Sunday, September 28, 2008


Sophia dan Eva: Teasing Michael.


Michael bingung, Sophie, istrinya dan Eva anak tirinya sedari tadi tersenyum penuh arti, terkadang saling berpandangan, untuk kemudian terkikik geli.
Ia bingung melihat ada sedikit perubahan dalam kedekatan ibu dan anak itu. Mereka jadi lebih sering berdekatan, hangout bersama....'good thing actually', pikir Michael, karena dengan demikian ia berharap Eva bisa jauh dri pengaruh buruk pergaulan remaja masa kini.

Pandangan Michael makin berat, 'damn, I feel very sleepy' pikirnya sebelum pandangannya gelap.
Gemeretak perapian dan hangat nyala api menyadarkan Michael, Ia membiasakan matanya terhadap remang nyala perapian, dan matanya terbelalak, melihat Sophie dan Eva, keduanya memakai baby doll sexy, tipis transparan. Nyala perapian mengembangkan siluet tubuh keduanya, yang sedang meliuk erotis diiringi balutan lagu jazz yang menjadi kesukaan Sophie.

Michael mencoba bergerak, namun ia terkejut mendapati tubuhnya terikat kuat di kursi, sementara mulutnya ditutup silver duct tape. Ia hanya bisa melihat kedua malaikatnya, menari erotis, saling bersentuhan lembut.
Ia melihat Sophie membelai lembut wajah sang putri, yang dengan lembut membelai pinggang sang mama dan meremas lembut pinggulnya.
Michael coba meronta, namun ikatan itu begitu kuat, matanya jalang melihat dengan lembut Sophie mengangkat dagu sang putri, dan dengan sensual keduanya berciuman mesra, tanpa rasa risih, dan jengah. Bibir yang berpagutan, lidah yang bertautan, sementara tangan keduanya lembut saling menjelajah.

Dengan mesra mereka saling meloloskan badydoll mereka, membiarkan kulit mulus mereka terpapar lembut panas dari perapian, dengan ringan mereka saling mendekat, berpelukan, dan dengan ringan sang putri Eva, menjilati lingkar luar kedua payudara sang mama yang dengan lembut membelai mulus tubuh putrinya.

Desaha lirih keluar dari bibir Sophie ketika sang putri menghisap lembut puting payudaranya, menggigitnya lembut, membuat putingnya mengeras dan membangkitkan gairahnya. Keduanya merebahkan diri, dengan leluasa, Eva memainkan lidahnya menelusuri uluhati Sophie, yang membusungkan punggungnya hingga membentuk busur, membuat dadanya mencuat menantang.

Lidah sang putri bergerak lembut ke arah perut sang mama, untuk kemudian dengan lembut mengigit pnggang dan pinggul sang mama. Rontaan Michael yang meledak-ledak tak menyurutkan mereka.
Sensual liuk Sophie ketika ia membalikkan tubuhnya, menumpukan tubuhnya di kedua siku, melengkungan punggungnya, meninggikan bongkahan indah pantanya, dan menekukkan kakinya ke atas.

Eva mengambil botol aroma terapi, membalurkan ke punggung sang mama, dan dengan lembut memijat sang mama, yang meliuk erotis mengimbangi gerak lembut sang putri.
Kembali Eva mendaratkan ciuman-ciuman ringan, dimuali dari tengkuk sang mama, turun ke punggung, ke pinggulnya, lalu ke belahan pantatnya.

Sophie mendesah hebat ketika lidah sang putri melakukan anal rimming pada dirinya, gairahnya memuncak, tubuhnya mengejang, , tangan sang putri bergerak lembut di selangkanangannya, mengelusi paha dalamnya, memainkan vaginanya, memijat lembut clitorisnya.

Sang mama melenguh-lenguh kenikmatan, memaju mundurkan pantat indahnya, membiarkan seluruh titik rangsanganya tersapu lidah dan bibir sang putri, dan merasakan permainan tangan sang putri di selangkangannya yang kian basah. Dan ketika rangsangan itu begitu tak tertahankan, desah Sophie yang panjang menghantar dirinya ke puncak kenikmatan.

Michael mengentak-hentak kursinya, ia ingin berontak, namun tak bisa, matanya memerah, nafsunya menggelegak. Kini sofie berbalik, dengan sensual ia menghisap jemari sang putri yang basah oleh cairan cintanya, kemudian memagut bibir Eva, tanda terima kasih atas kenikmatan yang diperolehnya.
Lidah sang mama bermain lembut di cuping telinga sang putri, lalu ke rahangnya, membiarkan desah Eva memenuhi telinganya.

Sophie merebahkan sang putri, tubuhnya seakan melindungi sang putri. Tangannya merayapi wajah Eva, mengusap halus bibir indah sang putri, membiarkan jemarinya dihisap, sambil merasakan tangan sang putri kembali menggerayanginya.
Lalu sang mama mengambil madu, mengulasnya ke tubuh Eva, dan dengan lembut menelusurkan bibir dan lidahnya di tubuh sang putri.

Lenguhan dan desahan lirih Eva, membuat Michael makin meronta di kursinya, matanya jalang memerah, pembuluh darah tercetak nyata di dahinya, kemejanya telah basah oleh peluh.

Eva bergetar merasakan rambut sang mama yang memulas tubuhnya sambil sang mama, menciumi tubuhnya, turun ke vaginanya yang muda itu. Pinggul sang gadis mengentak-entak, merasakan permainan lidah sang mama, kakinya disampirkan ke bahu sang mama, sementara tangan Sophie, meremasi sekujur tubuh sang putri.

Dalam siluet perapian, geliat kedua wanita tersebut begitu menggairahkan, kilat tubuh bauran peluh, dan madu, memberi nuansa erotis dan eksotis.
Michael berharap ia bisa lolos, deru nafasnya bagai kuda pacu ingin berlomba. Tatap matanya gabungan nafsu, ketakberdayaan dan kepasrahan.

Tak lama, Eva mendapatkan puncaknya...sang mama menghirup cairan cinta yang mengalir deras dari vagina sang putri. Dengan lembut Eva membimbing wajah sang mama, memeluknya mesra dan memagut bibirnya, rasa bahagia karena mamanya telah memberinya kenikmatan itu.

Kemudian keduanya memandang Michael yang merana tersiksa birahi. Kedua wanita itu tersenyum binal. Mereka bangkit dari depan perapian, mendekati Michael, yang sangat berharap.

Eva berdiri di sebelah kanan sang papa, sementara Sophie di sebelah kirinya. Mereka duduk di pangkuan Michael, yang sekarang bagai seekor singa yang bersaha lepas dari jerat. dengan perlahan kedua wanita itu membelai dahi Michael yang mengeluarkan butir keringat yang begitu besar.

Mereka mendekatkan bibir mereka ke telinga Michael, membiarkan desah nafas mereka membuat bulu roma pria itu berdiri, lalu mengecup dan menjilat ringan cuping telinganya.
Kepala Michael bergerak liar, ia ingin mengulum bibir keduanya, melumatnya, namun silver duct tape itu menghambatnya.

Lalu ke dua wanita itu secara seirama, membelai dada Michael dari balik kemejanya yang sudah sangat basah itu, memainkan putingnya, membelai torsonya. Michael berharap kalau ia bisa menjadi hulk dan menaklukkan wanita-wanita yang begitu menyiksa birahinya.

Sophie dan Eva beranjak dari pangkuan Michael yang meronta tak ingin ditinggalkan. Kedua wanita itu bersimpuh di samping kursi, dan tangan keduanya membelai mesra perut Micahel, sebelum sang mama melepaskan kepala gesper yang dikenakan Michael sementara Eva membuka retsleting celana sang papa.

Keduanya kemudian bersama-sama menurunkan celana dalam Michael, dan melihat betapa keras ereksi sang pria yang sudah tak tertahankan itu, tampak jelas pre-cum yang membasahi kelelaikan Michael.

Sophie dan Eva bagaikan binatang lapar melihat penis Michael, Desah nafas mereka menghangatkan penis itu, wajah keduanya begitu dekat. Keduanya membelai lembut kelelakian itu, dan menggosokkan ke wajah masing-masing.

Nafas Michael tertahan ketika secara bergantian Eva dan Sophie mengulum penisnya, bahkan sampai ke pangkalnya, sementara kedua bola kejantanannya di belai lembut oleh ibu dan anak itu, bahkan sapuan lidah keduanya bermain di sana.

Michael hilang kendali, ia tak sanggup lebih lama menahan. Dan dengan satu erangan kuat, kelelakiannya menyemburkan benih yang sudah sedari tadi tertahan, dan siraman benihnya seakan menggila karena Sofie dan Eva dengan binal membiarkan cairan itu menerpa wajah, dan tubuh mereka. Dan ketika semburan itu berakhir, Sophie dan Eva saling meratakan sperma di tubuh mereka bagaikan memkai hand body lotion, sambil melihat kepala Micahel yang terkulai ke depan, nafasnya yang berat berubah normal.

Keduanya mencium Micael yang jatuh pingsan, lalu menuju ke arah perapian, saling berpelukan, menutup tubuh mereka dengan selimut bulu hangat, dan menikmati sisa malam.

Friday, September 26, 2008


Sophie and Eva

Sudah pukul 01 dinihari, Sophia merasa cemas. Eva, anaknya, belum menampakkan batang

hidungnya, gadis itu sudah mekar dan mengundang banyak kumbang untuk datang mendekat.

Ibu muda itu hampir jatuh tertidur, ketika pintu kamar terbuka perlahan, kamar itu sengaja digelapkan. Siluet tubuh Eva, tertangkap mata sang ibu.
Eva terkejut melihat ibunya dalam kamar menantinya, dan sang ibu terkejut melihat anaknya dalam keadaan mabuk berat dan acak-acakan.

'Eva, what the hell do you think the time is now?' bentak Sophie,
Dengan acuh Eva menyahut, 'ah, fuck off, I'm dizzy okay, I need rest.'

'Eva! apa begitu caramu menjawab mama?'
Jari tengah sang anak teracung, sambil santai, Eva meloloskan tanktopnya, Sophie kaget melihat putrinya tak mengenakan bra. Tak lama, leather mini skirt itu lolos dari pinggul Eva, balutan mini panties sexy, menunjukkan siluet gadis muda yang ranum itu.

Sophie merenggut bahu Eva, mambalikkannya,dan berkta gusar, ' Eva, aku ibumu, mana sikap...'
plak...
satu tamparan mendarat di pipi Sophie, ia tertegun. Eva menamparnya! Belum hilang
tertegunnya, degan keras Eva menjambak rambutnya, dan melemparkan tubuh ibunya ke atas tempat tidur.

Sophie benar-benar kaget, dan hal itu benar-benar dimanfaatkan Eva, dengan sigap ia mengikat pergelangan tangan dan kaki ibunya, mengikatnya ke ujung-ujung tempat tidur, membentuk huruf x.
Dengan santai, Eva naik, mendekatkan wajahnya ke wajah sang ibu. Sophie dengan jelas dapat mencium aroma miniman keras dari mulut Eva.

'A...apa-apaan kamu Eva..' kata Sophie dengan terbata, 'lepasin mama...kamu....'
Sophie benar-benar bergidig ngeri. Anaknya berbeda sekali, dengus nafasnya menerpa bibirnya, jarak bibir merka sangat tipis, dan dengan gerakan menggoda, Eva menyentuhkan bibirnya ke bibir sang ibu, memberikan kecupan ringan, lalu mengangkat wajahnya kembali, matanya yang merah menelusuri wajah sang ibu.

Sophie bergetar, pikirannya berkecamuk, dan tubuhnya mengejang ketika Eva mendekatkan bibirnya ke tlinganya, desah nafas sang anak yang hangat membutnya menahan nafas menanti perbuatan anaknya.
Dengan lembut, Eva mencium telinga sang ibu, dan memainkan lidahnya dengan sensual, lalu berbisik, ' you are, one hot momma, kind of mother i like to fuck....'

Perkataan tak senonoh itu benar-benar membuat Sophie tergagap, ia seperti tak percaya, kalau anaknya mampu berbicara sekotor itu. Kembali tubuh Sophie bergetar, Eva menciumnya lembut, lidahnya bermain nakal di sudut bibirnya, hingga bibirnya terbuka merekah, dan dengan ahli, Eva memainkan lidahnya di dalam mulut Sophie, lidah mereka berpaut, berpagutan.

Sophie tersadar, ia tak boleh terhanyut, ia menggeleng-gelengkan kepalanya melepaskan ciuman liar mereka, Lepaskan mama, Eva....', Sophie berusaha tegar, ia mencoba sadar. 'Aku mamamu....' desis nya sambil meronta berusaha melepaskan ikatan di tangan dan kakinya
'Shhh..' sahut Eva, mendiamkan mamanya, ia berbisik, 'mama makin sexy kalau marah...'

Ibu muda itu frustasi, ikatan itu begitu kencang, dan anaknya makin menjadi. Dengan lembut Eva membelai wajah mamanya, memulas bibir sexy sang mama dengan jarinya, turun ke leher jenjang sang mama, bermain di tulang belikat sang mama, ia menarik putus tali daster sutra sang mama yang menerawang, menampakkan siluet tubuh Sophie yang memang indah itu.

Lalu dengan perlahan Eva memainkan jemarinya di leher sang mama, menurunkannya ke arah dada, ke perutnya, memberikan sensasi geli pada sang mama yang tana sadar mendesah, mengikuti jejak jari sang putri.
Kembali, kecupan lembut sensual di lakukan Eva, lidahnya bermain lembut di pinggir bibir sang mama, yang mulai tergerak dan membuka bibirnya, membiarkan sang putri memagut bibirnya lembut.

'Mmmmpphhh.... Eva.... No!', seru sang mama, mencoba menahan birahi terlarang ini.

'Sssshhh....' desis Eva, sambil perlahan menjilat telinga sang mama, turun ke lehernya, ke dadanya dan menjilati sekeliling payudara sang mama. Ia merasakan tubuh sang mama bergetar.
'Mmm, mom, dadamu masih kenyal..., i like it' desah Eva, sambil mengulum puting sang mama.

Tubuh Sophie mengejang, melengkung ke atas, memberikan akses bebas pada sang putri untuk, mengulum, memainkan dan menggigit lembut putingnya yang sensitif.
Eva benar-benar membuainya, lidah lenik sang putri membuat putingnya keras, lidah itu kemudian turun menelusuri uluhatinya, bermain lembut di perutnya, kemudian Eva menciumi pinggulnya, menggigit lembut pinggangnya.

Erangan Sophie makin nyata, geliatnya makin tak teratur, ia menggerakkan tubuhnya, ingin sang putri memuaskan titik-titik birahinya, namun Eva ingin mempermainkan sang mama. Ia menjilati paha dalam sang mama, lidahnya dengan lembut menggelitik sang mama, turun ke betis, lidah itu melingkar di sana, sebelum turun dan dengan lembut, Eva menghisap ibu jari sang mama, yang melenguh kencang menerima serangan sensasi kenikmatan dari sang putri.

Dengan sensual Eva mengulum ibu jari kaki sang mama, lalu dengan lembut bibirnya mengecup telapak kaki sang mama, yang kini melejang-lejang minta dipuaskan.
Perlahan eva menciumi betis, paha dalam, dan kemudian lidahnya bermain liar di seputar vagina sang mama...

'Evaaaaaaaa, puaskan mamaaaaa', Sophie yang sudah tak tahan akhirnya melepaskan suaranya, dan Eva memenuhinya dengan membenamkan wajahnya di selangkangan sang mama.
Lidahnya bergerak lincah, menerobos vagina sang mama yang terawat, menjilat, mencium, dan menggigit ringan vagina itu, clitoris sang mama menjadi permainan sang putry yang memperlakukannya bagai puting susu, dikulum, dijilat, dihisap, serta sesekali melakukan anal rimming pada sang mama.

Pinggul Sophie, bergerak liar menghentak hentak wajah sang putri, yang semakin rakus
menyeruput vagina sang mama, yang tak lama kemudian mengejang hebat.
'aaaaaaaarrrrrrgggghhhhh, evaaaaaaaa', lenguh sang mama yang mencapai orgasmenya
yang dahsyat.

Dan putrinya sepertinya sangat mengetahui kelemahan sang mama, dengan lembut ia masih bermain dengan vagina dan anus sang mama, membuat Sophie mengalami multi orgasme, yang merontokkan staminanya.
Keringat membanjir di tubuhnya, Sophie benar-benar lemas, tak berdaya. Ia hanya pasrah ketika Eva menjilati keringat di sekujur tubuhnya, memberikan orgasme-orgasme kecil.

Kemudian Eva melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki sang mama. Sophie hanya bisa pasrah ketika Eva, menyeretnya turun dari ranjang, menelungkupkannya di sebuah dipan, dan kembali mengikat tangan dan pahanya di dipan itu.
'ssssuuudah sayang', lirih Sophie, ' aaaampun... mama cape...'

Namun sang putri hanya diam, ia berjalan ke arah meja rias, embuka laci, dan mengeluarkan beberapa barang yang membuat sang mama tertegun, kare tak menyangka sang putri ternyata begitu binal.
Eva mengambil sebuah egg vibrator, dan berjalan mendekati sang mama, yang dengan lemah berusaha menggerakkan pinggunya, minta belas kasihan sang putri.

Tanpa kesulutan berarti, Eva melekatkan egg vibrator tadi di clitoris sang mama, dan
merekatkannya dengan silver duct tape, kemudian menyalakannya dengan kekuatan penuh.
Mata sang mama membeliak merasakan rangsangan hebat di clitorisnya, rintihan, erangan desahan menjadi satu keluar dari mulut Sophie yang melejang-lejang, pandangannya kabur, secara samar ia bisa melihat Eva membawa twin dildo panties, dengan ukuran besar
'Lick this rubber, bitch' perintah Eva, dan Sophie, yang sudah setengah sadar, menjilati dildo tersebut hingga basah.
Sophie melihat dengan santainya Eva, memasukkan dildo seukuran 30cm itu ke dalam vaginanya, dan mengencangkan strapnya.
Kemudian ia berjalan ke belakang sang mama, yang memohon mintabelas kasihan.
'pleeeeeaaaassseee, sweeet heart.... enough..... don't rape me'

Tapi permohonan tinggal permohonan. Dengan santai Eva, membimbing dildo itu ke vagina sang mama yang sudah sangat basah, dan menghentaknya.
Erangan, desahan dan rintihan kembali keluar dari mulut Sophie, rangsangan di clitoris dan kombinasi dildo besar membutanya kembali mengalami multi orgasme.
'Like it don'tcha, bitch?' ejek Eva, 'Bigger than Michael little dick, right'

Sang mama hanya bisa mendesah tak konsentrasi mendengar kalimat Eva. Termasuk ketika sang putri berkata.
'I'll let you feel, something new, bitch'

Sophie mengejang, jerit teredam keluar dari mulutnya yang di sumpal sang putri, yang dengan liar kini menyodomi sang mama dengan dildo itu.
Namun tubuh yang terangsang hebat itu segera melupakan rasa sakit yang menyengat dan mulai dapat menikmati genjotan dildo di dalam anusnya.

Kepala Sophie hanya bisa terkulai di tepi dipan, liur mengalir keluar dari mulut sexynya, dan hanya bagian putih matanya yang nampak.
'Say thay you're my bitch seru Eva pada sang mama
'Say it' bentak sang putri yang juga menuju puncak orgasmenya.
Sang mama terhanyut dan menjerit
'I'm your Bitch... I'm your biiiiiiiiiii......'
Dan mereka berdua terlempar dalam puncak orgasme yang maha dahsyat...

Sebuah lenguhan terlontar, ketika sang putri mencabut dildo dari anus sang mama, Eva kemudian menggiring dildo itu dan memaksa sang mama men deep throath dildo tersebut hingga bersih.

Eva kemudian mencabut egg vibrator dari clitoris sang mama, dan menjejalkan dua vibrating dildo ke anus dan vagina sang mama, dan memainkannya dengan kekuatan penuh, lalu Eva membaringkan tubuh telanjangnya di springbed, sambil mendengar musik berupa desahan dan rintihan sang mama yang menahan rangsangannya sampai keduanya tak sadarkan diri dan membiarkan tubuh mereka terlelap, hingga mentari pagi datang. Dan mengubah Sophia Latjuba menjadi sex partner sang putri Eva Celia, dan sang mama betul-betul menikmatinya.

End