Monday, December 22, 2008


celebrity nightmare: Wulan Guritno

Wulan sangat cemas, Shalom putrinya belum kembali dari bermain. Kecemasannya makin meningg keika malam makin larut. Akhirnya dibulatkan tekadnya.
Kerika jemarinya akan menekan nomor polisi. Anna, pembantunya, menghentikan Wulan.

'Sebaiknya, nyonya jangan hubungi Polisi, karena kalau tidak.....'
'Hah... Anna, kamu tahu di mana Shalo? Di mana dia?Di Mana anakku?' jerit Wulan sambil mencekal Anna, dengan kasar Anna menepiskan Wulan, dan berkata

'Anakmu baik-baik saja, dan nasibnya sepenuhnya tergantung kamu'

'Apa maksudmu!' sambur Wulan galak, 'Apa yang kamu minta? Uang?'
'Berapapun aku beri, asal kau kembalikan anakku....Apapun!'

'Kamu pasti berikan hidupmu untukku,' desis Anna dingin, ia menyalakan laptop Wulan, kemudian membuka sebuah chat line, dan...
Wulan kaget, ia melihat anaknya disekap di sebuah tempat yang tampak seperti gudang tak terawat, mata dan mulutnya tertutup, keadaannya berantakan.

Wulan meradang, ia mencoba menyerang Anna,
'Apa yang kamu lakukan pada anakku! Lepaskan dia!'

Namun Anna lebih sigap, ia berkelit dan mengangkat telepon. Lalu ia mengancam,
'Kamu sakiti aku, maka aku akanmeminta temanku untik mengiris anakmu perlahan-lahan, menyiram lukanya dengan asam, hingga ia mati perlahan lahan.'

Langkah Wulan terhenti, tubuhnya limbung dan ia jatuh terduduk. Ia merangkak, dan menangkap kaki Anna, dan memohon
'Tolong Anna... jangan sakiti Shalom... Aku akan turuti semua keinginanmu, tapi tolong ... lepaskan ia, jangan sakiti anakku' hibanya dengan sedih.
'Good start, bitch' desis Anna.
'Aku tak akan melepaskan anakmu semudah itu, karena ia adalah asuransiku untuk kepatuhan totalmu. Shalom akan di rawat dengan baik, tapi kamu harus patuh padaku. Dan jangan tanya kapan anakmu aku lepaskan... It's my decision.!'

Wulan hanya bisa terisak pasrah mendengar semua hal itu, baginya Shalom adalah segalanya, dan ia rela mengorbankan hidupnya demi Shalom.
Maka ketika Anna menyerahkan surat di atas materai yang menyatakan seluruh harta bendanya dan hidupnya sepenuhnya ada dalam kuasa Anna, dan tidak ada unsur paksaaan di dalamnya, Wulan langsung menanda tanganinya tanpa berfikir panjang lagi.

Tawa kemenangan Anna makin menusuk perasaan Wulan Guritno, terlebih ketika kini Anna duduk di sofa mewahnya sementara ia terpuruk bersimpuh di kaki Anna, sepeti budak, bersimpuh di kaku sang nyonya.

'Nah Wulan, sekarang berdiri' perintah Anna. Wulan tahu kalau sekarang ia harus menuruti semua permintaan Anna, dengan lemah ia berdiri, kepalanya tertunduk, dan tetes air mata membasahi lantai marmer rumah mewah yang kini jadi kepunyaan Anna.

'Buka pakaianmu, aku mau melihat tubuh telanjangmu'. Perintah itu membuat Wulan tercekat, namun demi melihat telefon di tangan Anna, dan juga webcam itu, membuat Wulan tek bisa berbuat banyak, Ia melepaskan gaun terusan yang digunakannya. Mata Anna terbelalak, melihat payudara Wulan yang mecuat indah, walau tak disangga oleh Bra, dan kini hanya G-string hitam yang melekat di tubuh Wulan.

'Kamu sexy Wulan, kamu sexy.' kata Anna, sambil memanggil Wulan dan memaksanya bersimpuh di depan selangkangannya yang kini mengangkang lebar.
Wulan tak percaya, di hadapannya kini terpampang vagina seseorang yang tadinya merupakan pembantunya, nmun kini ia harus memuaskan perempuan itu. Perlahan Wulan menciumi vagina Anna, memainkan lidahnya di labianya, menyentil clitorisnya.
Anna mendesah menerima perlakuan itu, ia menggeram kenikmatan, tangannya menggurat punggung mulus Wulan, meninggalkan jejak cakaran di punggung itu.

Kaki Anna melejang-lejang ketika orgasmenya melanda. Ia terpuaskan oleh 'pelayan' barunya, yang sekarang tengah membersihkan cairan cinta yang mengucur deras dari vaginanya.

'Bagus, Wulan, kamu memang hebat.' Kata Anna, melihat Wulan yang dengan patuh menunggu perintah selanjutnya. Anna mendekati Wulan, tangannya dengan lembut bermain di tubuh Wulan, sambil berputar mengelilinginya, membuat ibu Shalom itu bergidig, tangan Anna mencapai G-stringnya, lalu dengan kasar menyentak ke atas hingga putus. Wulan meringis nyeri ketika vagina dan clitorisnya bergesekan kasar dengan G-string itu.

'Wulan, aku akan menjadikanmu pelacur kelas rendahan' bisik Anna dengan suara sexy, 'Aku akan membuatmu jadi pembuangan sperma lelaki bejad yang ada di pinggir jalan.'

Airmata Wulan tertumpah lagi karena ternyata Anna menyimpan dendam yang begitu parah pada dirinya, walaupun ia sendiri tidak menyadari apa yang memicu dendam itu. Namun kini ia sama sekali tak berdaya, terlebih karena nasib Shalom yang ada di tangan Anna. Maka ia hanya bisa menuruti permainan gila Anna, ia dipaksa menggunakan babydoll putih tipis tanpa apa-apa lagi dibaliknya. lalu memaksanya berkendaraan.

Di sebuah perempatan jalan, Anna memerintahkan Wulan untuk menepikan kendaraannya, lalu mereka berdua keluar dari mobil, dan Anna memaksa Wulan untuk berjalan di bawah terik matahari, yang dengan segera membuat tubuhnya berkeringat dan menyebabkan babydoll tadi mencetak jelas lekuk tubuhnya.
Wulan sangat malu karena tubuhnya kini sama dengan telanjang, ia bisa melihat padangan mata penuh nafsu lelaki yang melihatnya, serta pandangan melecehkan wanita yang memang menganggapnya pelacur, dan yang membuatnya makin tertekan, adalah karena ia sangat mudah untuk dikenali, hingga semua orang tahu kalu Wulan Guritno adalah perempuan lacur.

Lalu Anna berbisik padanya, 'kamu harus muasin pengemis di sana'. Mata Wulan membelalak ngeri melihat pengemis yang dimaksud Anna. Seluruh tubuh pengemis itu terkena penyakit kulit, seperti sisik, dan kudis di mana-mana.
'Nyo....nyona Anna... hamba mohon, jangan birkan aku bersetebuh dengannya... Ak....'

Belum lagi tamat perkataan Wulan, Anna menekan tombol redial, dan berkata, 'beri satu guratan, dan buka sumbat mulut anak itu.'
Wulan menahan histerisnya mendengar jeritan Shalom. Ia jatuh tersungkur di kaki Anna dan berkata,
'Aku akan tidur dengan laki-laki itu, tapi mohon, jangan siksa lagi Shalom'

Senyum iblis Anna tertampang jelas. Ia kemudian mengeluarkan sebuah botol dan mengeluarkan beberapa buah pill dari dalam botol tersebut dan memaksa Wulan untuk menelannya.
'Pil itu adalah penyubur kandungan' kata Anna yang membuat Wulan makin lemas tak berdaya
'Aku mau kamu hamil, Wulan, hamil dari benih laki-laki rendahan' tawa sadis Anna terdengar, ketika dengan gontai Wulan mendekati pengemis kudisan tadi yang tak henti-hentinya menggaruk badannya sambil menelan ludah melihat tubuh montok Wulan Gritno berjalan menghampirinya.

Wulan jongkok mengangkang di hadapan pengemis kudisan itu dan berkata, 'mau ngentot sama aku, bang? aku lagi pengen banget' desah Wulan manja, walalupun hatinya menjerit.
'Mau dong, apa lagi lontenya kamu' kata pengmis tadi smbarangan, yang membuat Wulan makin merasa terhina.

Dengan tergesa, pengemis tadi menarik Wulan ke sebuah semak dekat tempat mangkalnya tadi, lalu dengan rakus menyingkap babydoll Wulan dan mulai menggerayang tubuh mulus Wulan.
Tetes air mata mengalir dari mata Wulan ketika merasakan tubuh penuh kudis itu menyentuh dirinya, mneggerayanginya, bahkan bermain di vagina dan anusnya.

Mulut pengemis itu juga tak tinga diam, jilatan ciuman yang dilakukkannya meninggalkan bekas cupangan diskujur tubuh Wulan. Dan Wulan juga dipaksa untuk berfrenchkiss dengan dirinya. Kemudian Pengemis tadi berkacak pinggang, Wulan mengeri apa maunya. Sambil menahan mual karena bau tak sedap yang keluar dari penis penuh kudis pengemis tadi, Wulan mendeepthroath penis itu.

