Sunday, June 21, 2009


Sophie and Eva: Lucky Afgan...

Kisah ini terjadi ketika Eva sedang dekat-dekatnya dengan salah satu vokalis menjanjikan negeri ini, Afgan.

Pagi yang cerah...
Afgan memasuki rumah mewah itu karena Eva, 'teman dekatnya', mengatakan kalau gadis itu punya kejutan untuk dirinya.
'Hai, Gan', rangkul Eva manja sambi mencium bibir pemuda itu dengan mesra. Afgan sendiri menikmati ciuman mesra sang gadis yang eksotis itu.
Eva tersenyum nakal ketika merasakan tonjolan keras di balik celana Afgan, lalu berkata ,'calm down big boy...., kita ke dalam dulu ya? I've make you some breakfast.'

Bagai seorang istri yang baik, Eva menyiapkan kursi untuk Afgan, menuangkan juice dan menyajikan club sandwich yang disenangi pemuda itu.
Kemudian Eva mengambil tempat di samping pemuda itu, menautkan jemarinya dan menopang dagunya. Wajah penuh rindu itu terlihat oleh Afgan yang makin berbunga-bunga.

'Eeeh, ada Afgan... Eva, kenapa kamu tidak bilang mama...'
Reflex Afgan bangkit, memutar dan ingin memberi salam pada...
Afgan tersedak, matanya melotot, dan gadis di sampingnya hanya tertawa melihat expresi wajah pemuda yang melihat Sophie berjalan menuruni tangga dengan night robe yang tidak diikat hingga tampaklah keindahan tubuh wanita dewasa yang hanya menggunakan black sexy underwear, yang mengingatkan Afgan pada salah satu produk underwear yang menggunakan Sophia sebagai iconnya.

Dan sekarang keindahan wanita yang bagai dewi venus itu melangkah menghampirinya, lalu mencium kedua pipi pemuda iu yang seakan mati kehabisan nafas. Aroma parfum yang lembut dan feminin memenuhi rongga paru-paru Afgan, dan kesegaran tubuh yang ampak baru saja berbilas kelembutan air membuat pemuda itu bagai terkena sihir dan menjadi patung.

Kemudian dengan santai Sophie menuju kursi meja makan di hadapan Afgan lalu berkata, 'Lho, sayang... kenapa sarapannya berhenti? terusin dong. Apa sandwichnya ngga enak?'
'Eeenak... enak ko tante..' gagap Afgan yang kini jelas tak akan bisa konsentrasi makan, karena melalui meja transparan itu, keindahan tubuh sang pemilik rumah terexpose dengan bebas.
Dan sebagai high class woman, Sophie benar-benar tahu cara untuk 'bertingkah laku', dengan satu kaki yang menopang di atas kaki yang lain, dan table manner yang baik, wanita itu mulai memakan sandwichnya sendiri dengan sensualnya.

Eva tersenyum geli sambil berkali-kali mengelap remah makanan di mulut Afgan atau mengahpus liur sang pemuda yang melotot menikmati pemandangan mahal di hadapannya, yang bagi kebanyakan pria hanya bisa di dapat hanya dalam impian dan imajinasi terliar.
Lalu Sophe melihat ke arah Eva dan berkata dengan suara sensual, 'Va... katanya kamu mau ajak Afgan berenang? Ko kamu belum siap-siap?'
Gadis itu tersenyum dan berjalan ke arah sang mama, lalu dengan nakal ia berkata, 'iya ma... kan Afgn baru makan, nah sekarang kayanya dia udah siap buat berenang deh...'

Mata Afgan seakan meloncat dari rongganya, dengan santai Eva meloloskan daster sutranya dan membiarkan kain itu menggelosor ke lantai dan membiarkan tubuh indahnya tertampang di hadapan Afgan.
Afgan merasa celananya begitu sempit. Tubuh ibu dan anak itu sangat sempurna, mambuat kelelakiannya menggelegak. Sophie dan Eva tertawa renyah melihat pemuda dihadapan mereka belingsatan memperbaiki celananya...
Lalu Eva menghampiri Afgan yang langsung loncat berdiri, kaku untuk kedua kalinya. Kemudian sambil memandang binal dan mempermainkan expresi bibirnya, Eva menurunkan retsluiting celana jeans Afgan, dan meloloskannya denga di bantu Afgan yang bagai cacing berusaha membuka celananya.

Ketika Eva memegang pinggang Afgan di perbatasan celana dalamnya, pemuda itu sudah sangat terangsang, namun kejutan buat dirinya belum lagi selesai. Matanya yang terpaku pada Eva tak menyadari kalau Sophie sudah berdiri di belakangnya dan perlahan melepas jumper jacket yang dikenakan pemuda itu, dan dengan terburu-buru Afgan membantu Sophie melepas kausnya, hingga ia tak sadar kalau celana dalamnya sudah tercampak entah di mana.
Pemuda itu serasa berada di surga ketika Sophie meangkulnya dari belakan, dan Eva memeluknya mesra dari depan. Kehangatan tubuh keduanya, kelembutan kulit mereka, kekenyalan dan kepadatan payudara dan tubuh mereka membuat nafas sang pemuda bagaikan kuda pacu yang siap berlomba.

Sophie berbisik lembut di telinga Afgan,'Sebelum renang... kita pemanasan dulu, ya, sayang.... biar kamu tidak kram.', sambil kemudian mejilat lembut leher sang pemuda yang belingsatan merengkuh kepala Sophie, sementara dadanya dicupangi lembut oleh Eva, yang tangan mungilnya meremasi pantat Afgan, dan menekan penis Afgan ke pinggul belianya serta menggeseknya dengan lembut, hingga pinggul itu basah oleh pre-cum yang meleleh dari penis sang pemuda.
Tangan Afgan sibuk merengkuh kenikmatan tubuh kedua wanita yang menggodanya ini, pinggul keduanya kenyal, payudaranya montok dan sekal. Bahkan Sophie, dengan dua anak yang dimilikinya, tubuhnya tak kalah padat dengan sang putri yang sekarang sedang berfrenchkiss ria dengan dirinya.

Kini kedua wanita itu mengarahkan ciuman dan jilatan lidah mereka ke tubuh bagian bawah Afgan, mulai dari punngung, dada, perut, pinggang, pinggu, dan....
Afgan sampai melenguh hebat, penisnya kini mentok sampai ke tenggorokan Eva yang mepraktekkan deepthroath, sementara Sophie melakukan anal rimming yang membuat pemuda itu mengejan menahan kenikmatan, tangannya meremas kepala kedua wanita yang memberikan kemikmatan ganda kepadanya, terlebih karena suguhan yang dilihatnya ketika kedua penikmatnya sedang merangsang diri mereka masing-masing dengan meremasi payudara dan mengaduk vegina mereka dengan bernafsu. Hingga.....

Afgan terduduk berselonjor kelelahan dan tak percaya ketika spermanya menyembur dalam mulut Eva, dan ia makin tak percaya ketika kemudan Eva melakukan snowball dengan ibunya dalam posisis berdiri berpelulkan, berpagutan, dan tubuh yang saling menyatu, keduanya tampak rakus untuk merasakan nikmatnya sperma Afgan yang kemudian berjongkok di antara keduanya dan bergantian menjilati vagina Sophie dan Eva.
Kedua wanita itu menjerit kecil, menerima serangan dari Afgan yang nampak ingin berterimakasih pada mereka atas foreplay yang mereka berikan.
Terlebih ketika kedua jari tengah Afgan dengan leluasanya menyeruak ke dalam anus mereka yang menyebabkan kedua wanita itu menggelinjang menahan kenikmatan, dan akhirnya....

Kedua wanita itu menggelosor memeluk Afgan yang wajahnya basah oleh cairan orgasme keduanya. Mereka berciuman kecil, yang tak lama berlanjut dengan ciuman erotis dan ganas, dengan permainan lidah yang mengasyikkan.
Kedua wanita itu mengeluarkan tawa yang tertahan desah ketika Afgan dengan wajah memelasnya menyusu di payudara kedua wanita itu bagaikan bayi besar yang kehausan.

Lalu Sophie dengan lembut menelentangkan tubuh Afgan di lantai marmer yang kini menghangat oleh birahi, kemudian dengan lembut Sophie mengoral penis Afgan yang membelalak tak percaya melihat mulut sexy wanita yang menjadi objek masturbasi banyak lelaki sekarang melekat erat mengelilingi penisnya yang seakan makin membesar itu. Eva kemudian mengambil posisi, tubuhnya mengangkang di atas wajah Afgan yang lalu dengan rakus menjilati vagina gurih sang gadis, sementara Sophie kemudian menmasukkan penis sang pemuda dalam posisi woman on top.
Ketiganya berpacu dalam gairah, dan Eva, seakan ingin juga memuaskan sang mama dan Afgan, kemudian mengambil posisi 69 dan dengan rakus menjilat vagina sang mama serta penis sang pemuda yang sedang asyik beradu dalam irama nafsu.
Hingga ketiganya mencapai orgasme bersamaan, dan Eva dengan lembutnya menghisapi lelehan sperma dan cairn cinta sang mama yang mengalir dalam kepuasan....

Ketiganya tergeletak, namun dalam keletihan mereka nampak sangat puas. Afgan merasa dunianya sudah penuh. Ia bisa menikmati dua bidadari cantik yang ternyata sangat binal. Namun....

Dengan lebut Sophie dan Eva membimbing Afgan ke whirpool yang terletak di halaman belakang rumah megah itu. Lalu mengajak sang pemuda untuk berendam dan kemudian memperlakukan Afgan bagai raja. Sophie dan Eva dengan lembutnya memberikan thai massage pada sang pemuda yang merasa bagai raja minyak itu, terlebih ketika jemari Eva mempermainkan kelelakiannya, membuatnya tak kuasa menahan lalu dengan sedikit kasar, mengangkangkan paha Eva dan menghujam vagina sang gadis yang melenguh hebat. Sementara tangan Afgan yang bebeas merangsek vagina Sophie dan mengaduknya hingga wanita dewasa itu menggelinjang meresapi birahi yang mengalir...

Ketiganya liar, melepaskan nafsu dalam tubuh di bawah atap langit, dengan gemericik whirlpool dan kesejukan rumah mewah itu.
Eva menggeletar ketika orgasmenya menyebabkan vagina sang gadis bagai mencengkeram erat penis Afgan yang bertahan mati-matian untuk tidak ejakulasi, namun gagal, Sementara jemarinya serasa dijepit oleh vagina Sophie yang juga mengalami orgasmenya....
Samar dapat terlihat cairan kental melayang dalam whirlpool, cairan cinta mereka bertiga, yang kini bersandar kelelahan, membiarkan cahaya mentari menyinari mereka yang sedang menikmati indahnya persetubuhan.

Hari sudah jauh senja ketika Eva dan Sophie yang hanya berbalut baby doll transparan melambaikan tangan kepada Afgan yang pulang dalam keadaan sempoyongan setelah bertarung habis-habisan.
Hari itu adalah benar-benar hari keberutungan buat Afgan, yang walau dengan wajah pucat namun menyunggingkan kebahagiaan karena telah mereguk nikmat bercinta dengan dua wanita tercantik yang pernah ada dalam hidupnya...

Sementara itu Sophie dan Eva masuk ke dalam rumah, melihat Michael yang sudah menanti... Eva langsung membuka pakaiannya diikuti Sophie dan....

End

No comments: