Tuesday, November 07, 2006


Nadine

Malam itu Nadine baru pulang sendirian dari sebuah night club, dengan berbalut t-shirt dan jeans ketat.
Ketika mobilnya melalui sebuah daerah yang rawan ban mobilnya mendadak kempes.

'shit' gerutu Nadine, ia keluar dari mobil dan melihat ternyata ada paku yang disebar di jalan sebagai jebakan.

Belum habis kesalnya, Nadine disergap dari belakang, ia berusaha berontak, namun sebuah pukulan keras ditengkuknya mengakhiri perlawanan Nadine.

Ketika terbangun Nadine sangat terkejut mendapati dirinya berada di sebuah bangunan kumuh dan dirinya dikelilingi banyak orang yang ternyata kumpulan gelandangan, pengemis, dan pemulung.

'Wah akhirnya bangun juga lonte ini'
Nadin merasa jengah disebut seperti itu...
Seorang dari mereka maju dan mengamati Nadine dengan lebih jelas

'Hore... kita dapat durian montok... Ini Nadine, putri Indonesia itu'
Terdengar gemuruh sorak sorai gerombolan itu ketika mengetahui siapa hasil tangkapan mereka itu.

Nadine coba berontak dan melarikan diri, namun ia kalah jumlah, dan pimpinan mereka maju lalu menampar Nadine.
'Heh, pelacur... kalau kamu mau selamat, lebih baik kamu nurut sama kita-kita, apapun hasilnya kamu bakal kami ewe sampai kami puas, sekarang tinggal pilih cara halus atau kasar'

Nadine benar-benar ketakutan, ia sadar dirinya tidak punya pilihan, ia hanya berdiri pasrah sambil tersedu-sedu, mambayangkan dirinya harus melayani gerombolan penjahat itu.

'Nah,gitu dong... sekarang kita mau elo telanjang di depan kita-kita'

Nadine menggigil mendengar perintah itu, ia merasa mukanya memerah membayangkan tubuh mulusnya menjadi santapan mata-mata liar itu. Perlahan-lahan ia membuka t-shirtnya, dan memampakkan bongkahan dadanya yang kenyal,malam itu Nadine tidak pakai bra dan sekarang ia menyesal setengah mati, suitan nakal dan kata-kata kotor memenuhi telinga Nadine.

Kemudian ia meloloskan celana jeansnya, dan mencampakkan g-stringnya, yang sama sekali tidak dapat menutupi vaginanya yang tercukur rapi tanpa bulu. Sekarang Nadine benar-benar dalam kondisi polos kecuali high heelnya dan selempang putri indonesia yang kebetulan malam itu dikenakannya.

Segera saja tubuh Nadinie menjadi bulan-bulanan... remasan, jilatan, ciuman, tak melewati sejengkal titikpun ditubuhnya.

Tubuh Nadine kemudian direbahkan dilantai kotor dan dingin, kakinya dipentangkan ke arah dada. Nadine coba berontak mempertahankan kehormatannya, namun apa daya tubuhnya dikunci begitu ketat oleh orang-orang bejad itu.

Dan Nadine hanya bisa menjerit merasakan penis besar sang pemimpin menghujam vaginanya yang kering dengan brutal. Orang itu tidak perduli mendengar raungan Nadine, ia merasa bangga bisa ngentot putri indonesia. Nadine benar-benar merasa hancur, kebanggannya sebagai putri indonesia direnggut paksa oleh gerombolan pengemis, pemulung dan gelandangan.

Tak lama kemudian sang pemimpin orgasme, ia tidak perduli permohonan Nadine untuk tidak membuang spermanya di dalam, bahkan dengan sengaja pemimpin itu menekan penisnya sampai dalam dan membuang spermanya di rahim Nadine.

'Rawat anak kita ya sayang' ejek sang pimpinan. Belum habis isakan nadine, vaginanya kembali diperkosa dengan brutal, kali ini dirinya sama sekali tidak melawan dan pasrah.

Setelah sepuluh orang, vagina Nadine jadi sangat becek, lalu seorang pengemis maju menunggingkan Nadine, dan tanpa belas kasihan menyodomi Nadine dengan brutal. Penderitaan Nadine berlangsung kembali, anusnya yang sempit dan kering dirusak paksa oleh penis besar pengemis itu, mulutnya yang menganga segera dipenuhi penis seorang gelandangan.

Nadine gelagapan ketika mulutnya dijejali penis yang nampaknya tak pernah dicuci selama sebulan. Namun gelandangan itu tidak perduli, ia menekan seluruh penisnya ke tenggorokan Nadine sampai hidung indah Nadin bertumbuk dengan bulu penisnya yang berbau asam.

Nadine meratapi nasibnya yang tragis, diperkosa secara brutal oleh gelandangan, pengemis dan pemulung. Bahkan dirinya diperlakukan dengan tidak manusiawi, ia dipaksa berwoman on top dengan seorang pengemis yang tanpa lengan sementara anus dan mulutnya dijejali penis gelandangan dan pemulung, dan kedua tangannya mengocok penis yang entah punya siapa.

Hari menjelang siang ketika ada bentakan keras yang menyebabkan gerombolan orang itu menyingkir.
'Apa-apaan ini bangsat... lepasin tu cewek'
Nadine merasa penderitaannya akhirnya berakhir karena ada yang datang menolongnya, namun betapa terkejutnya ia ketika melihat sekitar 15 orang preman bertubuh besar dan penuh tatto, separuhnya orang dari indonesia timur, berkumpul menghampiri dia.