Pengemis tadi merem melek keenakan, merasakan permainan mulut dan lidah Wulan di penisnya. Kemudian Pengemis tadi mendorong Wulan dengan kakinya hingga terjengkang, dan langsung memperkosanya. Wulan mengerang perih karena vagina keringnya di perkosa secara brutal oleh pengemis itu.

Wulan merasa tak percaya karena dirinya diperkosa pengemis kudisan itu di siang hari, di balik semak-semak, sementara ia bisa mendengan orang-orang berlalu lalang di sekitarnya. Ia merasa bahwaia tak lebih dari pelacur yang paling hina, karena ia melakukannya di tempat yang benar-benar tak layak.
Belum habis galaunya, pengemis tadi menunggingkan tubunya, dan langsung menyodominya.

Wulan mati-matian menahan jeritan dari mulutnya, bibir bawahnya berdarah karena ia menggigitnya demi menahan jeritan itu. Ia diperlakukan bagai hewan oleh pengemis itu, ia di paksa menggogong, dan bila ia tak mau, pengemis tadi menghentak anusnya dengan kasar.
Dan pelecahannya berlanjut, pengemis tadi memaksa Wulan membersihkan penisnya setelah puas bermain sodomi. Lalu kembali menghujam vagina Wulan, dan menyakitinya karena gerakannya yang makin liar dan kuat sebelum...

Wulan benar-benar tak berdaya, ia merasakan banyaknya sperma yang ditanamkan pengmis kudisan tadi dalam rahimnya, seperti tak berdyanya ia karena mengingat obat penyubur dan penguat kandungan yang baru saja diminumnya.

Susi tersenyum puas melihat Wulan berjalan tertatih-tatih sedikit mengangkang, setelah pertempurannya dengan pengemis kudisan tadi, dan senyuman itu makin lebar setelah melihat lelehan sperma yang mengalir di kaki Wulan.
'Nah ayo' katanya, 'masih ada yang harus kamu layani, agar sel telurmu pasti terbuahi.'

Kemudian Anna membawa Wulan ke sebuah kolong jembatan kumuh, tempat kumpul gelandangan dan pemulung, lalu memaksa Wulan untuk meminum pil penyubur lagi. Dan kembali Wulan menjadi bulan-bulanan , tubuhnya diperlakukan bagai seonggok daging tempat pembuangan sperma. Entah berapa banyak penis masuk ke dalam vagina, anus dan mulutnya, baik sendiri-sendiri atau bersamaan, bahkan malakukan double penetration dalam satu lubang, entah mulut atau vaginanya atau anusnya.

Rahim Wulan benar-benar penuh hingga sperma mereka tak mampu lagi tertampung, dan meleleh bagai air keran dari vagina Wulan. Anna benar-benar senang melihat hancurnya Wulan Guritno, dan ah... masih ada satu hiburan lagi untuk menutup hari ini.

Dan Wulan benar-benar dihina ketika Anna memaksanya melayani lima orang gila, dan itu dilakukan dipinggir jalan, hingga banyak orang yang melihat persetubuhan mereka. Wulan benar-benar sakit, karena tak ada orang yang menolongnya, karena mereka menyangka Wulan sendiri adalah orang gila. Bahkan mereka beramai-ramaimemfilemkan persetubuhan liar itu untuk kemudian ikut serta menikmati tubuh Wulan.

Anna benar-benar puas melihat sosok rusak Wlan yang ada di sebelahnya ketika mereka berkendara pulang, hari sudah malam ketika mereka kembali.
Setibanya di rumah, Anna mamasukkan Wulan ke dalam kandang Herder dan berkata
'Ini kamar barumu, dan itu teman tidurmu', ' kalau dia mau entot kamu, kamu harus kasih. siapa tau kamu hamil sama herder, hahaha'
Tawa iblis Anna terdengar sayup oleh Wulan yang berkunang-kunang, dan makin sayup ketika ia mendengar Anna berkata, 'besok kamu akan ke warung remang-remang', dan makin sayup ketika herder itu menjilati telinga, wajah dan sekujur tubuhnya sebelum memompa tubuh Wulan dengan ganas dan brutal

Tatapan mata Wulan kosong, ia tak tahu lagi apa yang akan direncanakan sang nyonya untuk memenuhi nafsu gilanya. Yang terbayang sekarang adalah bila dirinya benar-benar hamil..... anak siapakan itu?
Pengemis kudis? gelandangan? atau orang gila? atau herder?

Malam makin larut, dan penderitaan Wulan di mulai.
End

No comments: