Friday, April 13, 2012


The Challenge!


Surat dengan amplop coklat di meja kerjanya membuat Brigadir Eka Frestya mengerutkan dahinya.
Mungkinkah dari penggemarnya?
Sebagaimana diketahui, kecantikan dirinya telah membuat banyak lelaki tergila-gila kepadanya dan membuat banyak wanita yang iri sekaligus kagum pada dirinya.

Namun ada yang berbeda dengan surat yang kini ada di hadapannya itu. Alamat yang diketik tidak menjadi masalah, namun bila tanpa alamat pengirim? Lagipula amplop coklat di mejanya itu cukup tebal untuk ukuran surat biasa.
Dengan penasaran Eka membuka surat itu.

Gadis itu memandang surat yang luar biasa itu dengan alis yang berkerut. Kertas daur ulang yang dipegangnya tak seberapa membuatnya terkejut di banding pesan yang tertulis di dalamnya.
Pesan yang disusun dari potongan Koran… Klasik sekali.

“AKU MENANTANGMU! MALAM INI DI PELATARAN PARKIR DI BELAKANG KANTORMU! DATANG SENDIRI!”

Naluri polisinya merasakan bahaya, ia tak mau gegabah mendatangi tempat itu begitu saja.
‘Ini jelas jebakan’, kata rekannya Ovvy sambil membaca surat itu, ‘Kita lapor komandan, kita sergap bajingan itu.’
‘Jangan.’ Sergah Eka.
‘Kenapa? Kamu tau kan ini bukan ancaman biasa?’
‘Aku tau, tapi coba bayangkan… kalau kita berdua yang menangkap penjahat ini… ‘
‘Jangan ngaco… ini bahaya…’
‘Iya, tapi kalau terlalu banyak orang, ia pasti akan curiga… sementara kalau kita berdua…. Setidaknya kita punya kesempatan lebih besar.’ Bisik Eka

Eka membujuk Ovvy hingga rekannya itu luluh…
‘Oke… tapi begitu ada gelagat buruk, aku panggil bantuan.’
****
Eka berdiri menantang dingin malam… dirinya berbalut jeans hitam, sweater jacket dan commando cap, membuatnya makin nampak anggun.
Sahabatnya Ovvy menghampirinya…’Ini cuma lelucon… ayolah… sudah hampir jam sebelas malam.’
Gadis itu sebenarnya masih ingin menunggu sang penantang… namun tak bisa dipungkiri dinginnya malam dan rasa kantuk membuatnya menyerah lalu mengikuti ajakan rekannya, pergi meninggalkan tempat itu.
+++

Satu minggu berlalu tanpa ada tragedy apa-apa…. Eka telah melupakan surat itu, dan menganggapnya cuma surat iseng, seperti yang dikatakan rekannya hingga pada suatu hari setelah ia selesai bertugas dan kembali ke rumahnya.
Amplop coklat itu muncul kembali….

‘TERNYATA DUGAANKU TEPAT! KAMU CUMA JUAL TAMPANG! KEBERANIANMU NOL! PENGECUT!’

Dengan geram Eka menghancurkan surat itu lalu berkendara kembali ke lokasi tantangan itu masih menggunakan seragam polisinya yang berlengan dan celana panjang…
Malam makin gelap…. Dan kembali dingin malam mulai menyelimuti tempat yang sangat sepi itu.
Suara gemerisik daun dan gemeretak dahan menjadi temannya…

‘Kamu sudah kalah…’
Eka terkejut dan berbalik, tak ada siapa-saiapa di sana….
Tunggu…. Matanya membiasakan diri akan kegelapan sebelum ia melihat seorang lelaki, dengan kaus lengan panjang, celana army dan army boots warna hitam keluar dari balik bayangan dan menghampirinya, wajahnya ditutupi topeng yang menutupi mata dan hidungnya.

‘Aku pengecut?’ sergah Eka, sambil memasang kuda-kuda, ‘Lalu kamu sendiri? Datang dengan mengenakan topeng seperti itu?’
‘Ah… ini’ kata pria berambut cepak itu sambil mengelus topeng di wajahnya… ‘Aku ini penjahat… dan tugasmu untuk menangkapku, menginterogasiku, dan memasukkanku ke dalam penjara. Itu kalau kamu mampu, tentu saja.’ Ejek lelaki itu.

Eka langsung mengeluarkan senjatanya, mengarahkannya dengan tegas ke arah lelaki itu.
‘Berbaring di tanah, rentangkan kaki dan tanganmu!’

Lelaki itu tersenyum sinis, ‘Pengecut…’ desisnya sambil merebahkan dirinya di tanah.
‘Setidaknya aku menangkapmu.’ Kata Eka penuh kemenangan. Lalu menekan lututnya ke punggung sang lelaki.
Namun begitu lengannya hendak meraih borgol di pinggangnya, lelaki itu meronta keras, membuat Eka terheyak ke belakang.
Gadis itu segera berdiri, namun…

Todongan senjata di dahinya sedikit banyak membuat gadis itu bergetar, ia tak menyangka kalau lelaki dihadapannya bisa melumpuhkannya semudah itu. Dan tubuhnya makin bergetar ketika dinginnya moncong senjata yang ditekan di dahinya diturunkan ke hidungnya yang bangir, dipulaskan ke bibir sexynya, lalu ke lehernya….
Eka sedikit tersedak karena pistol itu ditekankan ke pita udaranya. Namun pria itu masih melanjutkan terornya ketika kemudian pistol itu diturunkan hingga tepat di tengah kedua bukit payudaranya yang terbungkus seragam, yang kini bernafas berat, ke perutnya, lalu ke selangkangannya.

Eka memejamkan mata, tak mau melihat pelecehan ini lebih lanjut.
Gadis itu menunggu dan menunggu….
Eka membuka matanya dan melihat lelaki itu mengulurkan tangannya menyerahkan senjatanya kembali.
Tangan gadis itu bergetar mengambil senjatanya kembali
‘Aku ingin pertarungan… bukan cara cepat seperti ini… not fun…’ kata lelaki itu
‘Aku mengajukan penawaran kepadamu. Kalau aku kalah, kamu boleh menembakku, membunuhku… Cuma beri aku satu pertarungan yang terbaik yang bisa kamu berikan. Aku melihat kamu memperagakan cara menggunakan baton dengan baik… aku menantangmu.’
Eka masih menggenggam pistol itu… terarah lurus ke dahi penantangnya yang justru maju dan menempelkan dahinya sendiri ke mulut pistol itu.
Lelaki itu meneruskan perkataannya, ‘ Namun nampaknya itu cuma impian… kamu tak bisa bertarung… it's just a show off….’ Katanya pasrah

Darah Eka mulai menggelegak… pelatihannya bukan hal yang ringan…. Ia berjuang keras hingga ia dapat posisinya sekarang ini.
Ia bisa bertarung…. Ia bisa mengalahkan bajingan ini…. Namun kepalanya harus tetap dingin…
‘Apa untungnya buatku…’
‘Tidak ada’, kata lelaki itu… ‘ini cuma kepuasan bagi aku bisa membuktikan kalau pelatihanmu itu cuma sekedar permainan anak-anak.’
Kini darah Eka benar-benar menggelegak
‘Aku akan mengalahkanmu bajingan… jangan harap kamu bisa menipuku lagi dengan gerakan dadakanmu…’ katanya sambil menyarungkan pistolnya, membuka sabuk hostler nya dalu membuangnya ke tanah.
Lelaki itu tersenyum riang bagai anak mendapat permen.
‘Aku tak akan kalah!’ tegas Eka…
‘Kamu tidak akan mau kalah…’ kata lelaki itu sambil keduanya membuat gerakan memutar berkeliling, saling berhadapan dan membuat kuda-kuda.
Eka membuka serangan pertama. Serangan bertubi-tubi dilakukan gadis itu, menekan lelaki yang nampak tak bisa melakukan serangan balasan dan hanya bisa menghindar dan menghindar.
Sejenak Eka merasa kalau dirinya di atas angin… lelaki ini hanya menggertaknya… ia sama sekali tak bisa melawan.
Dan serangannya makin bertubi, tendangan, pukulan, semuanya mengurung ruang gerak sang lelaki yang terus menghindar atau menangkis sesekali.
Hingga akhirnya gadis itu merasakan ada yang salah dalam pertarungan ini… ia melihat senyuman kemenangan tersungging di bibir lelaki itu.
Kesadarannya dating terlambat… ia terlalu asyik menyerang lelaki itu hingga tak sadar bila secara perlahan kini justru dirinya yang terdesak…. Ia merasakan kelelahan…. Tenaganya terbuang dalam serangan-serangannya tadi.

Sebuah tendangan kearah kepala masih dapat ditangkis oleh Eka, namun kekuatan tendangan itu membuat gadis itu terhuyung.
Dan ketika dirinya limbung sebuah pukulan keras, telak menghujam uluhatinya, hingga sang gadis terjengkang ke arah kap mobilnya.
Eka megap-megap kesakitan… Tangannya membekap perutnya yang serasa menerima hantaman palu godam pukulan itu benar-benar menyakitinya…..
Lelaki itu mendekatinya, lalu berbicara lirih di telinga polwan cantik yang meringkuk kesakitan dan berpeluh deras itu.
‘Kamu kalah…. kini aku akan mengambil hadiah kemenanganku…’

Eka ingin sekali meronta, namun kesakitan di ulu hatinya tak bisa di hilangkannya, hingga ia hanya bisa menggeliat lemah ketika lelaki itu membuka gespernya. Tangan gadis itu menggapai mencoba menghalau tangan yang mulai membuka kancing celananya. Namun lelaki itu menepis lengan sang polwan, lalu memberi hantaman kedua di uluhati sang polwan, membuat gadis itu membeliakkan matanya dan megap-megap mencari udara.
Tak ada yang bisa dilakukan Eka ketika celananya kini terenggut dan dicampakkan ke tanah… juga hanya perlawanan lemah yang dilakukannya ketika akhirnya celana dalam berwarna krem di loloskan secara perlahan menuruni pinggulnya, ke pahanya, lutut, betis. lalu menjadi ternoda oleh tanah seiring tercampaknya penutup terakhir pelindung kehormatannya ke tanah.

Eka ingin sekali berteriak, namun tekanan ringan namun mematikan sang lelaki di lehernya membuat suara gadis itu bagaikan suara kumur… lalu megap untuk melancarkan nafas…
Matanya menatap antara takut, benci dan kekalahan ketika melihat lelaki itu menurunkan celananya, mengeluarkan penisnya, lalu….
Brigadir Eka mengerang ketika penis lelaki itu menyeruak ke dalam vaginanya… lelaki itu bahkan tak melakukan foreplay pada dirinya. Pedih dan rasa sakit, rasa benci dan rasa malu berbaur dalam batin Brigadir Eka yang kini terguncang-guncang di kap mobil… Airmata mengalir menodai wajah cantiknya…
Ia mengalihkan pandangannya, tak ingin melihat wajah pria yang kini menggerakkan pinggulnya secara teratur di selangkangannya… menumbuk-numbuk vaginanya…
Eka memejamkan matanya…. Tak ingin melihat wajah lelaki yang kini berada dekat dengan pipinya… memberikan hembusan nafas penuh nafsu di wajahnya, mendengarkan dengusan nafasnya …
Dan memberikan sedikit gelitik dalam dirinya…
Gelitik yang membuatnya makin frustasi karena tak mampu dilawannya….
Mendadak Eka merasaka bila lelaki yang memperkosanya ini bergerak makin kuat menumbuk vaginanya, bergerak liar….

Brigadir Eka memandang ke arah lelaki yang menikmati vaginanya itu… menggelengkan kepalanya dengan panik.
‘Jangan… tolong… jangan di dalamku…’ desahnya dengan suara serak.

Lelaki itu memandang sang polwan dengan tajam… ia memandang mata wanita yang sudah kalah itu. Lalu memagut bibir sang polwan dengan kecupan dalam sebelum menarik penisnya, membiarkan tubuh sang polwan meluncur lemah ke depan bemper mobil untuk kemudian….

Brigadir Eka menarik kedua kaki telanjangnya, menekap dadanya… isak tangisnya begitu nyata… ia membenamkan wajah cantiknya yang berlumuran sperma itu ke kedua lututnya dan terisak melepaskan sesak di dadanya.

Lelaki itu memandang sang polwan di hadapannya, lalu dengan suara bagai desah angin, ia melangkah, undur ke dalam bayang gelap malam.
‘Kamu harus bisa mengalahkan aku untuk membalas sakit hatimmu…’ desah suaranya makin halus
‘Jadilah kuat…. Dan bunuh aku…. Atau aku akan menghantuimu untuk selamanya….’
++++

‘Kamu ikut kelas Muay Thai?’ Tanya Ovvy demi melihat tas olahraga yang dibawa Eka ketika mereka selesai bertugas.
Ovvy merasa ada perubahan pada diri rekanya Eka, ia jadi lebih pendiam, lebih buas… lebih ganas… bahkan kini Eka memohon untuk terjun ke lapangan, dimana ia ikut langsung menyerbu para penjahat, dan menghajar mereka….

‘Apa yang terjadi Eka? Sepertinya kamu berubah sekali’ Tanya rekannya lagi. Eka hanya diam, ia tak mau mengingat malam dimana ia dikalahkan, kini ia berlatih keras demi satu tujuan, bila ia sampai bertemu lelaki itu lagi, ia akan membuatnya membayar perbuatannya.

Dan kekesalannya itu makin bertambah ketika dalam beberapa penyerbuanya lelaki itu ada di sana, walau tak dipungkiri dalam kesempatan itu lelaki itu ‘membantunya’ menghabisi gerombolan penjahat.
Beberapa kali nyawanya tertolong oleh sang lelaki.
Namun disetiap akhir pertemuannya, seiring undurnya sang pria ke balik kegelapan, kaliamat tantangan itu selalu ada…
‘Kamu harus lebih kuat…’
‘Hanya aku yang boleh mengalahkanmu…’
‘Kamu milikku…’
Dan ketika lelaki itu telah menghilang, Eka melampiaskan kekesalannya dengan menghajar penjahat yang sudah tak berdaya, hingga beberapa kali ia harus menerima skorsing...
+++

‘Aku mau berlatih lebih lama master…’

Sang master memandang gadis di depannya… gadis yang delapan bulan yang lalu memulai pelatihannya, gadis yang kini karena pelatihan extreme yang dilaluinya menjadi salah satu petarung terbaik yang dimilikinya, ia memandang tubuh yang terbalut sports bra dan Muay Thay boxer pants. Meperlihatkan tubuh sexy dengan definisi otot yang tegas namun tidak mengurangi keanggunanya.
Sang master sadar, tak mungkin menolak keinginan Eka yang keras itu, ia lalu berjalan ke arah pintu keluar,
‘jangan siksa dirimu sendiri…’
Eka membungkuk memberi hormat pada sang master, lalu memulai program pelatihan exteremnya.

‘Sansak itu tak akan bisa melawanmu, Eka…’

Eka terkejut dan mencari arah suara… Lelaki bertopeng itu melangkah perlahan dari locker room.
Untuk pertama kalinya Eka bisa melihat tubuh lelaki itu yang mengenakan seragam petarung Muay Thai tradisional. Dan kini ia berdiri di tengah ring di dalam sasana itu
Tubuh lelaki itu tegap berotot namun tidak berlebihan, dan sebuah luka besar melintang dari bahu kiri, turun ke dada melintang hingga ke perut sebelah kiri.
Lelaki itu berujar, ‘Ya… aku bisa dilukai… aku bisa kalah…. namun kamu harus berusaha lebih keras agar kamu bisa mengalahkan aku.’
Eka kini berada di hadapan lelaki itu… ia tak lagi banyak bicara… ia langsung memasang kuda-kuda…

‘Good’ kata lelaki itu…’Kita lihat kemajuanmu’
Lelaki itu menyerang terlebih dahulu, Eka kini yang telah lebih siap, menangkis dan memberikan perlawanan yang sama ganas dan brutalnya.
Sebuah jab dari Eka masuk dan membuat sang lelaki terdorong ke belakang..... Namun Eka tak melanjutkan serangannya, ia sudah dapat pelajarannya, lelaki itu belum lagi kalah.
Lelaki itu tersenyum liar sambil menyeka darah dari sudut bibirnya.
‘Bagus… cukup pemanasannya… let’s fight!’
Sebuah teriakan membahana mengawali serangan dahsayat sang lelaki yang membuat Eka terdesak.
Lelaki itu seperti ingin menghukum Eka yang berhasil melukai bibirnya.

Ternyata pelatihan extreme selama delapan bulan yang dijalaninya belum lagi mampu menandingi kekuatan, kecepatan dan keganasan lelaki itu, pukulan demi pukulan mulai telak mendarat ditubuh polwan cantik itu tanpa bisa ditangkis lagi.
Pukulan ke rusuk, tendangan ke perut, tendangan ke arah paha luar, dan terakhir tendangan lutut yang telak mengenai dagu sang polwan mengakhiri pertarungan itu.

Eka jatuh berdebum tertelungkup di matras, dan baru saja ia berusaha merangkak bangkit, sebuah tendangan keras ke arah perut membuat sang gadis terlempar berguling. Kembali Eka dipaksa meringkuk menahan sakit di tubuhnya.
Lelaki itu kemudian keluar arena, lalu kembali menghampiri Eka yang tergeletak lemah sambil membawa tambang rami, serta sebuah toya yang di pukulkan ke perut sang polwan… menambahkan rasa sakit yang sudah menderanya.
Ia lalu menjambak rambut polwan itu dan menyeretnya ke sudut ring, ia lalu mengikat kedua lengan polwan itu menjadi satu dan mengeratkannya ke ring, lalu dengan kasar ia merenggut celana boxer sang gadis, juga celana dalamnya.

Untuk kedua kalinya bagian bawah tubuhnya terekspose bebas untuk dinikmati lelaki itu. Bila pada saat pertama bagian bawah tubuhnya berbalut sepatu hitam, kini kakinya hanya berbalut decker.
Lelaki itu kemudian menyelipkan toya di balik lutut sang polwan dan mengikatnya erat hingga kaki sang gadis mengangkang lebar.
Lalu dengan hentakan keras lelaki itu membalik tubuh sang polwan hingga bokong indahnya menjulang ke atas.

Lelaki itu memeluk Eka dari belakang, lengannya menelusup ke balik sports bra sang gadis dan meremasi payudara sekal itu dengan lembut, dan memilin-milin putingnya.

Eka meronta keras… ia tak ingin dilecehkan lagi seperti ini… harga dirinya sudah jatuh ketika vagina dan anusnya terekspose bebas seperti ini. Ia kesal akan kekalahannya ini.
Namun ikatan erat dilengannya, dan belenggu di kakinya membuatnya tak bisa merapatkan pahanya, untuk sekedar memberikan perlawanan.
Eka menangis… sedu sedannya terdengar nyata kekalahannya terasa lebih menyakitkan… Ia bahkan pasrah ketika merasakan lelaki itu membimbing penisnya bersentuhan dengan bibir vaginanya, lalu mendorong penisnya dengan bertenaga, membelah labianya dan bersarang dalam kehangatan saluran vaginanya.

Tangannya terkepal erat demi merasakan pinggulnya terhentak tumbukan selangkangan sang penakluk dalam irama ritmis. Sementara tangan sang penakluk berubah dari meremas menjadi memeluk dadanya…
Desakan-demi desakan, entakan demi entakan….
Eka makin kesal dengan dirinya… kenapa vaginanya menjadi basah… kenapa vaginanya membiarkan penis itu makin lancar menjelajahi lorong kenikmatan itu?
Eka memukul-mukulkan lengannya sebisanya ke matras untuk meghilangkan rasa itu ia tak terima kalau pelecehan ini mempengaruhi tubuhnya.

Namun bisikan dari penakluknya mampu menghilangkan gairahnya lebih baik dari usahanya sendiri.
‘Aku akan menyakitimu lagi… supaya kau mau berusaha lebih keras untuk mengalahkanku….’

Eka merasakan penis sang penakluk ditarik keluar dari vaginanya, lalu lelaki itu menjejalkan gum shield ke dalam mulut Eka. Lalu membungkam mulutnya dengan handuk kecil.

Eka meronta kuat sejadinya… bajingan itu menjilati anusnya…. Menusuk lubang pembuangannya dengan jari… mencoba melebarkannya….
Lalu gadis itu merasakan ada gel dingin yang dimasukkan ke dalam anusnya…
Tidak…. Tidaaaaaak!!!!
Raungan keras teredam oleh handuk…. Dalam bungkamannya Eka menggigit keras gum shield di mulutnya…
Anusnya terasa sangat panas dan sakit…. Lelaki itu menyodominya….
Seberapa pelanpun lelaki itu menyodomi anusnya, Eka sangat kesakitan… terlebih itu rasa malu, marah, benci bergumul jadi satu…
Lelaki itu mulai menyentak, dan tiap hentakannya merupakan penghinaan bagi Eka….
Setiap penis itu di cabut dari anusnya yang terluka, Eka berharap mimpi buruk itu berakhir, namun salah… gel dingin kembali mengisi saluran pembuangannya, menebar rasa perih…. Lalu kembali penis itu bermain di sana, lagi, lagi, dan lagi.

Ketika akhirnya lelaki itu selesai medonorkan benihnya ke dalam anus sang polwan, Eka merasa sangat kotor.
Ketika lelaki itu membebaskan belenggunya, lalu mencoba memeluknya, Eka meronta. Ia menampar, mencakar, menendang, lalu menangis tersedu-sedu sambil meringkuk menahan sakit dan amarah di dadanya.
Namun pada akhirnya dalam kekalutannya, Eka masih mau menerima rengkuhan sang penakluk yang kemudian membimbingnya ke ruang shower, menyalakan air hangat, lalu membimbing Eka ke dalamnya.

Eka lalu menepis rengkuhan lanjut sang lelaki, membelakangi tubuh sang penakluk, menekapkan tangannya ke bahu, lalu berdiri sambil tersedu di bawah siraman shower.
Lelaki itu mahfum… lalu mengundurkan diri diiringi isak tangis Eka yang kini bersandar di dinding dan menggelosor terduduk di lantai bilik shower itu sambil menangis karena frustasi.
++++

Hampir satu tahun berlalu setelah kejadian di gym itu, Eka kini menjadi jauh lebih kuat dan brutal. Kini ia hampir tak lagi memerlukan bantuan sang lelaki misterius untuk meringkus kawanan penjahat…. Brigadir Eka Frestya menjadi sosok yang ditakuti dikalangan kejahatan di ibukota.


Dan malam itu…
Lengan Eka terhenti pada handle pintu mobilnya....
Ia berbalik…
Lelaki itu sudah berdiri di sana, sama seperti awal pertarungan mereka….
Eka tersenyum sinis…. Ia sudah siap, sangat-sangat sudah siap.

Gadis itu langsung menerjang.
Lelaki itu tersenyum senang… akhirnya, lawan yang sepadan.
Pertarungan itu benar-benar dahsyat, serangan mengalir silih berganti dari keduanya. Tak ada yang ditahan, semuanya dilepaskan dalam pertarungan itu.
Darah yang mengalir dari bibir keduanya, memar-memar yang baru akan terasa jauh setelahnya…
Namun kelegaan pertarungan meliputi kedua manusia itu.

Hanya kematangan dan pengalaman yang jadi penentu, dan kecerdikan…
Eka tau kalau tenaganya masih kalah dibandingkan lelaki yang juga makin kuat itu, kini hanya ada satu hal yang bisa dilakukannya… menggunakan kecerdikannya…

Maka ketika mereka saling merengkuh kepala, Eka membuat gerakan tak terduga dengan memberi sang lelaki sebuah ciuman buas.
Lelaki itu tertegun… dan…

Tendangan lutut Eka membuat sang lelaki jatuh nyaris terjerembab. Tangannya mendekap uluhatinya yang sakit… kini dirinyalah yang megap-megap mencari udara….

Click….

Sang lelaki menegadahkan kepalanya, dan tersenym bahagia karena akhirnya setelah sekian lama ada yang bisa mengalahkannya…
Ia tertawa saat Eka menekankan mulut pistol itu dikeningnya dan menatap tajam ke mata sang brigadir.
Ia menantikan saat ini…

Brigadir Eka tersenyum, ia sudah menang…. Kini saatnya ia mendapatkan hadiah perjuangannya selama ini.
Ia menyarungkan senjatanya, berjalan ke arah kap mobilnya lalu meloloskan celananya. Telunjuknya memanggil sang lelaki yang tersenyum sambil meringis menahan sakit untuk mendekatinya.
Ia merengkuh kepala sang lelaki dan membimbingnya untuk memuaskan vaginanya.

Dan ketika desakan itu makin tak terbendung, Eka menarik kepala sang lelaki ke arah wajahnya, berpagutan liar, lalu melingkarkan kaki jenjangnya ke pinggul sang lelaki menekannya agan penis tegang sang lelaki bisa mengisi relung vaginanya yang menginginkan pemuasan.
Mobil Brigadir Eka kembali berguncang oleh persetubuhan liar keduanya, Eka mendesah, mengerang, menikmati hujaman penis yang mengaduk vaginanya, remasan tangan di payudaranya yang terbungkus seragam polisinya. Benar-benar menikmatinya…
Dan ketika derit mobil itu makin kuat seiring desakan pinggul sang lelaki di selangkangan Eka, menuntut pelepasan, kaki sang gadis semakin menjepit pinggul sang lelaki.

Desah kepuasan terdengar dari mulut keduanya seiring orgasme hebat yang dirasakan keduanya dan bercampurnya cairan cinta sang polwan dan sperma sang lelaki yang kini berenang ria dalam rahim sang brigadir.
++++

Kini penjahat di ibukota menjadi dua kali lebih khawatir oleh Brigadir Eka dan seorang vigilante yang nampaknya saling bahu-membahu memerangi mereka….
Dan bagi Eka, adanya lelaki itu membuat hidupnya kini makin bergairah, dimana ditiap akhir tugas mereka, keduanya akan mencari tempat tersembunyi lalu bertarung hingga salah seorang dari mereka menyerah, lalu bersetubuh dengan liar….
Dan ibukota nampaknya akan jadi tempat yang lebih aman, untuk sementara ini… well, untuk waktu yang relative agak lama setidaknya….

The end

6 comments:

Ninja Gaijin said...

keren... brother...

plot yang tidak biasa. lebih fokus ke tantangan dan pertarungan. interesting twist. dan terasa benar pergulatan batin Eka. ketika dikalahkan dan dinodai. lalu dikalahkan lagi dan dinodai lagi.

dan entah kenapa saya membayangkan penjahatnya campuran Sagat (Street Fighter) dan Mad Dog (The Raid)...

Secret Revealed said...

Hum...kirain akhirny si lelaki ditembak kepalany pas mo orgasme ama si Eka...pasti dramatis tuh...trnyt happy ending yah...nice job Bro'

pimp_lord said...

Thank you for your compliment my brother. Really appreciate it.
Memang sosok vigilante nya terinspirasi sagat. I use him if I play street fighter. Hehe

pimp_lord said...

Thank you for your compliment my brother. Really appreciate it.
Memang sosok vigilante nya terinspirasi sagat. I use him if I play street fighter. Hehe

pimp_lord said...

Glad you like it. Well saya terinspirasi hubungan batman dan catwoman, against eachother, but need eachother. Dan bagai batman dan joker.

Secret Revealed said...

Tp kurang panjang Bro' hiks19x...bikin sambunganny yah yah yah khan pasti keren tuh...si Ovvy msh nganggur tuh he19x...