'Sekarang lonte ini punya kami, lu pada ngacir dulu, kalo kami udah bosen baru lu boleh pake dia lagi'

Segera para pengemis, gelandangan dan pemulung itu berhamburan keluar. meninggalkan Nadine yang berusaha menutupi ketelanjangannya dengan membuat tubuhnya menyerupai bola, dikelilingi para preman itu.

Mata Nadine membeliak melihat penis preman itu yang telah dimodifikasi sehingga panjangnya berkisar 14' diameter kepalan tangan orang dewasa, dan diberi berbagai aksesoris mulai dari biji tasbih, batang sikat gigi, sampai rambut kuda.

Nadine tau bahwa tujuan mereka hanya satu... menyiksa perempuan yang mereka dapatkan.

Kepala preman itu maju dan memukuli Nadine sambil berkata...
'Sekarang lu adalah lonte, cuma lonte, lu harus panggil kita-kita tuan, dan nurut apa kata kita, atau gua entot lu sampai mapus'

Nadine hanya bisa pasrah, ia benar-benar tidak berdaya untuk melawan. dan penderitaaan barunya dimulai.

Penis-penis besar itu memang dirancang untuk menyiksa vagina wanita. Nadine menjerit-jerit sejadi-jadinya menahan perkosaan brutal mereka, mulut anus, vaginanya benar-benar jadi pelampiasan nafsu mereka.

'Wah, nih lonte sudah mati rasa kali' ujar seorang preman sambil menginjak vagina Nadine yang sudah berantakan bentuknya,
'Gimana kalo kita buat dia ngejerit lagi'

Nadine cuma pasrah ketika mereka menunggingkannya, namun betapa terkejutnya Nadine ketika merasakan dua kepala penis terbesar dari preman itu menghujam anusnya, ia berusaha berontak, namun apa daya karena tubuhnya dipegang erat oleh preman lainnya.

Kembali lolongan menyayat hati terdengar dari mulut indah Nadine, ketika dua penis itu mengoyak dan mengaduk anusnya. dan ketika kedua preman itu selesai anus Nadine mengaga lebar sehingga mereka menjulukinya putri anus besar. Siksaannya bukan hanya itu, karena sakitnya Nadine sampai memuncratkan kotoran di penis kedua preman itu, sehingga Nandine harus merasakan kotorannya sendiri ketika kedua prema itu memaksa menjilati penis mereka yang belepotan kotoran nadine, perlahan-lahan, sampai bersih mengkilat.

Dan mereka juga melakukan hal yang sama terhadap vagina Nadine, berulang dan berulang lagi....

Nadine sudah tidak bisa merasai vagina dan anusnya, yang ia rasakan hanya hembusan angin dingin ketika lubangnya kosong dan penuh ketika sedang diperkosa.

Dan memang benar, setelah kumpulan preman itu pergi, gerombolan gelandangan, pengemis dan pemulung datang kembali, bahkan dalam jumlah yang lebih besar.
Tujuan mereka hanya satu. Ngentot putri indonesia.

Nadine tidak tau lagi berapa lama ia disekap di rumah kumuh itu, yang ia tau jumlah pemerkosanya terus bertambah dan makin brutal. Nadine tidak menyadari efek perkosaan yang dialaminya, keringat yang mengalir deras, kontraksi otot... menyebabkan tubuh Nadine makin berbentuk, ototnya makin terbentuk jelas. Lehernya makin jenjang, dadanya membusung dan membulat, pinggulnya bulat penuh, kakinya makin jenjang, dan secara keseluruhan makin membuat Nadine mempesona, dan membangkitkan birahi.

Bukan hanya perkosaan, perbuatan yang merendahkan martabat pun terpaksa dialami Nadine, ketika perempuan-perempuan gelandangan, bukannnya membantunya malah ikut melecehkannya dengan memaksanya memuaskan mereka, dan mereka juga melakukan fisting terhadap vagina dan anus Nadine, sampai ke siku, atau menyuruh anak-anak mereka mengencingi tubuh Nadine dan menjadikan mulutnya toilet, atau memaksa Nadine 'menceboki' anak-anak mereka dengan lidahnya yang sexy.

Nadine juga menjadi sarana 'percobaan'dan 'pelatihan' untuk anak-anak gelandangan, pengemis atau pemulung yang ingin merasakan 'nikmatnya ngentot'.

Akhirnya Nadine tak mampu bertahan lagi, tubuhnya sudah tidak sanggup menerima siksaan dan hinaan itu. Terakhir matanya berkunang-kunang ketika melihat mereka menggiring lima orang gila untuk mengentotnya, pandangannya mengabur ketika merasakan tangan-tangan orang gila itu menggerayangi tubuhnya, dan akhirnya Nadine pingsan ketika merasakan penis-penis orang gila itu merejok ke dalam mulut, vagina dan anusnya dengan brutal.

Nadine ditemukan rombongan pencarinya, dua minggu setelah diculik disebuah tempat pembuangan akhir sampah, dalam kondisi mengenaskan. Tubuh indah Nadine, yang hanya berbalut selempang putri indonesia dan high heel, belepotan sperma, kotoran dan oli, dirayapi belatung-belatung dan dirubungi lalat-lalat hijau. Vagina dan anusnya disumpal botol beling saos sambal yang paling besar, paling jorok dan paling dekil yang mungkin ada di penampungan sampah itu. rambutnya kusut masai berantakan. Mulutnya yang sexy membuka karena rahang Nadine kaku setelah melakukan ribuan blowjob dan deepthroath.

Perlu waktu yang lama sekali untuk mengembalikan kondisi Nadine seperti sedia kala.
Lama sekali....

end.

1 comment:

Emwin R.F said...

mas klo bohong jangan kelewatan mas tau itu darimana??? klo itu fitnah hati2 lo bisa di tuntut sampeyan