganti merah jalur cambukan.
Dan di depan perapian, kembali Luna di lecehkan habis-habisan, mereka melakukan bondage art pada Luna menyiksanya dengan berbagai sex toys, dan electric shock, di dalam vagina dan anus nya. Mereka tertawa melihat Luna terkencing kencing dan berkali-kali mengeluarkan kotoran karena kebiadaban mereka.

Dan pelecehan mereka juga tidak hanya pada fisik, juga pada psikis Luna. Mereka memaksanya menjilati anus mereka, mandi kucing, Thai massage dan berbagai pelecehan lainnya.
Luna benar-benar kepayahan, dirinya antara hidup dan mati setelah melalui berbagai siksaan itu.

Waktu menunjukkan pukul sebelas malam ketika sesi hari itu selesai. Mereka menyeret tubuh Luna ke luar villa, mereka mengikat tubuhnya pada sebuah palang dalam posisi menungging, semua sendinya diikat secara menyakitkan dan ia dibiarkan dalam keadaan bugil, dan kusut masai, mulutnya di pasangi dental gag hingga mulut Luna membuka sangat lebar.

Pemimpin mereka berkata pada Luna,

'Kamu tau...?, kami sudah mebuat berita palsu, kalau kamu akan vacation selama sebulan hahaha...., nah sekarang tidur nyenak, ya', ejeknya.
Ia kemudian berdiri di hadapan Luna, menurunkan celana, menyetubuhi mulut Luna, dan mengencingi wajahnya sembarangan.

Luna menggigil kedinginan dan ngeri, membayangkan apa yang akan terjadi padanya selama satu bulan, mampukah ia bertahan?
Dan belum habis galaunya, ia mendengar lolongan labrador dan herder yang entah dari mana mengelilingi tubuhnya dan mulai menyetubuhi seluruh lubang di tubuhnya.....

Satu bulan....

Satu bulan....

Satu bulan....

Thursday, June 12, 2008


Celebrity Nightmare: Kinaryosih

Kinaryosih terbangun karena merasakan tubuhnya terhimpit sesuatu yang berat, dan ia kaget ketika mendapati tubuhnya ditindih Bayu, tukang kebunnya. Ia mencoba berontak namun tak bisa, tangannya terikat ke pinggir ranjang, begitu pula kakinya.
Bayu hanya tertawa mendengar teriakan Kinar, ia tau tak ada sesorangpun di rumah mewah itu yang akan menolongnya, rumah itu sepi, dan sekeras apapun teriakkannya tak akan terdengar ke luar rumah.

Kinar menjerit ketika dengan brutal Bayu menyentak kemeja longgar yang dipakainya tidur, dan segeralah tampak payudara Kinar yang sangat menantang. Bayu tak berlama-lama, segera melumat, menjamah dan meremasi payudara sekal itu dengan liar dan brutal, Kinar menjerit dan meringis kesakitan ketika Bayu menggigit payudara dan putingnya dengan ganas.

Bayu kemudian menarik celana dalam Kinar ke arah perut hingga kain CD itu terselip ke vaginanya, kembali kinar meringis kesakitan ketika Bayu menggesek-gesekkan CD itu dengan keras di dalam vagina Kinar yang menyebabkan vagina dan klitorisnya perih, dan dengan sekali hentak, Bayu merenggut putus CD katun Kinar, dan kini memampangkan vagina Kinar yang mulus tanpa bulu dan kemerahan akibat gesekan dengan CDnya.

Tanpa aba-aba Bayu menghujamkan penisnya yang sudah tegang dan Kinar menjerit pilu. Walaupun ia sudah tidak perawan lagi, perbuatan brutal itu sangat menyakiti hatinya. Terlebih dengan hinaan dan pelecehan yang dilakukan Bayu. Tangan Bayu sendiri begitu brutal menyakiti Kinar, sepertinya tiap jerit gadis itu menjadi musik indah di telinga Bayu. Tiga jari tangan kanan Bayu menyeruak dalam anus Kinar, membuat perempuan sexy itu menggeliat dan mengejang nyeri.

Setengah jam, Kinar di perkosa oleh Bayu, ketika tanpa belas kasihan Bayu mengisi rahim majikannya dengan sperma...., kemudian ia menarik jemarinya dari anus Kinar, ia mendapati jejak darah dan kotoran, lalu dengan santai mengelapkan jemari kotor itu di bibir sexy Kinar dan memaksanya menjilati jemari itu hingga bersih.

Kinar berseru mengiba ketika Bayu meninggalkannya masih dalam keadaan terikat, dan kinar kembali membeliak ngeri ketika Anton, penjaga rumahnya yang orang timur, masuk dalam kamarnya dalam kodisi bugil. Penisnya yang besar membuat Kinar meronta-ronta mengiba.
Ketika Anton membuka ikatan kakinya, Kinar berusaha menendang-nendang liar membebaskan dirinya. Namun tenaganya jelas kalah kuat, ditambah lagi tubuhnya lemas setelah diperkosa brutal oleh Bayu.

Anton mengepitkan lutut Kinar di kedua telinga Kinar, dan mengikatnya. Tubuh kinar kini terangkat menyakitkan, berat badannya bertumpu pada lehernya, Anton lalu mengarahkan penisnya ke lubang anus Kinar dan...
Mulut Kinar hanya bisa mengeluarkan suara geram tertahan, ketika dengan brutal Anton memperkosa anus dan vaginanya bergantian dan menyakiti tubuhnya. Kaki Anton sengaja menginjak wajah Kinar, dan menggosokkan kakinya yang bau dan kotor ke wajah sexy Kinar yang berlinang air mata.

Kembali rahim Kinar dikotori sperma pemerkosanya. Kinar benar-benar hancur, walau dirinya sudah dilepaskan dari ikatan, tubuhnya masih meringkuk menahan perasaan yang berkecamuk di dalam dirinya.
Dengan lemah ia bangkit, tanpa memperhatikan kondisi tubuhnya, ia memakai pakaian seadanya, dan melangkah keluar.

Ia bisa mendengar tawa puas penuh kemenangan kedua kacung kurang ajarnya, yang telah merendahkan martabatnya. Mereka berdua tau kalau Kinar tidak akan mengadukan perbuatan mereka demi menutupi popularitasnya. mereka membiarkan Kinar berjalan tertatih ke luar rumah dan memacu kendaraannya.

Kinar tidak tau berapa lama dan jauh ia berkendara dalam pikirannya yang kalut. Ia baru sadar ketika seorang polisi menghentikan kendaraannya. Kinar berada di lokasi operasi bersama.
Kinar yang kalut tidak bisa menunjukkan surat-surat kendaraan dan SIMnya yang memang tak terbawa. Polisi itu kemudian meminta Kinar ke luar mobil, dan segera tubuh sexy kinar menjadi santapan polisi tersebut. Kinar tak sadar keluar rumah hanya mengenakan sackdress, dengan model backless sexy.

Kinar di paksa berpegang pada kap mobilnya pada posisi 'siap periksa', dan kembali pelecehan dialami Kinar, disiang bolong. Ia sedikit bersukur karena lokasi pemeriksaannya sedikit tersembunyi. Tangan polisi tersebut menggerayangi habis tubuh Kinar, meremas dan mencengkram dengan kasar.

Kinar hanya bisa menggigit bibirnya sendiri menahan jerit dan perih ketika polisi itu mulai menyodominya sementara tongkat pentungannya dihujamkan ke vaginanya dan pelecehannya bertambah ketika polisi itu mamaksa Kinar untuk memaju mundurkan pentungan itu dalam vaginanya dengan tangan sendiri.

Kinar hanya bisa pasrah ketika polisi demi polisi, tentara demi tentara bergantian memperkosanya, memaksanya berdeeptroath, dan mengalami sodomi demi sodomi, anus, mulut dan vagina Kinar tidak mampu lagi menampung sperma hingga berleleran di sekujur tubuhnya.
Ketika akhirnya mereka puas menggilir Kinar, polisi pertama tadi memberinya surat perintah untuk menjalani wajib lapor setiap hari selama satu bulan di Polsek yang Kinar tahu menyimpan banyak penjahat yang baru tertangkap.

Tubuh Kinar begitu lemah. Mobilnya melaju perlahan dan tersendat-sendat hingga dirinya menemukan sebuah tempat yang sedikit teduh untuk memarkirkan mobil dan beristirahat.
Baru saja matanya terpejam. ia merasa ada yang merenggut tubuhnya ke luar mobil dan menyeretnya ke halte bis dekat parkir mobilnya. Ia melihat sekumpulan preman menantinya dengan wajah garang dan penuh nafsu.

Dalam hitungan detik Kinar sudah telanjang, hanya sepatu kets tipis yang melekat di tubuhnya. Dan dalam hitungan detik pemerkosaan itu dimulai. Kinar dipaksa ber woman on top sambil di sodomi dan mulutnya dijejali penis. Kinar tak bisa berkutik sama sekali. Tangan halusnya mulai menocok penis-penis kurang ajar, dan payudara indahnya memerah akibat remasan, gigitan dan cupangan preman itu.

Kinar tak menyangka dirinya akan diperkosa masal di tempat terbuka, ia melihat banyak orang lalu lalang. Yang membuatnya sedih, tak ada satupun yang membantunya. Para wanita melihatnya dengan sinis, menganggapnya pelacur murahan yang pantas di perkosa brutal. Mereka benci kecantikan dan ketenaran Kinar yang mebuat banyak pasangan mereka menelan liur.

Para lelaki bukannya menolong. Sebagian mengabadikan perkosaan masalnya dengan berbagai media, dan sebagian besar lagi ikut dalam perkosaan itu. Vagina, anus dan mulut Kinar bekerja ekstra keras dan memerah bengkak. namun tak ada belas kasihan dan iba dari para pemerkosanya.

Dan senja berganti malam ketika pesta perkosa itu terus berlangsung. Preman, pengemis, pengamen, gelandangan, pemulung, dan banyak lagi bergantian atau keroyokan menggilir Kinar yang kini benar-benar bagai seonggok daging tanpa tulang dengan tiga lubang penampungan sperma, yang entah punya siapa.

Fajar menyingsing ketika perkosaan itu usai. Kinar benar-benar merayap ke mobilnya tubuh telanjangnya merasakan aspal yang mulai memanas dihajar mentari pagi. Lama hingga kaki goyah Kinar mampu menginjak pedal gas, untuk membawa tubuh lemahnya kembali ke rumah.

Dan Kinar tau bahwa dirinya kini tak ada harganya lagi. Kedua kacungnya Bayu dan Anton hanya nyegir melihat mobil kinar datang, mereka sama sekali tidak berniat membuka gerbang.
Kinar sudah kalah...
Dengan lunglai tubuh lemah dan telanjangnya keluar dari mobil. Tubuh telanjangnya segera menjadi tontonan banyak orang, kulitnya yang berbercak merah bekas remasan dan cupangan nampak jelas, serta lelehan sperma mengalir deras bagai aliran keran dari vagina dan anusnya.
Dan tubuh lemahnya dipaksa membuka pagar dorong yang berat itu.

Belum habis letihnya, Bayu sudah merangsek. ia membanting Kinar ke paving block di depan rumahnya, dan dengan brutal kembali memperkosa Kinar, punggung gadis itu lecet tergesek paving block yang kasar dan ia hanya bisa merintih pilu menahan sakit.
Dan Anton... dengan kasar ia menelungkupkan tubuh Kinar ke kap mobil yang masih panas. Kinar hanya bisa menjerit lirih dan menggeliat lemah di antara kap mobil dan dada Anton yang sengaja menekan tubuhnya hingga Kinar makin erat tertempel di kap mobil.

Dan airmata Kinar makin keras berlinang, melihat gerombolan orang yang mengabadikan perkosaan itu.... Ia sadar tak lama lagi mereka juga akan ikut mengantri dirinya, mereka akan seenaknya datang ke rumahnya kapanpun emreka mau, ingin dan bisa. Kereka akan menjadikannya tak lebih dari sekedar pembuangan sperma disaat mereka ingin, tanpa malu, tanpa sungkan dan tanpa bayaran.. Dan benar... Mereka mengangkat tubuh remuk Kinar terlentang di atas tangan mereka, membawanya ke dalam rumah, dan.....

Monday, March 31, 2008


Nasib Tragis Andrea Lee III: Fatal Attempt

Perbudakan yang dijalani Andrea membuatnya gerah, perkosaan demi perkosaan dan pelecehan yang dialaminya membuatnya ingin berontak, walau ia tahu resikonya sangat besar, namun demi mengakhiri pelecehan ini ia nekat melakukannya.

Ia seperti mendapat angin, ketika para pemerkosanya yaitu Arman supirnya, tukang kebun dan satpam tempat tinggalnya tertidur setelah memperkosanya habis-habisan, memaksa anus dan vaginanya bekerja ekstra keras, bahkan mulutnya tak henti-henti mendeepthroath penis mereka.
Ia segera berlari ke arah telepon, keputusannya sudah bulat, ia akan melaporkan mereka ke polisi.

Andrea terkejut, teleponnya tanpa nada sambung....
'Mau lapor, ya?'
Andrea bergidig ngeri, Arman berdiri memegang ujung line telepon. Andrea yang putus asa, berusaha lari keluar rumah tanpa memperdulikan kondisinya yang bugil, namun kakinya di tendang oleh Susi pembantunya, sehingga tubuh Andrea jatuh terbanting, dan berguling-guling.

Arman mendekati tubuh Andrea yang menahan sakit, dan tanpa belas kasihan menampari wajahnya dengan keras sehingga wajahnya memerah, lalu menghajar tubuh Andrea seperti kesetanan.
Andrea menjerit-jerit minta ampun, namun Arman sepertinya ingin membuat Andrea merasakan sakit yang sebenarnya.

Setelah puas, Arman melihat tubuh Andrea meringkuk menahan sakit, sekujur tubuhnya lebam-lebam, hanya wajahnya yang dibiarkan mulus walau bekas tamparan ada di sana. Lalu dengan sadis Arman menyeret tubuh telanjang Andrea, dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil milik Andrea.

Andrea merasakan mobil itu melaju, ia tidak tahu ke mana tujuan Arman, ia hanya menyesali nasibnya sambil membayangkan dengan ngeri siksaan apa lagi yang akan di deritanya. Siksaannya dimulai dari bagasi yang sesak dengan perkakas, dan pengap itu, ditambah ketika ia merasakan mobil melaju di daerah berbatu...

Mata Andrea mengejap silau ketika Arman membuka bagasi itu...
Andrea memohon ampun sambil mengiba-iba, namun Arman membentaknya 'kamu harus tau, apa itu penyiksaan, setelah ini baru kamu akan menjadi budakku yang patuh...hahahaha'

Andrea mencoba berontak ketika Arman menyeretnya ke sebuah gedung tua di pinggir kota yang ia tidak tau ada di mana.
Di muka gedung itu, ia melihat seorang laki-laki mamakai jubah hitam menantinya,

'Selamat datang Arman... inikah betina yang kau ceritakan itu?'
Andrea sakit hati mendengar itu namun ia mencoba lari, namun tangannya yang ditelikung menghentikan niatnya...
'Boleh juga, sekali lihat aku tau treatment yang tepat untuk menghancurkan dirinya... hahahahaha'

Mereka membawa Andrea ke tengah gedung yang sebenarnya lebih tepat menjadi ballroom, mereka mengikat tangan dan kaki andrea dengan rantai besi. Pria berjubah itu menekan sebuah remote dan rantai tangan andrea terangkat terentang.

Andrea menjerit sekuatnya ketika tubuhnya terangkat ke udara dan terentang membentuk huruf X yang indah. Lalu pria tadi mendekatinya membawa sebuah suntukan besar berisi penuh cairan...
'Arman, aku akan memberikan ramuan spesial untuk betina ini, karena aku tau kamu menyukai dia kalau dia sexy. Kamu ingat ramuan pembuat mandul yang aku berikan kepadamu?'
Arman mengangguk
'Ini lebih spesial' kata pria tadi sambil tangannya menelusuri tubuh bugil Andrea yang terentang kuat
'Ramuan ini akan mematikan rahimnya, ia tidak akan punya kesempatan hamil lagi.Dan lagi... ini yang pasti akan membuatmu kegirangan'
Andrea merasa sangat terhina diperlakukan seperti itu, dianggap hanya sebagai binatang, belum lagi tangan pria itu yang asik menelusuri tubuhnya, dan terkadang memasukkan jemarinya bergantian dari anus ke vaginanya.
'Ramuan ini' lanjut pria tadi 'akan membuat payudaranya montok permanen, padat dan sekal, tidak akan pernah kendor walau kau remas sekerasnya, lalu pinggulnya akan membulat penuh dan tidak akan turun walau kau entot sekeras-kerasnya'

Senyum iblis tergambar jelas di wajah Arman, Andrea yang etrgantung menahan sakit disekujur tubuhnya makin merasa ngeri, dan kelanjutan efek ramuan itu membuatnya menjerit ketakutan..
'Ramuan ini akan membuat vagina dan anusnya kembali perawan setelah satu jam tidak kau entot, jadi kau akan selalu merasakan keperawanannya berkali-kali... dan ia akan merasakan kesakitan itu berkali-kali untuk selamanya'

Kedua orang itu tertawa kesetanan, Andrea memcoba berontak ketika pria berjubah tadi mendekatkan jarum suntik itu ke tubuhnya. Jerit kesakitan terdengar dari bibir Andrea ketika jarum besar itu dihujamkan ke dalam daging vaginanya, dan merasakan aliran cairan penghancurnya itu mengalir dalam tubuhnya.

Lalu pria tadi berkata, 'sekarang kamu boleh pulang... treatment kedua yang sudah kita sepakati akan segera dilaksanakan, datanglah dua hari lagi, dan lihat bedanya....
Andrea berteriak minta pengampunan, namun Arman tak bergeming, Andrea merasa kalah ketika melihat punggung Arman menjauh dan keluar dari gedung itu.
'Nah betina... sampai berjumpa lagi...' lalu pria itu meninggalkannya sambil tertawa tergantung di tengah ruangan itu.

Andrea merasakan hari sudah senja, entah berapa jam ia sudah tegantung di tengah ruangan itu, tubuhnya kram, terlebih ketika ia merasa efek obat itu mulai bekerja...
Andrea ketika pintu ruangan itu terbuka, ada sekitar sepuluh orang keturunan afrika masuk dengan tubuh bugil, dan penis teracung, mata Andrea terbelalak, penis dengan rata-rata panjang 35 - 40cm dan diameter 6cm mengancamnya.

'Hei... aku kenal pelacur ini' seru salah seorang dari negro tadi yang ternyata bisa berbahasa Indonesia ' dia presenter di tv, hahahaha kita untung besar!' serunya
Seorang lagi menimpali
'Aku juga tau dia, waktu itu dia pernah menawar pakaian secara keterlaluan di tempatku, sekarang ia akan membayar sangat mahal untuk perbuatannya.'
Andrea sadar ternyata meraka adalah orang afrika yang biasa berjualan di pusat pergrosiran di Jakarta.

Tiba-tiba rantan yang mengikat tangan dan kakinya terlepas, dan Andrea terbating ke lantai marmer dingin, ia coba bergerak namun seluruh tubuhnya kaku, ia hanya bisa memandang ngeri ketika melihat sepuluh orang tadi bergerak serempak, tangan mereka dengan kasar meremas sekujur tubuh Andrea, lidah mereka juga liar. Andrea bisa merasakan aroma tubuh mereka yang asam. Andrea gelagapan ketika ia dipakasa berfrench kiss sementara tangannya mulai dipakasa bekerja mengocok penis-penis itu. Tamparan di pipinya memaksa Andrea membuka mata, mereka rupanya ingin dirinya menyaksikan pelecahen tersebut.

Andrea menutup mulutnya rapat-rapat ketika salah satu penis monster itu ditempelkan di bibirnya. Namun mereka tidak bodoh, seorang dari mereka menjepit hidung Andrea hingga dia sesak nafas, secara reflex ia membuka mulutnya mencari udara, dan mulutnya segera disumpal penis besar itu. Andrea berusaha berontak, jalan nafasnya tertutup, ia berusaha membuka mulutnya selebar-lebarnya mencari udara, dan hal itu dimanfaatkan pria afrika tadi untuk makin menekannkan penisnya masuk jauh kedalam tenggorokan Andrea.

Ketika Andrea sadar, hidungnya hanya berjarak setengah cm dari selangkangan pria tadi, matanya membelalak, ia mendegar tawa adri rekan pria tadi yang ia tau melihat tonjolan penis yang nampak jelas dikerongkongannya. Andrea sendiri mulai panik karena semua jalan nafasnya tertutup, ketika akhirnya jepitan dihidungnya di lepaskan, ia merasa hidup, ia mengambil nafas mengisi paru-parunya.

Andrea tersedak dan hampir muntah ketika pria tadi dengan brutal mulai memperkosa mulutnya, sudut-sudut bibirnya terasa perih, tenggorokannya serasa terbakar, karena hujaman bertubi penis tadi, sementara laki-laki lainnya tidak tinggal diam dan mulai meremas seluruh tubuh Andrea dengan kasar, dan brutal. Mereka sama sekali tidak peduli dengan kondisi tubuh Andrea, mereka menarik payudaranya dengan kasar, manjambak rambutnya dan melibatkan rambut itu ke penis dan mulai onani, mengobel vagina dan anusnya dengan kasar.

Kemudian mereka menunggingkan Andrea, masih dengan mulut yang penuh dengan penis, kemudian mereka memaksa Andrea mengocok penis mereka. Andrea bergidig merasakan kepala penis menempel di vaginanya....
Jeritan teredam keluar dari mulutnya, penis itu serasa merobek tubuhnya. Andrea bisa merasakan darah mengalir dari vaginanya, ia benar-benar kembali seperti perawan, dan ia merasakan jauh lebih sakit dari pertama ia kehilangan keperawanannya. Pemerkosanya tertawa senang karena merasakan jepitan sempit vagina Andrea, dan tanpa rasa iba mulai membombardir vagina yang terluka itu.

Selang 30 menit penis di mulutnya berkedut. Andrea gelagapan karena semprotan sperma yang begitu banyak, penis di vaginanya dicabut, pemerkosanya tidur terlentang, dan mereka memaksa Andrea untuk ber woman on top, mulutnya kembali dijejali penis, dan tangannya sibuk mengocok penis-lainnya. Andrea panik, ia sadar anusnya juga kembali merapat, ketika sebuah kepala penis mulai menekan anusnya, ia mencoba berkelit, namun pinggulnya ditahan.

Kembali jerit teredam, derai airmata dan kesakitan mendera tubuh Andrea yang terkejang-kejang menahan sakit, para pemerkosanya tertawa riang, mereka melecehkan Andrea dengan kejam, mereka bergantian memperkosa tubuhnya dengan kejam, memaksanya mendeeptroath penis mereka yang bercampur darah, sperma, dan kotoran dari anus Andrea, atau menghujamkan penis-penis kotor itu ke dalam vagina Andrea.

Andrea benar-benar kepayahan, tubuhnya hanya bagai seonggok daging tanpa tulang, semua gaya barbar dipraktekan kesepuluh orang afrika itu pada dirinya, bahakan mereka bertaruh berapa lebar anus Andrea dapat mereka buka, dan jerit parau kembali terdengar dari tenggorokan Andrea yang memar, ketika dua penis terbesar masuk ke dalam anusnya bersisian. Ketika mereka selesai mereka mengambil penggaris dan tertawa terbahak-bahak, anus Andrea membuka selebar 10 cm.

Terakhir mereka mengelilingi Andrea, beronani dan menumpahkan sperma di wajah cantiknya hingga penuh sperma, hingga ia terpaksa membuka mulutnya untuk bernafas, karena hidungnya tertutup sperma, dan bukan itu saja, para pemerkosa itu kemudian mengencingi wajah layu itu hingga sekarang wajah Andrea belepotan sperma dan kencing.

Ketika pria berjubah itu masuk satu jam setelah pria terakhir menghujamkan tinjunya sebahai tanda perpisahan ke anus Andrea, ia melihat Andrea terlentang di kolam sperma dan kencing, ia tertawa senang. Ia mengambil seember air dan mengguyurkannya ke tubuh lemah Andrea yang terkejang-kejang di lantai.

'Nah betina.... siap untuk sesi ke dua?' ejeknya sambil tertawa
Kemudian ia menyeret Andrea di kedua kakinya, membawanya ke basement, dan membiarkan kepala Andrea terantuk-antuk anak tangga.
Dengan pendangan berkunang kunang, andrea dapat melihat sebuah ruangan dengan sebuah sepeda statis yang sudah dimodifikasi berada di tengahnya.
Terdapat dua silinder pada sadel sepeda statis itu, dan sepeda itu sendiri terpatri kuat di lantai, samar-samar ia dapat melihat ada pipa tepat di atas sepeda itu.

Pria berjubah itu, mengoleskan sesuatu kedua silinder pada sadel sepeda itu, kemudian menjambak rambut Andrea, memaksanya berdiri limbung, dan meyeretnya ke sepeda itu, Ia memaksa Andrea naik ke atasnya.
Andrea kini mengerti fungsi kedua silinder aneh itu. Hendatakan kuat tangan pria berjubah itu, membuat Andrea menjerit parau, kedua silinder besar itu menyeruak merobek lagi 'keperawanan' vagina dan anusnya.

Kemudian pria inu mengikat tangan dan kaki Andra ke stang sepeda dan pedal, menggunakan glove dan sepatu khusus yang membuatnya terkunci rapat di sepeda itu. Andrea sendiri mulai merasa ada yang aneh di vagina dan anusnya, ia merasa cairan di silinder itu mulai memanas- dan makin memansa, membuatnya menjerit-jerit kasakitan dan bergerak liar untuk membebaskan diri hingga secara harafiah ina memperkosa dirinya sendiri dengan menaik turunkan pinggulnya secara liar.

'Enak, rasanya, eh betina?' ejek pria berjubah itu, lalu lanjutnya ' lotion itu merupakan campuran wasabi, gel balsam, dan berbagai campuran yang kan membuatmu nyaman, hahahaha.'
Lalu pria itu menjepit puting payudara dan clitorisnya dengan jepit buaya yang disambung dengan kawat tembaga.
Kejutan listrik menyengat tubuhnya melalui jepit buaya itu, Andrea makin menggeliat tak karuan demi megurangi rasa sakit yang menderanya....

'Gimana rasanya disetrum hei pelacur? Kalua kamu ingin listrik itu terhenti... mulailah mengayuh sepeda itu'
Andrea memaksakan tubuhnya yang kesakitan untuk mengayuh sepeda, sengatan listrik mulai berkurang, namun ia terkejut ketika merasakan dua silinder tadi mulai bergerak bagai piston mengaduk vagina dan anusnya.
Andrea merasa kan tubuhnya menghianatinya, walaupun ia baru mengalami siksaan dan perkosaan brutal, namun gerak ritmis piston itu mulai membuat tubuhnya bergetar, ia mencoba manahan sensasi tersebut, namun akhirnya pertahanannya jebol, dengan satu lenguhan dahsyat, Andrea mengalami orgasme hebat setelah sekian lama tertahan.

Dan kembali listrik menyengatnya ketika kakinya berhenti mengayuh, Andrea menagis frustrasi, ia tau kalau tubuhnya dipaksa bekerja keras untuk mengurangi kesakitan juga mengalami siksaan orgasme, yang sama sekali tak diinginkannya. Kembali kaki lemahnya mengayuh pedal itu untuk kembali merasakan gerak ritmis piston silinder yang memperkosanya.

Pria berjubah itu tertawa dan ia berkata bahwa masih ada satu tambahan lagi untuk keriangan ini, Andrea tidak konsen mendengarkan ocehan pria itu, namun ia mendengar suara gelontor air dan...
Tubuh sexynya diguyur air kotor yang berasal dari pipa di atasnya, ketika ia berhenti mengayuh, sengatan listrik makin menyakitinya karena air merupakan konduktor terbaik...
Andrea meraung sejadinya, ia dilecehkan sangat hina. air kotor itu berasal dari septic tank seluruh komplek perumahan yang sengaja dialirkan ke ruangan itu, tubuhnya kini penuh kotoran, bahkan tak jarang ada yang masuk ke dalam mulutnya.

Andrea hanya bisa mnendengar samar tawa pria itu yang main menjauh, lelaki itu meninggalkannya sendirian menerima siksaan dan hinaan berkepanjangan ini. Harga dirinya hancur, mentalnya sudah jatuh.....

Ketika keesokan harinya pria berjubah itu masuk ke basement, ia mendapati Andrea sudah pasrah, tubuh sexynya terdiam tak lagi mengayuh, Andrea membiarkan tubuhnya disengat listrik dan berlumur kotoran, ia tak sanggup lagi mengayuh, kakinya teramat sangat lemas, vagina dan anusnya memar, memerah, dihajar begitu rupa oleh lotion pedas dan gempuran piston silinder, tubuhnya sudah tak kuat lagi untuk orgasme.

Pria tadi mematikan lairan listrik, melepas Andrea dari sepeda, dan menyeretnya ke luar gedung, mengikat kedua tangannya, dan mengereknya sehingga tubuhnya melayang di atas tanah, Andrea hanya meringis, ia tak alagi sanggup teriak atau meronta. Pria itu membiarkan Andrea tergantung di sana, terbakar sinar mentari yang menyengat, membiarkan kotoran yang menutupi tubuhnya mengering, sehingga mengundang lalat dan serangga merubung dirinya.

Ketika hari mulai senja, pria tadi menarik hose pemadam kebakaran, dan menyemprot tubuh andrea dengan air bertekanan tinggi. Andrea gelagapan menahan dingin, sakit dan menelan sejumlah besar air yang disemprotkan dengan brutal oleh pria tadi. Kini semua kotoran sudah tersapu bersih. Pria tadi mamandang kagum tubuh bugil Andrea yang tergantung, sinar senja membuat tubuh itu makin tampak sexy.
Sebelum penyiksaan ini, tubuh andrea memang sudah montok, namun akibat 'olah raga' yang dialaminya tubuhnya semakin berotot, payudara, pantat dan pinggulnya membulat penuh dan sekal, otot-otot tubuhnya terdefinisi jelas, bahkan gurat kotak menghisai perutnya.

Arman yang datang tak lama kemudian juga meneteskan liur melihat kondisi Andrea yang makin sempurna, ditambah rambut yang lurus basah membuatnya makin sexy. Pria berjubah itu memotong tali pengikat Andrea sehingga kembali tubuhnya terbanting di tanah berpasir. Arman benar-benar gembira melihat Andrea merayap medekatinya, memegang kakinya dan menciumi sepatunya yang bernoda lumpur

'Ampun tuan... ampuni hamba, budakmu ini. Hamba salah telah mengecewakan tuan, hamba memang pantas dihukum.' Lirih Andrea yang sudah kalah.
'Hamba akan menjadi budak tuan yang patuh, hamba rela tuan perkosa sesuka hati, rela menjadi pelacur tuan... namun tuan, tolong, jangan kirim hamba ke neraka ini lagi'

Arman tertawa penuh kemenangan
Sejak itu Andrea benar-benar menjadi budak yang patuh, ia merelakan dirinya diperkosa secara brutal oleh ketiga 'tuan' dan seorang 'nyonya' nya. Ia juga pasrah ketika Arman memberikan tubuhnya secara gratis pada kalangan pinggiran seperti pengamen, gelandangan, pengemis, pemulung. Bahkan Andrea pernah disuruh untuk mengajari anak-anak jalanan disebuah rumah singgah tentang persetubuhan.
Andrea juga diwajibkan merawat dirinya secara extra hingga tubuh sexynya tetap terjaga dan mereka makin brutal memperkosanya.

Dan cerita perbudakan itu terus berlanjut.....