Friday, September 26, 2008


Sophie and Eva

Sudah pukul 01 dinihari, Sophia merasa cemas. Eva, anaknya, belum menampakkan batang

hidungnya, gadis itu sudah mekar dan mengundang banyak kumbang untuk datang mendekat.

Ibu muda itu hampir jatuh tertidur, ketika pintu kamar terbuka perlahan, kamar itu sengaja digelapkan. Siluet tubuh Eva, tertangkap mata sang ibu.
Eva terkejut melihat ibunya dalam kamar menantinya, dan sang ibu terkejut melihat anaknya dalam keadaan mabuk berat dan acak-acakan.

'Eva, what the hell do you think the time is now?' bentak Sophie,
Dengan acuh Eva menyahut, 'ah, fuck off, I'm dizzy okay, I need rest.'

'Eva! apa begitu caramu menjawab mama?'
Jari tengah sang anak teracung, sambil santai, Eva meloloskan tanktopnya, Sophie kaget melihat putrinya tak mengenakan bra. Tak lama, leather mini skirt itu lolos dari pinggul Eva, balutan mini panties sexy, menunjukkan siluet gadis muda yang ranum itu.

Sophie merenggut bahu Eva, mambalikkannya,dan berkta gusar, ' Eva, aku ibumu, mana sikap...'
plak...
satu tamparan mendarat di pipi Sophie, ia tertegun. Eva menamparnya! Belum hilang
tertegunnya, degan keras Eva menjambak rambutnya, dan melemparkan tubuh ibunya ke atas tempat tidur.

Sophie benar-benar kaget, dan hal itu benar-benar dimanfaatkan Eva, dengan sigap ia mengikat pergelangan tangan dan kaki ibunya, mengikatnya ke ujung-ujung tempat tidur, membentuk huruf x.
Dengan santai, Eva naik, mendekatkan wajahnya ke wajah sang ibu. Sophie dengan jelas dapat mencium aroma miniman keras dari mulut Eva.

'A...apa-apaan kamu Eva..' kata Sophie dengan terbata, 'lepasin mama...kamu....'
Sophie benar-benar bergidig ngeri. Anaknya berbeda sekali, dengus nafasnya menerpa bibirnya, jarak bibir merka sangat tipis, dan dengan gerakan menggoda, Eva menyentuhkan bibirnya ke bibir sang ibu, memberikan kecupan ringan, lalu mengangkat wajahnya kembali, matanya yang merah menelusuri wajah sang ibu.

Sophie bergetar, pikirannya berkecamuk, dan tubuhnya mengejang ketika Eva mendekatkan bibirnya ke tlinganya, desah nafas sang anak yang hangat membutnya menahan nafas menanti perbuatan anaknya.
Dengan lembut, Eva mencium telinga sang ibu, dan memainkan lidahnya dengan sensual, lalu berbisik, ' you are, one hot momma, kind of mother i like to fuck....'

Perkataan tak senonoh itu benar-benar membuat Sophie tergagap, ia seperti tak percaya, kalau anaknya mampu berbicara sekotor itu. Kembali tubuh Sophie bergetar, Eva menciumnya lembut, lidahnya bermain nakal di sudut bibirnya, hingga bibirnya terbuka merekah, dan dengan ahli, Eva memainkan lidahnya di dalam mulut Sophie, lidah mereka berpaut, berpagutan.

Sophie tersadar, ia tak boleh terhanyut, ia menggeleng-gelengkan kepalanya melepaskan ciuman liar mereka, Lepaskan mama, Eva....', Sophie berusaha tegar, ia mencoba sadar. 'Aku mamamu....' desis nya sambil meronta berusaha melepaskan ikatan di tangan dan kakinya
'Shhh..' sahut Eva, mendiamkan mamanya, ia berbisik, 'mama makin sexy kalau marah...'

Ibu muda itu frustasi, ikatan itu begitu kencang, dan anaknya makin menjadi. Dengan lembut Eva membelai wajah mamanya, memulas bibir sexy sang mama dengan jarinya, turun ke leher jenjang sang mama, bermain di tulang belikat sang mama, ia menarik putus tali daster sutra sang mama yang menerawang, menampakkan siluet tubuh Sophie yang memang indah itu.

Lalu dengan perlahan Eva memainkan jemarinya di leher sang mama, menurunkannya ke arah dada, ke perutnya, memberikan sensasi geli pada sang mama yang tana sadar mendesah, mengikuti jejak jari sang putri.
Kembali, kecupan lembut sensual di lakukan Eva, lidahnya bermain lembut di pinggir bibir sang mama, yang mulai tergerak dan membuka bibirnya, membiarkan sang putri memagut bibirnya lembut.

'Mmmmpphhh.... Eva.... No!', seru sang mama, mencoba menahan birahi terlarang ini.

'Sssshhh....' desis Eva, sambil perlahan menjilat telinga sang mama, turun ke lehernya, ke dadanya dan menjilati sekeliling payudara sang mama. Ia merasakan tubuh sang mama bergetar.
'Mmm, mom, dadamu masih kenyal..., i like it' desah Eva, sambil mengulum puting sang mama.

Tubuh Sophie mengejang, melengkung ke atas, memberikan akses bebas pada sang putri untuk, mengulum, memainkan dan menggigit lembut putingnya yang sensitif.
Eva benar-benar membuainya, lidah lenik sang putri membuat putingnya keras, lidah itu kemudian turun menelusuri uluhatinya, bermain lembut di perutnya, kemudian Eva menciumi pinggulnya, menggigit lembut pinggangnya.

Erangan Sophie makin nyata, geliatnya makin tak teratur, ia menggerakkan tubuhnya, ingin sang putri memuaskan titik-titik birahinya, namun Eva ingin mempermainkan sang mama. Ia menjilati paha dalam sang mama, lidahnya dengan lembut menggelitik sang mama, turun ke betis, lidah itu melingkar di sana, sebelum turun dan dengan lembut, Eva menghisap ibu jari sang mama, yang melenguh kencang menerima serangan sensasi kenikmatan dari sang putri.

Dengan sensual Eva mengulum ibu jari kaki sang mama, lalu dengan lembut bibirnya mengecup telapak kaki sang mama, yang kini melejang-lejang minta dipuaskan.
Perlahan eva menciumi betis, paha dalam, dan kemudian lidahnya bermain liar di seputar vagina sang mama...

'Evaaaaaaaa, puaskan mamaaaaa', Sophie yang sudah tak tahan akhirnya melepaskan suaranya, dan Eva memenuhinya dengan membenamkan wajahnya di selangkangan sang mama.
Lidahnya bergerak lincah, menerobos vagina sang mama yang terawat, menjilat, mencium, dan menggigit ringan vagina itu, clitoris sang mama menjadi permainan sang putry yang memperlakukannya bagai puting susu, dikulum, dijilat, dihisap, serta sesekali melakukan anal rimming pada sang mama.

Pinggul Sophie, bergerak liar menghentak hentak wajah sang putri, yang semakin rakus
menyeruput vagina sang mama, yang tak lama kemudian mengejang hebat.
'aaaaaaaarrrrrrgggghhhhh, evaaaaaaaa', lenguh sang mama yang mencapai orgasmenya
yang dahsyat.

Dan putrinya sepertinya sangat mengetahui kelemahan sang mama, dengan lembut ia masih bermain dengan vagina dan anus sang mama, membuat Sophie mengalami multi orgasme, yang merontokkan staminanya.
Keringat membanjir di tubuhnya, Sophie benar-benar lemas, tak berdaya. Ia hanya pasrah ketika Eva menjilati keringat di sekujur tubuhnya, memberikan orgasme-orgasme kecil.

Kemudian Eva melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki sang mama. Sophie hanya bisa pasrah ketika Eva, menyeretnya turun dari ranjang, menelungkupkannya di sebuah dipan, dan kembali mengikat tangan dan pahanya di dipan itu.
'ssssuuudah sayang', lirih Sophie, ' aaaampun... mama cape...'

Namun sang putri hanya diam, ia berjalan ke arah meja rias, embuka laci, dan mengeluarkan beberapa barang yang membuat sang mama tertegun, kare tak menyangka sang putri ternyata begitu binal.
Eva mengambil sebuah egg vibrator, dan berjalan mendekati sang mama, yang dengan lemah berusaha menggerakkan pinggunya, minta belas kasihan sang putri.

Tanpa kesulutan berarti, Eva melekatkan egg vibrator tadi di clitoris sang mama, dan
merekatkannya dengan silver duct tape, kemudian menyalakannya dengan kekuatan penuh.
Mata sang mama membeliak merasakan rangsangan hebat di clitorisnya, rintihan, erangan desahan menjadi satu keluar dari mulut Sophie yang melejang-lejang, pandangannya kabur, secara samar ia bisa melihat Eva membawa twin dildo panties, dengan ukuran besar
'Lick this rubber, bitch' perintah Eva, dan Sophie, yang sudah setengah sadar, menjilati dildo tersebut hingga basah.
Sophie melihat dengan santainya Eva, memasukkan dildo seukuran 30cm itu ke dalam vaginanya, dan mengencangkan strapnya.
Kemudian ia berjalan ke belakang sang mama, yang memohon mintabelas kasihan.
'pleeeeeaaaassseee, sweeet heart.... enough..... don't rape me'

Tapi permohonan tinggal permohonan. Dengan santai Eva, membimbing dildo itu ke vagina sang mama yang sudah sangat basah, dan menghentaknya.
Erangan, desahan dan rintihan kembali keluar dari mulut Sophie, rangsangan di clitoris dan kombinasi dildo besar membutanya kembali mengalami multi orgasme.
'Like it don'tcha, bitch?' ejek Eva, 'Bigger than Michael little dick, right'

Sang mama hanya bisa mendesah tak konsentrasi mendengar kalimat Eva. Termasuk ketika sang putri berkata.
'I'll let you feel, something new, bitch'

Sophie mengejang, jerit teredam keluar dari mulutnya yang di sumpal sang putri, yang dengan liar kini menyodomi sang mama dengan dildo itu.
Namun tubuh yang terangsang hebat itu segera melupakan rasa sakit yang menyengat dan mulai dapat menikmati genjotan dildo di dalam anusnya.

Kepala Sophie hanya bisa terkulai di tepi dipan, liur mengalir keluar dari mulut sexynya, dan hanya bagian putih matanya yang nampak.
'Say thay you're my bitch seru Eva pada sang mama
'Say it' bentak sang putri yang juga menuju puncak orgasmenya.
Sang mama terhanyut dan menjerit
'I'm your Bitch... I'm your biiiiiiiiiii......'
Dan mereka berdua terlempar dalam puncak orgasme yang maha dahsyat...

Sebuah lenguhan terlontar, ketika sang putri mencabut dildo dari anus sang mama, Eva kemudian menggiring dildo itu dan memaksa sang mama men deep throath dildo tersebut hingga bersih.

Eva kemudian mencabut egg vibrator dari clitoris sang mama, dan menjejalkan dua vibrating dildo ke anus dan vagina sang mama, dan memainkannya dengan kekuatan penuh, lalu Eva membaringkan tubuh telanjangnya di springbed, sambil mendengar musik berupa desahan dan rintihan sang mama yang menahan rangsangannya sampai keduanya tak sadarkan diri dan membiarkan tubuh mereka terlelap, hingga mentari pagi datang. Dan mengubah Sophia Latjuba menjadi sex partner sang putri Eva Celia, dan sang mama betul-betul menikmatinya.

End

1 comment:

Unknown said...

Kok tamat seh boz.. Tanggung tuh ceritanya. Agak dipanjangin donk boz hehehe...