Wednesday, October 17, 2007


Ririn Dwi Ariyani

Ririn menghentikan mobilnya di lampu merah dengan kesal, ia hampir terlambat shooting, dan kemacetan membuatnya sedikit berang.
Ia mendengus ketika seorang waria mengamen di samping mobilnya.

'Pergi sana, dasar banci...' usir Ririn dengan ketus. Dan kekasarannya harus ditebus mahal.
Tanpa disadarinya pintu belakang mobilnya tidak terkunci. Waria itu segera masuk ke kursi belakang, dan menghunuskan pisau ke leher Ririn.

'Teriak... biar leher lu gua gorok... dasar pecun
Ririn ketakutan setengah mati. Ia merasakan dinginnya pisau itu menempel di lehernya.
Waria itu kemudian meyuruh Ririn menarahkan mobilnya kesebuah rumah kumuh dipinggiran kota dan menyuruhnya masuk . Waria tadi kemudian mengikat Ririn di sebuah kursi dan menutup kepala Ririn dengan sebuah karung.

Tiga jam berlalu, Ririn ketakuatn setengah mati menanti apa yang akan terjadi padanya. Ia kemudian mendengar banyak suara di dalam ruangan itu.
Karung yang bau itu kemudan diangkat dari wajah Ririn, matanya mengerjap membiasakan dengan cahaya, dan kemudian terbelalak tidak percaya.

Ada 15 orang waria di dalam ruangan itu termasuk yang menculiknya, dan mereka semua hanya memakai pakaian dalam. Ririn melihat tubuh-tubuh mereka yang seksi, dengan payudara indah hasil silikon, namun matanya memancarkan kengerian melihat penis-penis waria itu yang perlahan mulai menegang.

Penculikya yang dipanggil Janet menamparnya. Ririrn mengiba, ia minta dilepaskan, dan memohon maaf atas kekasarannya, namun semuanya itu disambut tawa sumbang para waria.
Mereka begitu dendam pada orang yang menghina jati diri mereka, dan mereka ingin merusak orang-orang yang menghina mereka, dan sekarang Ririn akan menerima hasil perbuatannya.

Kemudiam mereka menelanjangi Ririn, tangan mereka menggerayangi setiap inchi tubuh mulus Ririn, termasuk vaginanya yang licin bersih tanpa bulu. Ririrn merinding merasakan lidah para waria itu, menjelajahi tiap lekuk tubuhnya, bahkan memaksanya berciuman. Ririn hanya bisa pasrah, ia tidak bisa melawan 15 weria kesetanan, yang dengan sengaja merekam perkosaan itu.

Mereka memaksa Ririrn mengoral penis mereka, dan ini membuat ririn jijik, namun tamparan keras Janet membuatnya pasrah, dan mulutnya penuh dengan penis-penis waria yang ternyata besar dengan panjang rata-rata 20cm dan diameter 6cm, bahkan satu dari mereka yang dipanggil Anita memiliki penis terbesar di antara mereka semua sekitar 30cm dengan diamater 8cm.

Kemudian mereka mengangkat Ririn dan membaringkannya disebuah meja kayu yang nampkanya sengaja disiapkan untuk penyiksaan.
mereka mengikat kedua tangan Ririn ke ujung meja, kemudian menelikung tubuh Ririn, sehingga lututnya mengapit kepalanya, dan mengguakan strap hingga kakinya tidak bisa digerakkan, dan pantat serta pinggungya terangkat tinggi, pasrah untuk dihancurkan.

Ririn memandang ngeri ke arah Janet yang membawa alat suntik, ia takut kalau mereka akan merusak wajah dan tubuhnya dengna implant silikon.

'Hahaha, tenang, manis', ejek Janet, 'Kami ngga akan meng implant tubuh lo dengan silikon, kita mau ngerusak elo dengan cara lain'
lanjut Janet sambil menyuntikkan injektor itu ke daging vagina Ririn.
Ririn menjerit kesakitan, namun Janet tidak perduli, malah kembali ia menyuntikkan cairan kedalam vagina Ririn.

Kemudian ke 15 waria itu mengelilingi tubuhnya sambil mengocok penis masing-masing, kemudian Janet maju dan tanpa pemanasan menghujamkan penisnya dengan kasar ke dalam vagina Ririn. Jerit kesakitan kembali keluar dari mulut indah Ririn, ia mengiba-iba minta tolong, namun permohonannya hanya dibalas dengan tawa kejam. Janet makin mengentak setiap jeritan Ririn terdengar, ia sepertinya sangat menikmati penderitaan Ririn, dan sesaat sebelum ia ejakulasi, Janet berkata dengan suara berat.

'Elu, tau suntikan tadi... Itu obat penyubur kandungan yang paling kuat, sehingga setetes mani saja pasti bikin kamu hamil, hahahaha"
Ririrn menjerit mendengar itu terlebih ketika ia merasakan semburan sperma Janet di dalam rahimnya. Ia tidak mau hamil, appalagi dari seorang waria, namun apa daya, terlebih mendengar khasiat obat yang disuntikkan Janet tadi. Namun belum lama ia berfikir, waria lainnya naik dan memperkosanya.

ririrn menangis sejadi-jadinya ketika merasakan sperma demi sperma maskuk kedalam rahimnya. dan dalam posisinya ini, sperma itu tidak dpat keluar melainnkan tertampung sepenuhnya ke dalam rahimnya, terlebih Janet berulang-ulang menyuntikkan cairan itu selama sesaat sebelum teman-temannya mengambil bagian mendonor sperma ke rahim Ririn. Anita kemudian mengambil bagian... Ririn sudah pasrah, namun alangkah terkejutnya ketika Anita ternyata mengarahkan penis supernya ke lubang anus Ririn yang kecil. Ririrn berusaha berontak, namun strap dan cengkraman Anita yang kuat membuatnya terpasa menjerit kesakitan merasakan penis itu menerobos masuk ke dalam anusnya. ririn bisa merasakan darah mengalir dari anusnya yang terluka, akibat terobosan brutal itu, dan gesekan dengan penis Anita yang menggenjot anusnya dengan buas.

Tidak hanya itu, Anita kemudian meniju perut Ririn berkali-kali, sampai akhirnya Ririrn mengeluarkan kotoran di penis Anita. Naita merasa puas melihat kotoran Ririrn yang bercampur darah menutupi penisnya, lalu dengan santai ia menghujamkan penis kotor itu ker vagina Ririn yang kini hanay bisa terisak pilu, merasa harga dirnya sama sekali suadah hilang, bahkan organ terintimnya diperlakukan dengan brutal, dengan measkukkan kotoran ke dalamnya.

Ririn kini hanya bisa berharap mereka akan membebaskannya setelah puas menghancurkan harga dirinya, masa depannya dan karirnya, namun horor itu masih ada.
Ririn meronta sekuatnya demi melihat Janet membawa segelondong benang kasur dan jarum besar ke arahnya. dan jeritan pilu kembali terdengar ketika Janet dengan santainya menjahit vagina Ririrn dengan begitu rapinya dan kemudian menutupnya dengan lakban sehingga tak ada setetes spermapun yang bisa keluar dari vagina Ririn. Lalu mereka melepaskan Ririn dari meja, untuk kemudian manelikung kedua tangan Ririn ke belakan punggungnya dan mengikatnya ketat. Kemudian mereka beramai ramai menyodomi Ririn yang sudah kepayahan dan memaksanya melakukan deepthroath, Ririrn yang sudah kepayahan hanya menurut pasrah, walau penis itu banyak membawa kotoran dari pantatnya, dan perutnya sekarang penuh terisi sperma bercampur kotoran dan darah, anusnya sendiri yang sudah tak berbentuk disumpal kaleng bir oleh Janet.

Ketika akhirrya mereka melepaskan ikatan Ririn, tubuhnya sama sekali kehabisan daya, dan kesakitan, namun tendangan Janet memaksanya merangkak ke luar bangunan itu. Janet memaksa Ririn memakai kembali pakaiannya kecuali untuk celana dalam yang oleh Janet diberikan G-String super ketat sehingga menekan anus dan vagina Ririn yang hancur.

Lalu Janet memaksa Ririn berkendara seharian penuh membuat dirinya makin tersiksa, sebelum Janet mengijinkan Ririn mengarahkan kendaraanya ke rumahnya.
Di rumah Ririn, Janet mengaku sebagai makeup artist yang menemani Ririn karena kecapaian shooting, lalu mereka berdua naik ke kamar Ririn dan kembali teror disebarkan oleh Janet, ia memaksa Ririn telanjang bulat, dan berpose mengangkang, memperlihatkan vagina dan anusnya yang terluka. Janet lalu memerintahkan Ririrn untuk mengejan mengeluarkan kaleng bir dalam anusnya. Ririn sampai hampir kehabisan nafas sebelum akhirnya berhasil mengeluarkan kaleng bir itu berikut dengan kotorannya, lalu Janet memaksa Ririn menyentak lepas lakban yang menutupi vaginanya.

Ririn ingin menjerit namun ditahannya karena ancaman Janet yang akan menyebarkan rekaman tdirinya diperkosa waria, juga ancaman Janet yang akan meminta rombongannya menculik dan menyiksa Ririn hingga tewas. Janet berkata mereka akan menyayat-nyaat tubuhnya, memoting puting susu dan klitoris Ririn, dan menyirami lukanya dengan asam. Dan lanjut Janet lagi, korban terakhir mereka baru mati setelah satu bulan disiksa.

Badan Ririrn gemetar menahan sakit, ngilu dan linu ketika jari lentiknya menarik benang kasur yang dijahitkan ke vaginanya, bibir bawah Ririn sampai berdarah karena gigitannya dalam usahanya menahan jeritan. Ketika benang itu sudah terlepas, Ririn merasa sedikit lega, badanya menggeleak di kasur, ia tidak mau melihat vaginanya karena tau sekarang organ intimnya sudah terluka dan hancur. Mata Berkunag-kunang. Ia tidak menyadari kalau janet mengngeluarkan botol alkohol 100% dari tasnya dan menyiramkannya ke vagina Ririn yang terluka.

Badan Ririn seakan tersengat setrum 10000 watt, mulutnya membuka namun tak ada teriakan keluar, matanya membeliak, tubuhnya menegang, mengejang dan akhirnya Ririn pingsan. Dengan santai Janet turun, pamit ke orang tua Ririn dan meminta mereka tidak menggangu Ririn, yang sedang tertidur kecapaian. Orang tua Ririn berterimakasih atas kebaikan Janet yang mau menemani Ririn, bahkan mereka memesankan taksi untuk Janet, tanpa menyadari anak mereka pingsan di atas kasur yang digenangi darah dari vagina dan anus yang terluka.

No comments: