Thursday, July 16, 2009


Kegilaan Agnes: The best over 24 hours

00.00

Agnes antara sadar dan tidak kertika ia merasa ada sesosok tubuh masuk ke balik selimut yang menutupi tubuh bugilnya, lalu kehangatan tubuh yang juga telanjang terasa melingkupi gadis yang merasa nyaan oleh kehangatan yang datang tiba-tiba ini. Tangan sosok itu memeluk tubuh nya dengan erat dari belakang, hingga Agnes bisa merasakan tonjolan dua bukit payudara yang menghimpit punggungnya.

Tunggu...Payudara?

Tangan Agnes bergerak ke paha sang pemeluk dan...' Damn, ini pinggul perempuan' desah Agnes dalam hatinya, samil mencoba mengenali suara desah sosok dibelakangnya yang kini terangsang oleh jemari Agnes yang telah berpindah ke selangkangannya.

'Mmmmm... kamu nakal, Marni...' desah Agnes sambil menikmati ciuman lembut di tengkuknya dan remasan halus di payudaranya.
'Non, ko' bisa tau?' tanya sosok itu sambil merayapi perut rata Agnes, dan meremasi pinggulnya yang membuat gadis itu mendesah lirih.
'Aku kenal aromamu, Marni, lagi pula body sexy ini siapa lagi yang punya,' desah gadis itu, ketika merasakan jemari Marni bermain di labianya.

Agnes kemudian membalikkan tubuhnya untuk kemudian memeluk Marni. Marni adalah salah satu pekerja di rumah Agnes, umur gadis itu sendiri sudah dua puluh tahun, namun ia selalu santun.
Agnes menyenangi Marni karena selain kebaikan hatinya, Marni juga selalu merawat tubuhnya hingga sebenarnya tubuhnya tak kalah sexy dengan sang nona yang kini, tersenyum nakal padanya dan melumat bibirnya dengan lembut.

'Kamu jail, Mar... kenapa kamu bangunin aku begini?' desah Agnes di sela pagutan bibirnya.
'Aku kangen non, aku pengen ngerasain tubuh sexy non....' lirih Mari sambil mengusap lembut punggung Agnes yang menggeletar karena teangsang.
'Kamu juga sexy, Mar...I like your bodz....' kata Agnes sambil mremas buah pantat Marni, merapatkan pinggul dan tubuhnya, hingga kii payudara keduanya berimpitan, dan puting mereka makin mengeras akibat bergesekan.

Nafas keduanya mulai memburu, gerakan tangan keduanya juga makin liar, jelajah ke duanya makin luas, Agnes menurunkan kepalanya dan dengan gemas melumat payudara Marni yang kian mengeras dan mengacung menantang, punggung gadis itu melengkung hingga payudaranya makin maju dan makin dinikmati oleh Agnes yang dengan gemas, meremas bulatan bokong Marni.
Lidah dan ciuman Agnes menuruni belahan dada Marni, bermain di perut yang rata, lalu dengan lembut menggigiti pinggul Marni juga di lipatan pahanya sehingga membuat gadis itu melejang-lejang kenikmatan.

Jilatan Agnes turun ke paha dalam Marni, yang kini megapit kepala Agnes dengan pahanya, ia menahan rangsangan hebat yang dirasakannya, desahan gadis itu menggila. Namun dengan lembut, Agnes meregangkan paha Marni dan kembali meneruskan permainan lidahnya di paha mulus pembantunya itu, turun ke betis lalu tanpa merasa sungkan, mengisap ibu jari kaki Marni yang notabene adalah pembantunya.

Marni menggeletar hebat, Agnes bisa melihat basahnya vagina gadis itu bahkan sebelum ia melakukan apapun di vagina itu. Dengan lembut Agnes membalikkan tubuh Marni, lalu mengangkat pinggul gadis itu, hingga vagina dan anusnya nampak mencuat dengan indahnya kemudian dengan lembut namun pasti Agnes menggigiti lipatan bokong Marni yang mendesah tertahan menerima rangsangan dahsyat itu, cupangan segera menghiasi lipatan pahanya namun Marni tak perduli, jemarinya memainkan clitorisnya sendiri sementara sebelah lengan lagi meremasi payudaranya.
Marni kembali orgasme ketika akhirnya bibir dan lidah Agnes bermain di vaginanya dengan ahlinya, lidah sang bintang merayapi labia dan menusuk-nusuk vaginanya. Orgasme gadis itu makin menjadi ketika dengan rakusnya, Agnes menjilati lubang anusnya tanpa jijik, bahkan lidahnya ditekan masuk ke dalam rongga anus Marni yang makin kelojotan tanpa daya.

Agnes tersenyum melihat Marni menggeletar kenikmatan oleh permainannya, ia sendiri sama sekali belumon namun orgasme bukan hal yang terutama untuk dirinya. Kepuasan yang diperoleh lawan mainnya itu yang terutama, maka kini dengan tenang, ia menarik selimut menutupi tubuh bugil mereka berdua dan kini, Agnes yang memeluk Marni dengan mesra dari belakang.

Agnes melihat jam
01.00, kemudian ia terlelap.

03.00
Kecupan mesra di bir Agnes mengiringi Marni yang beringsut ke luar kamar sang nona, untuk bersiap melakukan pekerjaannya. Agnes menggeliat malas lalu memutuskan untuk bangun, tak ada gunanya memaksakan diri untuk tidur. Kemudian tanpa jengah gadis itu berjalan santai dalam kamarnya tanpa sehelai benangpun menutupinya sambil mendengarkan musik melalui iPodnya.

Sebuah pelukan ganas mengagetkannya, ia mencoba teriak namun sebuah tangan kekar menahan jeritannya.
'Nnnnnooooon.... maaf.... saya Ujjjaaaaang.' bisik sang penyerang dengan gagapnya.
'Ttttoooollllooong ja..jangan jerit non...tttooollloooong' desak tukang kebunnya lagi.
Agnes mengangguk meyakinkan Ujang, adrenalin gadis itu sudah naik tanpa disadari sang tukang kebun, perbuatannya membuat Agnes on.
Tuang kebun itu perlahan melepaskan bekapan tangannya dan begitu yakin bahwa nona majikannya tak akan teriak, tangannya segera meremas tubuh sang nona dengan kasar dan liar.
'Ssssssaaaayyyya ngga ku kuat pengen ngentot, non. Sa saya liat non ewean sama Mmmmarni.... Sa saya ngga tahan, saya mau nge..ngeheeee.'
Agnes tertawa kecil karena kepolosan tukang kebunnya yang baru berusia tujuh belas tahun itu. Agnes membiarkan saja ujang mencupangi leher jenjangnya, bahunya. Agnes menerima saja remasan kasar sang pemuda di payudaranya. Lalu dengan sedikit kasar Ujang merebahkan Agnes di lantai marmer kamarnya, lalu mulutnya dengan rakus menjilati vagina Agnes yang kini mendesis keenakan.
Gadis itu membantu pergerakan lidah Ujang dengan memainkan clitorisnya sendiri dan meremasi kedua payudaranya yang juga sedang dimainkan Ujang.

Kemudian dengan bernafsunya, Ujang menaikkan betis Agnes ke bahunya dan dengan sekali hentak menghujam vagina Agnes dengan penisnya.
Tubuh Agnes melengkung menerima sodokan itu, desahan kepuasan keluar dari mulut sang gadis yang kini terhentak-hentak seiring sodokan kasar sang tukang kebun.
Lalu Ujang membalikkan tubuh Agnes hingga menungging lalu dengan kasar menghujam vagina Agnes yang mendesah kenikmatan karena merasakan sodokan yang makin dalam di vaginanya. Tangan Ujang sendiri bergerilia di sekujur tubuh sang artis idola yang makin meracau tak jelas. Pemuda itu sendiri tak bisa bertahan lama lagi karena jepitan vagina sang nona seakan meremas penisnya yang pada akhirnya...

Untunglah kamar Agnes termasuk kedap suara hingga lolongan kedua insan yang mencapai orgasme itu tak sampai membangunkan penghui rumah yang lain.
Ujang terduduk kelelahan di lantai yang kini basah oleh keringat dan tetesan cairan cinta mereka berdua, wajahnya menunjukkan kepuasan yang amat sangat. Namun ternyata sang nona masih mempunyai hadiah kecil bagi Ujang yang mampu membuatnya orgasme. Tanpa ragu, Agnes menghisap penis Ujang yang masih setengah loyo, membersihkan sperma yang meleleh di sana.
Ujang mendesah kenikmatan, penisnya yang kini kembali tegang dideepthroath olah sang majikan tanpa ragu. Bahkan tak ada penolakan dari sang gadis ketika dengan kasarnya Ujang menekan kepala gadis itu hingga hidung imutnya tertanam di bulu selangkangannya dengan sukses.
Kepuasan itu begitu hebat dirasakan Ujang ketika dengan sukses Spermanya menyerbu tenggorokan sang gadis yang dengan rakus menghisap habis sperma yang kini meluncur dengan mulusnya ke dalam perut sang gadis.
Agnes tersenyum geli ketka melihat Ujang berjlan tertatih ke luar kamarnya sambil memegagi kedua lututnya yang nampak goyah.

Matanya tertumbuk pada jam di dinding kamarnya, 04.00.

Tanpa repot membersihkan sperma yang melekat ditubuhnya, Agnes membuka laci pakaiannya, mengambil sebuah hotpants putih dan langsung memakainya, hingga lelahan sperma di vaginanya dengan sukses membasahi bagian selangkangan sang gadis dan membuat belahan vagina merekah sang gadis membayang jelas.
Sebuah sportsbra senada menutupi bungkahan payudaranya yang sekal itu dan sebuah hooded sweater dengan belahan samping yang memanjang hingga ke pinggang ikut menambah kesexyan sang gadis yang kini dengan tambahan angkle socks dan sneakers segera keluar dari rumah mewah itu dan mulai berlari kecil untuk memulai jogging paginya.

Jalanan kompleksnya masih sepi, gadis itu berlari dengan santai, butiran keringat mulai membasahi tubuhnya yang berkilat sexy tertimpa temaram lampu jalan.
Agnes berhenti di sebuah pohon besar untuk menarik nafas, ketika gadis itu mendengar langkah kaki menghampirinya. Ternyata tiga orang satpam komplex yang baru saja berkeliling.
Mata mereka jalang melihat Agnes yang berpakaian sangat sexy.
'Eh pecun!' gertak salah seorang dari mereka, 'Ngapain lu jual diri di sini! Sekarang mendingan lu ikut kita ke kantor biar diangkut ke dinas sosial'
Agnes tersenyum binal dan malah berkata,
'Apa bapak-bapak ngga sayang, nyerahin saya ke dinas sosial, dan ngebiarin petugas di sana nikmatin tubuh saya?'
Lalu dengan santai Agnes membuka retsluiting sweaternya, dan membiarkan mata satpam komplex itu menatap perut sixpacknya yang dialiri keringat.
'Gu...gua masih punya iman' kata salah seorang satpam dengan tergagap, Agnes tersenyum dan mendekati orang itu, dan ketika tangannya menyentuh penis sang satpam dari balik celana dinasnya...

'Perek lu..' Jerit sang satpam tak lagi bisa menahan nafsunya. Dengan brutal ia membanting Agnes ke tanah, membuka paksa hotpantsnya, lalu dengan tergesa menurunkan celananya dan dengan ganas mengangkangan paha Agnes lalu menghujamkan penisnya dengan kasar.
'Pecun lu...lonte...gua ento lu...ngghhheeheeee!' racau satpam itu sambil membombardir vagina Agnes, dua satpam lagi tak ingin ketinggalan, dua penis yang sudah ereksi sempurna segera saja berebutan menampari pipi Agnes, yang langsung mengoral kedua penis itu bergantian.
Lalu satpam yang menggenjot Agnes membalikkan posisi mereka hingga kini Agnes berada di atas sang satpam. Sports branya disingkap ke atas, dan segera saja payudara sekalnya menjadi bulan-bulanan satpam itu.

Agnes merasa ada benda tupul yang disodok masuk ke anusnya, Ia menoleh genit dan memberi pandangan binal pada satu satpam yang dengan bernafsunya menyodomi Agnes. Dan kini ke tiga lubang gadis itu penuh dengan penis yang seakan berlomba ingin menghukum sang pelacur yang justru sangat menikmati kebrutalan mereka.
Satpam di vaginanya meledak terlebih dahulu, geletar kepuasannya sangat terasa oleh Agnes yang juga turut orgasme. Satpam itu lalu memberi ruang pada temannya yang mencabut penis dari mulut Agnes untuk kemudian mengaduk vagina sang gadis dengan kasar dan secara sembaragan mengisi rahim gadis itu dengan sperma.
Satpam terakhir mencabut penisnya, ia tersenyum dan mempertontonkan pada Agnes penisnya yang dihiasi bercak kuning kecoklatan hadiah dari anus sang gadis, lalu dengan santai menghujamkan penis itu ke vagina Agnes yang justru orgasme karena pelecehan itu.

Keempatnya duduk kelelahan menikmati hasil pergumulan mereka, lalu Agnes berujar santai, 'Kalau sekarang bapak mau nyerahin saya silahkan, saya sih ngga apa-apa. Tapi bapak bakal kehilangan kesempatan buat ngentotin saya kapanpun bapak melihat saya dan pingin ngentot...'
Ketiga satpam itu saling berpandangan, pikiran mereka kalut. Namun demi melihat Agnes yang dengan santai duduk mengangkangkan kakinya dan memperlihatkan vagina yang mulus tanpa bulu dan merekah mengundang...
'Mulai sekarang, lu lonte kita-kita... Kapan aja kita ketemu lu, dan pengen ngentot, lu harus ngelayanin kita...'seru satu satpam sambil mendesah ketika Agnes mendeepthroath lagi penisnya dengan rakus.
'Kagak peduli lu lagi mens... atau lagi ngga pingin... lu harus layanin kita..' kata temannya sambil asyim menyodomi Agnes
'Dan kita bakal hamilin lu biar beranak dari satpam...' geram satpam satunya lagi sambil dengan kasar menyodoki vagina Agnes....

Agnes melihat jam tangannya. 05.45....

Agnes terkikik geli melihat sepeda motor yang dikendarai ketiga satpam itu berjalan oleng bahkan nyaris jatuh, dan senyum nakal mengembang mengingat keinginan satpam itu untuk menghamilinya. Tak ada yang tau rahasia Agnes kalau dirinya sudah melakukan tubektomi, hingga dirinya aman menerima donor sperma tanpa khawatir hamil.

Gadis itu kembali berlari santai melanjutkan joggingnya, ketika ia melihat seorang penjual bubur ayam sedang melintas. Perut lapar sang gadis mengingatkan dia kalau ia belum sarapan, maka dengan segera ia memakan dengan lahap bubur ayam itu, namun...
'Aduh pak... saya lupa bawa uang...'
'Waaah, neng jangan gitu dong... saya belum dapet penglaris. Masa udah diutangin lagi', keluh pedagang bubur itu sambil memandang kesal pada Agnes
'Gini aja bang, rumah saya di jalan xxx, no xx. Nanti abang dateng aja ke sana dan minta pembayarannya...'
'Sembarangan aja si neng, udang ngga bisa bayar, nyuruh lagi...'ketus penjual bubur yang matanya kini bernafsu melihat kemulusan sang gadis, lalu lanjutnya,'Lagian gimana kalau neng bohong... saya ngga mau rugi dua kali dong...'
'Yaaah, bang... terus gimana dong?' desah Agnes manja...
Jakun penjual bubur itu bergerak tak terkendali ketika ia melihat Agnes sedikit membungkukkan badannya hingga bungkahan payudaranya yang tertutup sports bra terxpose.

'Atau.... saya bayar pake ini aja, ya?' kata Agnes genit sambil menurunkan celana pangsi tukang bubur yang kini tak bisa berkata-kata, terlebih ketika dengan ssantainya Agnes menjilati penis yang sudah sangat tegang itu bagai menjilati ice cream, menjilati buah zakar yang berbulu itu dengan nikmatnya, lalu mengulum penis itu sambil memberi hanj job pada tukang bubur yang blingsatan.
Dan ketika hidung sang gadis bertumbukan dengan selangkangannya, tukang bubur itu tak tahan untuk tidak menekan kepala Agnes sambil menyemburkan sperma yang begitu banyak hingga Agnes tersedak dan sperma itu keluar bagai ingus dari hidungnya.

Dengan santai Agnes menjilati sperma yang terbuang itu, lalu berbisik lirid di telinga tukang bubur yang sekarang terduduk kelelahan, 'baaaaaang, lunas, ya?'
Kepala tukang bubur itu mengangguk-angguk lemah, sambil menarik nafas. Agnes tersenyum dan berlalu dari tempat itu.

Di rumahnya, Agnes berpapasan dengan Marni yang wajahnya tersipu malu dan Ujang yang menatap kemolekan majikannya dengan bernafsu, namun tak bisa berbuat apa-apa karena seluruh penghuni rumah mulai bangun.
Agnes menyiapkan jacuzzynya, dan ketika rasa hangatnya dirasa cukup, gadis itu sgera membenamkan dirinya dalam kehangatan air. Bayangan persetubuhannya membuat Agnes on lagi, tangannya dengan lembut mengusap clitorisnya sambil sebelah lengan meremas payudaranya. Lenguhan panjang menandakan klimaks yang sangat hebat dari sang gadis....

08.00
Hari ini Agnes terbebas dari semua rutinitas latihan vocal dan tarinya hingga dengan santai ia memacu sepeda motornya mengarungi jalanan. Di sebuah pertigaan mendadak seorang polisi menghentikan sepeda motornya.
'Pagi mBak, bisa lihat surat-surat kendaraannya...'
Polisi dengan perut buncit dan kumis baplang itu nampak tidak konsentrasi memeriksa surat-surat karena kemeja tanpa lengan Agnes dan celana jeans super mininya menggoda sang polisi.
'Eeehm... mBa sudah melanggar aturan lalulintas,' kata polisi itu mencari alasan
'mBak akan saya tilang, ayo ikut saya ke pos...' katanya lagi...

Dengan ringan Agnes mengikuti langkah kaki sang polisi dan mereka masuk ke sebuah pos yang agak tersembunyi di mana ada tiga orang polisi lagi dengan tampang sangar menanti.
'Waaah... siapa nih?' tanya seorang polisi
'Biasa, pelanggar lalin.' kata polisi yang membawa Agnes
'Jangan-jangan maling motor nih...'

Polisi tadi menatap Agnes dengan sinis dan berkata, 'Kayanya kamu memang maling...'
Agnes menatap mereka dengan santai lalu berkata, 'Saya bukan maling, pak... lagian, di mana saya bisa nyembunyiin barang curian?' kata Agnes sambil berdiri dan merentangkan tangannya.
Para polisi itu mendadak mendapati selangkangan celana mereka makin sempit, lalu dengan suara dibuat berwibawa, polisi tadi berkata.
'Kami baru percaya kalau kamu sudah digeledah'
Agnes menatap binal, dan mendesah cabul, 'silahkan pak... geldah aku...'

Salah satu polisi memberi perintah, 'Sekarang kamu buka baju kamu...', dengan sensual Agnes menarik kausnya ke atas dan membiarkan mata para polisi melotot melihat payudaranya yang menantang bebas, dan upperbody dengan definisi otot yang jelas.
Dengan parau sebuah perintah kembali keluar, 'sekarang celana mu...', dengan gaya menggoda, Agnes membuka kancing celananya, menurunkan ritsluiting, lalu dengan ringan membalikkan tubuhnya membelakangi para polisi yang menadang takjub punggung sang gadis yang lalu membukkukkan badanya sambil melolosi celananya.

Agnes bisa mendengar dengusan liar para polisi yang melihat keindahan bokongnya yang tak berbalut celana dalam, vaginanya yang rapat dan lubang anusnya menyihir keempat polisi itu yang bagai zombi bangkit dan mulai menggerayangi tubuh Agnes.
Mulai dari ujung rambut sampai ujung kakinya, tak ada satu tempatpun yang terlewat dari 'pemeriksaan' itu dan jejak remasan kemerahan menghiasi paha, pinggul, pantat dan payudaranya.

Lalu seorang polisi duduk di meja yang ada di pos itu dan berkata, 'Kita mau tes kadar alkohol kamu, sekarang lakukan breathalizer!' sambil mengacungkan penisnya yang sudah tegang itu. Mata Agnes berbinar melihat penis dihadapannya, dan tanpa ragu melahapnya dengan rakus dan melakukan breathalizer, sementara sepasang tangan kekar membuka belahan pantatnya dan sebuah suara berat berkata, 'sekarang internal checking!'

Agnes melenguh keenakan ketika penis itu menyodok lubang anusnya, tubuhnya bergetar menahan kenikmatan itu sementara mulutnya makin liar melakukan deepthroath hingga....
Dengan sensual Agnes menjilat sisi bibirnya yang belepotan sperma, lalu suara desahan bersahutan di pos itu ketika dengan brutal polisi di anusnya bergerak untuk kemudian memuntahkan muatannya...
Dua polisi yang tersisa menghimpit Agnes dari depan dan belakang bagaikan sandwich, lalu polisi yang di depan Agnes mengangkat kedua kaki Agnes...

Erangan keras membahana dari mulut ketiga insan itu, bahkan Agnes sampai mendapatkan orgasme ketika vaginanya dihujam dua penis secara bersamaan. Kenikmatan yang dirasakan Agnes begitu besar, hingga dengan la ia membalas perlakuan kasar dua polisi itu dengan meliukkan tubuhnya dengan sensual, membiarkan tubuhnya dicupangi...

Jam 10.00

Akhirnya pemeriksaan itu selesai...
Tuduhan pencurian tak terbukti, namun Agnes diminta melakukan wajib seminggu tiga kali selama satu bulan di pos itu.
Agnes menyetujuinya dengan wajah berbinar, lalu dengan santainya melanjutkan berkendara meninggalkan para polisi yang kini merasakan linu setelah sperma mereka diperas habis oleh sang gadis...

Dan kini sepeda motor itu kembali meluncur bebas membelah Jakarta, hingga pada sau titik, Agnes merasa panggilan alam membuatnya mencari tempat pembuangan.
Sebuah WC umum seakan sudah menanti Agnes untuk tergopoh-gopoh segera masuk dan menuntaskan hajatnya. Gadis itu tidak menyadari kalau WC itu merupakan tempat mangkal preman, pengamen dan gepeng. Agnes tak menyadari ketika ketergopohannya menarik perhatian para begundal itu, yang kini menanti dengan sabar hingga terdengar suara cebokan dan suara toilet disiram.

Agnes terkejut ketika pintu WCnya dibuka paksa, celana jeansnya masih tersangkut di lututnya. Seorang preman bertampang saram dan mabuk masuk ke dalam toilet itu, lalu dengan membuka celananya dan mulai kencing.
Mata Agnes terpaku pada penis itu, ia lupa kalau kini vagina dan pantatnya terkespose bebas.
'Eh perek, ngapain lu liat kontol gua?' bentak preman tadi menyadarkan Agnes, dan tanpa basa-basi preman tadi menjambak rambut Agnes, memaksanya berlutut di lantai WC yang bau itu lalu dengan sadisnya menjepit hidung Agnes hingga gais itu membuka mulut mencari nafas.
'Nah sekarang lu bersihin kontol gua.. gua males cebok' kata preman tadi dengan santai sambil tangannya menekan kepala Agnes hingga wajah gadis itu tertanam di selangkangannya.

Agnes merasakan ada beberapa penis lagi di sekelilingnya, dan dengan bernafsu Agnes mengocoki semua penis itu sambil meresapi penis sang prman yang dengan kasar memperkosa mulutnya.
Kemudian setelah sperma sang preman masuk dalam perut Agnes, gadis itu ditunggingkan dengan wajah tepat berada di depan lubang toilet.
Desah gadis itu memenuhi toilet yang sempit itu ketika penis demi penis menghujam vagina dan anusnya. Ia bisa merasakan beragai ukuran penis, panjang, pendek, gemuk, besar, super. Selain itu beragam tekstur juga bisa dirasakan gadis itu. berurat, polos, kepala jamur, bersisik, berkutil.
Bahkan mulutnya juga penis-penis yang berdaki dan berjamur untuk dipuaskan.

Agnes mendapatkan multiple orgasme dalam session ini, dan penjaga WC yang juga menikmati Agnes di ketiga lubangnya merasa senang karena pendapatan toiletnya bertambah luar biasa hari itu. Ada sekitar lima puluh orang yang mendadak ingin 'buang air' di dalam 'lubang toilet' yang kini sedang di sandwich dalam posisi berdiri.

Pukul 14.00

Agnes berjalan sedikit sempoyongan setelah tambahan duapuluh lima penis lagi mengisi tiga lubang kenikmatanya. Selruh tubuh dan pkaiannya basah oleh keringat, sperma, dan air seni. Sedikit tertatih ia melangkah melewati geletakan penikmatnya yang terkapar kelelahan.
Senyum genit tersungging di bibirnya sebelum kembali sepeda motornya, membuka bagasi motor, an dengan santai mengganti pakaiannya dengan baju ganti di depan penikmatnya yang melotot liar tanpa sanggup berdiri lagi.

Kemudian dirinya meluncur ke sebuah mall, ia masuk ke sebuah counter pakaian dan memilih beberapa pakaian.
'mBak...'tegur Agnes pada seorang penjaga toko yang nampak memancarkan ketertarikan pada Agnes
'Saya mau nyobain baju... bisa temanin saya?'
Pelayan toko itu tersenyum binal dan membimbing Agnes ke changing booth, yang berada tepat di tengah counter, mereka berdua masuk ke dalam dan menutup tirai itu.

Dengan mesra pelayan toko itu mengangkat kaus Agnes, dan meloloskannya. Desahan Agnes ketika jemari sang pelayan toko memelorotkan celananya cukup mengundang keheranan para pelanggan yang lalu dengan sopan digiring pelayan lainnya untuk memberikan privasi pada Agnes yang kini sedang menjilati clitoris pelayan tokohingga lenguhan yang ditahan mengiringi semburan cairan cinta sang pelayan di mulut Agnes yang bagai kehausan menghisap habis cairan itu.
Lalu dengan kelembutan sama sang pelayan toko mengoral vagina Agnes, sambil jari tegahnya menghujam anus sang gadis. Hentakan kepalan tangan yang menghantam vagina Agnes seiring kocokan jari tengah di anus itu mampu membuat Agnes orgasme panjang...

Pukul 15.30

Agnes keluar dari changing booth itu dengan wajah puas dan pakaian baru, ia cuek saja melewati barisan pelanggan yang merasa jengkel dan heran dengan kelakuan gadis itu yang kini sedang tersenyum nakal pada para pelayan toko yang nampak kegiragan karena di tangan mereka terdapat kartu nama Agnes, dan dibelakangnya terdapat undangan untuk orgy lezbie party bersama Agnes.

Agnes tersadar dari lamunanya ketika dirinya berada dalam section under renovation di mall itu, Ia melihat dua orang pekerja yang sedang melongo melihat tubuh sexy agnes yang terbalut night dress dengan belahan punggung sampai ke pinggulnya dan dengan high heel sexy yang membalut kaki jenjangnya.
Senyum binal tersungging di bibir Agnes yang masuk ke dalam counter gelap itu dan menyapa pekerja itu.
'Abang kerjanya rapi, hebat banget...' desah Agnes sambil bergerak sensual di antara kedua pekerja yang mendadak menjadi sangat kikuk.
'Aku mau kasih abang hadiah' kata Agnes lagi sambil mencium lebut bibir keduanya, yag dengan semangat empat lima, melakukan french kiss dengan gadis yang menjanjikan mereka hadiah.

Liur ketiganya menyatu, Ages tak perduli dengan liur yang berleleran, tangan yang menggerayangi pinngul, pantat, payudaranya, serta bermain di vaginanya.
Agnes menggigil keenakan ketika kedua pekerja itu mengoral vagina dan anusnya bersamaan dan orgasmenya memberikan tanda pada pekerja itu untuk mengambil hadiah mereka.

Dengan senang hati Agnes menduduki penis besar pekerja itu dan dengan binal membuka belahan pantatnya yang segera diisi oleh penis. Agnes mendesah-desah hebat seiring rotasi kedua pekerja itu di seluruh lubang tubuhnya. Mereka juga membimbing Agnes menciptakan gaya baru dalm bercinta yang membuat ketiganya orgasme, orgasme dan orgasme.

Pukul 17.00
Mandor pekerja itu habis-habisan memarahi kedua pekerja yang disangkanya bermalas-malasan dalam bekerja karena menemukan mereka tertidur kelelahan di dalam counter itu, sementara Agnes dengan santainya melenggang ke luar mall. Memanggil taxi dan membiarkan motornya begitu saja di mall.

Pukul 18.30
Agnes tiba di sebuah cafe remang-remang di kawasan kumuh Jakarta.
'Ah Agnes... kamu dateng juga' ujar seorang pria buncit sambil meremas pantat Agnes, 'Aku sangka kau udah ngga mau lagi ke sini.....'
'Tenang aja babah, aku masih senang main ke sini, lumayan buat hiburan...' kata Agnes sambil menyelipkan jemari lentiknya ke balik celan sang pria yang langsung menggiring Agnes ke ruang kerjanya.

Foreplay itu berlangsung singkat karena babah pemilik cafe lebih memilih segera menghujam penis pendeknya ke vagina Agnes dan dalam hitungan menit menumpahkan spermanya ke dalam rahim Agnes yang nampak jauh, sangat jauh dari puas. Namun dengan bakat akting alaminya Agnes menampakkan wajah penh kepasan pada sang babah yang nampak seperti pria perkasa.

Lalu Agnes bersiap di panggung, melakukan check sound sebelum berdandan merapihkan maskara dan lipstiknya yang luntur ketika membersihkan penis imut sang babah.

Agnes memandang para pemain musik dan berkata..'Masih ada waktu... mau ngentot?'

Pukul 22.00
Para pemusik dengan tenaga baru setelah bertempur dengan Agnes yang namak terpuaskan oleh orgasme yang diperolehnya, mulai menghibur pengunjung cafe dengan lagu-lagu beat cepatnya dan dengan lirik yang mengundang birahi.
Para pengunjung yang terutama golongan menengah ke bawah sangat terpukau dengan likan binal Agnes di atas panggung yang tanpa malu melakukan striptease.

Tubuh bugil gadis itu mengunjungi kursi tiap tamu sambil menggoda mereka hingga para pengunjung itu tak tahan untuk mulai mengelusi penis mereka.
Ketika Agnes kembali ke atas panggung gadis itu melakukan hal yang extreme, mulai dari memainkan clitorisnya sendiri, menggesekkan vaginanya ke mike stand, hingga meliukkan tubuhnya hingga.

Para pengunjung tak bisa bertahan lebih lama lagi, mereka segera berebutan naik ke panggung, berebutan merayahi tubuh Agnes, membasahi tubuhnya dengan liur dan minuman keras, lalu tanpa tau siapa yang mengomando, pesta gangbang terjadi di atas panggung itu.
Microphone itu diganti oleh penis yang bergantian merasakan kelembutan tenggorokan sang idola, rahimnya tak lagi mamu menampung sperma yang ditumpahkan dari puluhan penis yang merangsek masuk ke dalam vaginanya, bahakan ada yang sampai masuk ke rahimnya.
Anusnya juga menjadi pelabuhan penis yang seakan berlomba membuka lubang anus yang imut itu. Namun Agnes tak khawatir karena ramuan khususnya akan mengembalikan kondisi vagina dan anusnya kembali seperti perawan.

Babah pemilik cafe sangat senang, jutaan rupiah bertebaran di panggung, menutupi tubuh Agnes yang tertutup sperma. Pesta sex itu baru saja berakhir dengan geraman pengunjung yang tak ingin pesta itu berakhir, namun bahkan untuk berdiri mereka harus dipapah....

Pukul 02.00, waktu cafe bubar...

'Nez... benar kamu ngga mau bayaranmu?' tanya babah yang keheranan karena Agnes menolak sepeserpun hasil keringatnya.
'Aku dapat kepuasan lahir batin, bah... itu yang penting. Trus asal Nez masih boleh main ke sini, Nez udah sangat senang...'
'Pintu cafe ini terbuka buat kamu sayang....'desah babah karena Agnes kembali menghisap spermanya sampai lemas...

Pukul 03.00

Marni membukakan pintu ketika Agnes pulang, gadis itu membimbing majikannya yang nampak mabuk itu ke kamar, membuka pakaian sang majikan sambil menahan nafsu untuk bercinta lagi. Ia akan membiarkan majikannya beristirahat.
Tangan Agnes menahan Marni...
'Maaaar' desah Agnes manja...'temani aku tidur, yaaaaaa'
Marni tersenym nakal, ia lalu membuka pakaiannya, masuk ke balik selimut dan...
'Kamu juga jang... ngga usah nyumput, sini gabung sama kita-kita..' panggil Agnes sambil tersenyum melihat Ujang garuk-garuk kepala karena malu, lalu dengan segera membuka pakaiannya sendiri hingga bugil...

Agnes merasa nyaman karena tubuhnya dipeluk dari depan dan belakang oleh dua orang yang kini bersamaan menberikan kehangatan bagi tubuhnya...
It was a great day adventure....

Damn real good...

Tuesday, July 14, 2009


The Beast Within: Susan Bachtiar

Perempuan cantik itu memandang rumah kumuh di hadapannya dengan perasaan haru.... ia tahu kalau di dalamnya terdapat seorang pria yang sangat membencinya, selalu menghinanya secara verbal, dan merendahkannya lebih dari hewan. Namun entah mengapa, rasa iba dan pengabdian pada pria itu membuat perempuan itu rela diperlakukan secara rendah, bahkan kini ia melakukan apa yang diperintahkan 'suaminya', begitu perempuan itu selalu menganggap status pria itu, pada saat kedatangannya yang lalu.

Andai saja komplex itu sedang ramai, maka mereka akan dapat melihat seorang perempuan cantik, membuka pakaiannya tanpa ragu hingga tinggal celana dalam, lalu mengenakan sebuah daster lusuh yang nampak dijadikan keset di depan rumah itu.
'Heh pelacur!' bentakan keras terdengar ketika kaki perempuan itu baru saja melangkah masuk, dan menutup pintu.
'Siapa yang suruh kamu datang, hah? Kamu mau menghina aku lagi?' sembur sang pria tanpa memperhatikan perasaan perempuan yang selama ini tulus merawat dirinya yang cacad tanpa lengan dan sebelah kaki korengan itu.

Perempuan itu hanya diam, wajahnya tertunduk seakan memang dirinya sangat bersalah.
'Eeeeh pake bengong, lagi! sekarang lu bersihin badan gua pelacur, udah tiga hari gua belum mandi!'
Dengan lembut perempuan itu membuka pakaian 'suaminya', lalu memulai prosesi mandi kucing. seluruh bagian tubuh lelaki itu merasakan kelembutan mulut dan lidah sang perempuan yang dengan halus, kini mengoral penis pria itu dan dengan perasan bahagia menelan semua semburan sperma sang 'suami' dan menelannya.

Sebuah tendangan di dada membuat perempuan itu terjengkang. 'Brengsek luh!, sekarang semua badan gua bau ludah lu, perek! emang gua kucing lu jilatin?' bentak pria yang baru saja menyemburkan sperma di tenggorokan sang perempuan, bahkan dengan sengaja buang angin ketika sang perempuan melakukan anal rimming dengan lidah lembutnya.'

Dengan membungkuk hormat dan perkataan maaf yang terlontar dari mulutnya, perempuan itu menuju dapur yang sederhana itu untuk kemudian menyusun kayu bakar, dan mulai menyalakan api. Wajah cantik sang perempuan kini ternoda oleh debu dan jelaga yang bertrebangan mengisi dapur dengan ventilasi seadanya itu, mulutnya tak henti meniupi bara api hingga air yang dimasaknya cukup mendidih.
Lalu dengan pengabdian penuh, perempuan itu membimbing sang pria yang terus menyumpah-nyumpah tanpa rasa terimakasih, walau kini sang perempuan dengan lembut bagai membersihkan poselen yang tak ternilai harganya, membersihkan tubuh sang pria dengan teliti, tanpa melewati satu inci pun juga.

Kemudian keduanya menuju bili yang menjadi peraduan mreke, sunggh kontras nampaknya ketika seorang perempuan cantik harus berada satu bilik dengan pria cacad yang kini terlentang telanjang di atas lantai yang beralaskan tikar lusuh.
'Kenapa kamu bengong? Nyesel udah dateng ke sini? Nyesel lo mau mengabdi sama orang cacad kaya gua?' Sembur laki-laki itu tanpa perasaan.
'Gua tau lo cuma pura-pura sayang gua, lu cuma mau ngehina kondisi gua, kehidupan gua!'
Perempuan itu tertunduk, terisak dan menggeleng lirih.
'Pake nangis lagi... pelacur itu ngga boleh nangis tau!'
'Sekarang lu naik sini, gua mau make lu....!'
Dengan patuh perempuan itu menaiki tubuh suaminya, ia meraih dasternya, namun...
'Lu mau ngapain? telanjang. Najis gua ngeliat body pereklu itu, gua mau ngentot bukan ngeliat body cungkring.'
Kembali isak lirih terdengar, namun perempuan itu patuh, ia menggeser posisi celana dalamnya, namun kembali hinaan keluar dari mulut sang pria.
'memeklu itu kotor lonte, dan memek lu itu ngga pantes ngedapetin kontol gua. Sekarang lu masukin ke bool lu, cepet!'
Mata sang perempuan memandang langitlangit bilik yang belubang karena lapuk dan penuh sarang laba-laba, matanya mengabur karena pelupuk matanya penuh dengan air mata yang coba ditahannya, selain karena hinaan itu, juga karena pedih yang dirasakan anusnya yang kini menelan penis pria itu.

Mulut pria itu sendiri seakan tak pernah berhenti menghina perempuan yang sekarang sedang berusaha memuaskan sang pria dengan adukan pinggulnya hingga penis sang pria merasakan jepitan anusnya secara maximal walau beberapa posisi itu menyakiti sang perempuan dengan sangat.
'Bool lonte, udah dobol... udah berapa sering laki-laki laen make bool lu perek!' caci sang pria, dan airmata sang perempuan berlinang karena hanya dengan 'suaminya' ini ia rela di sodomi, namun tak ada bantahan yang keluar dari mulutnya, hanya gerakan pinggul yang makin menyakiti anusnya yang dilakukan perempuan itu.
'Aaaaah udah udah udah!' sembur laki-laki biadab itu, 'bool lu ngga enak, mending lu pake mulut lo buat ngebersihin kontol gua. Bau tai lu, kampret!' semburnya lagi.

Dengan patuh sang perempuan mengangkat tubuhnya, bersimpuh dihadapan penis yang memang berbercak kuning kecolatan, lalu menjilati penis tu hingga bersih sebelum mendeepthroathnya hingga sang pria kembali berjakulasi dalam tenggorokan sang gadis.
'Mana terimakasih lu, pelacur! Pejuh gua mahal tau!'
'Te.... terimakasih, kang....'

Kemudian sang gadis menatap punggung sang suami, dan mulai memijatnya. Dengkur sang pria membuat sang perempuan begitu bahagia, karena mampu membuat 'suaminya' terlelap. Kemudian perlahan perempuan cantik itu bangkit, kembali kedapur dan mulai memasak alakadarnya ketika suara ribut terdengar dari ruang depan gubug mereka.
Reflex perempuan itu mematikan tungku dan berlari ke ruang dapan dan mendapati 'suaminya' sedang dipukuli oleh dua pria bertubuh besar, sementara sorang pria botak, berperut buncit, memakai kemeja kembang-kembang dengan rantai emas mencolok di dadanya meludahi tubuh pria yang babak belur itu.

Perempuan itu bergerak melindungi tubuh sang suami, membiarkan dirinya sendiri menerima beberapa tinjuan dan tendangan, sampai pria buncit itu bergerak dan menjambak rambut sang perempuan. Matanya melotot melihat kecantikan perempuan itu walau noda jelaga memenuhi wajahnya.
'Siapa kamu, cantik? Kenapa kamu ngelindungin bajingan ini?'
'Sa... saya istrinya.. pak....'
'Istri?' seru pria buncit tadi tak percaya, dan segera pria tak tau terimakasih itu berseru
'Dia bukan istri saya, najis saya punya istri dia... dia lonte...dia...'
Sebuah tendangan keras ke rusuk pria itu membungkam mulutnya.
'Bajingan tengik, ngga tau diuntung!' sembur pria buncit itu., 'Lu harusnya bersukur ada yang masih mau ngebela, monyet!'
'Ampun pak...' hiba sang perempuan, 'jangan siksa suami saya lagi.....'
'Ya ampun, kenapa sih kamu ngebela bajingan ini terus? Eh neng, mendingan lu jadi gundik gua. Pasti lu bahagia....'
'Saya.... saya tidak bisa pak.... saya sayang suami sa....'
'Anjrit luh lonte...!' sembur pria cacad itu tanpa rasa terima kasih, 'Ngga sudi gua lu panggil laki... naj...' kembali sebuah tinju di mulutnya membungkam pria tak tahu diri itu.
'Lu denger, kan? Laki lu aja kaga ngakuin elu, kenapa lu terus bela dia?' kata pria buncit itu dengan gusar.
'Dia sedang kalut, tuan...' perempuan itu malah erendahkan diri dengan memanggil pria buncit itu tuan.
'Eh denger ya, neng. Laki lu itu punya utang satu juta sama gua dan dia kaga pernah bisa bayar. Nah gua rugi dong, jadi ya gua hajar ajah laki lu' kata si buncit dengan santai
Perempuan itu bersimpuh di kaki pria buncit dan berkata, 'Tuan... tolong kami tuan... kami orang susah... '
'Semua orang juga susah neng,' sergah si buncit, 'Gua juga bakal susah kalo semua orang model suami lu ini.'
'Kasih saya kesempatan untuk bayar tuan....'
'Emang lu bayar pake apa neng? gubug ini aja harganya kurang dari sejuta.'
Perempuan itu nampak kalut, ia tak tega melihat suaminya dihajar begitu rupa... hingga ia nekad mengambil keputusan... ia hanya berharap suaminya akan memaafkan dirinya...
'Tuan.... sudikah tuan menerima tubuh saya sebagai pembayaran?'
Sejenak hening....
'Tuuuuhhhh kaaaaan, memang lonteeee!'sembur pria cacad itu
'Pelacur, lonte, pecun! Sekarang lu ngehina gua dengan ngejual memek lo. Dasar Lon....', tendangan di perut pria itu membuat nafasnya megap-megap.
Pria buncit itu tersenyum,
'Wah neng... abang sih seneng aja ngentot cewe cakep model neng... tapi satu juta? dengan duit kurang dari itu saya bisa puas ngentot cewe cakep, bukan bini orang lagi....'
'Tuan.... tolonglah....' hiba perempuan itu di kaki sang rentenir, hingga...
'Gini ajah, gua masih kasian sama lu yang udah mau berkorban buat kroco ini.... lu layanin gua dan kedua anak buah gua sampe puas, baru gua lunasin hutang lu.'
Permempuan itu tercekat, ia melihat anak buah sang rentenir yang bertubuh besar dan sangar tersenyum liar...
'Gimana?' tanya sang rentenir, 'Lumayan kan, lagian lu hebat bisa dapet kurang lebih tiga ratus ribu perorang. Jarang ada lonte yang dihargain segitu....'
Akhirnya perempuan itu mengangguk...
Ketiga penagih itu tersenyum senang, sementara si pria cacad itu...
'Lonte.... pelacur...'
'Aaaah, brisik, heh iket dia di kursi dan sumpel mulutnya pake ni gombal, kita bikin dia ngeliat kita entot bininya.'
'Nah, sekarang neng, mendingan lu mulai buka tuh daster, ngerusak suasana ajah.' perintah rentenir itu,

Dengan sedikit kikuk karena harus bertelanjang di hadapan 'suaminya' sang perempuan cantik meloloskan daster kumal itu melalui bahunya, dan...
Mata ketiga penagih itu bagai hendak keluar dari rongganya, mereka tak menyangka kalau dibalik daster itu, sebuah tubuh putih mulus, dengan payudara montok mengundang, serta kaki jenjang tersembunyi menunggu untuk dinikmati.
Dan ketika celana dalam itu tercampak, liur ketiganya mengalir deras. Vagina mulus tanpa sehelai rambut dan nampak sangat terawat tersaji dihadapan mata mereka pasrah untuk dinikmati.

'Dasar cacad ngga tau diri!' maki rentenir itu, 'bini cakep gini ngga diaku, sekarang lu liat gimana dia muasin kita-kita!'
Rentenir itu meminta sang perempuan untuk membuka celananya, dan mulai mengoral penisnya. Pria itu nampak menikmati sekali lembutnya bibir sang perempuan yang menggesek lembut penisnya, dan memebri sensasi seru dengan melakukan deepthroath yang jarang dinikmati pria itu. Remasan lembut di zakarnya, jilatan nakal membuat pria itu makin blingsatan.
Karena sudah tak kuat menahan nafsunya, rentenir itu mendorong sang perempuan hingga terlentang di tikar lusuh di ruangan itu , dan langsung menghujamkan penisnya ke vagina perempuan itu yang masih kering.

Ringisan kesakitan sang perempuan tidak dihiraukan sang rentenir yang kini menghentak-hentak pinggulnya dengan kasar, selain itu tangan gempal rentenir itu meremasi payudara dan bokong perempuan itu dengan kasar hingga meninggalkan jejak kemerahan. Perempuan itu sendiri merasa sesak, karena berat tbuh pria itu serta aroma tubuhnya yang asam.
Sekitar tiga puluh menit perempuan itu berjuang menahan gepuran penis sang rentenir sebelum....
Geletar sang rentenir mengiringi semburan sperma yang meluncur masuk tak tertahankan ke dalam rahim sang perempuan yang terisak karena kini tubuhnya sudah 'ternoda'.
Matanya tertumbuk pada sang suami yang memandang jalang dengan gumaman makian yang teredam, maafkan aku kang.... maaf. Desahnya dalam hati...

Kedua anak buah sang rentenir sudah tak tahan lagi. Tubuh besar hitam legam penuh tattoo segera merangsek maju. Seorang dari mereka tidur terlentang dan memaksa sang perempuan melakukan WOT, perempuan itu berjuang mati-matian memasukkan penis sang preman yang memang besar itu hingga sang preman sedikit tak sabar, mencengram pinggul sang perempuan dan menghentak pinggul seksi itu sekuatnya. Jerit tertahan keluar dari mulut sang gadis ketika penis itu tertanam sepenuhnya, bahkan terasa menjebol masuk ke rahimnya.

Belum lagi perempuan itu beradaptasi, tubuhnya ditelungkupkan hingga berhimpit dengan sang preman dan.
'Aduuhhh, aduhhhh, ampuuun, ampuunnn...' perempuan itu menjerit-jerit kesakitan ketika penis yang sama besarnya merangsek masuk ke dalam anusnya, walau belum lama ia melakukan sodomi namun kini situasinya berbeda, tak ada kepasrahan, hingga proses penetrasi itu sangat menyakitkan.
Dan ketika kedua preman itu bergerak, sang perempuan hanya bisa merintih-rintih kesakitan. Sementara bekas gigitan, remasan dan tamparan mulai menghiasi sekujur tubuh sang perempuan.

Perempuan itu benarbenr tersiksa, stamina preman itu benar-benar luar biasa, mereka sudah beberapa kali ganti posisi, dan ketiga lubang ditubuhnya terpakai melayani penis mereka, namun tanda orgasme belum juga nampak. Perempuan itu terus berusaha dan bertahan hingga akhirnya setelah lewat satu jam...
'Addduuuuuuuhhhh, ampuuuuuunn!', bahana jerit kembali keluar dari mulut sang gadis, ketika dengan kejamnya kedua penis itu dihujamkan ke dalam vagina sang perempuan yang kini menggigil menahan sakit. Dan perlu perjuangan sekitar lima belas menit lagi sebelum rahim sang perempuan disiram oleh dua penis secara bersamaan.

Namun mata sayu sang perempuan kembali tertumbuk pada penis sang rentenir yang kembali bangun. Mulut sang gadis kembali mendeepthroath penis yang tak lama bersarang di anusnya. Tubuh gadis itu kembali tersentak-sentak, sementara payudaranya yang menggantung bebas diremas dedengan kasar bahkan ditarik dengan sangat kuat seakan rentenir itu ingin merenggut payudara sekal itu dari tempatnya.
Bahkan kini ide gila muncul diotak sang rentenir yang memberi tanda pada kedua anak buahnya, yang lalu maju merubung sang perempuan.
Tubuh lemah itu diangkat dan kembali tubuh bagian bawah sang gadis mengalami double penetration di vagina serta anus. Dan ketika gadis itu membuka mulutnya hendak berteriak, penis besar yang lain merangsek dan memborbardir tenggorokan sang perempuan yang kini kelabakan karena bulu selangkangan sang preman melekat erat di hidungnya.

Selama satu jam berikutnya kembali gadis itu mengalami siksaan sexual yang sangat menyakitkan, karena ketiganya melakukan rotasi dan ketiganya selalu memposisikan penis-penis mereka hingga sang perempuan menggeletar kesakitan. Dan puncak kegilaan mereka, ketiganya mendesakkan penis mereka dalam vagina sang gadis dan menyemprotkan sperma mereka ke dalam rahim sang perempuan.

Kemudian ketiganya duduk santai sambil merokok, mereka melihat sang wanita yang menggelpar menahan sakit di sekujur tubuhnya, terutama vagina dan anusnya. Rentenir itu kemudian bangkit dan berkata.
'Mendingan lu tinggalin laki lu yang brengsek itu, dia ngga pantes buatlu.' katanya sambil mereka membenahi pakaian, lalu tambahnya.
'Janji gua, gua pegang. Utang bajingan itu lunas, walaupun sebenernya lebih baik kalau dia mampus.'
Dan keheningan hinggap di gubug itu ketika ketiga penagih itu pergi.

Sambil merayap, sang perempuan mendekati 'suaminya' yang nampak seperti didekati penyakit. Bahkan ketika akhirnya ikatan tubuh dan bungkaman mulutnya terlepas.
'Pelacur sundal, lonte, pecun, perek!' hujan cacian ditambah tendangan liar mendera tubuh lemah sang wanita yang hanya bisa meringkuk mempertahankan diri sebisanya.
'Lu bukan gundik gua lagi, ngga sudi gua make pecun bekas orang! Liat tuh memek ama bool,lu. Udah dol, dower!' maki si cacad sambil menghujam vagina si gadis dengan kakinya yang penuh debu dan koreng.
'Lagian memek lu udah diisi pejuh tu orang, gua ngga mau nanggung anak haram yang ada di perut sudel lu itu!'
'Mulai detik ini, gua ngga mau liat muka sundel lu itu di rumah ini lagi. Kalo lu masih nekat dateng, bakal gua jual lu ke temen-temen gelandangan dan pengemis gua!'
'Pergi lu, lonte!' bentak si cacad, sambil menendang wajah sang perempuan, yag akhirnya dengan berat merayap ke luar gubug itu.

Hati sang perempuan sangat terpukul... memang semua kesalahannya, tak seharusnya ia menjual diri demi menutup hutang, 'suaminya' tentu bisa menyelesaikannya. Namun kini nasi sudah jadi bubur, tubuhnya sudah cemar dan rahimnya sudah cemar...'suaminya' pantas membuangnya.
Dengan rasa sesal yang mendalam perempuan itu bersujud di depan gubug itu, sinar temaram bulan menyinari punggung dan pantat sexy sang perempuan yang kini menangis di depan gubug itu.

Lalu dengan gontai ia memakai pakaiannya yang teronggok di depan gubug, dan melangkah lunglai meninggalkan gubug itu.
'Ah setidaknya suamiku bebas dari hutangnya...' keluh gadis itu dalam hatinya, kemudian ia menyetop sebuah taxi dan...

*********
Dua minggu kemudian, Bandara Soekarno Hatta

Seorang pria tampan nampak menjemput sang perempuan yang baru datang dari Singapura...
Sang perempuan nampak hambar dalam menyambut kecupan mesra sang pria, yang lalu mengawalnya ke sedan mewah mereka.
'San... kemana saja kamu selama ini..., ada lebih seminggu kamu menghilang.... Aku rindu kamu... Aku khawatir....Aku....'
Perempuan itu berkata datar dan dingin, 'Ko... ingat sumpah koko...'

Dan hanya alunan musik lembut yang mengisi kesunyian mobil yang terus melaju, sang pria nampak berusaha menelan kegalauannya sendiri... ia teringat sumpahnya yang tak akan mempertanyakan apapun yang diperbuat istrinya yang kini nampak tercenung sedih demi melihat komplex perumahan kumuh di daerah Jakarta Utara yang jelas terlihat dari overpass yang mereka lalui.
'Ah setidaknya, istriku kembali dalam pelukanku...'
Mobilpun terus melaju.

*********
Siang itu di komplek pelacuran murahan di kolong jembatan.....
Pria cacad itu merem melek menerima oral sex dari pelacur murahan yang sudah tua, gemuk dan berdandan sangat menor. Matanya terpaku pada acara Jelang Siang di salah satu TV Swasta, ia melihat pebawa acara wanita yang nampak anggun itu. Seketika wajahnya nampak jijik dan meludah...
'Dasar pelacur!' dan kata-kata itu ternyata membawa bencana, karena pelacur yang merasa terhina itu memanggil preman setempat dan lalu menghjar pria cacad itu habis-habisan

******
Di rumah rentenir...

Mata ketiganya memeblalak tak percaya, ternyata dua minggu yang lalu mereka telah menggumuli salah satu artis papan atas ibu kota dengan sangat brutal dan liar.
Dan ketiganya serempak tertawa...

Mereka mentertawakan keberuntungan mereka yang bisa menikmati tubuh artist itu untuk harga yang kini dirasa sangat murah, terlebih ketika mengingat kekasaran mereka pada perempan itu.

Mereka juga mentertawakan kebodohan mereka yang tidak segera mengenali sang perempuan, hingga mereka sama sekali tidak memiliki bukti persetubuhan itu, hingga kini tak ada satupun cara mereka untuk memeras sang perempuan untuk melayani mereka kembali.

Ketiganya berpandangan dan...

Tawa pecah di rumah itu....

********
'And Cut!' teriak sang suradara sambil mendekati pembawa acaranya.

'nice job as always mBak, anda benar-benar pembawa acara yang hebat!'

Perempuan itu hanya tersenyum lalu melangkah ke dalam ruang ganti privatnya, pintu itu menutup dan sebuah tanda menunjukkan pemilik ruang itu.

Susan Bachtiar.

End

Monday, July 13, 2009


Nasib Tragis Andrea Lee IX - Back to school (in transition)

Andrea kini merasa nasibnya menjadi lebih baik, semenjak ia berhasil memenggal kepala susi-bahkan ia tak perlu repot lagi memanggil nyonya- yang kini kepalanya menjadi hiasan dinding villa megah itu, ketiga tuannya memperlakukannya sedikit berbeda. Tetap kasar, tetap liar, tetap brutal. Namun ada respek dalam tiap hujaman penis mereka, kegairahan dalam tiap hujaman, bahkan dalam tiap gaya yang menyakitkan Andrea terdapat penghormatan di dalamnya.

Arman juga masih sering mengikat tangannya ke atas kepala, dan mengikat kedua kakinya dalam posisi mengangkang membentuk huruf Y terbalik, untuk sekedar mencambukinya dengan cemeti, rotan maupun sabuk kulit. Semuanya agar Andrea tidak merasa besar kepala namun selalu menyadari siapa dirinya yang tak lebih dari budak peliharaan tuan-tuannya dan lubang penampungan sperma bagi mereka.

Terkadang sesuatu seperti ini terkadang masih terjadi....
'Eh lonte...' Arman tak pernah merasa perlu mengubah panggilannya pada gadis yang kini sedang asyik mendeepthroath penisnya yang terimaksih pada profesor kini sepanjang 30cm dan diameter 5cm. Mata gadis itu memandang sayu namun bergairah ketika tuannya itu memanggil.
'Kita akan buat rekaman gangbang baru untuk situs kita... dan aku punya peran yang cocok buat kamu.'
Andrea yang mendengar itu merinding, wajahnya jelas memancarkan kesedihan karena tuannya belum bisa menerima dirinya seutuhnya hanya untuk menjadi milik pribadi, gadis itu sedih karena ia belum mampu memuaskan sang tuan hingga ia masih harus menerima hukuman ini.

Namun dalam kepatuhannya gadis itu tetap mengulum penis sang tuan, ditambah dengan rangsangan lambut di buah zakar sang tuan hingga.... glup...glup...glup...
'Terima kasih tuan,' desah Andrea setelah seluruh sperma sang tuan bersarang dengan nyamannya dalam perut sang gadis, lalu keduanya berjalan menuju halaman belakang kemudian Andrea memposisikan dirinya bagai seekor kuda tunggangan dengan menggenakan accesories yang memang tersedia dirumah itu, membiarkan tuannya menaiki punggunya, dan dengan sukacita membawa sang tuan berkeliling kemanapun kekang sang tuan menghendakinya.

Di sungai itu mereka berhenti, dengan sepenuh hati Andrea membersihkan sekujur tubuh sang tuan dengan telaten, seperti membersihkan guci dari dinasti Ming yang tak ternilai harganya, dan begitu tinggi nilai tuannya dimata Andrea, sebelum air sungai itu menyentuh sang tuan, lidah sensualnya terlebih dahulu membersihkan seluruh tubuh sang tuan, hingga ke lipatan ketiak, lipatan paha, lubang anus, penis, hingga ke sela-sela jemari kaki.

Bagai raja, Arman bersandar pada Andrea yang duduk mengangkan bersandar pada pinggiran sungai yang berbatu dan membiarkan tangan sang gadis menyeka tubuhnya, memijatnya, memanjakannya. Andrea sendiri entah mengapa tak ingin melepaskan diri dari sang penjajah, walau kesempatan itu ada. Namun ada rasa ketergantungan yang amat sangat dari sang gadis yang sudah meneyerahkan seluruh hidup dan dirinya untuk memuaskan sang tuan. Selain itu, gadis itu juga takut pada dua tuannya yang lain yang nampak iri dan ingin menyiksanya dengan brutal itu, terlebih dua remote yang selalu berada di pergelangan tangan Arman, membuatnya tak berkutik.
Mandi sore itu diakhirri dengan siraman kencing Arman di wajah Andrea, yang dengan tulus berterima kasih pada sang tuan karena begitu perhatian pada dirinya. Kemudian kembali nampak Arman menunggangi 'kuda betinanya' ke arah villa, dan pesta sex dan siksa untuk sang gadis di mulai....

************

Beberapa pemuda STM nampak duduk santai di gerbang sekolah sambil asyik menggoda perempuan muda yang lewat dan memalak beberapa anak yang bernasib sial.
Mendadak semuanya terdiam mata mereka memandang tak berkedip melihat seorang wanita dewasa cantik dengan menggunakan pakaian terusan ketat, blazer putih dan sepatu high heel datang menuju gerbang sekolah mereka, rambut wanita itu du gelung dan ditusuk dengan sumpit berhias, dan kacamata sexy mempermanis wajah oriental sang wanita yang kini berdiri di hadapan mereka, dengan memegang buku di tangannya.

'Aku Andrea Lee, guru pengganti yang dijanjikan...' aku yang akan mengajar ka...'
'Horeeeeee, akhirnya datang juga....'riuh murid STM itu tanpa membiarkan gadis itu menyelesaikan kalimatnya...

Mereka lalu setengah menarik Andrea ke dalam komplek sekolah dan menutup gerbang besi di belakang mereka.
Andrea lalu di bawa ke tengah lapang upacara di mana ratusan anak STM yang ada di sekolah itu berkumpul dengan liur yang berleleran.
Andrea melihat ada seorang anak yang duduk di kursi empuk, gadis itu segera tahu kalau pemuda itu adalah ketua rombongan STM yang beringas itu. Mata gadis itu memandang liar berusaha mencari guru lain atau siapapapun yang dapat memabantunya.
'Percuma lu cari guru di sini lonte' seru pemuda itu santai. Telinga andre jengah mendengar ucapan anak itu mukanya memerah
'Semua guru di sini udah pada ngacir dari kemaren. Begitu di kasi libur seminggu mereka semua langsung kabur, hahahaha....'
Hati Andrea mencelos mengetahui dirinya berada dalam kepungan begundal tanggung itu, aroma tubuh STM yang pekat membuatnya sedikit pusing. Namun kalimat lanjutan ketua geng itu membuat mata Andrea membelalak ngeri dan membuatnya bergetar histeris..
'Kami tau siapa kamu. Andrea Lee, presenter, artist. Budak sex, top three BDSM download.... Selama liburan ini... You're ass is ours!'
Ketakutannya nyata, mereka mengenalinya sebagai sex slave. Kini ia berharap mereka tak menyakitinya berlebihan.

Pemuda itu melanjutkan, 'Sekarang waktunya perkenalan, mendingan lu berdiri di tengah-tengah lapangan.'
Dengan langkah bergetar Andrea memposisikan dirinya di tengah lapangan yang panas, lalu entah siapa yang mmasang dentum lagu house menghentak, gadis itu mengerti apa yang diinginkan murid-murid STM itu, maka dengan perasaan galau gadis itu mulai mengimbangi dentum house music yang mengalun cepat.
Gerakan erotisnya membuat para siswa berseru riuh dan mengomentarinya dengan keterlaluan, dan kemudian ketua geng itu berteriak, 'striptease bodoh, kita mau liat body lu telanjang bulat....' dan gemuruh setuju segera membahana , 'buka...buka....buka!'

Andrea tak punya pilihan, ia mulai meloloskan blazernya, kemudian dengan liukan maut, gadis itu mengangkat pakaian terusannya ke atas kepalanya dan kemudian mencampakkannya begitu saja di lapangan itu.
Kini tubuh mulusnya hanya tertutup G-string karena payudara montoknya sama sekali tak tertutup sehelai benang. Mata gadis itu bisa melihat tonjolan penis di selangkangan para siswa. Liur yang menetes, mata yang melotot. Dan kini denga santaiya gadis itu menurunkan Gstringnya dengan posisi membungkuk hingga pantat indahnya mengacung jelas, memampangkan vagina dan liang anus yang selamayan akan rapat dan 'perawan' itu, thanks to the professor.
Dan kini terik matahari mulai menjamahi tubuh putih Andrea yang kembali menari binal, dengan sepatu higheel model stripper dengan hak sol transparan dan temali yang melilit hingga ke batas lutut. Peluh mulai deras mengalir di tubuh mulus itu, yang kini mulai kemerahan karena terpanggang matahari.

Lalu ketua geng itu mendekati Andrea, mengelilingi tubuh gadis itu, lalu dengan santai pemuda itu membuka celananya dan berkata, 'sekarang lu jongkok, lu kobel memek lo sendiri sampe bucat. Sementara mulut lo....'
Pemuda itu tak menyelesaikan kalimatnya, ia hanya memaksa Andrea berjongkok dan mulai mengaduk vaginanya sendiri, dan tanpa disangka Andrea, ketua geng itu menekan wajah sang gadis ke belahan pantatnya dan memaksanya menjilati anusnya.

Andrea gelagapan, ia merasakan kotoran sang pemuda yang sepertinya sengaja tidak cebok. Ketua geng itu tertawa terbahak bahak, 'kenapa? enak, ya? kebetulan air di sekolah lagi mati, ntar juga banyak yang pengen lu 'cebokin'. Hahahaha'
Airmata mengalir dari mata sang gadis yang segera merasa sangat terhina karena dalam waktu yang sangat singkat dirinya sudah dianggap toilet papper oleh para siswa. Dan contoh yang diberikan ketua geng itu benar-benar melecehkannya kare dengan kasar pemuda itu memaksa Andrea membuka mulutnya dan...

Gadis itu gelagapan menahan laju air seni yang menyerbunya, bahkan sebagian besar tertelan oleh dirinya. Dan segera saja para siswa yang lain maju dan mulai menjadikan sang gadis sebagai standing toilet.
Andrea tak bisa apa apa kecuali berharap penghinaan ini cepat selesai, tubuhnya kini sudah kuyup oleh air seni, dan lidahnya seakan sudah mati rasa, 'menceboki' banyak anus yang kotor itu.

'Wah... wah... wah, badan lu bau pesing, mulut lu juga bau tai,' hina pemuda-pemuda itu, ' lu sekarang harus di mandiin, karena kita udah pengen ngentot sama elu.' sambung pemuda lainnya, lalu mereka membawa Andrea ke sebuah tong yang berisi tampungan hujan. Gadis itu melihat banyak cacing, jentik dan berudu dalam tong itu.
'Ngga apa-apa, anggap aja sperma,' ejek salah seorang pemuda, yang kemudian beramai-ramai menceburkan Andrea ke dalam tong itu, bergantian mereka membenamkan kepala gadis itu dalam air hingga megap-megap, namun pelecehannya masih jauh dari selesai. Ketua geng itu menjambak rambut Andrea dan berkata, sekarang lu berendem dulu biar adem, dua jam lagi lu mulai ngajar.

Andrea menjerit panik ketika melihat mereka membawa tutup tong , kemudian dengan kejam menutup tong itu tanpa mengindahkan gedoran panik sang gadis yang kini meringkuk dalam kegelapan, dengan posisi air tepat berada di bibirnya. Dan kini selam dua jam Gadis itu berjuang menahan dingin, claustrophobia, dan serangan jentik serta berudu yang seakan ingin berlomba memasuki vaginanya.

Ketika dua jam berlalu, tubuh Andrea membiru menahan dingin namun hal itu sm sekali tak mengurangi kekejaman para pemuda itu, yang kini kembali menyeret ke tengah lapangan yang semakin panas. Lalu ketua geng itu berkata , 'sekarang lu harus praktek olah raga, lu kan guru. Lu harus contohin ke kita-kita, sekarang lari keliling lapangan!' bentak sang pemuda sambil mencambuk tubuh Andrea yang menggigil dengan sabuk yang dimodifkasi khusus untuk tawuran dengan gear menjadi kepala sabuknya.

Andrea menyeret kaki lelahnya untuk mulai berlari mengelilingi lapangan itu, tawa liar, suitan heboh dan kata-kata penghinaan mengiringi ayunan payudara montok Andrea yang bergerak seirama larinya, demikian juga pinggul dan bulatan pantat sang gadis yang mengayun seirama.
Gadis itu tersungkur karena tak sanggup melanjutkan larinya diputaran ke tigapuluh.
'Dasar guru lonte' geram sang ketua geng sambil mencambuki Andrea yang berguling-guling mencoba menghindar, 'Lu ngga pantes ngajar kita bitch... Sekarang lu push up, gua mau badan lu rontok.'

Tubuh gadis itu berjuangmati-matian menahan sakit yang mendera sekujur sendinya, perutnya yang kram, bisep dan trisepnya yang bekerja keras.
Dan tepat dihitungan ke seratus lima puluh gadis itu ambruk tak berdaya, namun para siswa itu nampak belum puas, mereka memasa Andrea melakukan pull-up tanpa lupa meletakkan beban berat di pinggang gadis itu, yang kini tanpa menahan diri, menjerit histeris dan mengucurkan airmata karena frustasi, namun justru cambukan bertubi yang menyerang sekujur tubuh sang gadis terutama di bagian vagina, anus dan payudaranya yang kini berubah keunguan.
Dan pandangan gadis itupun mengabur.....

Andrea mendapati dirinya berada dalam aula besar yang digunakan sebagai empat olehraga, dan ia melihat semua siswa berkumpul sambil mengocok penis mereka masing-masing, menanti dirinya untuk sadar.
Ketua geng kemudian memberikan pengumuman, 'Lonte kita sudah bangun, sekarang kita ancurin memek ama boolnya, serbuuuuuuu!' serunya sambil menerjang Andrea yang gelagapan menahan serbuan mendadak itu. Jerit kesakitan kelar dari mulut sang gadis ketika penis sang ketua geng menjebol vaginanya yang rapat itu.
Pemuda itu bergerak sangat kasar, seakan ingin menyiksa the best three BDSM download girl itu, dan kini pemuda itu berguling hingga Andrea berada dalam posisi woman on top, dan tanpa menunggu lama, jeritan kembali membahana keika satu penis besar mengaduk anusnya dengan kasar, bahkan kini jeritannya teredam oleh penis yang merangsek jauh hingga ke tenggorokannya.

Kemudian mereka mengikat paha Andrea ke tulang keringnya dan mengangkangkan paha gadis itu, dan kembali penisdemi penis mengisi vagina, anus dan mulutnya, Kemudian mereka mengikat pergelangan tangan Andrea menggantungnya ke atas, dan dalam posisi tergantung dua baris pemuda secara bergantian mengisi vagina dan anus gadis itu.
Lalu serangan satu lubang dua batang.... gadis itu tak berhenti menjerit menahan sakit dan perih ketika dua buah penis merangsek vagina dan anusnya, bahkan kemudian bergantian kepalan tangan para pemuda merangsek masuk ke vagina dan lubang anusnya.

Andrea hanya bisa terdiam lemah di tengah aula ketika bergatian mereka melakukan bukake hingga kini tubuhnya tertutup oleh lapisan sperma.
Bahkan dengan kejam mereka meninggalkan oleh oleh berupa stick baseball di vagina dan baseball di anusnya.
Dengan lemah Andrea mencoba bangkit, dengan tangan bergetar ia mencabut tongkat baseball yang dihujam sangat dalam hingga mentok ke rahim mandulnya, lalu dengan mengerahkan tenaga yang tersisa, Andrea mengejan mengeluarkan baseball itu dari anusnya yang memar memerah.. dan ketika bola itu keluar, noda darah dan kotoran menghiasinya.
'Bersihin tu bola, lonte... lu udah bikin kotor, sekarang lu bersihin...'
Mata Andrea nanar memandang ketua geng yang ternyata dari tadi memperhatikan dirinya, dan kini dengan pikiran hampa, gadis itu menjilati bola itu hingga bersih.

Kemudian ketua geng itu, mengambil rantai dan memasangkannya di leher Andrea. 'Nah, elu emang cocok kaya begini,', lalu dengan santai pemuda itu memaksa Andrea merangkak dalam posisi doggy menuju kamar mandi yang kumuh dan pesing. Kemudian pemuda itu mengikat tangan Andrea di sekeliling toilet duduk hingga kepala sang gadis berada tepat di atas lubang toilet yang berisi penuh kotoran yang belum di flush.
Andrea panik, sang pemuda menurunkan celananya. Namun sang gadis sedikit bersukur ketika sang pemuda menjambak rambut indahnya, memaksanya mendongak sebelum dirinya duduk ditoilet itu, lalu sambil memaksa Andrea mendeepthroatnya, sang pemuda mengeluaran deposit yang tersimpan di perutnya. Setelahnya teror itu terulang karena sang pemuda ingin merasakan lidah sang gadis untuk menceboki anusnya, dan mendadak wc itu menjadi tempat favourite para pemuda. Ketika pemuda terakhir selesai, hidung gadis itu berada hanya sekitar dua centimter dari onggokan kotoran, dan Andreapun hanya bisa pasrah ketika rambut indahnya mendapat higlite alami berwarna kuning kecoklatan.

Andrea berada antara sadar dan tidak ketika tengah malam, ia merasakan ada sesosok orang yang merabai punggungnya, meremasi payudaranya dan bokongnya... Tangan itu....
Ah tuan... desah sang gadis dalam hatinya, bahkan tanpa melihatpun Andrea tahu siapa yang menyentuhnya itu, tubuhnya menggeletar hebat menikmati jamahan itu, dan desah kepuasan menyerang sang gadis ketika penis sang tuan memasuki relung vaginanya yang sempit itu, Andrea memberikan pelayanannya yang terbaik, pinggulnya bergoyang, mengaduk, memutar, membuat sang tuan mendesah kenikmatan. Bahkan Andrea sendiri mendapat multiple orgase ketika dua ibu jari sang tuan membuka lubang anusnya untuk kemudian mengganti jari dengan penisnya.

Gadis itu serasa berada dalam surga, rasa masih dibutuhkan, rasa tidak ditinggalkan, rasa penyerahan diri seutuhnya membuat Andrea mendesah sangat hebat dalam ultimate orgasm yang menerpanya seiring benih sang tuan yang mengisi rahim mandulnya. Dan Andrea tersedot dalam pusaran kenikmatan yang membawanya ke alam mimpi...

Dan dorongan kasar dikepala gadis itu menyadarkan Andrea dari mimpi indahnya, wajahnya tertanam di onggokan kotoran.
'Bangun lonte..... kita mulai lagi hari kita!' desis ketua geng sambil tersenyum liar mendengar tegukan di teggorokan Andrea.
'Itu sarapan pagi elo' Kata sang pemuda sambil menjambak Andrea, dan membebaskan ikatannya,
Kembali sergapan dingin air tong menyerang tubuh Andrea, sebelum akhirnya tubuhnya di bawa ketengah lapangan untuk kemudian.

'Engkong gua paling seneng ngejemur burung pagi-pagi,' celoteh ketua geng dengan santai, 'Gua ngga tau apa serunya, sekarang gua mau tau...'
Andrea mendesis nyeri, ketika tubuh kedua tangannya diikat, dan kini terangkat jauh ke atas kepalanya seiring tubunya yang makin terangkat tinggi hingga ikatan tangannya mentok di ujung tiang bendera.

'Wah, pantesan engkong gua seneng banget, ternyata emang seru, ' kata begundal itu sambil tertawa, dan meninggalkan tubuh Andrea tergantung menahan sakit di pergelangan tangan dan bahu, serta sengatan mentari dan serangga yang merubung.
Dan ketika gadis itu diturunkan, rombongan penis sudah menanti, dan di lapangan itu kembali Andrea menerima perkosaan masal dari para siswa yang kesetanan itu.

Dan selama satu minggu Andrea menjadi 'guru pengganti yang baik' bagi para siswa, ia menjadi objek penelitian para siswa, yang pernah membawanya ke bengkel mereka, mengikatnya di atas blok mesin, dan membiarkan gadis itu menjerit ketika merasakan sengatan listrik mengaliri tubuhnya.
Atau ketika mereka mendudukkannya di sebuah thigh master yang sudah dimodifikasi dan menregangkan paha sang gadis selebarnya hingga sang gadis kesakitan dan kemudian memerkosanya bergatian.
Atau ketika ketua geng yang sadis itu mengaduk vagina dan anus sang gadis dengan kunci inggris, dan dengan santainya memaksa Andrea bermasturbasi dengan kunci-kunci itu selama dua jam hingga Andrea kepayahan.
Belum lagi Andrea harus membersihkan sekolah, mengepel menggunakan tangan, membersihkan kakus, memotong dahan pohon mangga yang penuh semut rangrang.

Ketika akhirnya Arman datang, Andrea langsung tersungkur, menciumi sepatu sang tuan sambil menangis tersedu-sedu, seakan ingin mengadukan kejahatan para siswa yang nampak terkekeh riang itu.
Memberanikan diri ia memandang mata Arman, dan tatapan tajam mata sang tuan membuatnya tertunduk kembali dan berkata lirih...
'Aku budak tuan... Apapun yang tuan inginkan, akan hamba laksanakan tanpa penolakan......'

Arman mengangat lengan Andrea, dan....
Dalam mobil itu ledakan tangis bahagia Andrera terdengar seiring mobil yang melaju meninggalakan sekolah terkutuk itu.
Kini Andrea duduk di sebelah tuannya.... maka dengan rasa syukur yang tinggi...
Mobil itu melaju sedikit tersendat, karena kini hidung imut Andrea tertanam di selangkangan sang tuan, penuh rasa syukur dan suka cita....

Waktu transisi sudah di mulai....
Waktunya mencari budak baru....

End....